Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Contoh Aplikasi Geomorfologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Contoh aplikasi geomorfologi





Disusun Oleh :
Taufik Ramadhan
270110130022


GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013/2014

2

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, ridho, dan karunia-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah individu yang berjudul Contoh aplikasi geomorfologi. Makalah ini penulis
buat dan diajukan untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan dari dosen Dr. Nana Sulaksana.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, baik dalam sistematika penulisan maupun pembahasan materi-materi yang
menunjang dalam penulisan tugas. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya dan penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran dari para pembaca.
Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan makalah ini penulis
banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan beribu-ribu rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini. Semoga amal baik dan bantuannya mendapat imbalan yang setimpal
dari Allah SWT, Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi yang memerlukan pada umumnya.




Jatinangor, Juni 2014


Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBSAHAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Aplikasi Geomorfologi ................................................................................................ 6
2.2 Prinsip Dasar Geomorfologi........................................................................................ 7
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13












4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geomorfologi adalah merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana
geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk
muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai
bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan
(landform).
Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst,
Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang
ada di bawah lapisan permukaan bumi.
Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung di
lapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interprestasi
foto udara atau dengan Analisis Citra Satelit (ACS). Pengindraan jauh sebagai alat
bantu untuk memantau atau mengamati objek muka biumi tanpa ada sentuhan secara
langsung, anatara lain berupa foto udara atau citra satelit.
Bentang lahan akan mudah diidentifikasi dengan pandangan jarak jauh atau
kalau menggunakan foto udara atau citra satelit menggunakan skala gambar kecil.
Sebaliknya untuk bentang lahan mudah diamati dari jarak dekat atau dengan foto
udara atau citra satelit dengan skala lebih besar.
Dengan pengamatan dan analisis bentuk lahan dari foto udara akan diperoleh
informasi biofisik lainnya baik yang bersifat sebagai parameter tetap (landform, rock,
soil, slope) maupun parameter berubah (erosion, terrace, land use).
Dengan melakukan fieldtrip akan semakin dikenal betul macam bentuk lahan
dilapangan, sehingga mudah untuk mengingatnya kembali jika pernah melihat secara
langsung dan sebagai bekal memori pada saat melakukan interpretasi foto udara
(IFU).
Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto udara tapi perlu dilakukan
pendekatan dengan melakukan mendatangi langsung ke lapangan dalam bentuk
kunjungan lapangan (field trip). Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan

5

unsur pembentuk landform tersiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja.
Disamping itu dengan survai lapangna akan diperoleh beberapa kunci interpretasi
fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan lapangan pada berbagai bentuk lahan yang
berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan diperoleh analaisis bentuk lahan yang lebih
lengkap yang merupakan satu komponen penyusun bentang lahan.
Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan
tersendiri khususnya dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan
lahan mempunyai kapasitas berbeda dalam mendukung suatu usaha pemanfaatan yang
tentunya mengarah untuk tepat guna. Sehingga dengan tujuan sama yaitu bermaksud
menyederhanakan bentuk lahan permukaan bumi yang kompleks ini, maka
pemahaman mengenai ilmu geomorfologi yang mempelajari bentukan-bentukan lahan
menjadi sangat penting.
Penyederhanaan muka bumi yang kompleks ini membentuk suatu unit-unit
yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini
meliputi kesamaan struktur geologis atau geomorfologis sebagai asal
pembentukannya, proses geomorfologis sebagai pemberi informasi bagaimana lahan
terbentuk, dan kesan topografis yang akan memberikan informasi tentang konfigurasi
permukaan lahan. Dengan adanya informasi tersebut perencanaan penggunaan lahan
secara tepat akan dapat lebih terwujud.
1.2 Rumusan masalah
Apa saja contoh aplikasi geomorfologi?
1.3 Tujuan
Mengetahui contok contoh pengaplikasian ilmu geomorfologi







6

BAB II
PEMBSAHAN
2.1 Aplikasi Geomorfologi
Geomorfologi mempelajari bentang lahan (landscape) atau bentuk muka bumi
(landform) yang ada sekarang, dan memprediksi proses geomorfik apa saja yang telah
terjadi sehingga dihasilkan landscape atau landform yang ada seperti sekarang. Suatu
asumsi penting bahwa setiap proses geomorfik akan menghasilkan landscape atau
landform dengan ciri yang unik (khas). Jadi, dengan mengenali hasil proses tersebut,
yaitu land scape atau landform yang ada sekarang, maka dapat diperkirakan proses
geomorfik apa yang telah terjadi sehingga dihasilkan landscape atau land form seperti
itu.
Proses geomorfik sangat dipengaruhi oleh struktur geologi kerak bumi pada
landform tersebut berada. Bukti terjadinya perubahan atau proses geologis itu tampak
atau membekas (in print) pada landform yang terbentuk oleh proses itu. Proses
geologis yang telah dan sedang terjadi yang dapat dikenali dari karakteristik landform
dan merupakan informasi penting bagi perencanaan atau desain pembuatan konstruksi
jalan, jembatan, bendungan dan sebaginya.
Pengetahuan geomorfologi dan analisis bentuk lahan dapat diaplikasikan pada
berbagai bidang, dan lebih rinci dibahas dalam modul 9. Misalnya, aplikasi
geomorfologi pada bidang pertanian, khususnya ilmu tanah dan berbagai bidang
teknik sivil atau kontruksi bangunan. Proses geomorfik merupakan faktor sangat
penting yang menentukan proses pembentukan dan perkembangan tanah. Batas unit
sebaran jenis tanah di lapang sering sejajar dengan batas unit bentuk lahan, sehingga
hasil analisis suatu bentuk lahan sangat membantu dalam pekerjaan survai tanah dan
evaluasi kesesuaian lahan, khususnya dalam hal pembatasan unit tanah atau lahan
untuk kegunaan tertentu.
aplikasi geomorfologi pada bidang pertanian, khususnya ilmu tanah dan
berbagai bidang teknik sivil atau kontruksi bangunan. Proses geomorfik merupakan
faktor sangat penting yang menentukan proses pembentukan dan perkembangan
tanah. Batas unit sebaran jenis tanah di lapang sering sejajar dengan batas unit bentuk
lahan, sehingga hasil analisis suatu ben-tuk lahan sangat membantu dalam pekerjaan
survai tanah dan evaluasi kesesuaian lahan, khususnya dalam hal pembatasan unit

7

tanah atau lahan untuk kegunaan tertentu.
Proses geomorfik sangat dipengaruhi oleh struktur geologi kerak bumi pada landform
tersebut berada. Bukti terjadinya perubahan atau proses geologis itu tampak atau
membekas (in print) pada landform yang terben-tuk oleh proses itu. Proses geologis
yang telah dan sedang terjadi yang dapat dikenali dari kharakteristik landform dan
merupakan informasi pen-ting bagi perencanaan atau desain pembuatan konstruksi
jalan, jembatan, bendungan dan sebaginya

2.2 Prinsip Dasar Geomorfologi
Thornbury (1969) menjelaskan beberapa prinsip dasar yang digunakan dalam
interpretasi bentuk lahan (landform) oleh geomorfologi diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Proses fisika dan hukum yang bekerja saat ini, sama dengan yang bekerja
pada masa lampau dalam hitungan waktu geologis meskipun
intensitasnya tidak harus sama.
Misalnya, proses erosi dan pegendapan yang terjadi di masa lampau dan
yang terjadi saat ini mengikuti aturan yang sama. Erosi terjadi terutama
pada bagian lereng atas tengah yang curam, berdampak pada penipisan
solum tanah; sedangkan deposisi terjadi pada bagian lereng bawah yang
datar dan berakibat terjadinya penebalan solum tanah. Proses lain, seperti
volkanisme, longsoran, dan pembentukan delta yang terjadi di masa
lampau dan yang sekarang, mengikuti aturan yang sama pula. Pada kedua
masa kejadian ter-sebut mungkin hasilnya berbeda dalam hal kuantitas
yang dihasilkan per sa-tuan waktu, karena faktor yang mempengaruhi dan
energi yang terlibat pada kejadian dalam masing-masing masa geologis
tersebut dapat saja sangat berbeda intensitasnya.

2) Struktur geologi merupakan faktor pengontrol utama dalam evolusi
bentuk lahan, dan struktur geologi tersebut tampak (wujud) dalam bentuk
lahan yang terbentuk.
Misalnya, daerah yang dulunya merupakan kawasan perbukitan dengan
struktur geologi lipatan atau patahan, maka pada bentuk lahan yang
dihasilkan (yang ada pada saat ini) akan tetap menampakan ciri bentuk

8

struktur lipatan atau patahan tersebut, meskipun telah terjadi proses
evolusi geomorfik yang cukup intensif.

3) Sampai batas tertentu, permukaan bumi mempunyai relief, karena proses
geomorfik yang bekerja pada tempat yang berbeda tersebut tidak sama
intensitasnya.

4) Proses geomorfik meninggalkan bekasnya (imprint) pada bentuk lahan,
dan setiap proses geomorfik menghasilkan kharakteristik yang unik dan
menjadi penciri dari bentuk lahan yang dihasilkannya).

Contoh, dua bentuk lahan yang ekstrim yaitu bentuk lahan daerah
perbukitan dan dataran banjir. Erosi yang terjadi di daerah perbukitan
yang berlereng curam, menghasilkan gully erosion. Bentuk alur tersebut
menunjukan bahwa telah terjadi penggerusan tanah oleh agen erosi (air)
secara vertikal yang in-tensif akibat dari gerakan air limpasan yang cepat
(energi tinggi) pada lereng yang curam. Sebaliknya, erosi di daerah yang
relatif datar (yaitu daerah da-taran banjir) menghasilkan alur yang dangkal
tetapi lebar, berkelok-kelok (po-la meander). Karakteristik itu menunjukan
telah terjadinya erosi ke arah late-ral yang lebih dominan daripada yang ke
arah vertikal. Jadi, proses geomorfik (dalam hal ini erosi) di kedua
landform tersebut tetap membekas pada ben-tuk lahan yang terbentuk
melalui proses itu.

5) The same physical processes and laws that operate today operated
throughout geologic time although not necessarily always with the same
intensity as now (Proses fisika dan hukum yang bekerja saat ini, sama
dengan yang bekerja pada masa lampau (dalam hitungan waktu geologis)
meskipun intensitasnya tidak harus sama).
Misalnya, proses erosi dan pegendapan yang terjadi di masa lampau dan
yang terjadi saat ini mengikuti aturan yang sama. Erosi terjadi terutama
pada bagian lereng atas tengah yang curam, berdampak pada penipisan
solum tanah; sedangkan deposisi terjadi pada bagian lereng bawah yang
datar dan berakibat terjadinya penebalan solum tanah. Proses lain, seperti

9

volkanisme, longsoran, dan pembentukan delta yang terjadi di masa
lampau dan yang sekarang, mengikuti aturan yang sama pula. Pada kedua
masa kejadian ter-sebut mungkin hasilnya berbeda dalam hal kuantitas
yang dihasilkan per sa-tuan waktu, karena faktor yang mempengaruhi dan
energi yang terlibat pada kejadian dalam masing-masing masa geologis
tersebut dapat saja sangat berbeda intensitasnya.

6) Geologic structure is a dominant controlling factor in the evolution of
land-form and is reflected in them (Struktur geologi merupakan faktor
pengontrol utama dalam evolusi bentuk lahan, dan struktur geologi
tersebut tampak (wujud) dalam bentuk lahan yang terbentuk).
Misalnya, daerah yang dulunya merupakan kawasan perbukitan dengan
struktur geologi lipatan atau patahan, maka pada bentuk lahan yang
dihasilkan (yang ada pada saat ini) akan tetap menampakan ciri bentuk
struktur lipatan atau patahan tersebut, meskipun telah terjadi proses
evolusi geomorfik yang cukup intensif.

7) To a large degree the earths surface processes relief because the
geomor-phic processes operate at different rates (Sampai batas tertentu,
permukaan bumi mempunyai relief, karena proses geomorfik yang bekerja
pada tempat yang berbeda tersebut tidak sama intensitasnya).


8) Geomorphic processes leave their distinctive imprint upon landform and
each geomorphic process develops its own characteristic assemblage of
landform (Proses geomorfik meninggalkan bekasnya (imprint) pada
bentuk lahan, dan setiap proses geomorfik menghasilkan kharakteristik
yang unik dan menjadi penciri dari bentuk lahan yang dihasilkannya).
Contoh, dua bentuk lahan yang ekstrim yaitu bentuk lahan daerah
perbukitan dan dataran banjir. Erosi yang terjadi di daerah perbukitan
yang berlereng curam, menghasilkan gully erosion. Bentuk alur tersebut
menunjukan bahwa telah terjadi penggerusan tanah oleh agen erosi (air)
secara vertikal yang in-tensif akibat dari gerakan air limpasan yang cepat
(energi tinggi) pada lereng yang curam. Sebaliknya, erosi di daerah yang

10

relatif datar (yaitu daerah da-taran banjir) menghasilkan alur yang dangkal
tetapi lebar, berkelok-kelok (po-la meander). Karakteristik itu menunjukan
telah terjadinya erosi ke arah late-ral yang lebih dominan daripada yang ke
arah vertikal. Jadi, proses geomorfik (dalam hal ini erosi) di kedua
landform tersebut tetap membekas pada ben-tuk lahan yang terbentuk
melalui proses itu.

9) As the different erosional agents act upon the earths surface, there is
produced an orderly sequence of landform (Agen erosi yang berbeda
bekerja pada permukaan bumi menghasilkan bentuk lahan yang tampak
secara berurutan dan teratur
Erosi oleh air limpasan akan menghasilkan bentuk lahan tempat terjadinya
erosi, transportasi, dan deposisi pada posisi lereng yang teratur
(berurutan). Erosi oleh angin menghasilkan bentuk lahan yang dicirikan
oleh cekungan/ lembah dan gundukan/bukit partikel debu dan pasir
dengan urutan sesuai dengan arah dan kecepatan agen erosi (angin).
Kedua erosi dengan agen erosi yang berbeda tersebut dapat saja terjadi di
daerah yang sama, jika di daerah itu pernah terjadi perubahan iklim yang
ekstrim. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh kerja dari kedua agen erosi itu
akan tampak secara berurutan (sequential), sesuai dengan waktu kejadian
dan intensitasnya.

10) Complexity of geomorphic evolution is more common than simplicity
(Evolu-si geomorfik umumnya bersifat kompleks dan jarang bersifat
sederhana).
Kondisi alami permukaan bumi sebagian besar merupakan hasil dari
banyak kejadian alami yang menyebabkan terjadinya proses geomorfik
yang berbeda pada suatu bentuk lahan, baik terjadi dalam waktu
bersamaan maupun ber-gantian. Misalnya, erosi, tekanan tektonik yang
menghasilkan suatu patahan atau angkatan, terjadinya gempa, dan
longsoran tanah, menghasilkan proses pembentukan dan perkembangan
permukaan lahan yang kompleks. Proses landform yang kompleks itu
lebih banyak dijumpai daripada yang sederhana. Implikasi dari kenyataan

11

itu bahwa interpretasi yang tepat tentang kejadian alam dan hasil proses
alami itu sangat sulit karena kompleksitasnya.

11) Little of the earths topography is older than tertiary and most of it is not
older than Pleistocene (Hanya sebagian kecil topografi di permukaan
bumi yang lebih tua dari masa tersier dan sebagian besar tidak lebih tua
dari masa plistosen). Masa tersier adalah 1,6 65 juta tahun yang lalu
sebelum masehi (SM), sedangkan masa plistosen adalah sekitar 1,6 juta
tahun yang SM. Jadi, seba-gian besar bentuk lahan yang ada sekarang
jarang yang sangat tua, ber-dasarkan umur geologis.

12) Proper interpretation of present-day landscapes is impossible without full
appreciation of the manifold influences of the geologic and climatic
changes during the pleistocence (Interpretasi secara tepat tentang
landscapes yang ada saat ini tidak akan mungkin dilakukan tanpa
pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh perubahan geologi dan
iklim dalam masa pleistocene).

13) An appreciation of world climates is a necessary to a proper
understanding of varying importance difference of geomorphic processes
(Pemahaman iklim global diperlukan untuk dapat memahami keragaman
penting yang terjadi dari perbedaan proses geomorfik).

14) Geomorphology, although concern with present-day landscapes, attains
its maximum usefulness by historical extension (Meskipun geomorfologi
lebih memperhatikan pada bentang lahan yang ada saat ini, manfaat
maksimum hanya dapat diperoleh jika melalui pemahaman historis).






12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari isi atau pembahasan yang telah penulis susun maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa Geomorfologi mempelajari bentang lahan (landscape) atau
bentuk muka bumi (landform) yang ada sekarang, dan memprediksi proses geomorfik
apa saja yang telah terjadi sehingga dihasilkan landscape atau landform yang ada
seperti sekarang. Suatu asumsi penting bahwa setiap proses geomorfik akan
menghasilkan landscape atau landform dengan ciri yang unik (khas). Jadi, dengan
mengenali hasil proses tersebut, yaitu land scape atau landform yang ada sekarang,
maka dapat diperkirakan proses geomorfik apa yang telah terjadi sehingga dihasilkan
landscape atau land form seperti itu.


















13

DAFTAR PUSTAKA
http://fyyfaacivil.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://kuliahgeomorfologi.blogspot.com/2010/04/geomorfologi.html
http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=717

Anda mungkin juga menyukai