Cerpen ini menceritakan kisah seorang anak bernama Dara yang dibesarkan oleh ibunya setelah orang tuanya bercerai sejak usia 3 tahun. Ibunya bekerja keras untuk mendidik Dara walaupun tanpa dukungan dari ayah kandungnya. Walaupun mengalami kesulitan ekonomi, ibunya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Dara. Pada akhirnya, Dara sangat bersyukur akan
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
152 tayangan2 halaman
Cerpen ini menceritakan kisah seorang anak bernama Dara yang dibesarkan oleh ibunya setelah orang tuanya bercerai sejak usia 3 tahun. Ibunya bekerja keras untuk mendidik Dara walaupun tanpa dukungan dari ayah kandungnya. Walaupun mengalami kesulitan ekonomi, ibunya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Dara. Pada akhirnya, Dara sangat bersyukur akan
Cerpen ini menceritakan kisah seorang anak bernama Dara yang dibesarkan oleh ibunya setelah orang tuanya bercerai sejak usia 3 tahun. Ibunya bekerja keras untuk mendidik Dara walaupun tanpa dukungan dari ayah kandungnya. Walaupun mengalami kesulitan ekonomi, ibunya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Dara. Pada akhirnya, Dara sangat bersyukur akan
Cerpen ini menceritakan kisah seorang anak bernama Dara yang dibesarkan oleh ibunya setelah orang tuanya bercerai sejak usia 3 tahun. Ibunya bekerja keras untuk mendidik Dara walaupun tanpa dukungan dari ayah kandungnya. Walaupun mengalami kesulitan ekonomi, ibunya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Dara. Pada akhirnya, Dara sangat bersyukur akan
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2
CERPEN
Kasih sayang ibu kepada anaknya
Oleh : m.teguh suhebar Namaku Dara aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Ibuku bekerja disalah satu perusahaan swasta Ayahku seorang wirausaha. Sejak aku kecil keluargaku sudah tidak harmonis, hampir setiap hari ayah dan ibuku bertengkar, tepat di usiaku 3 tahum ayah dan ibu ku akhirnya bercerai. Aku di ambil oleh ibu, dan di besarkan oleh ibu. Sejak perceraian itu aku dan ayahku tidak pernah berkomunikasi lagi. Di usiaku yang ke-4 tahun ibuku menikah lagi, semenjak ibuku menikah lagi ibu berhenti bekerja dan lebih memilih untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Sudah 1 tahun aku hidup di besarkan bersama ayah tiri, usiaku menginjak 5 tahun aku di sekolahkan di TK Harapan sejak beberapa bulan aku duduk di TK akhirnya ibuku mengandung. Senang sekali aku akan mempunyai adik dan kelak di rumah pun akan ramai dengan tangisan bayi mungil dan lucu. Sejak aku duduk di TK aku tidak sering di antarkan ibu ke sekolah, aku belajar mandiri tidak seperti teman-temanku yang tiap harinya di temani orangtua nya. Suatu ketika keadaan ekonomiku sedang menurun dan saat itu kebetulan di sekolahku lagi membutuhkan biaya yang cukup banyak. Terpaksalah aku menemui ayah kandungku untuk meminta bantuannya. Tapi apa hendak di kata ayahku tidak memberikan uang sepeser pun. Malah mengeluarkan amarah, omongan-omongan yang sempat melukai hati ibu. Aku pulang dengan polosnya dengan ceria nya karena aku belum mengerti apa-apa. Usia kehamilan ibu sudah memasuki bulan ke 8, tak lama lagi akhirnya ibuku melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan lucu. Beberapa bulan dari kelahiran ibuku aku pun naik kelas, setelah itu tak terasa aku mau menginjak bangku sekolah dasar semangat baru yang akan aku tempuh di seragam putih merah. Sejak kenaikan itu aku mendapat juara 3, suatu kebanggaan prestasiku yang ku persembahkan untuk ibu. Aku pun belum pernah lagi bertemu dengan namanya seorang ayah, mungkinbaru saat ini lah aku berfikir akan kehadiran sosok ayah. Dimana ayahku saat ini? Sedih sekali jika ku ingat tentang ayah. Kenapa dia tega tidak pernah menemuiku, menanyakan kabarkuapakah dia pernah mengingatku? Seiring berjalan nya waktu aku duduk di SMA ibuku menceritaka sosok terjadinya permasalahan yang menyebabkan perceraian kala itu. Aku berusaha mencari ayah dan menemui nya kerumah, ayahpun menceritakan kejadian tersebut, dari cerita kedua tersebut mereka malah saling menjatuhkan tapi tidak untuk mendorongku menyalahkan pada mereka. Karena aku sebagai anak yang mesti bisa berdiri di tengah-tengah, namun aku lebih bangga dengan akan sosok ibu yang tegar, yang bisa membesarkanku jadi anak yang bak yang berhasil hingga saat ini. Seiring aku berfikir kapan kita bisa berkumpul kembali layaknya seperti orang-orang, semua hanya khayalan ku yang takkan pernah terwujud. Terima kasih untuk ibuku yang selalu mendoakan ku, mengajariku kesabaran yang sudah membesarkan ku hingga saat ini, walaupun tanpa seorang ayah di sampingnya. Aku pasti bisa membuat ibu bahagia, ibu yang selalu ada untukku, yang selalu menyemangatiku tanpa kenal lemah letih. Ku doa kan semoga ayah disana dan kehidupan baru nya baik adanya aku anak mu merindukan pelukanmu kasih sayangmu dan perhatianmu.