Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Struktur Dan Bentuk Daun

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

STRUKTUR DAN BENTUK

DAUN
LINDA FITRIYANI
DAUN

• Daun merupakan organ tumbuhan yang melekat pada batang.


• Daun dibentuk sebagai bakal daun (primordia) pada satu sisi meristem apeks
pada pucuk batang.
• Daun-daun itu sebagian besar berwarna hijau karena mengandung klorofil.
• Bentuk daun biasanya pipih, melebar, berwarna hijau, terdapat pada bagian
buku-buku batang dan selalu menghadap ke atas agar dapat menangkap sinar
matahari sebanyak-banyaknya.
FUNGSI DAUN

1. Asimilasi : pengolahan zat-zat makanan.


2. Resorbsi : penyerap zat-zat makanan ( CO2).
3. Respirasi : pernapasan.
4. Transpirasi : penguapan air
• Adanya daun membagi sumbu batang menjadi buku (nodus) dan ruas
(internodus).
• Daun umumnya melekat atau duduk pada nodus, di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun disebut ketiak daun (axilla).
DAUN TUNGGAL

• Daun tunggal adalah daun yang pada tangkai daunnya hanya terdapat satu
daun saja.
• Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:
a. Upih daun atau pelepah (vagina).
b. Tangkai daun (petiolus).
c. Helaian daun (lamina).
• Jika tumbuh-tumbuhan mempunyai satu atau dua bagian dari tiga bagian
daun tersebut dinamakan daun tidak lengkap
a. Hanya terdiri dari tangkai dan helaian daun saja (Daun bertangkai)
b. Hanya terdiri dari uoih dan helaian saja (Daun berpelepah/berupih)
c. Hanya terdiri dari helaian saja (Daun duduk)
BENTUK DAUN (CIRCUM SCRIPTIO)
A. BAGIAN YANG TERLEBAR TERDAPAT KIRA KIRA DI TENGAH HELAIAN
DAUN
1) Bulat/bundar (orbicularis) jika panjang : lebar = 1 : 1. Contoh: daun teratai
(Nelumbium nelumbo Druce).
2) Perisai (peltatus), daun yang mempunyai tangkai daun yang tertanam pada bagian
tengah helaian daun. Contoh: daun talas/keladi (Colocasia esculenta Urb.).
3) Jorong (ovalis/ellipticus) jika panjang : lebar = (1,5 - 2) : 1. Contoh: daun nangka
(Artocarpus integra L.).
4) Memanjang (oblongus) jika panjang : lebar = (2,5 - 3) : 1. Contoh: daun pisang
(Musa paradisiaca L.).
5) Lanset (lanceolatus) jika panjang : lebar = (3-5) : 1. Contoh: daun oleander (Nerium
B. BAGIAN YANG LEBAR TERDAPAT DI BAWAH TENGAH TENGAH
HELAIAN DAUN, BENTUK INI DIBAGI MENJADI DUA TIPE
1. Pangkal daun tidak bertoreh
2. Pangkal daun bertoreh
C. BAGIAN YANG LEBAR DI ATAS TENGAH TENGAH HELAIAN
DAUN
1) Bulat telur terbalik (obovatus), seperti bulat telur, tetapi bagian yang
terlebar di dekat ujung. Contoh: daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.).
2) Bangun jantung terbalik (obcordatus), seperti bangun jantung, tetapi yang
terlebar di dekat ujung. Contoh: daun sidaguri (Sida retusa L.)
3) Pasak/segitiga terbalik (cuneatus). Contoh: daun semanggi (Marsilea
crenata Presl.).
4) Bangun solet/sudip (spathulatus), serupa dengan bulat telur terbalik dengan
ukuran relatif panjang. Contoh: daun tapak liman (Elephantopus scaber L.)
D. DARI PANGKAL SAMPAI UJUNG HAMPIR SAMA LEBAR
1) Bangun garis (linearis), helaian daun dengan ukuran yang panjang dengan
penampang elips tipis dan kaku. Contoh: daun padi (Oryza sativa L.).
2) Bangun pita (ligulatus), seperti bangun garis, tetapi helaian daun lebih lebar
dan lemas. Contoh: daun jagung (Zea mays L.).
3) Bangun pedang (ensiformis), helaian daun dengan ukuran relatif panjang,
dengan penampang helaian elips dan tebal. Contoh: daun lidah buaya (Aloe
vera L.).
4) Bangun paku (subulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing,
seluruh bagian kaku. Contoh: daun Araucaria cunninghamii Ait.
5) Bangun jarum (acerocus), seperti bangun paku, lebih kecil dan meruncing
panjang. Contoh: daun pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr).
UJUNG DAUN (APEX FOLII)
a. Runcing (acutus), bentuk ujung daun bersudut runcing dengan dua sisi yang lurus, bersudut lancip. Contoh:
daun oleander (Nerium oleander L.).
b. Meruncing (acuminatus), bentuk ujung bersudut runcing, tetapi dua sisinya membelok, bersudut lancip.
Contoh: daun sirsak (Annona muricata L.).
c. Tumpul (obtusus), bentuk ujung bersudut tumpul lebih dari 90 derajat. Contoh : daun sawo kecik (Manilkara
kauki Dub.).
d. Membulat (rotundatus), bentuk ujung tak bersudut dan membulat, pada daun bulat atau jorong. Contoh:
daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.) dan daun teratai (Nelumbium nelumbo Druce.).
e. Rompang (truncatus), bentuk ujung rata, pada daun segi tiga terbalik. Contoh: daun semanggi (Marsilea
crenata Presl.).
f. Terbelah (retusus), bentuk ujung daun memperlihatkan suatu lekukan, yang kadang-kadang jelas atau tidak
jelas. Contoh: daun sidaguri (Sida retusa L.) dan daun bayam (Amaranthus hybridus L.).
g. Berduri (mucronatus), ujung daun runcing dan berakhir dengan alat berupa duri keras. Contoh: daun nenas
sebrang (Agave sisalana Perr.).
PANGKAL DAUN (BASIS FOLII)

a. Tepi daun yang bertemu


1) Bentuk tameng (peltatus), tangkai daun bertumpu di bagian helaian daun, biasanya pada
helaian berbentuk membulat sehingga seperti perisai. Contoh: daun talas (Colocasia
esculenta Urb.).
2) Daun tertembus batang (perfoliatus), helaian daun tertembus oleh batang, dapat di tengah
atau agak di pinggir. Contoh: daun teratai (Nelumbium nelumbo Druce),.

a. Tepi daun terpisah oleh pangkal ibu tulang daun (Gambar 1.8)
1) Runcing (acutus), pada pangkal daun membentuk sudut runcing. Terdapat pada helaian
daun bentuk lanset dan belah ketupat. 2
2) Meruncing (acuminatus), seperti meruncing pada ujung daun. Terdapat pada daun bangun
bulat telur terbalik dan bangun solet.
3) Tumpul (obtusus), apabila sudut yang dibentuk oleh kedua sisi helaian
daun tumpul (< 90o ). Terdapat pada daun bangun bulat telur dan jorong.
4) Membulat (rotundatus), ujung daun tumpul. Terdapat pada daun bangun
bulat, jorong, dan belah ketupat.
5) Rompang/rata (truncatus), apabila pada kedua sisi helaian daun
menyambung membentuk garis lurus. Terdapat pada daun bangun segitiga
sama kaki, segitiga sama sisi, dan tombak.
6) Berlekuk (emarginatus). Terdapat pada daun bangun jantung, ginjal, dan
anak panah.
TULANG DAUN (NERVATIO/VENATIO)

Tulang-tulang daun merupakan bagian daun yang berfungsi untuk:


a. memberi kekuatan pada daun dan disebut rangka daun (sceleton);
b. merupakan berkas-berkas pembuluh yang berguna sebagai jalan untuk
mengangkut zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah (air dan
garamgaram) dan mengangkut hasil-hasil asimilasi dari daun ke bagian-
bagian lain yang memerlukannya.
Berdasarkan besar kecilnya terdapat 3 macam
tulang-tulang daun
a. Ibu tulang daun (costa), biasanya besar
merupakan lanjutan dari tangkai daun, dan
letaknya di tengah-tengah helaian daun.
b. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), tulang-
tulang yang lebih kecil dari costa, disebut tulang
cabang tingkat satu, cabang dari tulang cabang
tingkat satu disebut tulang cabang tingkat dua,
dan seterusnya.
c. Urat-urat daun (vena) merupakan tulang-tulang
cabang yang lebih kecil dan satu sama lain
membentuk susunan seperti jala.
Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, maka
susunan tulang daun ada empat macam, yaitu:
a. Daun yang bertulang menyirip (penninervis) jika ibu tulang
bercabangcabang ke arah samping sehingga tampak seperti susunan sirip-
sirip pada ikan. Terdapat pada daun tumbuhan Dicotyledoneae. Contoh:
daun mangga (Mangifera indica L.).
b. Daun yang bertulang menjari (palminervis) jika dari ujung tangkai daun
keluar beberapa tulang yang memancar dan memperlihatkan susunan
seperti jari-jari tangan. Tulang yang berada di tengah-tengah paling besar.
Terdapat pada daun tumbuhan Dicotyledoneae. Contoh: daun pepaya
(Carica papaya L.) dan daun jarak (Ricinus communis L.).
c. Daun yang bertulang melengkung (curvinervis) jika daun mempunyai beberapa
tulang dan yang di tengah paling besar. Tulang-tulang lainnya mengikuti jalannya
tepi daun, yang semua memencar kemudian kembali ke ujung daun sehingga
semua tulang melengkung, kecuali yang di tengah. Terdapat pada tumbuhan
Monocotyledoneae. Contoh: daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
d. Daun bertulang sejajar (rectinervis) jika daun mempunyai beberapa tulang-tulang
di mana yang terletak di tengah paling besar dan tulangtulang lainnya lebih kecil
dan arahnya sejajar dengan tulang yang di tengah tersebut yang kemudian
semuanya bertemu kembali pada ujung daun. Terdapat pada tumbuhan
Monocotyledoneae. Contoh: daun jenis rumput-rumputan (Poaceae/Graminae).
Susunan tulang tersebut dapat digunakan
untuk mengenal tumbuhan, yaitu
tumbuhan Dicotyledoneae (daun yang
bertulang menyirip atau menjari) dan
tumbuhan Monocotyledoneae (daun
yang bertulang melengkung atau sejajar)
DAUN MAJEMUK (FOLIUM COMPOSITUM)
Daun majemuk adalah daun yang tangkai daunnya bercabang-
cabang dan setiap tangkai daun terdapat satu helai daun.
Bagian-bagian dari daun majemuk, yaitu sebagai berikut:
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian daun
majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian
daun.
b. Tangkai anak daun (petiolus), yaitu cabang-cabang ibu
tangkai yang mendukung anak daun. c. Anak daun
(foliolum), bagian helaian daun. Contoh: daun belimbing
(Averrhoa carambola L.).
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu
tangkai maka daun majemuk dapat dibagi
menjadi empat golongan:
a. Daun majemuk menyirip (pinnatus).
b. Daun majemuk menjari (palmatus/digitatus).
c. Daun majemuk bangun kaki (pedatus). d.
Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
DAUN MAJEMUK MENYIRIP (PINNATUS)
Daun majemuk menyirip, yaitu daun majemuk
yang anak daunnya terdapat di kiri kanan ibu
tulang daun. Macam-macam daun majemuk
menyirip, yaitu sebagai berikut:
1) Daun majemuk menyirip beranak daun satu
(unifoliolatus). Pada daun ini sesungguhnya
terdapat lebih dari satu daun, tetapi yang
tinggal hanya satu daun saja karena daun yang
lain telah tereduksi. Jenis daun ini terdapat
pada berbagai jenis pohon jeruk. Contoh:
jeruk besar (Citrus maxima Merr.) dan jeruk
nipis (Citrus aurantifolia Sw.).
2) Daun majemuk menyirip genap (abrupte
pinnatus). Di sebelah kiri kanan ibu
tulang terdapat sejumlah anak daun yang
berpasangan atau tidak berpasang-
pasangan sehingga jumlah anak daunnya
dapat genap atau tidak genap. Untuk
menentukan daun majemuk menyirip
genap atau tidak dengan menghitung
jumlah anak daunnya, tetapi jika pada
ujung ibu tangkai tidak mendukung anak
daun. Contoh: daun asam (Tamarindus
indica L.)
3) Daun majemuk menyirip gasal/ganjil
(imparipinnatus). Pada daun majemuk
menyirip gasal biasanya ujung ibu tangkai
terdapat satu anak daun dan anak daun ini lebih
besar daripada anak daun lainnya. Daun
majemuk menyirip gasal, jumlah anak daunnya
gasal apabila letaknya berpasang-pasangan.
Jika letak anak daunnya tidak berpasangan
maka jumlah anak daunnya genap. Contoh:
daun mawar (Rosa sp.), jumlah anak daunnya
gasal dan daun lamtoro (Leucaena glauca),
jumlah anak daunnya genap.
DAUN MAJEMUK MENJARI (PALMATUS ATAU
DIGITATUS)
Daun majemuk menjari, yaitu semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung
ibu tangkai, seperti letaknya jari-jari pada tangan.
1) Beranak daun dua (bifoliolatus) jika pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak
daun. Contoh: daun nam-nam (Cynometra cauliflora L.).
2) Beranak daun tiga (trifoliolatus) jika pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak
daun. Contoh: daun pohon para (Hevea brasiliensis Muell.).
3) Beranak daun lima (quinquefoliolatus) jika pada ujung ibu tangkai terdapat lima
anak daun. Contoh: daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.).
4) Beranak daun tujuh (septemfoliolatus) jika pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh
anak daun. Contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaerth.).
Apabila daun majemuk
menjari mempunyai anak daun
tujuh atau lebih, dapat
dikatakan beranak daun banyak
(polyfoliolatus) dan tidak perlu
dihitung jumlah anak daunnya.
Contoh: daun randu (Ceiba
pentandra Gaerth).
DAUN MAJEMUK BANGUN KAKI (PEDATUS)

Daun majemuk bangun kaki, mempunyai susunan seperti pada daun majemuk
menjari, tetapi dua anak daun yang paling tepi tidak duduk pada ibu tangkai,
melainkan pada tangkai anak daun di sampingnya. Contoh: daun tumbuhan
familia Araceae, yaitu Arisaema filiforme.
DAUN MAJEMUK CAMPURAN
(DIGITATOPINNATUS)

Daun majemuk campuran, yaitu suatu daun majemuk yang mempunyai


cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu
tangkai. Pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang
tersusun menyirip. Jadi, terdapat campuran antara susunan menjari dan
susunan menyirip. Contoh: daun sikejut/putri malu (Mimosa pudica L.).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai