Pemodelan Kedepan PDF
Pemodelan Kedepan PDF
Pemodelan Kedepan PDF
VOLUME 6 NOMOR 2
AGUSTUS 2010
1. Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara yang
kaya akan sumberdaya mineral, minyak, dan
gas bumi. Sektor pertambangan di Indonesia
merupakan salah satu sektor yang menjadi
andalan pemerintah dalam menghasilkan
devisa
negara
sehingga
dalam
perkembangannya sektor ini dituntut untuk
dapat memberikan hasil yang lebih optimal
terutama dalam sumberdaya mineralnya.
Sumberdaya mineral merupakan endapan
mineral berharga yang terdapat di suatu
wilayah, baik yang sudah diketahui maupun
yang masih bersifat potensi, salah satunya
adalah mineral bijih besi.
Dalam penelitian ini, aplikasi metode
magnetik diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih rinci mengenai
keberadaan bijih besi di bawah permukaan
bumi, yang diperkirakan berada di lokasi
penelitian,
sehinggadiharapkan
dapat
menghasilkan suatu interpretasi keberadaan
bijih besi untuk dapat diestimasi dengan baik.
3. Teori Dasar
Anomali Magnetik Umum
Suatu volume material magnetik dapat
dianggap sebagai suatu gabungan dipol-dipol
magnet yang diakibatkan oleh momen magnet
individual atom-atom dan dipol-dipol. Jika
pada mulanya keduanya tergabungkan maka
suatu benda menunjukan sifat magnet
remanenn yang bergantung pada sejarah
magnetik sebelumnya.
2.
76
M( r )
cos
r2
1
r
M( r )
(1)
A
f
f1
M(r )
r0
r0
(3)
dv
(6)
dv
r0 r
FD
M(r )
(2)
dv
77
dv
V
r0
kFe
dv
r0 r
(7)
Masalah interpretasi magnetik adalah
jelas lebih kompleks daripada masalah
gravitasi karena medan dipolar. Potensial
magnetik A, seperti potensial gravitasi U,
memenuhi persamaan Laplace dan Poisson.
Lanjutkan metode yang digunakan untuk
menurunkan persamaan (6) dan (7), kita
dapatkan [8]
2
M l
dv
V
r0
(4)
z
(5)
r
78
Fe
H e2
Z e2
X e2
Ye2
Fe cos I
Ze
Fe sin I
Xe
H e cos D
Ye
H e sin D
Fe
Fe f 1
Ye / X e
tan I
Z e2
He
tan D
(9)
Ze / H e
T (0) 2M (c
(cos i sin
x2
zx
)2 2d d
)2 (z
ln ( x
ssin i)
79
s
2
2M(1 cos
c
2
ln ( x
c 2
cos i ) cos
(z
x2
s 2
sin
z x
(10)
d d
T (0)
2M (1 cos2 ccos2 i )
k 1
1
a
2
k
( A)(B) (C)(D)
(11)
Dimana:
a k cos 2
sin
s 2
(1 a k2 ) z k2 1
(1 a k2 ) z k2
a k sin 2
tan
2a k bk z k
2a k bk z k
bk2
bk2
cos
c 2
(1 ak2 ) z k
bk
4. Metodologi
Koreksi Variasi Harian
Koreksi variasi harian dimaksudkan untuk
mendapatkan anomali magnetik yang tidak
dipengaruhi efek medan luar (aktivitas
ak
tan
(1 ak2 ) z k1
bk
ak
80
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
-200
-400
-600
-800
-1000
-1200
-1400
-1600
-1800
-2000
dimana :
HOb =
Medan magnet terukur (medan
magnet total bumi)
HAn =
Medan anomali magnetik batuan
HVH =
Medan magnet luar (pengaruh
variasi harian)
HIGRF = Medan magnet utama bumi
Pemodelan kedepan (forward modeling)
Untuk menggambarkan kondisi bawah
permukaan (subsurface) lokasi penelitian tidak
cukup hanya dengan pengolahan kualitatif,
oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan
kuantitatif untuk memastikan kondisi bawah
permukaan berdasarkan model magnetik dan
geologi. Pengolahan kuantitatif dilakukan
dengan cara pemodelan ke depan (forward
modeling) menggunakan perangkat lunak
Geomodel untuk pemodelan 2 dimensi dengan
menggunakan informasi parameter IGRF,
81
Gambar 5 Profil anomali magnetik lintasan AB selatan utara, suseptibilitas k= 0.013 emu
N
Gambar 6 Profil anomali magnetik lintasan CD selatan utara, suseptibilitas k= 0.013 emu
S
Gambar 7 Profil anomali magnetik lintasan EF selatan utara, suseptibilitas k= 0.013 emu
82