Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Arachis Pintoi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

rachis pintoi (Pinto peanut: Inggris; Man forrajero:


Spanyol; Thua lisong tao: Thailand) adalah jenis
kacang-kacangan yang tumbuh menjalar (ground cover) di atas
permukaan tanah. Pertama kali dikoleksi oleh G. C. P. Pinto
pada bulan April 1954 dari lembah Jequitinhonha, So
Francisco dan sepanjang sungai Tocantins di Brazil.
Tanaman ini di Indonesia populer dengan sebutan
kacang hias. Awalnya diintroduksi dari Singapura oleh
beberapa pengusaha lapangan golf. Namun belakangan, sudah
banyak dijumpai di taman-taman perkantoran, pertokoan,
rumah sakit, perumahan, maupun taman jalan.
Kacang hias ini tumbuh baik di daerah tropis, baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Tergolong tidak sulit
dalam perawatannya, dapat tumbuh pada segala kondisi, tetapi
paling bagus pertumbuhannya pada kondisi di bawah naungan
(70-80%) dibandingkan dengan terkena sinar matahari
langsung. Selain itu tanaman ini juga mempunyai kemampuan
menambat nitrogen dari udara. Berdasar sifat-sifatnya tersebut,
Arachis pintoi sangat baik ditanam sebagai tanaman penutup
tanah, bahan hijauan makanan ternak, tanaman hias di taman
taman kota, di pinggir-pinggir jalan raya, dan pengontrol erosi
pada lahan miring.

Karakteristik tanaman

Arachis pintoi adalah jenis herba tahunan yang tumbuh
rendah. Batangnya tumbuh menjalar membentuk anyaman
yang kokoh, akar dan/atau sulur akan tumbuh dari buku batang
apabila ada kontak langsung dengan tanah. Mempunyai dua
pasang helai daun pada setiap tangkainya, berbentuk oval
dengan ukuran lebih kurang 1,5 cm lebar dan 3 cm panjang
(Gambar. 1). Kacang hias ini umumnya berbunga terus-
menerus selama masa hidupnya, dengan 4065 bunga/m
2
setiap
harinya. Setelah terjadi penyerbukan, ovary (indung telur) pada
gynophore akan memanjang sampai 27 cm dan masuk ke
dalam tanah sampai kedalaman 7 cm yang selanjutnya
membentuk polong dan biji. Setiap polong biasanya
mengandung sebuah biji.

Lingkungan yang diperlukan untuk tumbuh.

Arachis pintoi tumbuh dan berkembang dengan baik
pada daerah sub tropika dan tropika, curah hujan tahunan
>1.000 mm. Tahan terhadap 34 bulan kering, tetapi akan
menggugurkan banyak daun selama periode kering tersebut.
Pada tanah-tanah yang kurang air atau sering banjir,
pertumbuhannya terhambat dan daun menjadi kuning.
Tanaman ini cocok tumbuh pada tanah dengan tekstur
liat berat sampai berpasir, namun tumbuh lebih bagus pada
tanah lempung berpasir (sandy loam). Pertumbuhan lebih baik
pada tanah dengan kandungan bahan organik > 3%, dan akan
terhambat pada tanah dengan kadar garam (salinity) yang
tinggi. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada
kondisi kesuburan tanah rendah dan pH sangat masam, serta
toleran terhadap kejenuhan aluminium yang tinggi (>70%).

Perbanyakan tanaman

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan
menggunakan: biji, stek, dan stolon. Untuk menutupi seluruh
permukaan tanah dengan pertumbuhan seragam biasanya
diperlukan waktu 25 bulan untuk tumbuhnya tergantung
kondisi lingkungan dan jarak tanam.

1. Biji
Tanaman ini dapat dikembangkan dengan cepat dan
mudah menggunakan biji. Kendalanya adalah biayanya lebih
mahal dan biji tidak selalu tersedia di lokasi.
Tanamkan biji beserta polong atau biji yang masih ada
kulit arinya sedalam 2 cm ke dalam tanah. Biji akan mulai
tumbuh/berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam.
Kebutuhan 30 50 kg biji/ha.

2. Stek
Stek batang dipotong sepanjang 1020 cm dan di tanamkan
ke dalam tanah sepanjang 7,512,5 cm. Untuk mendapatkan
pertumbuhan/penutupan yang seragam dengan cepat, stek
ditanam dengan jarak 2540 cm. Usahakan stek batang harus
segera mungkin ditanam, sebab bagian batangnya cepat
mengering. Akar mulai tumbuh pada 24 minggu setelah tanam.

3. Stolon (sulur)
Stolon (sulur) adalah tanaman-kecil/muda yang lengkap
dengan akarnya. Stolon terbentuk dan/atau berkembang dari
bagian batang yang masuk ke dalam tanah dan mengeluarkan akar
dari buku batangnya (nodes). Pada waktu memindahkan/
membongkarnya dari tanah, stolon perlu dibungkus untuk
menghindari kekeringan selama pengangkutan. Setelah dipisahkan
dari tanaman induknya,stolon harus segera mungkin ditanam
dengan membenamkan bagian akarnya ke dalam tanah sedalam
2,5 cm dengan jarak tanam 25-30 cm.
Perawatan setelah tanam
Pada tanah-tanah dengan kesuburan rendah, perlu diberi
pupuk urea 100120 kg/ha pada saat tanam. Setelah
pertumbuhan stabil, pemupukan urea tidak diperlukan lagi
sebab apabila terlalu banyak pupuk N akan mengurangi
kemampuan tanaman memfiksasi N. Pengairan sangat penting
selama masa awal pertumbuhan untuk menjaga kelembapan,
tetapi jangan terlalu basah.
Penyiangan gulma diperlukan selama masa awal
pertumbuhan menggunakan mesin potong, cangkul, herbisida,
atau dicabut. Penyiangan dan/atau penyemprotan herbisida
diperlukan sebanyak 24 kali sebelum seluruh permukaan
lahan tertutupi.
Pemangkasan secara berkala juga diperlukan untuk
menjaga tanaman tetap tumbuh seragam atau untuk
menjaga/menghalangi pertumbuhan yang berlebihan.
Pemangkasan dilakukan pada ketinggian 1015 cm setiap 8-10
minggu sekali. Jika pemangkasan terlalu panjang, akan
menyibakkan tanah dan menggundulkan batang. Hal ini dapat
menyebabkan batang menjadi lemah terutama pada musim
kemarau. Pemangkasan batang setinggi 5-8 cm pada tahun
pertama dapat membantu mengurangi kompetisi gulma dan
merangsang si kacang untuk menjalar secara lateral.
Siput (bekicot) merupakan hama yang dapat menjadi
masalah selama masa pertumbuhan. Hama ini biasanya
memakan tanaman pada malam hari. Dalam hal ini, umpan
jenis pestisida bisa efektif untuk melawan siput.

A
Gambar 1. Karakteristik tanaman: daun dan bunga (kiri) dan
anyaman batang (kanan) (Foto: Maswar)
Manfaat

Manfaat utama dari Arachis pintoi adalah:

1. Pengontrol Erosi

Pada usaha tani lahan kering yang berlereng, erosi
terjadi terutama pada periode awal pertumbuhan tanaman yang
menyebabkan lahan terdegradasi dan menurun produk-
tivitasnya. Arachis pintoi berpotensi besar untuk mencegah
hanyutnya tanah, karena susunan/anyaman batang dan
perakarannya dapat melindungi tanah dari daya rusak intensitas
hujan yang tinggi. Sebagai contoh, di Costa Rica, kacang hias
ini ditanam di sepanjang pinggir saluran irigasi untuk
mengontrol erosi dan pertumbuhan gulma. Pada usaha tani
kopi di Sumberjaya, Lampung Barat, penanaman leguminosa
ini juga mampu menekan erosi sebesar 1185%.

2. Rehabilitasi Lahan

Sebagai salah satu famili leguminosa, Arachis pintoi
berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dari hasil fiksasi
(penambatan) nitrogen secara biologi. Dari hasil fiksasi tersebut
dihasilkan 6585% nitrogen. Hasil penelitian di Mexico
menunjukkan bahwa Arachis pintoi mampu meningkatkan
konsentrasi karbon sebesar 9,314% dan nitrogen sebanyak 42
47% di dalam tanah. Di Sumberjaya, Lampung Barat,
mengindikasikan bahwa tanaman ini setelah 2 tahun
diintroduksikan nyata meningkatkan kandungan unsur carbon
dalam tanah.

3. Pengontrol Gulma
Di daerah tropis, Arachis pintoi telah teruji kemampuannya
dalam bersaing dengan gulma, seperti pada perkebunan kopi,
coklat, pisang, jeruk, ubi kayu, dan nenas. Jenis kacang ini efektif
mencegah tumbuhnya gulma setelah 34 bulan ditanam atau sama
efektifnya dengan Desmodium ovalifolium dalam mencegah
tumbuhnya kembali gulma, bahkan lebih efektif dari penggunaan
herbisida

4. Pengontrol Nematoda
Dari hasil penelitian di Costa Rica, Arachis pintoi mampu
melindungi tanaman tomat dari infeksi yang disebabkan nematoda
Meloidogyne arabicide, dan tanaman kopi dari Meloidogyne
exigua. Tanaman ini juga terbukti bukan merupakan host dari
kedua jenis nematoda ini dan bahkan mampu menekan (effek
negatife) perkembangan kedua jenis nematoda tersebut.
5. Makanan Ternak
Arachis pintoi dapat digunakan untuk makanan beberapa
jenis ternak peliharaan seperti : sapi, kuda, keledai, biri-biri
(domba), kambing, babi, dan ayam. Daunnya mengandung
kadar protein yang tinggi dan baik untuk pencernaan.
Introduksi tanaman ini pada manajemen padang gembalaan
baik secara komersial maupun tradisional, umumnya dapat
meningkatkan keragaan dari hewan peliharaan, dan sudah pasti
mendatangkan hasil (uang) untuk petani. Hal ini telah
dibuktikan oleh peternak di Costarica pada sistem padang
pengembalaan Arachis pintoi + Brachiaria brizanta.
Salah satu contoh introduksi Arachis pintoi pada usaha
tani lahan kering di Indonesia adalah pada usaha tani kopi di
Sumberjaya, Lampung Barat (Gambar. 2). Pada usaha tani lada
di Lampung Utara petani juga telah mengintroduksikan
tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah. Selain sebagai
penutup tanah, petani memanfaatkannya sebagai: sumber
kompos, pakan ternak terutama sapi, kambing, dan ayam



Gambar 2. Arachis pintoi pada usaha tani kopi di Sumberjaya,
Lampung Barat (Foto: F. Agus)



Disusun oleh: Maswar









Kacang hias (Arachis
pintoi) pada usaha tani
lahan kering






















BALAI PENELITIAN TANAH
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
Jawa Barat

Tel. 0251-336757,323012
Fax. 0251-321608,322933
E_mail : soil-ri@indo.net.id
Website: www.soil-climate.org
2004

Foto: F. Agus)

Anda mungkin juga menyukai