M Praktikum I
M Praktikum I
M Praktikum I
I.
ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Baki/nampan 2. Alat Tulis B. Bahan 1. Daun bambu (Bambusa sp) 2. Daun tebu (Sacharum officinarum I.) 3. Daun pisang (Musa paradisiacal L.) 4. Daun jarak (Ricinus communis L.) 5. Daun widelia (Widelia sp) 6. Daun keladi (Colocasia ) 7. Daun Mangga (Mangifera indica L.)
II.
CARA KERJA 1. Mengamati bagian-bagian daun: tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamina), lidah-lidah (ligula). 2. Mengamati bangun daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, pita/ garis, dsb. 3. Mengamati ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah, berduri. 4. Mengamati pangkal daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati tepi daun: rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk, bercangap, berbagi. 6. Mengamati daging daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit, berdaging. 7. Mengamati pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar. 8. Mengamati permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilap, suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbinggul-binggul, berbulu (jarang, halus dan rapat, kasar). 9. Mengamati warna daun permukaan atas dan bawah. 10. Menggambar hasil pengamatan. 11. Menganalisa data dan membuat kesimpulan.
III.
TEORI DASAR Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batangtempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan senyawa zat hijau yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat yang berfungsi untuk : 1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) 2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi) 3. Penguapan (transpirasi) 4. Pernapasan (respirasi)
A. Bagian-bagian daun Daun lengkap mempunyai 3 bagian, yaitu : 1. Upih daun atau pelepah daun (vagina) 2. Tangkai daun (petiolus) 3. Helaian daun (lamina)
B. Bangun/ Bentuk Daun (Circumscriptio) Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu : 1) Bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat/bundar (orbcularis), bangun perisai (peltatus), jorong (ovalis atau ellipticus, memanjang (oblongus) dan bangun lanset (lanceolatus). 2) Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun Daun-daun yang memiliki bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu : a. Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus). b. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun seperti bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak panah (sagitattus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus). 3) Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun Daun dengan bagian terlabar terdapat ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) dan bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus).
4) Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya Dalam golongan ini termasuk dalam daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daunnya. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus) dan bangun jarum (acerosus). C. Ujung Daun (Apex folli) dan Pangkal Daun (Basis folli) Ujung daun dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk daun yang kita jumpai yaitu runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rumpang (truncates), terbelah (retusus) dan berduri (mucronatus). D. Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Nevatio ) Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu ibu tulang daun (costa), tulangtulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun dapat dibedakan beberapa macam susunan tulangnya dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis), bertulang menjari (palminervis) dan bertulang sejajar (rectinervis) E. Tepi Daun (Margo filli) Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu: 1. Tepi daun dengan toreh merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpai adalah tepi dan bergerigi (serratus), bergerigi ganda (biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak (repandus). 2. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Berdasarkan dalamnya toreh- toreh pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (partisus). F. Daging Daun (Invertinum) Daging daun (invertinum) adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (coriaceus), dan berdaging (carnoss). G. Warna Daun Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan. H. Permukaan Daun Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berbeda, biasanya sis atas lebih hijau, licin atau mengkilat dibandingakan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang membedakan permukaan daun ada yang licin (lavies), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul
(bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).
IV.
HASIL PENGAMATAN A. Tabel pengamatan Permukaan Nama tumbuhan Bangun daun Ujung daun Pangkal daun Tepi daun Daging daun atas dan bawah daun Atas Kasap Licin suram Berse Rata Kertas laput lilin Bawah Kasap Kasap Berse laput lilin Hijau Ricinus communis L. Runcing Membulat Bergerigi ganda Tipis lunak keme Licin Kasar rahmera han Hijau Hijau tua War na daun
No.
1.
Bambusa sp
Pita
Runcing Runcing
Rata
2.
Saccharum officinarum I.
Pita
Rata
Hijau
3.
Musa paradisiacal L.
Jorong
Membu lat
4.
Bulat
5.
Widelia sp
Licin Kasap
Kasar
Hijau
6.
Colocasia sp
Kasar
Hijau
7.
Mangifera indica L.
Licin
Licin
Hijau tua
B. Gambar Hasil Pengamatan 1. Bambusa sp Keterangan: 1. Ujung daun 2. Pangkal daun 3. Helaian daun 4. Tepi daun 5. Ibu tulang
Menurut literatur Keterangan: a. Ujung daun b. Pangkal daun c. Helaian daun d. Tepi daun e. Ibu tulang
Sumber: Anonim a. 2012. Tersedia. http://bambooweb.info(online), diakses 08 Maret 2012 2. Saccharum officinarum I. Keterangan: 1. Ujung daun 2. Pangkal daun 3. Helaian daun 4. Tepi daun 5. Ibu tulang 6. Tulang-tulang cabang
Menurut literatur Keterangan: a. Ujung daun b. Pangkal daun c. Helaian daun d. Tepi daun e. Ibu tulang daun f. Tulang-tulang cabang Sumber: Anonim b. 2011. Tersedia. http://burhan-
syah.blogspot.com(online), diakses 09 Maret 2012 3. Musa paradisiacal L. Keterangan: 1. Ujung daun 2. Pangkal daun 3. Tepi daun 4. Helaian daun 5. Ibu tulang 6. Tulang-tulang cabang Menurut literatur Keterangan: 1. Helaian 2. Tulang-tulang cabang 3. Ibu tulang 4. Pelepah/upih 5. Tangkai daun Sumber: Anonim c. 2011. Tersedia.
4. Ricinus communis L. Keterangan: 1. Helaian 2. Ibu tulang 3. Tulang-tulang cabang 4. Ujung daun 5. Tepi daun 6. Pangkal daun 7. Tangkai daun Menurut literatur Keterangan: 1. Ibu tulang 2. Tulang-tulang cabang 3. Tepi daun 4. Ujung daun 5. Tangkai daun 6. Helaian Sumber: Anonim d. 2012. Tersedia. http://www.hcms.org.in (online), diakses 13 Maret 2012.
5. Widelia sp Keterangan: 1. Ujung daun 2. Tepi daun 3. Pangkal daun 4. Ibu tulang 5. Tulang-tulang cabang 6. Urat-urat daun 7. Helaian 8. Tangkai Menurut literatur Keterangan: 1. Helaian 2. Tangkai 3. Ibu tulang 4. Tulang-tulang cabang 5. Urat-urat daun 6. Pangkal daun 7. Ujung daun 8. Tepi daun Sumber: Anonim e. 2012. Tersedia. http://www.sbs.utexas.edu (online), diakses 13 Maret 2012.
6. Colocasia sp Keterangan: 1. Helaian daun 2. Tangkai daun 3. Ibu tulang 4. Tulang-tulang cabang 5. Urat-urat daun 6. Tepi daun 7. Ujung daun 8. Pangkal daun Menurut Literatur Keterangan: 1. Helaian 2. Pangkal 3. Ujung 4. Tepi 5. Ibu tulang 6. Tulang-tulang cabang 7. Tangkai Sumber: Anonim f. 2010. Tersedia. http://bidalmelayu.wordpress.com (online), diakses 09 Maret 2012.
7. Mangifera indica L. Keterangan: 1. Ujung 2. Tepi 3. Helaian 4. Tangkai 5. Pangkal 6. Ibu tulang 7. Tulang-tulang cabang Menurut literatur Keterangan: 1. Ujung 2. Tepi 3. Pangkal 4. Helaian 5. Tangkai 6. Ibu tulang 7. Tulang-tulang cabang Sumber: Anonim g. 2012. Tersedia. http://suriani.co.cc(online), diakses 09 Maret 2012.
V.
ANALISIS DATA 1. Daun bambu Klasifikasi daun bambu: Kingdom Divisio Classis Sub classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Commelinidae : Cyperales : Poaceae : Bambusa : Bambusa sp Pada praktikum kali ini diketahui bahwa daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tungkal yang memiliki daun yang lengkap. Dikatakan lengkap karena memiliki pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun pita (ligulatus), ujung daun yang runcing (acutus). Tumbuhan bambu memiliki keadaan ujung daun yang runcing karena seperti penjelasan runcing menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), runcing (acutus), kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuaannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90). Pangkal daun yang membulat, tepi daun yang rata (integer), daging daun yang perkamen, permukaan bagian atas yang kasap dan pada bagian bawah yang juga kasap, serta warna daun yang hijau tua. Dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, daun bambu termasuk daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus karena ibu tulang daunnya yang besar membujur di tengah, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa
macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon pinang (Areca catechu L.) bambu (Bambusa sp.) dll. Menurut sumber http://anakdesmaupintar.blogspot.com (2012) dengan judul Daun Tunggal dan Majemuk, pada daun bambu (Bambusa sp) yang familinya Poaceae, warna daun hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata, pangkal daun tumpul, tangkai daun bulat dan berongga, memiliki pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih dan helaian. Ada perbedaan antara pencandraan saya dengan literatur yang diambil lewat sumber internet, yaitu pada daging daun, menurut saya daging daun bambu bertipe perkamen karena keadaan daging yang tipis namun cukup kaku. Menurut saya bangun daun tumbuhan bambu adalah pita bukannya memanjang, karena bangun pita itu serupa dengan daun bangun garis yang penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang, tetapi pada daun bambu lebih panjang. Dikatakan pada literatur tersebut bahwa permukaan atas daun bambu yang kasar, menurut saya permukaan daun bamboo lebih tepat digolongkan pada kasap, karena walau kita melihat permukaan daun tersebut licin, saat kita meraba daun bambu itu akan sedikit kasar. 2. Daun tebu Klasifikasi daun tebu: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Poales : Poaceae : Saccharum : Saccharum officinarum L.
Daun tebu (Saccharum officinarum L.) mempunyai bangun pita (ligulatus) karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang romping/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging daun yang perkamen, permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah yang kasap, serta berwarna hijau. Daun tebu ini bukanlah daun yang lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamila) dan pelepah daun (vagina). Pertulangan daun yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti dijelaskan dalam buku Gembong Tjitrosoepomo berjudul Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar. Menurut http://repository.usu.ac.id/bitstream/ (2012) dalam
sebuah tulisannya berformat pdf berjudul Chapter II, daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit. Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun sejajar. Helaian daun berbentuk garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4 sampai 7 cm dengan ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan daun kasap (Tim Penulis PS, 2000). Terdapat perbedaan pencandraan antara saya dan literatur yang tertulis diatas. Dikatakan disana bahwa daun tebu memiliki daun yang meruncing, menurut saya ujung daun tebu lebih tepat disebut bertipe runcing, karena ujung tebu hanya runcing membentuk sudut lancip kurang dari 90 tidak mengalami titik pertemuan kedua tepi daun yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Juga tertulis diliteratur bahwa tepi
daun tebu bergerigi, memang apabila dari dekat akan terlihat sinus dan angulus, namun bila dilihat dari jauh tidak, maka saya mengambil kesimpulan bila kita melihat dari jauh (rata). 3. Daun pisang Klasifikasi daun pisang: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Zigeberales : Musaceae : Musa : Musa paradisiaca L.
Daun pisang (Musa paradisiaca L.) mempunyai bangun daun jorong, ujung daunnya yang membulat, pengkal daun yang juga membulat, tepi daun yang rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), permukaan atas dan bawah yang berselaput lilin, serta warna daun yang hijau. Tulang-tulang cabang pada daun pisang bersatu dengan tulang cabang yang lain. Daun pisang adalah daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah/upih (vagina). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon pinang (Areca catechu L.) bambu (Bambusa sp.) dll.
Menurut http://www.scribd.com/ (2012) dengan judul Prak-1-Mortum, daun pisang merupakan daun tunggal yang mempunyai bagianbagian daun lengkap berupa pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun pisang berbentuk jorong dengan ujung daun yang meruncing, p a n g k a l d a u n n ya y a n g r u n c i n g d e n g a n t e p i d a u n ya n g r a t a . D a g i n g d a u n n ya seperti kertas, untuk permukaan daunnya pada bagian atas licin mengkilap dan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau. Perbedaan pencandraan terdapat pada ujung daun, menurut saya daun pisang lebih tepat dikatakan memiliki ujung daun yang membulat karena tidak terbentuk sudut sama sekali. Perbedaan yang lain pada pangkal daun, menurut saya pangkal daun pisang adalah membulat, karena biasanya pangkal daun tersebut terdapat pada daun dengan bangun-bangun bulat; jorong; dan bulat telur. Perbedaan berikutnya pada kedua permukaan daun pisang. Pada permukaan atas dan bawah yang berselaput lilin (pruinosus). Seperti yang tertulis di buku Morfologi Tumbuhan karangan Gembong Tjitrosoepomo (1985:49), berselaput lilin (pruinosus), misalnya sisi bawah daun pisang (Musa paradisiacal L.), daun tasbih (Canna hybrid Hort.). 4. Daun jarak Klasifikasi daun jarak: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Euphobiales : Euphorbiaceae : Ricinus : Ricinus communis L.
Daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila), tidak terdapat
pelepah/upih daun (vagina). Daun ini mempunyai bangun bulat (orbcularis), ujung daun yang runcing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi ganda, daging daun yang tipis lunak (herbaceus), permukaan atas yang licin dan bawah yang kasar, serta berwarna hijau kemerah-merahan. Tulangtulang cabang yang dimiliki daun jarak adalah bertulang menjari. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae), misalnya pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dll. Menurut http://www.scribd.com/ (2012) dengan judul Prak-1-Mortum, daun jarak memiliki bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petiolus)dan helaian daun (lamina). Daun ini berbentuk bulat dengan ujung daun yang runcing. Untuk pangkal daunnya adalah tepi daunnya dapat bertemu dengan tepi daun yang bergerigi ganda. Pertulangan daunnya menjari (palmineris), yaitu dari pangkal daunnya keluar beberapa tulang yang memencar dan tersusun seperti jaritangan. Jumlahnya gasal, yang di tengah paling besar dan panjang, sedang makin ke samping semakin pendek. Tepi daun bergerigi ganda. Untuk daging daunnya tipis lunak dan pada permukaan atas daun licin sedangkan bawahnya juga licin. Warna daun jarak adalah hijau dengan garis merah pada pertulangan daunnya. Perbedaan pencandraan dengan literatur adalah pada permukaan bawah daun, saya kira lebih tepat dikatakan kasar, karena saat diraba terasa kasar. 5. Daun widelia
Klasifikasi daun widelia: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asteridae : Asteraceae : Widelia : Widelia sp
Daun widelia (Widelia sp) mempunyai bangun daun jorong (ovalis/eliipticus) karena bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang runcing, tepi daun yang bergerigi, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang licin dan bawah yang kasar, serta warna daun yang hijau. Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina), daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila). Menurut http://www.scribd.com/ (2012) dengan judul Prak-1-Mortum, daun widelia merupakan daun tunggal yang terdiri dari bagian berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Bentuk daunnya bulat dengan u j u n g daun yang
runcing. Pada pangkal daunnya meruncing dan tepi daun bergerigi. Pertulangan daunnya menjari, dan d a g i n g d a u n n y a t i p i s l u n a k . Permukaan atas dan bawah daun berbulu. Warna daunnya pada bagian atas hijauagak tua sedangkan bagian bawahnya hijau lebih muda. Perbedaan pencandraan pada daun widelia terdapat pada bangun daun, menurut saya bangun daun widelia itu adalah jorong karena perbandingan panjang dengan lebarnya lebih besar dari bangun bulat/bundar. Pangkal daunnya saya kira lebih tepat disebut runcing, karena titik pertemuan kedua tepinya tidak begitu panjang.
6. Daun keladi Klasifikasi daun keladi: Kingdom Divisio Classis Subclassis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Arecidae : Arales : Areceae : Colocasia : Colacasia sp
Karena daun keladi (Colacaia sp) memiliki ketiga bagian daun tanpa terkecuali (helaian daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun), sehingga daun ini disebut daun lengkap. Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun perisai (peltatus), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang kasap dan bawah yang kasar, serta warna daun yang hijau. Menurut http://www.scribd.com/ (2012) dengan judul Prak-1-Mortum, daun keladi memiliki bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai denga[n] ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat sehingga tepi daun dapat bertemu. Bentuk tepi daun dari daun keladi ini adalah berombak (berlekuk) dengan daging daun tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin mengkilap sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau. Menurut http://fharadox.blogspot.com (2012) dalam tulisannya yang berjudul Menentukan daun lengkap dan Tidak Lengkap, daun keladi memiliki bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai denga ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya
bulat sehingga tepi daun dapat bertemu. Bentuk tepi daun dari daun keladi ini adalah berombak (berlekuk) dengan daging daun tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin mengkilap sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau (Steenis, 1981). Perbedaan terdapat pada pencandraan ujung daun, di literatur dikatakan bahwa ujung daun keladi tumpul, menurut saya ujung daun keladi lebih tepat dikatakan meruncing, karena seperti yang telah saya jelaskan diatas meruncing karena ujungnya runcing namun titik pertemuan kedua tepinya daunnya jauh lebih tinggi. Perbedaan
berikutnya terdapat pada permukaan daun, menurut saya lebih tepat dikatakan kasap, karena walau kita melihat dari kejauhan licin mengkilap karena zat lilin yang meliputinya, namun bila kita raba akan terasa kekasarannya, walau tidak dalam definisi permukaan yang kasar. 7. Daun mangga Klasifikasi daun mangga: Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi Classis Subkelas Ordo Famili Genus Species : Magnoliphyta : Magnoliopsida : Rosidae : Sapindales : Anacardiaceae : Mangifera : Mangifera indica L.
Daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun daun lanset (lanceolatus), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang runcing, tepi daun yang berombak, daging daun kulit/belulang, permukaan atas dan bawah daun yang licin, serta berwarna hijau tua. Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.) mangga (Mangifera indeca L.). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.). Menurut http://www.scribd.com/ (2012) dengan judul
Prak-1-Mortum, daun mangga memiliki bagian-bagian yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) saja sehingga disebut daun tak lengkap. Daun mangga berbetuk lanset dengan ujung daun dan pangkal daun yang runcing. Tepi daun ini rata dengan pertulangan daun yang menyirip. Daging daunnya
seperti perkamen, sedangkan permukaan atas daun licin mengkilap dan bawahnya licin.Daun mangga berwarna hijau. Perbedaan pencandraan terdapat pada ujung daun, saya rasa ujung daun mangga adalah meruncing karena titik pertemuannya yang lebih panjang dari titik pertemuan runcing biasa. Perbedaan berikutnya adalah pada tepi daun, menurut saya tipe daun mangga lebih tepat pada tipe daun berombak karena serdapat sinus dan annulus walau keduanya samasama tumpul. Perbedaan berikutnya pada daging daun, menurut saya
daging daun mangga lebih tepat pada daun yang seperti kulit/belulang yaitu helaian daun tebal dan kaku.
VI.
KESIMPULAN 1. Daun bambu merupakan daun lengkap karena memiliki upih, tangkai dan helaian daun yang berciri: Bangun pita, Ujung runcing, Pangkal membulat, Tepi rata, Daging perkamen, Permukaan atas dan
2. Daun tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian dan pelepah, sedang helaiannya berciri: Bangun pta, Ujung runcing, Pangkal romping/rata, Tepi rata, Daging perkamen, Permukaan atas licin suram dan bawah kasap, serta Warna hijau.
3. Daun pisang merupakan daun lengkap memiliki upih, tangkai dan helaian daun yang berciri: Bangun jorong, Ujung membulat, Pangkal membulat, Tepi rata, Daging seperti kertas, Permukaan atas berbulu halus dan bawah
4. Daun jarak merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah, sedang helaiannya berciri: Bangun bulat, Ujung runcing, Pangkal membulat, Tepi bergerigi ganda, Daging tipis lunak, Permukaan atas licin sedang dan Warna hijau kemerahmerahan. bawah kasar,
5. Daun widelia merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah, sedang helaiannya berciri: Bangun jorong, Ujung runcing, Pangkal runcing, Tepi berberigi, Daging daun tipis, Permukaan atas licin sedang dan Warna hijau. bawah kasar,
6. Daun keladi merupakan daun lengkap karena memiliki upih, tangkai dan helaian daun yang mempunyai: Bangun perisai, Ujung meruncing, Pangkal membulat, Tepi berombak, Permukaan atas dan
7. Daun mangga merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah, sedang helaiannya berciri: Bangun lanset, Ujung meruncing, Pangkal runcing, Tepi berombak, VII. DAFTAR PUSTAKA Amintarti,Sri. 2010. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press. Anonim. 2012. Daun Tungga dan Majemuk. Daging kulit/belulang, Permukaan atas dan seperti
http://anakdesmaupintar.blogspot.com (online). Diakses pada 10 Maret 2012. Anonim. 2012. Informasi Spesies. http://www.plantamor.com(online).
Anonim. 2012. Prak-1-Mortum. http://www.scribd.com(online). Diakses pada 13 Maret 2012. Anonim. 2012. Menentukan daun lengkap dan Tidak Lengkap.
http://fharadox.blogspot.com(online). Diakses pada 13 Maret 2012. Anonim. 2012. Chapter II (pdf). http://repository.usu.ac.id(online). Diakses pada 13 Maret 2012. Anonim a. 2012.
Bambusa sp 'Richard Waldron'.
http://bambooweb.info(online). Diakses 08 Maret 2012. Anonim b. 2011. Makalah Taksonomi Tumbuhan. http://burhan-
http://malioboro77.wordpress.com(online). Diakses 09 Maret 2012. Anonim d. 2012. Climate. http://www.hcms.org.in(online). Diakses. 13 Maret 2012. Anonim e. 2012. Wedelia Texana. http://www.sbs.utexas.edu (online). Diakses 13 Maret 2012. Anonim f. 2010. Kalis Bagai Anyer di Daun Keladi.
http://bidalmelayu.wordpress.com(online). Diakses 09 Maret 2012. Anonim g. 2012. Berkenalan Dengan Pohon Bintaro.