Laporan Penebalan Dinding Sel PDF
Laporan Penebalan Dinding Sel PDF
Laporan Penebalan Dinding Sel PDF
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur organ
tumbuhan baik akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada
dasarnya, tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks),
batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan yang mempunyai ketiga
unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita beasal dari
Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun, sedangkan
phyta berarti tumbuhan). Dengan demikian, dalam botani dipelajari
semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan
komponen
abiotik,
serta
evolusi
tumbuhan.
Khususnya
dalam
1.3
Prinsip Percobaan
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah mengamati proses
penebalan dinding sel pada tumbuhan dengan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran yang sesuai.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar teori
Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup pasti memilki sel, karena dalam tubuh makhluk hidup ada
yang namanya organ, jaringan, dan sel. Kumpulan dari beberapa sel
disebut jaringan, dan kumpulan dari beberapa jaringan disebut organ. Jadi,
sel merupakan hal, mendasar dari segala aktifitas dalam tubuh kita
(Poedjiadi, 2009).
Organisme yang hidup sekarang ini berasal dari satu sel induk yang
ada pada berjuta-juta tahun yang lalu, sel induk ini secara bertahap dan
pelan-pelan,
berubah
untuk
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
Gambar 2.1
Penebalan Dinding Sel
Bagian tengah dinamai lamella. Lapisan luar ini juga dimiliki oleh selsel tetangga, dan menghubungkan sel bersama-sama untuk membentuk
struktur yang kuat. Hal ini juga sangat fleksibel. Lamella di tengah kaya
pektin, yang membantu untuk memperkuat tumbuhan tersebut dan
memberikan kemampuan untuk menahan kompresi. Mereka juga
mengandung enzim yang membantu kerusakan dinding sel, yang
memungkinkan tumbuhan untuk mengubah strukturnya.
Proses ini penting ketika pematangan buah. Dinding primer adalah
lapisan berikutnya. Hal ini terdiri dari selulosa dalam bentuk mikrofibril.
Mikrofibril selulosa ini menganyam bersama-sama dengan glycan,
meningkatkan kekuatan selulosa. Pektin juga dapat ditemukan pada
dinding sel primer. Dengan semua kekuatan ini, Anda akan berpikir tidak
ada yang bisa ratakan sebuah rumput dandelion.
Lapisan ketiga dan terakhir adalah dinding sekunder. Lapisan ini
sangat kaku dan memberikan kekuatan kompresi. Ini membantu
menghentikan tumbuhan dari mendapatkan keretakan. Dinding sekunder
memiliki komposisi yang sangat mirip sebagai dinding utama, hanya
memiliki lebih banyak barang di dalamnya mengandung lignin, yang
sangat keras dan memiliki kekuatan yang cukup besar. Dinding sekunder
juga melindungi tumbuhan dari serangan bakteri atau jamur.
Terbentuknya lapisan penebalan dinding sel dapat dibedakan dengan 2
cara, yaitu (Yayan,1992):
a.
b.
ringkas
fungsi
dinding
sel
sebagai
berikut
(Woelaningsih, 1984):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.2
Uraian tanaman
2.2.1 Asam jawa Tamarindus indica
Gambar 2.2
Asam jawa Tamarindus indica
1.
2.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica
lama di introduksi ke
Batang
Tamarindus indica merupakan tanaman
yang
c. Daun
Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk
ke dalam daun majemuk menyirip genap karena saling
berhadapan. Duduk daun bergantian, daun majemuk dengan
8 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 3,5 cm.
Dalam tanaman ini termasuk ke dalam daun bertangkai
yang memiliki bagian tangkai dan helaian daun saja, yaitu:
1.
daun
T.
indica
memiliki
penampang
d. Bunga
Termasuk ke dalam bunga majemuk tak terbatas
(Inflorescentia racemosa) yang terdiri atas bagian-bagian
sebagai berikut:
1.
2.
Bagian- bagian yang bersifat seperti daun, yaitu : daundaun kelopak (sepala), daun-daun mahkota (petala),
benang sari (stamen), dan daun-daun buah (carpella)
penyusun putik (pistillum).
Termasuk bunga lengkap karena memiliki daun
11
jawa
Gambar 2.3
Durian Durio zibenthinus
1. Klasifikasi Durian (Anonim, 2012)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Malvales
Famili
: Bombacaceae
Genus
: Durio
Spesies
12
2. Morfologi
Durian
Durio
zibenthinus
Murr.
Buah
durian
13
3.
Khasiat
Daun dan akar durian berkhasiat sebagai antipiretik dan
daun durian yang dihancurkan dapat juga digunakan untuk
pasien yang demam yaitu dengan cara diletakkan di atas dahi.
Bagi orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dianjurkan
agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan
tekanan darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan
sebagai penolak nyamuk. Kulit buahnya untuk mengobati
ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar
(sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya
digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan
menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini
juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
2.2.3
Gambar 2.4
Kecubung Datura metel L
1. Klasifikasi kecubung Datura metel (Anonim, 2012)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Datura
Spesies
: Datura metel L.
14
2. Morfologi
Berasal dari Asia dan Afrika, kemudian tersebar meluas
sampai di Amerika. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuh di tempattempat terbuka, tanah yang mengandung pasir dan tidak begitu
lembab, dengan iklim yang kering (Sugeng, 1989).
Menurut Van Steeins (1997), selain tumbuh liar di ladangladang, kecubung sering ditanam di kebun halaman rumah sebagai
tanaman pagar atau tanaman hias yang berkhasiat obat. Kecubung
termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang
kayu dan tebal, bercabang banyak, tumbuh dengan tinggi kurang
dari 2 meter. Daun kecubung berwarna hijau berbentuk bulat telur,
tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan
letaknya berhadap-hadapan. Ujung dan pangkal daun meruncing
dan pertulangannya menyirip (Tampubolon, 1995).
3. Khasiat
Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, beracun (toksik),
masuk meridian jantung, paru, dan limpa. Kecubung berkhasiat
antiasmatik, antibatuk, (atitusif), antirematik, penghilang nyeri
(analgesik), afrodisiak, dan pemati rasa (anestetik)
2.2.4
Gambar 2.5
Sukun Arthocarpus communis
15
1.
2.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rosales
Famili
: Moraceae
Genus
: Arthocarpus
Spesies
: Arthocarpus communis
Morfologi
Arthocapus communis (sukun) adalah tumbuhan yang
banyak terdapat di kawasan troika seperti indonesia. ketinggian
tanaman ini mencapai 20m. Sukun bukan buah bermusim meskipun
biasanya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya
berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak
berbentik poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan
kematangan buah sukun (Mustafa, A.M.,1998).
3.
Khasiat
Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin,
karbohidrat, kalium, thiamin, natrium, kalsium, dan besi. Kayu yang
dihasilkan dari tanaman sukun bersih dan berwarna kuning, baik untuk
digergaji menjadi papan kotak, dapat digunakan sebagai bahan
bangunan meskipun tidak begitu baik (Heyne K,1987).
2.2.5
Gambar 2.6
Alpukat Persea americana
16
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
2. Morfologi
Tanaman ini berbentuk pohon, dengan ketinggian pohon
dapat mencapai 3-10m. Daun banyak menumpuk diujung ranting,
berbentuk oval sampai lonjong, panjang 10-20cm, lebar 3cm.
Bunga berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bola sampai
bulat telur, warna hijau atau hijau kekuningan, berbintik ungu. Biji
satu berbentuk bola berwarna cokelat (Winarto dan Sidik, 2007).
3. Khasiat
Ekstrak daun alpukat memiliki aktivitas vaksolerasan,
hipotensi, antikonvulsan, anti virus, antihepatotoksin, antioksidan,
hipoglikemik, analgesik, dan antiinflamasi. Daun alpukat menjadi
alternatif
engobatan
tradisional
Gambar 2.7
Kumis kucing
Orthosipon stamineus
17
untuk
mengatasi
gejala
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Lamiales
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Orthosiphon
Spesies
: Orthosiphon stamineus
2. Morfologi
Tanaman kumis kucing biasanya tumbuh di sepanjang anak
sungai atau selokan. Atau biasanya ditanam di pekarangan rumah
untuk digunakan sebagai tanaman obat keluarga, karena kumis
kucing memiliki banyak khasiat dan mudah ditanam yaitu dengan
cara menebar biji atau setek batang. Tanaman ini dapat ditemukan
di dataran rendah pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut.
Tanaman kumis kucing tumbuh tegak dengan tinggi antara 50-150
cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang,
berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat
telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung
dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warna
hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung
percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih
panjang dari tabung bunga. Buah berupa nuah kotak, bulat telur,
masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat. Biji kecil,
masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam
(Dalimartha, 2000).
3. Khasiat
Tanaman kumis kucing mempunyai banyak manfaat untuk
pengobatan, antara lain sebagai antiradang, peluruh kencing
(diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan
batu saluran kencing. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
18
Gambar 2.8
Alamanda Alamanda chartatica
1. Klasifikasi (Anonim, 2012)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynaceae
Genus
: Allamanda
Spesies
: Allamanda cathartica L
2. Morfologi
a. Akar
Tunggang, putih kotor.
b. Batang
Berkayu, bulat,
berbaring,
berbuku-buku,
tiap
buku
19
c. Daun
Tunggal, lonjong, tepi rata melipat ke bawah, ujung dan
pangkal meruncing, panjang 5 16 cm, lebar 2 5 cm,
tebal, pertulangan menyirip, hijau.
d. Bunga
Majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang
dan ketiak daun, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak
bentuk lanset, permukaan halus, hijau, benang sari tertancap
pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai puiik
silindris,
kepala
putik
bercangap
dua,
kuning,
Gambar 2.9
Jagung Zea mays
20
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L.
tumbuh
dibagian
puncak
tanaman,
berupa
karang
Uraian Bahan
2.3.1
: Aethanolum
Nama Latin
: Etanol, alkohol
Rumus molekul
: C2H5OH
Berat Molekul
: 46,07 g/mol
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
2.3.2
: Aqua Destilata
Nama latin
Rumus molekul
: H2O
22
Berat molekul
: 18,02 g/mol
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
23
2.4
Prosedur kerja
A. Jagung Zea mays
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
24
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
25
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan pratikum dilakukan pada hari kamis, tanggal 20 November
2014 pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai.
Bertempat diLaboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2
Cutter
Kaca objek
Pipet
Mikroskop
Silet
26
3.2.2 Bahan
Tamarandus indica
Daun alamanda
Daun alpukat
Folium Alamanda
cathartica)
Daun jagung
zibenthinus
27
Daun kecubung
Daun sukun
Folium Arthocapus communis
28
Tissue
f.
g.
30
31
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
No.
1.
Literatur
Hasil pengamatan
a
a
b
a
b
Tamarindus indica
Tamarindus indica
Keterangan :
Keterangan :
a. Noktah
a. Noktah
a
a
a
b
Alamanda
Alamanda
Alamanda cathartica
Alamanda cathartica
Keterangan:
a. Stomata tipe anomositik
32
Keterangan:
a. Stomata tipe anomasitik
3.
a
a
Alpukat
Alpukat
Persea americana
Persea americana
Keterangan :
Keterangan :
kumis kucing
kumis kucing
Orthosipon stamineus
Orthosipon stamineus
Keterangan :
a. Stomata tipe anomasitik
Keterangan :
a. Stomata tipe anomastik
b
a
Durian
Durian
Durio zibenthinus
Durio zibenthinus
Keterangan :
a. Trikoma sisik
b. Trikoma bintang
(Sri Mulyani, 2006)
33
Keterangan :
a. Trikoma sisik
b. Trikoma bintang
6.
a
a
Daun jagung
Daun jagung
Keterangan :
a. Stomata tipe diasitik
Kecubung
Kecubung
Datura metel
Datura metel
Keterangan :
a. Stomata tipe diasitik
(Sri Mulyani, 2006)
34
Keterangan :
a. Stomata tipe diasitik
8.
a
Sukun
Sukun
Arthocarpus communis
Arthocarpus communis
Keterangan :
Keterangan :
a. Trikoma
a. Trikoma
Pembahasan
Kesatuan struktur dan fungsional fisiologis dari organisme hidup ialah
sel. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung dalam sel. Jadi sel
merupakan penyusun dasar kehidupan. Sel pada tumbuhan memiliki
perbedaan yang sangat nampak dengan sel hewan yaitu adanya dinding sel
pada sel tumbuhan. Fungsi utama
yang berfungsi
untuk
mensterilkan kaca objek dan kaca penutup, air mineral yang berfungsi
membersihkan alat dan juga untuk pengamatan objek dengan cara
meneteskan air tersebut menggunakan pipet pada objek yang akan diamati.
Dilakukan penetesan air karena untuk membuat kondisi sel dalam keadaan
normal dan dapat mempermudah proses pengamatan. Karena menurut
Alert, G (1987) air yang diteteskan akan membentuk lingkungan isotonik
baik didalam maupun diluar sel, sehingga bentuk sel normal.
Percobaan pertama dilakukan pada tanaman daun jagung Zea mays,
disayat membujur dan tipis pada permukaan daun. Disayat membujur
karena untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nanti
akan dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika
tebal yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat,
diletakan sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup
dengan deck gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989)
untuk melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja
kemudian dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa
objektif (10 x 0,25). Berdasarkan hasil pengamatan, dijumpai adanya
stomata. Stomata tersebut merupakan stomata tipe diasitik. Hal ini sesuai
dengan A. Fahn (1995) bahwa pada struktur sel pada daun jagung terdapat
stomata diasitik yaitu stomata yang memiliki dua sel tetangga.
Selanjutnya sampel kedua yaitu biji asam jawa Tamarindus indica,
disayat melintang dan tipis pada biji asam jawa. Disayat melintang untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nantinya akan
dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika tebal
yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat, diletakan
sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan deck
gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989) untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja kemudian
dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
(10 x 0,25). Pada preparat yang kami amati dijumpai adanya penebalan
36
dinding sel. Penebalan dinding sel pada biji asam jawa merupakan
penebalan sentripetal. Hal ini sesuai dengan (Kertasapoetra, 1991) yang
menyatakan bahwa struktur sel pada biji asam jawa, terjadi penebalan sel
secara sentripetal penebalan dinding sel kearah bagian dalam.
Sampel ketiga adalah adalah daun sukun Arthocarpus communis
disayat membujur dan dibuat setipis mungkin. Disayat membujur karena
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nanti akan
dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika tebal
yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat, diletakan
sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan deck
gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989) untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja kemudian
dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
(10 x 0,25). Kemudian melakukan pengamatan pada mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif (10 x 0,25). Berdasarkan hasil pengamatan,
dijumpai adanya trikoma. Hal ini sesuai dengan A. Fahn (1995) yang
menyatakan bahwa pada daun sukun terdapat trikoma. Trikoma adalah
semua tambahan uniseluler maupun multiseluler pada epidermis.
Sampel keempat adalah daun kecubung Datura metel disayat
membujur dan tipis pada permukaan daun. Disayat membujur karena
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nanti akan
dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika tebal
yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat, diletakan
sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan deck
gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989) untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja kemudian
dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
(10 x 0,25). Kemudian melakukan pengamatan pada mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif (10 x 0,25). Berdasarkan hasil pengamatan,
dijumpai adanya stomata. Stomata tersebut yaitu stomata tipe diasitik. Hal
ini sesuai dengan A. Fahn (1995) yang menyatakan bahwa pada daun
37
pada daun tumbuhan juga terdapat stomata tipe anomasitik yaitu stomata
dengan jumlah sel tetangga tiga atau lebih satu sama lain sukar dibedakan.
Sampel ketujuh adalah daun alamanda Alamanda cathartica disayat
membujur dan tipis pada permukaan daun. Disayat membujur karena
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nanti akan
dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika tebal
yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat, diletakan
sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan deck
gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989) untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja kemudian
dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
(10 x 0,25). Kemudian melakukan pengamatan pada mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif (10 x 0,25). Berdasarkan hasil pengamatan,
dijumpai adanya stomata. Stomata tersebut adalah stomata tipe
anomositik. Hal ini sesuai dengan A. Fahn (1995) yang menyatakan bahwa
pada daun tumbuhan juga terdapat stomata tipe anomasitik yaitu stomata
dengan jumlah sel tetangga tiga atau lebih satu sama lain sukar dibedakan.
Sampel kedelapan adalah daun durian Durio zibenthinus disayat
membujur dan tipis pada permukaan daun. Disayat membujur karena
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan literatur yang nanti akan
dibandingkan, disayat tipis karena menurut Muyani (2006), jika tebal
yang akan tampak bukan sel melainkan jaringan. Setelah disayat, diletakan
sampel diatas kaca preparat dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan deck
gelas fungsi utama deck gelas ini menurut Suhana (1989) untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak disengaja kemudian
dilakukan pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
(10 x 0,25). Kemudian melakukan pengamatan pada mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif (10 x 0,25). Berdasarkan hasil pengamatan,
dijumpai adanya trikoma sisik dan trikoma bintang. Hal ini sesuai dengan
A. Fahn (1995) bahwa pada daun durian terdapat trikoma bentuk sisik dan
trikoma bentuk bintang.
39
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa pada
dinding sel tumbuhan dapat terjadi penebalan. Ada penebalan bagian dalam
dan penebalan dinding sel bagian luar. Seperti pada asam jawa Tamarindus
indica, Daun sukun Arthocarpus communis, Kecubung Datura metel, daun
durian Durio zibethinus dan daun alpukat Persea americana dan juga terdapat
terdapat bentuk alat tambahan berupa trikoma pada daun durian dan daun
sukun. Yang masing-masing bentuk penebalan sel dan alat tambahan pada
sel, dapat terindifikasi pada perbesaran lensa objektif 10 x 0,25.
5.2 Saran
1.
Jurusan
kami harapkan untuk bertindak secara langsung untuk perbaikan
laboratorium agar lebih baik lagi demi kebaikan bersama.
2.
Laboratorium
Mungkin dari kami hanya kapasitas ruangan yang perlu diperluas,
karena
pada
saat
praktikum,
kami
sedikit
kurang
nyaman
Praktikan
Diharapkan pada saat melaksanakan parktikum harus lebih berhatihati dalam menggunakan alat lab, dan lebih teliti dalam mengamati objek
yang
sedang
diamati,
agar
41
hasil
yang
di
dapatkan
sesuai