Arnold Yonathan 211-215
Arnold Yonathan 211-215
Arnold Yonathan 211-215
Halaman
211-215
JurnalTeknologi
TeknologiKimia
Kimiadan
danIndustri,
Industri,Vol.
Vol.2,1,No.
No.2,1,Tahun
Tahun2013
2012,
Halaman
xx- xx
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
*)
211
Jurnal
Teknologi
KimiaKimia
dan Industri,
Vol. 2,Vol.
No.1,2,No.
Tahun
2013 2012,
Halaman
211-215
Jurnal
Teknologi
dan Industri,
1, Tahun
Halaman
xx
Disamping efek negatif dari tanaman eceng gondok, tanaman yang merupakan jenis gulma ini memiliki
beberapa nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan ( Pinto et al, 1987; Tripathi dan Shukla, 1991 ). Diantara
beberapa kemungkinan, yang paling menarik adalah produksi gas metana dengan menggunakan eceng gondok
dengan metode anaerobic digestion ( Shilapour and Smith, 1984; Shankar and Tondon, 1986; Teherruzan and
Kushani, 1989). Eceng gondok dapat dimanfaatkan dalam produksi biogas karena mempunyai kandungan
hemiselulosa yang cukup besar dibandingkan komponen organik tunggal lainnya. Hemiselulosa adalah
polisakarida kompleks yang merupakan campuran polimer yang jika dihidrolisis menghasilkan produk campuran
turunan yang dapat diolah dengan metode anaerobic digestion untuk menghasilkan dua senyawa campuran
sederhana berupa metan dan karbon dioksida yang biasa disebut biogas (Ghosh et al, 1984). Menurut Malik
(2006) eceng gondok mengandung 95% air dan menjadikannya terdiri dari jaringan yang berongga, mempunyai
energi yang tinggi, terdiri dari bahan yang dapat difermentasikan dan berpotensi sangat besar dalam
menghasilkan biogas (Chanakya et al, 1993 dalam Gunnarsson and Cecilia, 2006).
Biogas dapat diproduksi dari eceng gondok. Tapi dengan metode ini terdapat beberapa kekurangan karena
apabila hanya digunakan eceng gondok jumlah biogas dihasilkan sedikit dan waktu yang dihasilkan lama. Jadi
diperlukan penelitian lebih lanjut guna meningkatkan jumlah biogas dihasilkan dan mempercepat waktu
produksi, dimana dalam penelitian ini dilakukan pencampuran eceng gondok dengan kotoran sapi, dan juga
melakukan pretreatment hidrolisis asam.
Beberapa penelitian telah dilakukan, antara lain produksi biogas dari eceng gondok dengan menggunakan
bioreaktor 2 stage. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan eceng gondok dengan kotoran
sapi dengan perbandingan 7:3, campuran ini diberi label WHS-CD yang disimpan pada suhu ruangan sekitar
25oC. (A.K. Kivaisi and M. Mtila, 1998). Selain itu telah dilakukan penelitian tentang optimasi pembuatan
biogas dari tumbuhan eceng gondok dalam skala lapangan. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara
menggunakan campuran eceng gondok dan air dengan perbandingan masing-masing 80 kg dan 20 kg yang
digunakan sebagai variabel kontrol. Optimasi dilakukan dengan penambahan 15 kg kotoran sapi sebagai
inokulum. (Galuh, 2009). Dalam penelitian mengenai pemanfaatan biomassa eceng gondok dari kolam
pengolahan grey water sebagai penghasil biogas. Metode penelitian dilakukan dengan cara mencampurkan eceng
gondok dengan kotoran sapi dan usus bekicot dengan kompososi kotoran sapi 2,5% dari berat eceng gondok, dan
juga dilakukan pretreatment terhadap substrat dengan hidrolisis asam. (Azay dan Yulinah, 2010)
Pada penelitian ini akan digunakan campuran eceng gondok dan kotoran sapi, dimana antara komposisi
eceng gondok maupun kotoran sapi keduanya divariasikan untuk mengetahui jumlah biogas dihasilkan dan juga
kadar gas metana yang terkandung di dalamnya, selain itu juga dilakukan pretreatment hidrolisis asam pada
substrat eceng gondok untuk meneliti penelitian terdahulu mengenai kandungan gas metana yang dihasilkan
pada biogas dari substrat yang telah dilakukan pretreatment.
Tujuan dari penelitian mengkaji pengaruh komposisi eceng gondok terhadap biogas yang dihasilkan dari
proses anaerobic digestion, mengkaji pengaruh pretreatment variasi pH hidrolisis asam terhadap biogas
dihasilkan dari proses anaerobic digestion, dan mengkaji kandungan gas metana yang terkandung di dalam
biogas, baik dengan penambahan pretreatment maupun tanpa dilakukan pretreatment
Kalibrasi Rotameter
212
Jurnal
Teknologi
KimiaKimia
dan Industri,
Vol. 2,
No.1,2,No.
Tahun
2013 2012,
Halaman
211-215
Jurnal
Teknologi
dan Industri,
Vol.
1, Tahun
Halaman
xx
213
Jurnal
Teknologi
KimiaKimia
dan Industri,
Vol. 2,Vol.
No.1,2,No.
Tahun
2013 2012,
Halaman
211-215
Jurnal
Teknologi
dan Industri,
1, Tahun
Halaman
xx
3. Pembahasan Pengaruh pre-treatment pH Terhadap Biogas Dihasilkan
Jurnal
Teknologi
KimiaKimia
dan Industri,
Vol. 2,
No.1,2,No.
Tahun
2013 2012,
Halaman
211-215
Jurnal
Teknologi
dan Industri,
Vol.
1, Tahun
Halaman
xx
pH 7 dihasilkan biogas paling banyak. Sebelum diambil kesimpulan sampel pH 7 yang akan dianalisa, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut apakah pH 8 produksi biogas mengalami kenaikan atau tidak. Hasil yang
didapatkan seperti terlihat pada gambar 4.3, terlihat bahwa pada pH 8 produksi volume biogas dihasilkan
mengalami penurunan, oleh karena itu sampel yang dianalisa merupakan sampel dengan komposisi 2 : 2,5 dan
berlangsung pada pH 7. Dari hasil analisa GC didapat, dan setelah dilakukan perhitungan didapatkan kadar
metana yang terbentuk sebesar 0,03 mol metana / 100gr eceng gondok. Dari hasil analisa tersebut dapat
disimpulkan bahwa biogas dari eceng gondok dapat digunakan sebagai dimanfaatkan sebagai sumber energi
terbarukan karena terbukti adanya kandungan metana dalam biogas dihasilkan. Akan tetapi dari hasil penelitian
ini, masih diperlukan penelitian lanjutan apakah dengan semakin lamanya waktu fermentasi dan variasi variabel
yang lain kandungan gas metana tersebut masih dapat meningkat atau tidak.
Kesimpulan
Pada variabel komposisi perbandingan eceng gondok 2 : 2,5 dihasilkan biogas dengan volume terbesar.
Pada variabel pH campuran 7 dihasilkan biogas dengan volume terbesar. Kandungan metana pada biogas sebesar
0,03 mol metana / 100gr eceng gondok .
Saran
Pada saat dilakukan pengukuran volume bigas dengan rotameter harus dilakukan dengan teliti agar
tidak terjadi salah pencatatan. Cek kebocoran pada rangkaian alat dengan menggunakan air sabun. Penelitian
lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh lamanya fermentasi terhadap biogas dihasilkan beserta
kandungan gas metananya.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia
atas kontribusinya sebagai tempat penelitian dan Fakultas Teknik atas bantuan dana hibah penelitian sehingga
penelitian ini dapat dilakukan secara maksimal .
Daftar Pustaka
A.K. Kivaisi* and M. Mtila. Production Of Biogas From Water Hyacinth (Eichhornia crassipes) (Mart) (Solms)
in a Two-Stage Bioreactor. World Journal of Microbiology & Biotechnology 14, 125131
Azay Ragsul Saputri dan Yulinah Trihadiningrum, 2010. Pemanfaatan Biomassa Eceng Gondok Dari Kolam
Pengolahan Greywater Sebagai Penghasil Biogas. Fakultas Teknik Sipil. ITS. Surabaya
Chanakya, H.N., S. Borgaonkar, G. Meena dan K.S. Jagadish. 1993. Solid Phase Biogas Production with
Garbage or Water Hyacinth. Bioresource Technology Vol. 46 227231 Elsevier Ltd.
Galuh Ratri S., 2009. Optimasi Pembuatan Biogas Dan Pupuk Organik Dari Tumbuhan Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms.) Dalam Skala Lapangan. Program Studi Biologi SITH. ITB.
Bandung
Ghosh, S., M.P. Henry dan R.W. Christopher. 1984. Hemicellulose Conversion by Anaerobic Digestion.
Institute of Gas Technology dan United Gas Pipe Line Company. USA. Biomassa Vol. 6 257-258.
Gunnarsson, C. C. dan Cecilia M. P. 2006. Water hyacinths as a resource in agriculture and energy
production:A literature review. Waste Management Vol.27 117129 Elsevier Ltd.
Hashimoto, A. G., Y.R. Chen, V.H. Varel dan R.L. Prior.1980. Anaerobic Fermentation of Agricultural
Residue. Di dalam. Shuler (ed). 1980. Utilization and Recycle of Agricultural Wastes and Residues.
CRC Press, Florida.
Malik, A.. 2006. Environmental Challenge Vis a Vis Opportunity: The Case of Water Hyacinth. Environment
International Vol.33 122138 Elsevier Ltd.
Pinto, C.L.R., Cocania, A. & Sonza, M.M. 1987 Utilization Of Water Hyacinth For Removal And Recovery Of
Silver From Industrial Wastewater. Water Science and Technology 19, 89102.
Shankar, G. & Tondon, G. 1986 A Laboratory Study Of Biogas Production From Water Hyacinth. World
Journal of Microbiology and Biotechnology 1, 7277.
Shilapour, A. & Smith, P.H. 1984 Conversion Of Biomass Into Methane. Biomass 6, 8594.
Subramanian, S.K. 1978. Biogas in Asia : A Survey. Di dalam barnett,A.L., L. Pyle dan S.K. Subramanian.
1978. Biogas Technology in the Third World, Ottawa.
Teherruzan, Q. & Kushani, D.P. 1989 Evaluation Of Some Aquatic Macrophytes Cultivated In Enriched Water
As Possible Source Of Protein And Biogas. Hydrobiological Bulletin (Netherlands) 23, 207212.
Tripathi, B.D. & Shukla, S. 1991 Biological Treatment Of Wastewater By Selected Aquatic Plants.
Environmental Pollution 69, 6978.
215