Kromatografi PDF
Kromatografi PDF
Kromatografi PDF
KROMATOGRAFI
2-1
KONSEP KROMATOGRAFI
Pengertian Awal
Kroma = warna; Graf (grafi) = tulisan, gambar
Teknik kromatografi diartikan sebagai suatu metoda yang digunakan
untuk memisahkan campuran komponen atau fraksi sejenis menjadi unit-unit
yang terpisah satu dengan yang lain yang didasarkan pada perbedaan sifat
masing-masing.
Perbedaan
yang
dimaksud
dapat
berupa
perbedaan
2.
3.
4.
5.
Prinsip like disolve like: senyawa atau komponen yang polaritasnya sama
atau hampir sama akan selalu bersama-sama, tetapi yang polaritasnya
berbeda akan selalu berjauhan, ada jarak, atau saling menolak.
6.
10. Volume retensi (retention volume, void volume, hold-up volume), ialah
jumlah larutan pengelusi (fase bergerak) yang memenuhi rongga-rongga
dan pori-pori dalam kolom (matrik).
11. Volume bed (bed volume) adalah jumlah larutan pengelusi ditambah
dengan volume kolom.
12. Volume pengelusi (elution volume) ialah jumlah larutan pengeluasi yang
harus ditambahkan ke dalam sistem kromatografi untuk menghasilkan
(mengeluarkan dari kolom) sebuah puncak kromatogram.
13. Kolom adalah sejumlah matnik yang dimasukkan ke dalam tabung untuk
kromatografi.
14. Kromatogram adalah respon detektor dalam bentuk grafik di antara sumbu
respon versus waktu retensi atau dalam bentuk noda-noda di atas bahan
penyerap atau fase diam.
Sistem dalam Kromatografi
1. Sistem partisi, ialah pemisahan komponen yang didasarkan atas perbedaan
polaritas pada matrik (fase diam). Sistem ini terjadi pada kromatografi yang
menggunakan fase diam dan fase bergeraknya berupa cairan, fase diam
dan fase bergeraknya berupa gas, fase diam berupa cairan sedangkan fase
bergerak berupa gas, atau fase diam berupa gas sedangkan fase diamnya
berupa cairan.
2. Sistem adsorpsi, ialah pemisahan komponen yang didasarkan pada
kecenderungan komponen-komponen mengadakan adsorpsi pada matrik
(fase diam). Sistem ini terjadi pada kromatografi yang menggunakan fase
diam berupa padatan sedangkan fase bergeraknya berupa cairan atau gas.
3. Sistem normal (normal phase) yaitu kromatografi yang menggunakan fase
diam bersifat polar dan fase bergeraknya bersifat non-polar.
4. Sistem sungsang atau sistem terbalik (reversed phase) jika dalam
kromatografi digunakan fase diam bersifat non-polar sedangkan fase
bergeraknya bersifat polar.
5. Sistem penukar ion (ion exchange) ialah sistem kromatografi yang
menggunakan dasar perbedaan muatan antara komponen yang dipisahkan
dengan muatan matriknya.
6. Sistem afinitas ialah pemisahan komponen dengan kromatografi yang
mendasarkan pada perbedaan afinitas (kemampuan bergabung) untuk
mengadakan ikatan dengan fase diam.
yaitu
kromatografi
yang
menggunakan
bahan
kromatografi
dengan
elektroforesis
atau
dengan
spektrofotometri.
Hukum Distribusi
c = faktor kapasitas (besarnya setara dengan rasio jumlah solut yang berada di
dalam fase diam dan yang berada di dalam fake bergerak)
Rf dapat diekspresikan sebagai rasio jarak tempuh solut (Am) dan jarak tempuh
fase bergerak/larutan pengelusi (Am+KAs) pada kertas atau lapis tipis, yaitu:
Waktu Retensi
Waktu retensi (tr) = lamanya solut tinggal di dalam sistem kromatografi = waktu
yang diperlukan untuk mengeluarkan solut dan dalam ke luar kolom = waktu
L =
bergerak
melalui kolom
Jika nilai ekivalensi pelat teoritis kecil maka menguntungkan karena akan
menghasilkan kromatogram yang ideal.
Efisiensi Kromatografi
Resolusi
= resolusi
Atr
Standar
Merupakan faktor koreksi untuk memperoleh konsentrasi yang sebenarnya
1. Metoda standar eksternal jika pengelusian standar dan sampel dilakukan
terpisah (sendiri-sendiri) dengan kolom dan kondisi yang sama. Senyawasenyawa yang digunakan sebagai standar sama dengan komponenkomponen yang ada pada sampel sehingga waktu retensi standar dan
sampel akan sama. Untuk menghitung konsentrasi komponen dalam
sampel:
tabung diberi penahan (glasswool dan atau pasir) untuk menahan bahan
penyangga supaya tidak keluar dan tabung. Di bagian bawah tabung terdapat
pipa bergaris tengah kecil, dapat dilengkapi dengan keran yang dapat dibuka
atau ditutup untuk mengalirkan atau menghentikan aliran pelarut dan dalam
tabung. Tabung kemudian diisi dengan kolom yang sudah disiapkan terlebih
dahulu. Tinggi kolom paling sedikit 20 kali diameternya. Pada bagian atas
tabung ditempatkan reservoir eluen. Cara mengoperasikan peralatan adalah
dengan mengelusi sampel yang diletakkan di atas kolom. Elusi dihentikan jika
diperkirakan semua komponen telah terpisahkan.
Bahan Penyangga (Matrik = Kolom)
Bahan penyangga dan sifatnya yang banyak digunakan pada
kromatografi kolom partisi antara lain seperti pada Tabel 1.
Tabel 1
Bahan penyangga komersial untuk kromatografi kolom
Penggunaan
Kromatografi kolom partisi banyak digunakan untuk memisahkan berbagai
komponen yang terdapat dalam bahan pangan dan pakan termasuk juga bahan
hasil pertanian pada umumnya, antara lain:
1.
Asam-asam lemak C2-C8, dengan fase diam campuran air dan asam sulfat
dengan perbandingan tertentu, dan fase bergerak campuran kloroform dan
n-butanol.
2.
Senyawa-senyawa
golongan
lipida,
dengan
fase
diam
campuran
4.
Golongan fenol dengan fase diam berupa air dan fase bergerak campuran
metanol, n-butanol, dan kloroform.
5.
penyangga.
Kekuatan
penyerapan
dipengaruhi
oleh
sifat
Peralatan
Pada kromatografi kolom adsorpsi juga digunakan tabung seperti halnya pada
kromatografi kolom partisi dan cara penyiapannya juga tidak berbeda dengan
penyiapan kolom partisi. Partikel-partikel penyangga dibuat sluri dengan
menggunakan pelarut yang akan digunakan sebagai fase bergerak, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung dan dibiarkan beberapa waktu lamanya supaya
partikel-partikel penyangga mengendap. Cara memuatkan sampel, teknik
mengelusi, dan pengumpulan fraksifraksi, serta cara-cara analisisnya sama
dengan yang telah diterangkan pada kromatografi kolom partisi. Komponen
yang keluar kolom terlebih dahulu tergantung pada sistem kromatografi yang
digunakan. Pada kromatografi adsorpsi dengan sistem fase normal, maka yang
keluar kolom lebih awal adalah komponen yang mempunyai sifat lebih nonpolar
daripada komponen-komponen yang membentuk puncak kromatogram lebih
akhir. Sebaliknya pada kromatografi adsorpsi dengan sistem fase sungsang,
maka yang membentuk puncak kromatogram lebih awal adalah komponen
yang bersifat lebih polar danpada yang kemudian.
N,N-metilenabisakrilamida
(H2C=CH-C(=O)-NH-CH2-NH-
C(=0)-
CH=CH2). Salah satu gel poliakrilamida yang dipasarkan adalah Bio-gel-P yang
diproduksi oleh Bio-Rad laboratories.
Penyiapan kolom untuk kromatogrfai gel hampir tak ada bedanya dengan
penyiapan kolom untuk kromatografi adsorpsi atau partisi. Berikut ini diberikan
beberapa petunjuk cara menyiapkan kolom dan beberapa gel.
1. Gel dekstran.- Butiran-butiran dekstran (BM 40.000) sebanyak 500g
dicampur dengan 200m1 aquades dan 300ml larutan 5N NaOH. Selanjutnya
135g epiklorohidrin ditambahkan sambil dilakukan pengadukkan. Campuran
kemudian dipanaskan pada suhu 400C sambil terus diaduk sampal menjadi
sluri, yang kemudian dapat dituangkan ke dalam tabung kromatografi.
Setelah 1 jam biasanya kolom siap untuk digunakan.
persulfat
ditambahkan
ke
dalamnya
sambil
dilakukan
dapat
diberikan
tekanan
untuk
mempercepat
aliran
eluen.
Penggunaan
Pada umumnya kromatografi gel digunakan untuk mengestimasi berat molekul
komponen-komponen bahan. Untuk ini diperlukan beberapa standar dengan
berat molekul yang bervariasi dan diketahui. Dalam praktek, yang sering
dikerjakan adalah menggunakan standar dengan berat molekul 103-106 dalton.
Standar dilarutkan dalam pelarut kemudian dielusikan ke dalam kolom. Standar
dengan berat molekul tinggi akan keluar membentuk puncak kromatogram
terlebih dahulu, makin kecil berat molekulnya akan lama membentuk puncakpuncak kromatogram, dan yang paling kecil berat molekulnya akan keluar
membentuk puncak kromatogram paling akhir. Dengan demikian akan dapat
dibuat suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara waktu retensi dengan
berat molekul.
2-5 KROMATOGRAFI GAS
Ada dua macam kromatografi gas, yaitu kromatografi gas cairan (gas liquid
chromatography,
GLC)
dan
kromatografi
gas
padatan
(gas
solid
chromatography, GSC). Fase diam pada kromatografi gas cairan adalah cairan
yang mempunyai titik didih tinggi yang ditahan/diikatkan pada penyangga.
Pemisahan komponen pada kromatografi gas cairan asarkan pada proses
sorpsi partisi. Pada kromatografi gas padatan diam yang digunakan adalah
padatan yang sekaligus berfungsi gai bahan penyerap.
Peralatan
Fase Diam
Persyaratan untuk fase diam harus innert terhadap sampel, bahan penyangga,
dan bahan tabung, dan tidak mudah menguap (nonvolatile), stabil pada suhu
operasi kromatografi, mempunyai kemurnian tinggi, tidak tercampur oleh bahan
lain. Fase diam ada yang bersifat polar misalnya poliester yang berat
molekulnya tinggi, golongan ester, carbowax, amin, dan yang berisfat non-polar
misalnya hidrokarbon, minyak (lemak), silikon. Pada penggunaannya sebaiknya
digunakan fase diam yang mempunyai sifat kimiawi mirip dengan komponenkomponen yang dipisahkan. Perbedaan polaritas akan menyebabkan tailing
atau fronting. Pemisahan hidrokarbon dengan menggunakan squalane atau
lemak siikon DC200, Pemisahan komponen-komponen yang mempunyai
polaritas yang bervariasi, diperlukan beberapa kali uji coba fase diam dengan
menggunakan fase bergerak yang berbeda-beda sebelum digunakan untuk
sampel.
Tabel 2.
Berbagai jenis fase diam untuk kromatografi gas
Fase Bergerak
Merupakan gas pembawa yang ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi
(rata-rata 40 psi) untuk menghasilkan kecepatan aliran gas 10-100cm3/menit.
Gas pembawa harus murni (tidak mengandung uap air, hidrokarbon, atau gasgas lain). Yang populer adalah nitrogen, gas argon, gas helium, dan gas
hidrogen. Penggunaanya tergantung pada jenis detektor yang digunakan,
ketersediaan gas, dan biaya/harga.
Bahan Penyangga
Fungsi bahan penyangga untuk kromatografi gas cairan adalah sebagai bahan
yang mengikat/menahan fase diam berbetuk cairan atau gas, sedangkan pada
kromatografi gas padatan berfungsi sebagai fase diam. Persyaratan untuk
bahan penyangga adalah innert, murni (tidak tercampur bahan lain, dan logam,
0,125-0,375in.
Garis
tengah
kolom
sangat
menentukan
1.
komponen-komponen
dan
sampel.
Makin
besar
dan
hidrogen.
Terhadap
gas-gas
karbon
monooksida,
perbedaan potensial antara kutub-kutub elektroda. Suhu operasi FID ratarata berkisar antara 100-400oC.
3.
4.
komponen,
pembakaran
gas
hidrogen
menghasilkan
tergantung
pada
konsentrasi
komponen.
Dengan
suatu
thermocouple dapat diukur suhu nyala atau dengan suatu sel foto dapat
diukur kekuatan lumennya. Perlu dicatat bahwa detektor ini tidak sensitif
terhadap komponen-komponen anorganik.
5.
suatu
benang
logam
sirkuit
yang
membentuk
jembatan
Kelemahan pada kromatografi kolom, baik yang partisi, adsorpsi, atau pun
kromatografi gel, adalah waktu operasinya yang lama. Selain itu waktu yang
lama dapat memberikan peluang kemungkinan terjadinya perubahan sifat pada
komponen atau sampel. Dengan memberikan tekanan yang tinggi, maka aliran
eluen melewati kolom dapat dipercepat sehingga waktu operasi dapat
diperpendek. HPLC sangat fleksibel penggunaannya, dapat digunakan untuk
memisahkan dan menganalisis hampir semua komponen atau senyawa dalam
bahan. Berdasarkan tekanan yang tinggi yang dipergunakan pada HPLC, maka
seringkali
HPLC
diartikan
sebagai
kepanjangan
dan
high
pressure
tinggi,
rata-rata
8.000psi,
tetapi
beberapa
peralatan
HPLC
dioperasikan pada tekanan yang lebih besar lagi. . Tekanan yang dihasilkan
oleh pompa harus dapat diamati, dan ini dilakukan dengan peralatan yang
dapat memngendalikan (memonitor) secara langsung besarnya tekanan.
Dengan adanya monitor tekanan, maka besarnya tekanan dapat dikendalikan.
Berbeda dengan tempat pemuatan sampel yang digunakan pada kromatografI
gas, pada HPLC tempat pemuatan sampelnya hams dapat tekanan yang tinggi
sehingga semua sampel yang dapat masuk ke dalam kolom. Alat yang
mendeteksi
komponen
yang
memisah
digunakan
detektor.
Peralatan
Teknik kromatografi dapat dilakukan pada pelat yang dilapisi dengan bahan
penyangga. Sebagai pelat dapat digunakan kertas, kaca, lembaran aluminium,
atau fiberglass. Khusus jika kertas yang digunakan, maka kertas berfungsi
ganda, yaitu sebagai pelat sekaligus sebagai bahan penyangga. Kertas
merupakan selulosa yang dapat menyerap eluen sehingga sistem yang terjadi
adalah partisi. Meski pun demikian peristiwa adsorpsi juga terjadi pada
kromatografi kertas. Jenis kertas yang digunakan pada umumnya adalah kertas
Whatman No. 4, 54, 540, 31, dan No. 17, atau jenis kertas lainnya yang
semacam. Perlu diketahui bahwa kerapatan dan ketebalan kertas akan
berpengaruh pada kecepatan aliran eluen, sehingga juga akan berpengaruh
pada kesempurnaan pemisahan komponen-komponen. Ukuran kertas yang
mikro, atau siring (spet, jarum suntik berukuran mikro). Sebelum dielusi tetesan
sampel dikering anginkan, jika perlu dapat dikerjakan dengan menghembuskan
udara dengan kipas angin atau alat pengering rambut (hair drier). Yang perlu
dijaga adalah selama pengeringan tidak terjadi perubahan sifat sampel, oleh
karena itu sebaiknya pengeringan dilakukan pada suhu kamar.
Teknik Elusi (Pengembangan)
Ada tiga macam teknik elusi, yaitu pengembangan secara ascending,
descending, dan radial atau horizontal. Teknik ascending merupakan cara yang
paling sederhana. Kertas atau lapis tipis sesudah diberi sampel, tepinya
setinggi kurang lebih 2,5cm dicelupkan pada eluen yang ditempatkan di dalam
bejana. Eluen akan meresap pada kertas atau bahan penyangga dan bergerak
naik secara kapileri sampai pada ketinggian yang dikehendaki. Teknik
descending merupakan kebalikan dari teknik ascending. Eluen dialirkan dari
tepi kertas bagian atas dimana sampel diaplikasikan. Eluen akan bergerak
mengalir (meresap) ke bawah melalui kertas atau bahan penyangga secara
perlahan-lahan sampai batas yang dikehendaki. Jika dibanding dengan teknik
ascending, maka teknik descending lebih cepat elusinya oleh karena faktor
gravitasi berpengaruh pada kecepatan aliran eluen dan gerakan komponen
yang memisah. Ada satu hal yang perlu mendapat perhatian pada teknik
descending, yaitu cara mengalirkan eluen dan atas ke bawah. ini dapat
ditempuh dengan menghubungkan kertas atau lapis tipis dengan kertas saring
yang dicelupkan pada tangki atau bejana penyedia eluen. Pada teknik radial
atau horizontal, sampel diteteskan di sekitar pusat kertas atau lapis tipis. Eluen
dialirkan tepat melalui tengah-tengah kertas sehingga peresapan atau gerakan
eluen akan menyebar ke arah radial.
Ada pun metoda pengembangannya ada dua cara, yaitu metode satu arah (one
way direction) dan metoda dua arah (two ways direction). Pada metoda satu
arah, kertas atau lapis tipis dikembangkan melalui satu sisinya di mana sampel
dimuatkan. Sedangkan pada metoda dua arah, kertas atau lapis tipis yang telah
dikembangkan, dilakukan pengembangan sekali lagi melalui tepi siku-siku
kertas atau lapis tipis (lihat gambar).
Metoda pengembangan
Metoda pengembangan
satu arah
dua arah
Pengembangan dikerjakan di dalam suatu tangki atau bejana dan kaca sepaya
tampak dan luar, dan ditutup sehingga ruang di dalam tangki akan jenuh
dengan uap eluen. Kejenuhan ruangan termasuk faktor keberhasilan
pemisahan.
Visualisasi Hasil
Setelah perrnukaan eluen mencapai batas yang ditentukan, kertas atau lapis
tipis diambil (diangkat) dan dikeluarkan dari dalam tangki, kemudian
dikeringkan pada suhu kamar sampai semua eluen menguap. Tempat
komponen yang memisah dapat diketahui dengan visualisasi. Ada beberapa
teknik visualisasi yang dapat dikerjakan tergantung pada jenis dan sifat
komponen yang dipisahkan. Visualisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
sinar ultra violet atau dengan pengeringan pada suhu tinggi. Visualisasi dengan
penyinaran atau dengan pengeringan menyebabkan timbulnya warna pada
komponen. Aflatoksin misalnya akan tampak bersinar putih kehijauan dengan
sinar ultra violet. Visualisasi dapat pula secara kimiawi yang dapat dilakukan
dengan nyemprotkan suatu larutan atau senyawa yang dapat mengadakan
reaksi dengan komponen sehingga timbul wama. Kombinasi visualisasi secara
kimiawi dan secara fisik sering kali juga dilakukan, misalnya pada suhu 100oC,
maka warna ungu akan timbul.
Tabel 3.
Reagent kromogenat untuk visualisasi kromatogram pada teknik kromatografi
kertas dan lapis tipis
Interpretasi
Secara kualitataif dapat dilakukan dengan menghitung faktor retardasinya. Rf
diekspresikan sebagai rasio jarak tempuh solut dan jarak tempuh larutan
pengelusi pada kertas atau lapis tipis, yaitu:
b.
c.
d.
2.
3.
teoritis
pada
sistem
tersebut
kromatografi
tersebut,
jika
Jika larutan sampel dielusikan pada suatu kolom menghasilkan tiga puncak
kromatogram dengan waktu retensi masing-masing 20 menit, 24 menit, dan
30 menit, dengan lebar dasar masing-masing 1 menit, 2 menit, dan 5
menit, sedangkan responnya adalah 2,4, 1,9 dan 2,8.
Hitung EPT pada soal no. 3, jika panjang kolom 1 m dan diameternya
2,5cm!
6.
b.
7.
Konstanta Van Deemter untuk suatu kolom dengan 4000 pelat teoritis yang
dioperasikan pada suhu 150C diketahui A=0,O8cm, B=0, 15cm2/detik,
dan C=0,03 detik. Berapakah kecepatan aliran fase bergerak pada sistem
kromatografi ? Berapakah nilai minimum ekivalensi pelat teoritis?
8.
9.
10. Mengapa dapat terjadi tailing dan fronting pada kromatogram dan
bagaimana cara mengatasinya?
11. Sampel biji legum dengan kandungan lemak 4% dipreparasi untuk dikaji
komposisi asam lemaknya. Dan 0,5ml lemak yang diaplikasikan pada
kromatografi kolom partisi diperoleh delapan puncak yang diperkirakan
terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Berikut
disampaikan data kromatografi. Hitung komposisi relatif dan komposisi
sesungguhnya dan masing-masing komponen!
12. Jelaskan cara-cara yang dapat digunakan untuk mengelusi suatu kolom
kromatografi!
13. Desain suatu kromatografi kolom untuk memisahkan karbohidrat dengan
menggunakan fase diam etanadiol monoetileter dan fase bergerak
propana.
14. Komponen fenol dan daun teh dipisahkan dengan kromatografi kolom
partisi dengan menggunakan fase diam air, fase bergerak campuran
metanol, n-butanol, dan kloroform, dengan matrik bubuk selulosa.
Terangkan jenis fenol yang dapat dipisahkan dan gambarkan perkiraan
kromatogramnya jika kandungan semua jenis fenol sama.
15. Kromatografi gel (kolom) digunakan untuk menera berat molekul peptidapept.ida yang diperoleh dan proses hidrolisis protein. Kolom apa saja yang
dapat digunakan ? Bagaimana operasional teknik analisisnya?
16. Apa saja persyaratan yang diperlukan sebagai bahan penyangga yang
digunakan pada kromatografi gas?
17. Bagaimana teknik elusi pada HPLC dan kromatografi lapis tipis?
18. Berikut adalah kromatogram standar asam amino penyusun protein yang
dikromatografi dengan HPLC sistem fase normal. Anda diminta untuk
membaca dan menginterpretasikan kromatogram tersebut!