Lapleng Buah Dan Biji
Lapleng Buah Dan Biji
Lapleng Buah Dan Biji
BOTANI FARMASI
“MORFOLOGI DAN ANATOMI BUAH DAN BIJI “
STIFA B 2021
KELOMPOK V
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium).
Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-
masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses
yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari
dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala
putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk
sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik
menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal
dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid (Ashari, 2004).
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam
bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada
tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel
keduanya (Ashari, 2004).
Dalam praktikum ini, kita mengenal struktur morfologi dan anatomi
dari buah dan biji tomat (Lycopersicum esculentum M.) seperti bentuk
buah dan biji serta bagian-bagiannya dan peran peristiwa penyerbukan
sebagai pembentukan buah yang akan tumbuh menjadi biji.
I. 2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk morfologi dari buah apel dan biji pala
2. Untuk mengetahui bagian-bagian anatomi dari buah apel dan biji pala
menggunakan mikroskop
I. 3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pada percobaan ini adalah mengamati
bagian-bagian luar atau morfologi pada buah dan bijj dengan mengamati
secara langsung sampel dan bagian-bagian dalam atau anatomi. Pada
buah apel dan anatomi biji pala yang diiris secara melintang dan
membujur lalu ditetesi medium aquadest, fluoroglusin,dan kloralhidrat lalu
diamati dibawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Teori Umum
Buah (fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah
tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai
pemencar biji tumbuhan (Departemen, 2011).
Pada pembentukan buah ada kalanya bagian bunga selain bakal
buah ikut dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera
setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain
bakal buah segera menjadi layu dan gugur dari putik sendiri dengan tegas
disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala
putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain
(Rosanti, 2011).
Biji (Semen ) merupakan perkembangan lanjutan dari bakal biji yang
telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara
agronomis biji me rupakan hasil budidaya yang digunakan sebagai pakan
ternak. Secara biologis biji difungsikan khusus sebagai alat perbanyakan
tanaman atas penyebaran jenis (Pranoto, 2011).
Adapun bagian-bagian dari biji sebagai berikut (Iriawati, 2017) :
Kulit biji, bagian yang menyelumuti biji berupa pelindung
Kotiledon, yaitu bagian yang berfungsi menyimpan makanan dalam
bentuk pati/protein.
Plumula, yaitu daun kecil yang pertama tumbuh pada tanaman
Radikula, yaitu daun akar yang tumbuh pertama pada tanaman
Hipokotil, yaitu batang dari kecambah
II. 2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM 1979. hal 96)
Nama resmi : AQUA DESTTILLATA
Nama lain : Aquadest, air suling
RM / BM : H2O / 18,2 g/mol
Kelarutan : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak
manis.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap.
Kegunaan : Sebagai medium
2. Flouroglusin (Dirjen POM, 1979. Hal 675)
Nama resmi : TRIHIDROS
Nama lain : Flouroglusin
RM / BM : C6H3(OH)3
Berat molekul : 110,1 g/mol
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) dan dalam ether.
Pemerian : Hablur/serbuk hablur, putih atau kekuningan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
Kegunaan : Mempermudah pengamatan.
3. Kloralhidrat (Dirjen POM, 1979 : hal 142))
Nama resmi : CHLORALIHYDRAS
Nama lain : Kloralhidrat
Rumus molekul : C2H3Cl3O2
Berat molekul : 165,40 g/mol
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
minyak zaitun; mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dan
dalam eter P.
Pemerian : Hablur transparan, tidak melelh basah;
tidakberwarna, bau tajam dan khas; rasa kaostik dan agak pahit. Melebur
pada suhu lebih kurang 550 dan perlahan-lahan menguap
Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat, terlindung
dari cahaya di tempat sejuk.
Kegunaan : Mempermudah pengamatan.
II. 3 Klasifkasi Tanaman
II. 3. 1 Buah (fructus)
1. Buah Apel (Worintek, 2011) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myctales
Famili : Lytraceae
Genus : Punica
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Divisi : Spermatophyte
Kelas : Angiospermae
Ordo : Fannosae
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Oxilidales
Famili : Oxilidaceae
Genus : Avverhoa
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitacea
Famili : Vitaceae
Genus : Vitis
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Caesalpiraceae
Genus : Tamarindus
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnolioles
Famili : Myristicaceae
Genus : Myrictica
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Caricales
Famili : Caricacea
Genus : Carica
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium occidentale
5. Jagung (Prahasta, 2009)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
1. Kulit
Buah apel (Eksocar
(Malus p)
syivestris M) 2. Biji
3. Endocarp
4. Mesocarp
5. Kulit
keras pala
Deskripsi : Biji Pala memiliki bentuk bulat telur, serta memiliki
permukaan biji beratur dangkal yang berupa anyaman jala. Tanjuk
pohon ini bentuknya meruncing ke atas dan puncak tajuknya
tumpul (Sunanto, 1993).
IV. 1. 2 Tabel Hasil Pengamatan Anatomi Buah Apel dan Biji Pala
mesocarp Medium
epicarp Aquadest
Perbesaran 10x
3. Buah Apel Mesocarp
(Malus syivestris Epicarp
M)
Buah Apel
mesocar
p Medium
epicarp
Aquadest
Perbesaran 40x
4. Buah Apel Epicarp
(Malus syivestris
M)
Buah Apel
Medium
Kloralhidrat
epicarp
Perbesaran 4x
Buah Apel
Medium
mesocarp Kloralhidrat
Perbesaran 10x
Buah Apel
Medium
mesocarp
Kloralhidrat
Perbesaran 40x
Biji Pala
Medium
tegmen Aquadest
Perbesaran 10x
albumen
Irisan membujur
12. Biji pala Albumen
Tegmen testa
(Myristica Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
Aquadest
Biji Pala
Medium
Aquadest
albumen
Perbesaran 4x
Irisan
melintang
14. Biji pala Albumen
tigmen
(Myristica Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
Aquadest
testa
albumen
Perbesaran 10x
Irisan melintang
15. Biji pala Albumen
tegmen
(Myristica Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
Aquadest
testa
albumen Perbesaran 40x
Irisan melintang
16. Biji pala Albumen
(Myristica testa Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
tegmen Kloralhidrat
Albumen
Perbesaran 4x
Irisan membujur
17. Biji pala Albumen
testa
(Myristica Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
Kloralhidrat
Biji Pala
Medium
testa Kloralhidrat
Perbesaran 40x
tegmen
Irisan membujur
19. Biji pala Albumen
testa
(Myristica Tegmen
fragrans) Testa
Biji Pala
Medium
Kloralhidrat
albumen tegmen
Perbesaran 4x
Irisan melintang
20. Biji pala Tegmen
(Myristica Testa
fragrans)
Biji Pala
Medium
Kloralhidrat
Perbesaran 10x
Irisan melintang
Tegmen Testa
21. Biji pala Tidak terlihat
(Myristica lapisan
fragrans) apapun
Biji Pala
Medium
Kloralhidrat
Perbesaran 40x
Irisan melintang
22. Biji pala Tegmen
Testa
(Myristica Testa
fragrans)
Biji Pala
Medium
Fluoraglusin
Perbesaran 4x
Tegmen
Irisan membujur
23. Biji pala Tegmen
(Myristica Testa
Testa
fragrans)
Biji Pala
Medium
Fluoroglusin
Perbesaran 10x
Tegmen
Irisan membujur
24. Biji pala Tidak terlihat
(Myristica lapisan
fragrans) apapun
Biji Pala
Medium
Fluoroglusin
Perbesaran 40x
Irisan membujur
25. Biji pala Tegmen
Testa
(Myristica Testa
fragrans)
Biji Pala
Medium
Fluoroglusin
Tegmen Perbesaran 4x
Irisan melintang
26. Biji pala Tegmen
Tegmen
(Myristica
fragrans)
Biji Pala
Medium
Fluoroglusin
Perbesaran 10x
Irisan melintang
27. Biji pala Testa
Testa
(Myristica
fragrans) Biji Pala
Medium
Fluoroglusin
Perbesaran 40x
Irisan melintang
IV. 2 Pembahasan
Pada percobaan mofologi dan anatomi biji sampel yang kami
amati yaitu buah apel (Malus syivestris M) dan biji pala (Myristica
fragrans) dengan medium aquadest, kloralhidrat dan fluoroglusin.
Pada percobaan morfologi buah apel terlihat buah apel
berbentuk lonjong dan oval memiliki ujung yang runcing dan kulit
tipis serta kasar dengan pori-pori yang besar. Buah apel memiliki
warna buah yang sangat bervariasi yaitu hijau, merah, dan juga
kemerahan. Buah apel memiliki bagian-bagian yaitu; lapisan
eksocarp, endocarp dan mesocarp (Kurniawan, 2014). Sedangkan
pada percobaan morfologi biji pala terlihat biji pala berbentuk bulat
telur, permukaan biji beralur dangka yang berupa anyaman jala dan
tanjuk pohon yang meruncing ke atasa dan puncak tanjuknya
tumpul (Jones, 2008).
Pada percobaan anatomi buah apel yang diamati ialah kulit
apelnya dan biji dari pala. Pada saat kulit buah diamati dengan
medium aquadest, dan perbesaran 4x terlihat jelas pada bagian
epicarp. Dan pada perbesaran 10x dan 40x terlihat jelas pada
bagian epicarp dan mesocarp. Setelah itu menggunakan medium
kloralhidrat dan pada perbesaran 4x hanya terlihat jelas pada
bagian epicarp, pada perbesaran 10x terlihat jelas pada bagian
epicarp dan mesocarp, dan pada perbesaran 40x terlihat jelas pada
bagian mesocarp, selanjutnya menggunakan medium fluoroglusin
dan pada perbesaran 4x hanya terlihat bagian epicarp, dan pada
perbesaran 10x dan 40x terlihat dengan jelas lapisan epicarp dan
mesocarp.
Dan pada saat biji pala diamati dengan medium aquadest
dengan irisan membujur dan melintang dan pada perbesaran 4x,10x
dan 40x terlihat jelas bagian albumen, tegmen dan testa.
Selanjutnya menggunakan medium kloralhidrat irisan membujur
dan perbesaran 4x, 10x dan 40x terlihat dengan jelas bagian
albumen, tegmen dan testa. Pada irisan melintang dan perbesaran
10x terlihat dengan jelas bagian tegmen dan testa. Dan pada
perbesaran 40x tidak terlihat bagian-bagian apapun. Selanjutnya
menggunakan medium fluoroglusin dengan irisan membujur pada
perbesaran 4x dan 10x terlihat lapisan tegmen dan testa,
sedangkan pada perbesaran 40x hanya terlihat bagian testa.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi dan anatomi buah apel
sudah sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa buah apel
termasuk buah semu dan bijinya ringan. Pada anatomi buah apel
terdiri atas beberapa lapisan yaitu endocarp, eksocarp dan
mesocarp. Dan anatomi biji pala terdiri atas bagian-bagian yaitu kulit
luar (testa), kulit dalam (tegmen) dan albumen (Jones, 2008).
Penggunaan medium aquadest, kloralhidrat dan fluoroglusin
sangat berpengaruh pada penampakan simpilisia. Tujuan
penggunaan medium aquadest ialah agar gelas penutup dapat
menempel secara rapat pada gelas objek. Tujuan penggunaaan
medium kloralhidrat ialah agar hasil penampakan simpilisia terlihat
lebih jelas. Hal ini terjadi karena kloralhidrat berfungsi untuk
melarutkan isi sel sehingga penampakan simpilisia lebih jernih
dibandingkan dengan aquadest. Selanjutnya tujuan penggunaan
medium kloralhidrat ialah untuk mempercepat reaksi, kadang-
kadang perlu pemanasan tetapi preparat dijaga agar tidak sampai
kering (Febriani, dkk. 2015).
Adapun tujuan fiksasi adalah untuk menjaga sel dan komponen
jaringan pada komposisi dan penampakan sel serta kelompok jaringan dan
keadaan ini dapat mengubah keadaan dari “life-like state” (Rikomah, 2017).
BAB V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah :
1. Morfologi dari buah apel yaitu buah yang berbentuk lonjong dan oval
memiliki ujung yang runcing dan kulit tipis dengan pori-pori besar dan
warnanya yang sangat bervariasi yaitu hijau, merah dan juga
kemerahan. Sedanngkan morfologi dari biji pala yaitu biji yang
berbentuk bulat telur, permukaan biji yag beralur dangka yang berupa
anyaman jala dan tanjuk pohon yang meruncing ke atas dan puncak
tanjuknya tumpul.
2. Anatomi buah apel terdiri dari bagian luar (eksocarp), mesocarp dan
endocarp sedangkan anatomi biji pala terdiri dari bagian lapisan kulit
luar (testa), lapisan kulit dalam (tegmen) sebagai tempat biji dan
albumen (putih lembaga).
V. 1. Saran
V. 1. 1 Saran untuk Dosen
Diharapkan kehadiran dosen dalam membimbing dan mengawasi
praktikan selama praktikum berlangsung.
V. 1. 2 Saran untuk Asisten
Diharapkan asisten memberikan pengarahan kepada praktikan
sebelum praktikum dimulai.
V. 1. 3 Saran untuk Laboratorium
Diharapkan alat dan bahan dalam laboratorium dilengkapi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Barceloax. 2005. Journal penelitian Buah Apel. Malang
Dirjen POM 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen POM 1979; hal 675.
Jakarta
Iriawati. 2017. Bagian-bagian biji . Kalimantan Timur: Universitas
Mulawarman
Jones, David. 2006. FASTTrack: Pharmaceutics Excipients, American
Pharmaceutical Association and Pharmaceutical Press, Washington
DC.
Nurcholis. 2007. Tanaman jarak dan pembuatan biodiesel. Yogyakarta
Plantamor. 2021. Klasifikasi buah delima dan buah manga.
Prahasta. 2009. Mengenal tanaman zea mays. Bandung
Rukmana. 2006. Budidaya belimbing. Malang
Soemardji. 2007. Asam Jawa. The souv but us full university of tayama
Japan
Suhadi. 2009. Budidaya jambu mete. Jakarta
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi tumbuhan carica papaya..
Yogyakarta: UGM Press.
Wondiau. (2007). Anatomi biji pala. Sumatera Utara :Universitas Sumatera
Utara
LAMPIRAN
2. Pengamatan anatomi
buah dan biji tomat
pada mikroskop.
SKEMA KERJA
1. Pengamatan Morfologi