Makalah Fistum
Makalah Fistum
Makalah Fistum
FISIOLOGI TUMBUHAN
TRANSPORT IN PLANTS (PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN)
OLEH:
KELOMPOK 1
ANGELINE LOISYE W
G111 12 259
G111 12 267
G111 12 107
ANWAR G
G111 12 021
G111 12 323
ANDI FATIMAH
G111 12 314
WAHYUDDIN ABBAS
G111 12 904
ADE KURNAIWAN
G111 12 300
ARIESTA HANDAYANI
G111 12 331
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan penyertaanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang
berjudul
TRANSPORT
IN
PLANTS
PENGANGKUTAN
PADA
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 6
Bab 2 PEMBAHASAN......................................................................................... 7
Bab 3 PENUTUP................................................................................................... 14
Daftar Pustaka...................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpor pada tingkat seluler bergantung pada permeabilitas selektif membran.
Protein transpor tertentu memungkinkan sel tumbuhan mempertahankan lingkungan
internalnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya. Pompa proton berperan penting
dalam transpor melewati membran tumbuhan. Potensial membran dan gradien H+ yang
dihasilkan oleh pompa proton dimanfaatkan untuk menggerakkan transpor berbagai zat
terlarut.
Perbedaan potensial air menggerakkan transpor air pada sel tumbuhan. Zat
terlarut menurunkan potensial air, sementara tekanan meningkatkan potensial air. Air
mengalir melalui osmosis dari suatu kompartemen dengan potensial air yang lebih
tinggi ke kompartemen dengan potensial air yang lebih rendah. Akuaporin, saluran
spesifik untuk mengangkut air pada membran kemungkinan bisa membantu mengatur
laju osmosis. Sebuah sel yang membengkak menyesuaikan potensial air lingkungan
sekitarnya ketika dinding sel itu memberikan tekanan yang melawan kecenderungan sel
untuk mengambil air karena potensial zat terlarutnya.
Sel-sel tumbuhan yang bervakuola memiliki tiga kompartemen utama. Membran
plasma mengatur transpor antara sitosol dan larutan dinding, sementara tonoplas
mengatur transpor antara sitosol dan vakuola.
Simplas dan apoplas berfungsi dalam transpor di dalam jarigan dan organ.
Simplas adalah rangkaian sitosol yang dihubungkan oleh plasmodesmata. Apoplas
adalah rangkaian dinding sel. Aliran massal (bulk flow) berfungsi dalam transpor jarak
jauh. Transpor getah xilem dan getah floem disebabkan oleh perbedaan tekanan pada
ujung yang berlawanan pada pembuluh, yaitu pada pembuluh xilem dan pembuluh
tapis.
Rambut akar, mikorhiza, dan luas permukaan sel-sel kortikal yang sangat besar
meningkatkan penyerapan air dan mineral. Rambut akar adalah jalur terpenting dalam
penyerapan di dekat ujung akar, akan tetapi mikorhiza, yaitu asosiasi simbiotik fungi
dan akar, bertanggung jawab atas sebagian besar penyerapan oleh keseluruhan sistem
akar. Saat larutan tanah memasuki akar, maka luas permukaan membran sel korteks
yang begitu besar meningkatkan pengambilan air dan mineral tertentu ke dalam sel.
Endodermis berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks akar
dan jaringan pembuluh. Air dapat menembus korteks melalui simplas atau apoplas, akan
tetapi mineral yang mencapai mesoderm melalui apoplas akhirnya harus melewati
membran selektif pada sel-sel endodermal. Pita Kaspari yang berlilin pada dinding
endodermal menghambat transfer apoplas mineral dari korteks ke stele.
Naiknya getah xilem sebagian besar tergantung pada transpirasi dan sifat-sifat
fisik air. Kehilangan uap air (transpirasi) akan menurunkan potensial air pada daun
dengan cara menghasilkan suatu tekanan negatif (tegangan). Potensial air yang rendah
ini akan menarik air dari xilem. Kohesi dan adhesi air merambatkan gaya tarik ke
seluruh sistem hingga menuju ke akar. Getah xilem naik melalui aliran massal yang
digerakkan oleh tenaga surya. Pergerakan cairan xilem melawan gravitasi dipertahankan
melalui transpirasi.
Sel-sel penjaga bertindak sebagai penengah pada kompromi antara fotosintesis
dan transpirasi. Stomata mendukung fotosintesis dengan cara memudahkan pertukaran
CO2 dan O2 antara daun dan atmosfir, akan tetapi pori ini juga menjadi jalan utama
hilangnya air melalui transpirasi pada tumbuhan. Perubahan turgor dalam sel penjaga
berguna untuk mengatur ukuran pembukaan stomata, yang dipengaruhi oleh transport
K+ dan air ke dalam dan keluar sel.
Xerofit memiliki adaptasi yang mengurangi transpirasi. Letak stomata yang
terlindung di dalam perlekukan daun dan struktur adaptasi lainnya memungkinkan
tumbuhan tertentu bertahan hidup di dalam lingkungan kering.
Floem mentranslokasikan getahnya dari sumber gula ke sugar sink. Daun
dewasa adalah sumber utama, meskipun organ penyimpanan seperti umbi dapat
berfungsi sebagai sumber selama musim tertentu. Ujung akar dan tunas yang sedang
berkembang adalah contohsugar sink. Pengisian dan pembongkaran floem bergantung
pada transpor aktif sukrosa. Sukrosa diangkut bersama dengan H +, yang berdifusi
menuruni suatu gradien yang dibentuk oleh pompa proton. Aliran tekanan adalah
mekanisme translokasi pada angiospermae. Pengisian gula pada ujung sumber suatu
pembuluh tapis dan pembongkaran pada ujung pembuangan merupakan upaya untuk
mempertahankan suatu perbedaan tekanan yang menjaga agar getah dapat mengalir
melalui pembuluh tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan Penulisan
Transpor pada tumbuhan bertujuan untuk mengetahui proses dan cara tumbuhan
mendapatkan makanan dan mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan oleh tanaman
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpor Tumbuhan dan Mekanisme
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan mineral. Air dan
mineral ini diserap dari dalam tanah menggunakan akar. Pengambilan zat-zat ini
dilakukan secara difusi dan osmosis. Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion
dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis
adalah perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi
tinggi melalui selaput semi permeable. Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel
tumbuhan. Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke akar,
pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplasa
dalah bergeraknya air dan mineral lewat jalur dalam sel, yaitu sitoplasma sel dengan
jalan menembus membran plasma. Sedangkan apoplas adalah bergeraknya air lewat
jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel.
a)Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding
sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat
berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
b)Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke
konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat
pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
c)Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik)
ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan
zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel
dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang
ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel.
Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang
lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga
menyebabkan sel mengkerut.
dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari
dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan (gutasi).
C. Pengangkutan Hasil Fotosintesis dan Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem
(pembuluh tapis).
Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan.
Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sel tapis (sieve tube sel), dan
transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga
transport aktif dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat
menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa
melakukan respirasi dan berkembang.
Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis (floem).
Pada prinsipnya floem merupakan jaringan parenkim. Floem tersusun atas beberapa tipe
sel yang berbeda yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan
sklerenkim. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Unsur penyusun pembuluh floem
terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa dengan pipa. Dengan bentuk
seperti ini, pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis
lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut
floem atau serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai
tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum usitatissimum), dan jute
(Corchorus capsularis). Dalam floem terjadi translokasi fotosintat. Translokasi adalah
perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama
sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan
hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah
dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala
arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain
[Type the company name]
10
tumbuhan yang memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh
bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan di dalam pipa lain dalam
berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlainan. Untuk masing masing
pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat
penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem
dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit
(phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang
dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup
tanah yang selalu basah.
Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat kembali ke lingkungannya
yang disebut pengeluaran atau eliminasi. Zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan dapat
melalui 3 kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Zat yang dikeluarkan sama dengan ketika diserap, misalnya air yang dikeluarkan
pada peristiwa penguapan dan penetesan air (Gutasi) melalui sel gutatoda
2. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel.
Mekanisme Transpirasi
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami
tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari
penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui
simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
11
Faktor luar
Sinar matahari
Temperatur
Kelembapan udara
Angin
2.
Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes melalui celah-celah tepi
atau ujung-ujung tulang tepi daun yang di sebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium.
Terjadi pada suhu rendah dan kelembapan tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi
hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi,jagung,rumput,dll).
Mekanisme pada gutasi yaitu sebagai berikut: Pengeluaran air melalui proses gutasi
terjadi akibat adanya tekanan positif akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar
terus menyerap air dan mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak
daripada yang dilepaskan keluar. Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan
akar
seperti
suhu
dingin
dan
tanah
yang
kering
menghambat
terjadinya
gutasi. Kekurangan mineral juga diketahui memengaruhi proses gutasi Bila transpirasi
terjadi
pada
stomata,
maka
gutasi
terjadi
pada
struktur
khusus
bernama
12
Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang
disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyerapan
pohon karet dan pohon aren
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1.
keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan
zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari
xilem dan floem
2.
Cara pengeluaran zat oleh tumbuhan ada 3 yaitu transpirasi, gutasi dan
pendarahan
4.
14
DAFTAR PUSTAKA
Andriance, G.W. and F.R. Brison. 1995. Propagation of Horticultura Plant. Mc Graw.
Hill Book Coy. London. 298 p.
Ashari, S. 1995. Hortikultura. Universitas Indonesia. Jakarta. 99 hal. th
Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of Soil ed. The Mac Millan Co. New York.
De Boodt, M. and D. Verdonck. 1972. The Properties of Substrates In Horticulture. Acta
Horticultural. 26:37-44.
Effendi, S. 1980. Bercocok Tanam Jagung. CV. Yasaguna. Jakarta.
Gaur,
imbibisi
pada
tanaman. http://id.imbibisi-biji-laporan-oleh-bram-
arda.html.
15
16