Laporan 2 - Satuan Operasi Industri
Laporan 2 - Satuan Operasi Industri
Laporan 2 - Satuan Operasi Industri
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beras merupakan bahan pangan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di pedesaan. Dengan
konsumsi beras yang masih sangat tinggi, yaitu sekitar 130 kg/kapita per tahun,
maka beras yang harus disediakan setiap tahunnya dalam suatu desa ekologi dapat
diperhitungkan berdasarkan jumlah penduduk desa tersebut. Kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan beras secara mandiri, berarti pengaliran sumberdaya
ekonomi keluar desa karena harus membeli beras dari luar desa.
Selain di tingkat on-farm, penanganan pascapanen padi
juga perlu diperhatikan dengan baik. Pemanenan, perontokan,
penjemuran, dan penggilingan padi harus dilakukan dengan cara
dan teknologi yang tepat, untuk menekan susut mutu dan susut
jumlah. Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital
dalam mengkonversi padi menjadi beras yang siap diolah untuk
dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan.
Kapasitas giling dari seluruh penggilingan padi yang ada di suatu
desa sebaiknya mencukupi baik dari segi produksi maupun
penanganan pascapanennya. Dengan demikian, usaha
penggilingan padi harus dapat menjamin kelangsungannya, agar
usaha pemenuhan kebutuhan akan beras dapat dilakukan secara
optimal.
B. Tujuan
Untuk mengetahui alat-alat dalam RMU dan proses pengolahan gabah
menjadi beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Biji-bijian adalah bahan pangan yang mempunyai daya tahan tinggi karena
tidak mudah rusak saat diangkut dan tahan lama bila disimpan dengan cara yang
benar, dan sebelumnya diolah dengan cara yang benar pula. Namun demikian
kegagalan dalam penggunaan teknologi pascapanen yang baik dapat
menyebabkan terjadinya susut mutu dan susut bobot dalam waktu yang singkat.
Rice Milling Unit merupakan suatu proses pasca panen padi untuk
menghasilkan beras dengan melalui beberapa tahapan. Standar mesin- mesin yang
ada dalam Rice Milling Unit adalah sebagai berikut:
1. Cleaner (Pembersih Gabah), mesin pembersih gabah hampa dan kotoran
lainnya.Rice Husker (Pengupas gabah), mesin pengupas kulit gabah
menjadi beras.
2. Paddy Separator (Pemisah Gabah dan Beras), mesin pemisah beras pecah
kulit dari gabah yang tercampur.
3. Rice Polisher (Penyosoh Beras), berfungsi sebagai pemutih beras akhir.
Proses ini biasanya dilakukan hingga 2-3 kali agar didapat hasil yang
maksimal.
4. Rice Grader (Pemisah Menir), mesin pemisah beras antara beras kepala
dari percampuran beras patah. Mesin ini digunakan untuk mendapatkan
beras kualitas ekspor/ super.
III. METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
1. Proses pengolahan dalam RMU diamati.
2. Mesin-mesin dalam RMU digambar pada kertas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
-terlampir-
B. Pembahasan
Gabah tersusun dari 15%-30% kulit luar (sekam), 4%-5% kulit ari, 12%-
14% bekatul, 65%-67% endosperm dan 2%-3% lembaga. Dalam pengertian
sehari-hari yang dimaksud beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah
dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan
penggiling (huller) serta penyosoh (polisher). Gabah yang hanya terkupas bagian
kulit luarnya (sekam), disebut beras pecah kulit (brown rice).
Tujuan penggilingan dan penyosohan beras adalah untuk:
1. Memisahkan sekam, kulit ari, bekatul dan lembaga dari endosperm beras
2. Meningkatkan derajat putih dan kilap beras
3. Menghilangkan kotoran dan benda asing,
Rice Milling Unit merupakan suatu proses pasca panen padi untuk
menghasilkan beras dengan melalui beberapa tahapan. Secara umum, mesin-
mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering
giling (huller atau husker)
2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)
3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)
4. Mesin pengayak bertingkat (sifter)
5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)
Skema tahapan proses pengolahan beras
Gabah yang baru dipanen harus dipisahkan dari malainya dengan cara
perontokan, agar penjemuran dapat berlangsung lebih singkat dan dapat
menghemat tempat penjemuran. Cara merontok yang paling sederhana adalah
dengan diiles (diinjak-injak dengan kaki). Alat-alat perontok yang sederhana
berupa kayu, tongkat perontok, sisir perontok, rak perontok pondok pengirik, dan
lain-lain, bergantung pada kebiasaan di daerah masing-masing.
Alat sederhana yang banyak dipakai adalah pedal perontok (thresher) yang
terdiri atas sebuah drum yang terbuat dari lempengan-lempengan kayu yang
disusun berjajar berkeliling membentuk silinder kayu dengan diameter, 36-38 cm,
dan panjang 42-45 cm. pada kayu-kayu ini ditancapka gigi-gigi perontok yang
terbuat dari kawat baja sebesar 3 mm
Tebal lempengan-lempengan kayu tersebut 12 mmdan lebarnya 90 mm.
lempengan kayu ini disusun dengan jarak satu sama lain 15 mm. poros dari drum
pedal perontok ini dihubungkan dengan sebuah stang pemutar dan diteruskan ke
pedalnya. Putaran drum dapat searah maupun berlawanan arah putaran jarum jam.
Mesin perontok yang digerakkan dengan motor biasanya dilengkapi dengan alat
(blower) penghembus kotoran-kotoran yang tidak diinginkan.
Berdasarkan jumlah drumnya, ada mesin perontok dengan drum tunggal
dan drum ganda. Drum perontok berbentuk silinder dengan diameter 360-420
mm, panjang 450-600 mm, dan poros berdiameter 22-23 mm. gigi perontok
terbuat dari kawat baja berdiameter 6 mm dan berbentuk U atau V, gigi perontok
ini ditancapkan terbalik pada drum dengan dengan las atau sekrup/mur. Tinggi
gigi 60 mm. gigi disusun dengan jarak antargigi 100-125 mm. setiap drum
perontok semacam inimempunyai 45-65 buah gigi dalam 10 atau 12 susun yang
melingkari drum, dengan system pemasangan ½, 1/3, ¼, 1/5 atau 1/6.
Alat perontok bermotor (power thresther) dapat pula dilengkapi dengan
sebuah rantai pengumpan (fecding chain) dimuka drum perontok yang bergerak
berputar ke samping sambil mengantarkan batang-batang padi bermalai ke arah
drum perontok dengan kecepatan 1-2 m/detik.
Butir-butir gabah yang masih menempel pada malai akan dihantam gigi-
gigi perontok hingga rontok dari bulirnya. Gabah hendaknya sudah betul-betul tu
dengan kadar air 20-22% (maksimum). Gabah akan hancur/pecah jika kadar
airnya lebih besar. Cara pengoperasian alat ini berbeda-beda. Ada yang dipegangi
pangkal malai/batang padi, dan ada pula yang dilemparkan langsung kedalam
ruangan perontok (throwin system). Pada system yang terakhir ini, malai padi
dipotong sependek mungkin agar perontokannya sempurna. Pada alat perontok
tersebut terdapat saringan gabah yang terletak di bawah drum perontok yang
berfungsi sebagai saringan kotoran. Gabah turun ke bawah dan melewati saringan
itu. Kotorannya yang tidak dapat melewati saringan akan diembus keluar oleh
kipas pengembus. Dengan sebuah screw conveyor (pendorong berbentuk
uliran/sekrup), gabah yang turun kebawah ini didorong kesamping, keluar dari
badan perontok, dan ditampung dalam karung. Cara pembersihan gabah oleh alat
pengembus dapat berlangsung dengan pemisahan tunggal (single select),
pemisahan ganda (double select), maupun pemisahan 3 tingkat (triple select)
Sesudah dirontokkan gabah kemudian dikeringkan. Pengeringan secara
tradisional adalah dengan cara dijemur di lamporan. Lamporan adalah suatu lantai
semen yang dibuat agak tinggi di bagian tengahnya dengan saluran air diantaranya
untuk mencegah berkumpulnya air hujan. Praktek penjemuran yang baik adalah
dengan menggunakan alas tikar atau plastik/terpal pada lantai sehingga gabah
pada lapisan dasar tidak terkena panas yang berlebihan akibat pemanasan lantai
semen, selain memudah untuk ditutupi dan diangkut ke gudang dengan cepat bila
sewaktu-waktu turun hujan selama penjemuran.
Flat Bed Dryer merupakan mesin pengering yang terdiri dari Kotak
pengering terbuat dari plat lembaran, berbentuk kotak persegi panjang dengan
ukuran bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada kira-kira bagian kotak terdapat
sekat/lantai yang berlubang terbuat dari plat baja lembaran, terbagi menjadi 2
ruangan, atas dan bawah. Blower/kipas dan kompor panas terletak di sebelah luar
kotak pengering, dihubungkan dengan cerobong. Kompor pemanas memakai
bahan bakar minyak tanah.
Pengeringan dengan menggunakan Flat Bed Dryer dilakukan dengan cara
padi yang akan dikeringkan di tempatkan pada kotak pengering. Api dari sumber
panas akan dihembuskan ke bagian/ ruangan bawah dari kotak pegering oleh
blower yang digerakkan motor penggerak. Udara panas naik ke ruang atau kotak
pengering yang berisi padi melalui sekat yang berlubang. Udara panas akan
menurunkan kadar air padi.
Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering dengan bagian
komponen mesin yeng terdiri dari kotak pengering, komponen pemanas seperti
kompor, kipas / blower, motor penggerak, dan screw conveyor discharge.
Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan.
Tingi kotak pengering 3 – 5 m. Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan
tebalnya 2 – 3 mm.
Pengeringan dengan continuous flow dryer dilakukan dengan cara kerja
sama dengan drier lainnya, namun padi yang akan dikeringkan diaduk posisinya
oleh screw conveyor. Alat ini terdiri dari kotak pengering vertikal, pemanas dan
dilengkapi dengan screw conveyor dischange. Gabah yang akan dikeringkan
dimasukan pada bagian atas kotak pengering. Udara pemanas dihembuskan pada
salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain. Pada saat
pengeringan gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah
“Screw Conveyor Dischange” yang terletak pada bagian bawah kotak pengering.
Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.
Sebelum digiling, gabah biasanya dibersihkan dari segala kotoran seperti
jerami, kayu, pecahan batu, logam dan sebagainya. Kotoran-kotoran lunak seperti
jerami akan mengurangi kapasitas giling, sedangkan kotoran-kotoran keras seperti
batu akan merusak mesin penggiling.
Gabah kering giling (GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14%
basis basah dimasukkan kedalam mesin pemecah kulit gabah dan outputnya
berupa beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) atau
disebut juga brown rice.
Mesin pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah
mesin tipe rubber roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara
memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder
karet yang dipasang berhadapan.
A. Kesimpulan
1. RMU (Rice Milling Unit) merupakan satuan operasi dari proses-proses
yang dilakukan menggunakan alat bantu baik mesin modern maupun
tradisional untuk mengolah padi menjadi beras.
2. Mesin yang digunakan dalam RMU pada umumnya adalah Mesin
pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller
atau husker), Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice
separator), Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), Mesin pengayak
bertingkat (sifter), dan Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan
penjahit karung).
B. Saran
Ketika praktikum berlangsung, sebaiknya peserta praktikum dapat
dikondisikan lebih rapi sehingga sistematika dalam pengamatan RMU di tempat
pengamatan tidak kacau. Karena hanya sedikit yang memperhatikan proses,
sedangkan yang lain tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://catetankuliah.blogspot.com/2009/11/pengnganan-padi-pasca-
panen.html
Anonim. www.en.wikipedia.org/wiki/Padi