Format Laporan Praktikum Botani Farmasi
Format Laporan Praktikum Botani Farmasi
Format Laporan Praktikum Botani Farmasi
BOTANI FARMASI
“PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP”
KELOMPOK 6 :
HERLIANTI 21013224
THEBY KHARISMA P. 21013230
CITRA SURYA NINGSI B. 21013270
WENNY AGRYANI 21013229
YUVITA 21013240
NINDI 21013250
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Praktikum 1
I.3 Prinsip Praktikum 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
II.1 Pengertian Mikroskop 2
II.2 Sejarah Mikroskop 2
II.3 Jenis-Jenis Mikroskop 2
II.4 Bagian Mikroskop dan Fungsinya 2
BAB III METODE KERJA 3
III.1 Waktu danTempat Praktikum 3
III.2 Alat dan Bahan 3
III.3 Cara Kerja 3
III.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 3
BAB IV PEMBAHASAN 4
BAB V PENUTUP 5
V.1 Kesimpulan 5
V.2 Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TujuanPraktikum
1. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan gabus
2. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan jagung
3. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan bawang merah
4. Untuk mengetahui bagian-bagian kentang
5. Untuk mengetahui bagian-bagian bengkoang
6. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada guntingan Koran
I.3 PrinsipPraktikum
Lensa objek akan membentuk bayangan benda yang bersifat
nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif
akan di tangkap sebagai benda oleh lensa okuler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 WaktudanTempatPraktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2021
sampai selesi di Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Makassar.
III.2 AlatdanBahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
- Mikroskop
- Gelas objek dan gelas penutup
- Pipet tetes
- silet
Bahan yang digunakan pad praktikum ini adalah :
- Potongan kertas Koran
- Gabus
- Kentang
- Bengkongan
- Bawang merah
- Jagung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Praktikum
N Bahan Uji Gambar Mikroskop Keterangan
O
G.1.Huruf “R”
Perbesaran16 x 4
G.2.Huruf “M”
Perbesaran16 x 4
G.3.Huruf “A”
Perbesaran
16 x 4
a
b a. Dinding sel
b. Rongga/Ruang
2. Gabus
G.4.Gabus Perbesaran
16 x10
G.5.Kentang Perbesaran
16 x 4
Perbesaran 4x
4. Bawang
Merah
5. Jagung
G.6.Jagung Perbesaran
16 x 40
Perbesaran 4x
6 Bengkoang
G.7.Bengkoang
perbesaran 16 x 4
Perbesaran 10x
G.8.Bengkoang
perbesaran 16 x 10
Perbesaran 40x
G.9.Bengkoang
perbesaran 16 x 40
IV.2 Pembahasan
.
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopik
atau renik yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan mengunakan alat ini disebut mikroskopik. Dan kata mikroskopik berarti
sangat kiecil sehingga tidak muda terlihat oleh mata.
Pada percobaan ini digunakan mikroskopik binokuler. Mikroskopik binokuler
digunakan untuk pengamatanyang tidak terlalu besardan transparan. Penyinaran dapat
diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskopik
binokuler memiliki dua buah lensa yatu lensa objektif dan lensa okuler, dengan
kombinasi lensa objektif dan lensa okuler akan memperoleh bayangan tiga dimensi
dengan pengamatan dua belah mata.
Objek yang diamati percobaan ini adalah guntingan koran dengan menggunakan
huruf R, M, dan A ketiga huruf itu digunting kemudian diletakkan di gelas objek, ditetesi
sedikit air aquadest dan di tutup menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik akan
memperoleh banyangan maya, terbalik dan diperbesar. Dengan menggunakan
perbesaran 16x4.
Objek selanjutnya yaitu gabus. Bentuk sel gabus adalah bulat. Sel gabus
termaksud sel mati karena tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel, dan tidak ada
aktivitas yang terjadi. Secara mikroskopik terdapat dinding sel dan rongga kosong pada
irisan gabus. Sel mati ini tidak berperan bagi kehidupan. Perbesaran yang digunakan
adalah perbesaran 16x10.
Objek yang berikutnya yaitu kentang. Tusuk kentang menggunakan jarum
preparat hingga kandungan air dalam kentang dapat menetes, kemudian letakkan pada
objek glass dan tutuo menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik terdapat
butiran-butiran amilum yang terlihat sangat jelas pada perbesaran 16x4.
Objek selanjurnya adalah bawang merah. Sayat tipis bawang merah lalu
letakkan di atas gelas objek, lalu letakkan tetesan aquadest, dan kemudian tutup
menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik struktur sel bawang merah terlihat
jelas namun bentuknya tidak beraturan yang terlihat pada perbesan 16x4. Pada
perbesaran 16x10 sel bawang merah berbentuk persegi enam namun tak sederhana.
Objek selanjutnya adalah jagung, tusuk jarum menggunakan jarum preparate
hingga air dalam kandungan air dalam jagung menetes kemudian letakkan diatas gelas
objek dan tutup mengguakan gelas penutup. Secara mikroskopis pati jagung terlihat
jelas dengan adanya lamella (garis-garis) dan hilux (titik) berupa rongga atau celah.
Objek terakhir adalah bengkoang. Tusuk bengkoang menggunakan jarum
preparat hingga air kambiumnya menetes, kemudian letakkan di atas gelas objek dan
tutup menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik pada perbesaran 16x4 terlihat
butiran-butiran amilum yang sangat kecil. Pada pemngatan perbesaran 16x10, secara
mikroskopis terlihat butiran-butiran amilum yang sudah hampir terlihat sangat jelas.
Pada pengamatan perbesaran 16x40 sudah sangat jelas terlihat butiran-butiran amilum
dan bentuk butirannya berubah membentuk persegi enam.
BAB V
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkanpraktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada percobaan koran (huruf R, M, dan A) hasil yang diperoleh yaitu bayangan
yang terlihat maya, terbalik, dan diperbesar.
2. Pada percobaan gabus terdapat bagian-bagian sel yaitu dinding sel dan rongga
atau ruang.
3. Pada percobaan bawang merah struktur sel berbentuk persegi enam namun tak
sederhana.
4. Pada percobaan jagung terdapat bagian-bagian sel yaitu lamella (garis-garis) dan
hilux (titik)
5. Pada percobaan kentang terlihat butiran-butiran amilum.
6. Pada percobaan bengkoang hasil yang diperoleh yaitu butiran-butiran amilum,
pada perbesaran 16x40 butiran-butiran itu berubah bentuk menjadi persegi
enam.
VI.2 Saran
1. Sebelum memulai pengamatan periksa keadaan mikroskop, karena banyak
mikroskop yang kurang bagus maka hal itu dapat menjadi kendala dalam proses
pengamatan.
2. Sebaiknya dibutuhkan ketelitian dalam membuat preparate (sayatan tipis) lebih
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 2.Skema Kerja Pengamatan Pada Sayatan Gabus
Mikroskop
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 3.Skema Kerja Pengamatan Pada kentang Mikroskop
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 4.Skema Kerja Pengamatan Pada Bawang Merah
Mikroskop
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 5.Skema Kerja Pengamatan Pada Jagung Mikroskop
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 6.Skema Kerja Pengamatan Pada Bengkoang Mikroskop
SampelGabus
Perlakuan xxxxxx
Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx
Hasil xxxxx
Perlakuan xxxxxx
Data
Dibahas
Kesimpulan