Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dasar Teori Laporan Praktikum Kosmetologi Eyes Shadow

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang MasalahKosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Di Mesir
3500 tahunsebelum masehi (SM) telah digunakan bahan-bahan untuk kecantikan,
berupa minyak hewan dan tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah, madu, susu dan
lain-lain. MenurutPERMENKES RI no. 220/Menkes/Per/IX/76 definisi kosmetika
diartikan sebagai bahanatau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,
dituangkan, dipercikkan, ataudisemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia
dengan maksud untuk memelihara,menambah daya tarik, atau merubah rupa dan
tidak termasuk obat.Make up mata merupakan salah satu kosmetik yang tertua dan
paling banyak digunakan. Banyak tipe dari make up ini yang digunakan untuk
memperindah penampilan dari mata, salah satunya adalah eye shadow. Eyes
shadow diproduksi dalamformula krim, stick, likuid, powder, pressed cake
(digunakan dengan pub atau brush).Pemakaiannya secara kering atau basah dan
diformulasikan sesuai dengan kebutuhan.Tujuan dari pemakaian eye shadow sendiri
adalah untuk memberikan bayangan padamata dan untuk mengoreksi jarak antar
mata sehingga diharapkan akan memperbaiki ataumempercantik mata
seseorang.Untuk memperbaiki dan mempertajam penampilan mata, maka make up
matamenggunakan pewarna-pewarna yang suitable (dapat diterima).Berdasarkan
fungsinya, make up mata dibagi menjadi 3 yaitu:1.Memperbaiki penampilan bulu
mata.2.Mewarnai alis mata dan areal orbinal mata.3.Meningkatkan kelembapan
daerah sekitar mata atau untuk membersihkan makeup mata
Syarat make up mata antara lain:1.Non toksik, non irritant2.Mudah digunakan,
dapat menempel dengan baik.3.Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya
kalau terkena keringat tidak luntur
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
I. Tinjauan Tentang Eye Shadow
Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/per/IX/76 definisi kosmetika dapatdiartikan
sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan,
dituangkan,dipercikkan/disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia
dengan maksud untuk memelihara, menambah daya tarik/ merubah rupa dan tidak
termasuk obat.Mata merupakan organ tubuh yang sering dinilai keindahannya
dalam penampilanseseorang. Estetika dari mata sering menjadi bahan ucapan,
tulisan, atau lukisan baik dalam segi cinta, novel, puisi, atau lukisan wanita cantik
jelita. Rias mata merupakan halyang tidak dapat dilupakan begitu saja apabila
seseorang ingin berpenampilan lebih, tentudengan selalu mempertimbangkan
kondisi, keperluan, dan tujuan yang ingin dicapai. Ada3 bagian mata yang perlu
dirias, yaitu kelopak mata (eye lid), bulu mata (eye lash), danalis mata (eye
brow).Kosmetika rias kelopak mata terdiri atas bayangan mata (eye shadow) dan
settingcream. Bayangan mata (eye shadow) ialah rias kelopak mata yang dipakai
agar tampak lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung ke dalam.

Kosmetika ini berisi pigmen warna yang berasal dari bahan alam/anorganik yang
diizinkan untuk dipakai.Pigmen ter batubara tidak digunakan sebagai pewarna
kosmetika karena efek terapinya pada kulit. Bentuk sediaan berupa: compact
powder, krim anhydrous, emulsi,stick, dan pencil. Sediaan eye shadow hendaknya
memenuhi persyaratan antara lain:1.Mudah diambil dari sediaannya dan mudah
dioleskan kembali ke kulit.2.Non toksik, non irritant3.Dapat melekat pada kelopak
mata (tidak berdebu)4.Sediaan yang dihasilkan tidak pecah-pecah pada
serbuk/sediaan yang dihasilkanharus kompak.
I. Tinjauan Tentang Eye Shadow
Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/per/IX/76 definisi kosmetika dapatdiartikan
sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan,
dituangkan,dipercikkan/disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia
dengan maksud untuk memelihara, menambah daya tarik/ merubah rupa dan tidak
termasuk obat.Ada 3 bagian mata yang perlu dirias, yaitu kelopak mata (eye lid),
bulu mata (eyelash), dan alis mata (eye brow).Berdasarkan fungsinya, make up
mata dibagi menjadi :

Memperbaiki penampilan bulu mata

Mewarnai alis dan areal orbital mata

Meningkatkan kelembapan daerah sekitar mataSyarat make up mata, antara lain :

Non toksik, non iritan

Dapat menempel dengan baik dan mudah digunakan

mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringattidak luntur
Kosmetika rias kelopak mata terdiri dari bayangan mata (eye shadow) dan
settingcream. Bayangan mata(eye shadow) ialah rias kelopak mata yang dipakai
agar tampak lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung ke
dalam.Bentuk sediaan eye shadow berupa :

Cream

Stik

Serbuk

Pres powdered

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kosmetik

Kosmetik

berasal dari bahasa yunani kuno kosmetikos yang berarti ketrampilan


menghias dan mengatur. Definisi kosmetik dalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No.445/Menkes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut :

Kosmetik adalah sediaan aau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar
badan (epidermis, rambut, kuku,bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan
rongga mulutuntuk kebersihan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,
melindungi supaya tetapdalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati ataumenyembuhkan suatu penyakit.

Sementara itu obat adalah bahan, zat, atau benda yang dipakai untuk
diagnose,pengobatan, dan pencegahan suatu penyakit atau yang dapat
mempengaruhi struktur dan faaldalam tubuh.

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk


kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melaui make up, meningkatkan rasa
percaya diridan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar
uv, polusi dan factorlingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum
membantu seseorang lebihmenikmati dan menghargai hidup.

1.2Penggolongan Kosmetik

Kosmetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :

a.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi kedalam 13 kelompok :

1.

Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.

2.

Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, dll.

3.

Preparat untuk muka, misalnya mascara, eye shadow, dll.

4.

Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll.

5.

Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray,dll.


6.

Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut dll.

7.

Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick dll.

8.

Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi dll.

9.

Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll.

10.

Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dll.

11.

Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, dll.

12.

Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll.

13.

Preparat untuk suntan dan sunscreen dll.

b.

Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan

1.

Kosmetik modern diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
didalamnyakosmetik)

2.

Kosmetik tradisional

Betul-betul tradisional

Semi tradisional

Hanya namanya yang tradisional

c.

Penggolongan menurut kegunaannya bagi kulit

1.

Kosmetik perawatan kulit

Kosmetik untuk membersihkan kulit (eleanser)

Kosmetik untuk melembabkan kulit (mousturizer)

Kosmetik pelindung kulit

Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (reeling)

2.

Kosmetik riasan (dekoratif atau make up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menampilkan yanglebih menarik.

1.3Eye Shadow

Eye shadow
adalah salah satu jenis kosmetik yang biasa digunakan untuk mewarnai kelopak
mata sehingga terbentuk bayangan yang baik.
Eye shadow
yang baik memiliki sifat mudahdigunakan secara halus dan mempunyai daya adhesi
yang bagus untuk kulit, tidak mengalamiperubahan warna, tidak menciptakan noda
ketika terkena keringat. Selain itu,
eyeshadow
tidak berminyak ketika digunakan.

Umumnya
eye shadow
tersedia dalam bentuk padat, berupa serbuk; stik yang berbasisminyak; atau pensil.
Namun, saat ini
eye shadow
dapat dijumpai dalam bentuk cair pastayang berbasis minyak maupun berupa
emulsi. Bentuk emulsi ini dapat berupa o/w atau w/o,tergantung pada jenis
emulsifier yang digunakan. Untuk kecenderungan kebutuhanpemakai,

eye shadow
tipe w/o lebih dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan produk yang tahan air,
baik itu terhadap keringat, air mata, maupun air hujan. Dengan tipe w/o, faseluar
yang bersentuhan dengan kulit adalah fase minyak sehingga kebutuhan ini
dapatterpenuhi. Akan tetapi, hingga saat ini,
eye shadow
yang diproduksi cenderung bertipe o/w.
Emulsi yang dibuat dengan emulsifier ini lebih murah, lebih mudah dibuat,
lebihenak dipakai karena tidak begitu lengket, lebih cepat menyebar di kulit dan
lebih dingin. Jenisemulsifier ini cocok digunakan dalam
eye shadow
bentuk cair pasta (krim) karena memilikisifat yang lebih lambat mengeras. Dengan
begitu, stabilitas sediaan lebih tinggi (Darijanto
et al.
, 2007).

Untuk menghasilkan warna yang bervariasi,


eye shadow
menggunakan pigmen.Pigmen yang digunakan dapat berupa pigmen organik
ataupun anorganik. Umumnya, pigmenanorganik berupa titanium dioksida yang
dilapisi mika banyak digunakan. Ini dibutuhkanuntuk memperoleh varian warna
yang lebih luas. Proses yang dibutuhkan dalam pembuatanpigmen ini adalah
penghalusan titanium dioksida dan mika disertai pengadukan sampaitercipta warna
yang homogen (Anonim, 2011).

Bahan tambahan berupa pengawet juga diberikan untuk memperpanjang umur


simpanproduk. Produk
eye shadow
emulsi mengandung cairan sehingga memiliki risiko tercemarioleh mikroba. Oleh
karena itu, cairan emulsi dilindungi oleh pengawet sehingga mikrobatidak tumbuh.
Selain itu, terdapat juga penambahan aktioksidan dari fase minyak. Inimemiliki
kegunaan mencegah oksidasi dari asam stearat dan pigmen sehingga emulsi
stabildengan warna yang tetap konstan.

Proses untuk memproduksi


eye shadow
tipe emulsi dimulai dengan persiapan masing-masing bahan. Bahan serbuk
dicampur hingga homogen. Bahan fase minyak dibuat menjadilarutan pada suhu
75-80
0
C. Sementara, bahan-bahan fase air dibuat pada suhu 70-75
0
C.Bahan serbuk dicampur dengan bahan fase air. Setelah itu, dilakukan
pencampuran denganfase minyak. Umumnya, unit operasi ini dilakukan
menggunakan homomixer. Produk emulsiini diberi perlakuan pendinginan hingga
mencapai suhu kamar dan dipress dalam wadah
eyeshadow
(Winanti, 2011)
.
Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan dalam produk ini. Uji yang
palingutama adalah uji stabilitas emulsi. Uji ini diperlukan untuk mengetahui berapa
lama produk ini akan stabil selama penyimpanan. Untuk penggunaannya,
dibutuhkan waktu simpan yangpanjang karena kecenderungan pemakaian yang
lama habis. Oleh karena itu, diperlukanstabilitas yang tinggi. Harapannya, produk
eye shadow
ini tidak mengalami creaming ataupunkoalesen selama penyimpanan.

Uji berikutnya yang biasa dilakukan dalam pengujian produk


eye shadow
adalah ujidispersi pewarna. Uji ini penting dilakukan karena perwarna yang
digunakan cenderung lebihbanyak dibandingkan dengan jenis produk lainnya. Jika
pewarna tidak terdispersi denganbaik, akan muncul garis pada wajah konsumen.
Pencetakan pun akan lebih sulit.

Uji kesesuaian bayangan juga perlu dilakukan. Uji ini dilakukan untuk
memastikanbahwa spesifik bayangan pada setiap batch sama dengan batch
sebelumnya. Pada uji ini,dilakukan perbandingan produk dengan produk
sebelumnya yang telah diterima sebagaistandar bayangan partikular yang
diproduksi. Ini harus dilakukan pada tempat dengan cahayayang standar. Warna
bayangan akan terkait dengan dispersi warna dan jumlah minyak.

Emulsi
eye shadow
juga perlu diuji secara mikrobial untuk memastikan tidak adakontaminasi
sepanjang proses produksi. Pengujian ini dilakukan pada sampel produk
sebelumpencetakan (Tandiarrang, 2011).
Uji untuk aplikasi
eye shadow
meliputi uji lekatan dan uji hedonik. Uji lekatan (
patchtest
) merupakan uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan cara
mengoleskansediaan uji pada kulit normal panel manusia untuk mengetahui apakah
sediaan tersebut dapatmenimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Sementara, uji
kesukaan (
hedonic test
) adalahpengujian terhadap kesan subyektif yang sifatnya suka atau tidak suka
terhadap produk ini.Pelaksanaan uji ini memerlukan dua pihak yang bekerja sama,
yaitu panel dan pelaksana.Jumlah panel uji kesukaan yang semakin banyak semakin
baik, sebaiknya melebihi 20 orang.Jumlah yang lebih besar akan menghasilkan
kesimpulan penerimaan pasar yang lebih valid.

Pengembangan yang dapat dikerjakan untuk produk


eye shadow
adalahpembuatan
eye shadow

tipe w/o. Ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sesuaiyang telah
dijelaskan sebelumnya. Untuk membuat tipe emulsi ini, diperlukan emulsifier
w/o.Salah satu jenis yang dapat digunakan adalah
polygliceryl oleat.
Emulsifier ini memiliki titik didih >300
0
F dengan warna kuning, cukup stabil dan tidak berbahaya (Anonim, 2011).
Inimerupakan jenis nonionik (netral).

Pengembangan lain yang dapat dilakukan adalah variasi warna, misalnya


pemberianefek
glitter
. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan mika mutiara saat pembuatanpigmen
dengan titanium dioksida. Jika ingin didapatkan efek warna perak atau
keemasan,dapat ditambahkan dengan serbuk metalik seperti aluminum dan
perunggu.

Selain itu, pengembangan yang dapat dilakukan adalah pembuatan produk


kosmetik multifungsi. Karakter dan formulasi
eye shadow
umumnya tidak berbeda jauh dengan
blushon
(perona pipi). Oleh karena itu, dapat dibuat produk emulsi berupa krim yang
aplikasinyadapat digunakan sebagai
eye shadow
ataupun
blush on.
Produk ini akan lebih efisien danpraktis untuk konsumen yang sering bepergian.

1.4Evaluasi dan Uji Standar Nasional Indonesia

a.

Uji Penampakan

Uji penampakan dapat dilakukan dengan cara visual yang meliputi pengujian
padawarna, bau, dan daya lekat sediaan. Pengamatan harus dilakukan secara teliti
dan bila adahasil yang kurang sesuai dengan ketentuan maka perlu dilakukan
evaluasi ulang dankemudian melakukan solusi yang tepat.

b.

Uji pH

Penggunaan indikator dalam pengujian dan penetapan kadar untuk


menunjukkankesempurnaan reaksi kimia dalam analisa volumetrik atau untuk
menunjukkan kadar ionhydrogen (pH) larutan suatu sediaan.

c.

Uji Bobot Jenis

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis


hanyaberlaku untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, bobot jenis adalah
perbandingan bobot zatdi udara pada suhu 25cterhadap bobot air volume sama.
Jika zat pada suhu 25c berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang
tertera dalam manografi dan bandingkan terhadapair pada suhu 25c.

d.

Uji Viskoitas

Viskositas atau kekentalan adalah sifat cairan yang bertalian rapat dengan
hambatanuntuk mengalir. Ini didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk
menggerakan suatu
permukaan bidang melalui permukaan lain dalam kondisi yang ditentukan, jika
ruangdiantaranya diisi oleh cairan tersebut ini dapat dianggap lebih sederhana
sebagai suatu sifatrelative dimana air adalah bahan pembanding dan semua
kekentalan dinyatakan terhadapkekentalan air murni pada 20c.

e.

Uji Daya Guna Pengawet Anti Mikroba

Pengawet antimikroba ialah zat yang ditambahkan pada bentuk sediaan untuk
melindungi dari kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan terutama pada wadah
pemakaianberganda untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
masuk secara tidak sengaja, selam atau setelah proses pembuatan. Zat antimikroba
tidak boleh digunakansemata-mata untuk menurunkan hitungan mikroba yang
masih memiliki daya hidup sebagaipengganti cara produksi yang baik.

f.

Uji Cemaran Mikroba

Uji yang pertama adalah melakukan uji bebas


staphylococcus aureus
denganmenggunakan uji koagulasi, dan uji bebas
pseudomonas auruginosa
menggunakan ujioksidasi dan pigmen. Uji kedua yang dilakukan adalah uji bebas

salmonella
denganmenggunakan singkelit dan uji bebas
escherichiacoli
dengan menggunakan singkelit.
Daftar pustaka
1.

Ansel. 1989.
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Jakarta : UI press

2.

Anonim. 1979
. Farmakope Indonesia edisi III
. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

3.

Anonim. 1995.
Farmakope Indonesia ediai IV
. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

4.

Pharmacopee Ned edisi V

5.

Soetopo dkk. 2002.


Ilmu Resep Teori.
Jakarta : Departemen Kesehatan

6.

Voigt. 1995.
Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
. Yogyakarta : UGM Press

7.

Lachman dkk. 1994.


Teori Dan Praktek Farmasi Industri
. Jakarta : UI Press

8.

Departemen Kesehatan RI. 1978.


Formularium Nasional edisi II
. Jakarta

9.

Van Duin. 1947.


Ilmu Resep
. Jakarta : Soeroengan

10.

Anonim. Farmakope Herbal

11.

Anief. 2006.
Ilmu Meracik Obat.
Yogyakarta : UGM Pres

12.

Darijanto, Sasanti T
et al.

Pengembangan Sediaan Kosmetika Asam Glikolat dalam Bentuk Krim dan Gel serta
Uji Stabilitas Sediaan.
Jurnal Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol.XXXII, No. 1, Maret 2007.

Anda mungkin juga menyukai