Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
67% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
7K tayangan19 halaman

Makalah Kentang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran subtropis yang terkenal di Indonesia. Daya tarik sayuran ini
terletak pada umbi kentang yang kaya karbohidrat dan bernilai gizi
tinggi. Di Indonesia kentang sudah dijadikan bahan pangan alternatif
atau bahan karbohidrat substitusi, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan gizi dan pangan masyarakat Indonesia di samping beras
(Gunarto, 2003).
Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim karena
hanya satu kali berproduksi setelah itu mati, berumur pendek antara 90180 hari dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas
permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau
ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur
tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih
baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua
akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu.
Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu
kuat dan mudah roboh. Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di
Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki
Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18.
Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C,
dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting,
kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. Karya ilmiah ini
mencoba membahas tentang budidaya tanaman kentang di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dala
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana syarat pertumbuhan kentang?
1

2. Bagaimana cara budidaya tanaman kentang?


3. Bagaimana cara mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman
kentang?
C. Tujuan Penulisan:
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui syarat pertumbuhan tanaman kentang.
2. Mengetahui teknik budidaya tanaman kentang.
3. Mengetahui cara mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman
kentang

BAB II
PEMBAHASAN

A. Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang


Dalam budidaya tanaman kentang, keadaan lingkungan yang
berpengaruh terhadap tumbuhnya tanaman adalah keadaan tanah dan
keadaan iklim. Keadaan tanah yang perlu mendapat perhatian adalah
letak geografis tanah, keadaan topografi tanah, keadaan sifat fisikakimia tanah dan biologis tanah. Sedangkan keadaan iklimnya adalah
meliputi keadaan suhu dan kelembaban udara, keadaan curah hujan,
penyinaran cahaya matahari dan angin. Adapun kesesuaian dari
masing-masing

keadaan

lingkungan

tersebut

dapat

diterangkan

sebagai berikut dibawah ini:


1) Letak Geografis Tanah/Ketinggian Tempat.
Tanaman kentang umumnya dapat tumbuh baik bila ditanam di
dataran tinggi (1.500 3.000 m dpl). Namun sebagai pengecualian,
tanaman kentang ada yang tumbuh baik pada ketinggian 500 m dpl.
seperti di daerah Maja, dan tumbuh pada ketinggian 800 m dpl.
Keadaan ketinggian tempat juga berhubungan erat dengan keadaan
iklim setempat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,
seperti keadaan suhu udara, keadaan curah hujan, keadaan
kelembaban udara, dan keadaan penyinaran cahaya matahari.
Semakin tinggi letak geografis tanah, maka keadaan suhu udara
akan semakin turun dengan laju penurunan sebesar 0,5C setiap
kenaikan 100 meter dari permukaan laut. Sedangkan intensitas
cahaya matahari dan kelembaban udaranya semakin tinggi.
2) Keadaan Topografi Tanah
Keadaan topografi tanah atau derajat kemiringannya juga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap budidaya tanaman
kentang, terutama berpengaruh terhadap besarnya biaya eksploitasi

atau biaya pembukaan tanahnya. Untuk pembukaan tanah pada


daerah yang topografinya miring, penanaman yang dilakukan pada
daerah yang keadaan topografinya datar. Sebab, pada daerah yang
topografinya miring maka untuk pembudidayaannya harus dibuat
teras-teras dan tanggul-tanggul agar tidak terjadi erosi yang dapat
menghanyutkan unsur-unsur hara dan merusak tanaman akibat
longsornya tanah.
Untuk pembukaan tanah, maka sebaiknya dipilih lokasi yang
keadaan topografi tanahnya datar. Dengan demikian tidak perlu
membuat teras-teras ataupun tanggul-tanggul. Akan tetapi apabila
keadaannya memaksa harus menggunakan tanah yang miring,
hendaknya harus memperhitungkan derajat kemiringan tanahnya.
Untuk pembudidayaan tanaman ditanah yang miring, derajat
kemiringan tanah harus dibawah 30%. Sebab, derajat kemiringan
tanah diatas 30% sudah merupakan faktor penghambat untuk
budidaya tanaman sehingga sudah tidak menguntungkan lagi.
3) Keadaan Fisika, Kimia, dan Biologis Tanah.
Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada segala jenis tanah,
akan tetapi pertumbuhan yang paling baik dan subur adalah pada
tanah vulkanis dengan kandungan pasir sedikit. Pada tanah yang
demikian itu tanaman akan menghasilkan kualitas kentang yang
baik. Sedangkan struktur tanah yang sesuai adalah yang berstruktur
gembur, tanah banyak mengandung bahan organik atau humus,
subur, tanah mudah mengikat air (porous), dan memiliki drainase
yang baik. Keadaan tanah yang padat dan tidak porous dapat
menghambat pertumbuhan kentang, sehingga akan dihasilkan kecilkecil. Disamping itu, juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, sidat fisik, kimia dan biologis tanah harus seimbang
agar tanaman kentang dapat tumbuh.

4) Keadaan Suhu dan Kelembaban.


Keadaan suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
adalah berkisar antara 15C 20C dengan kelembaban udara
antara 80% 90%. Suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dapat

menyebabkan

menurunkan

produksi,

pembentukan
hal

ini

umbi

berkurang

disebabkan

karena

sehingga
aktivitas

metabolisme tanaman menurun. Demikian pula kelembaban udara


yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
karena penyakit.
5) Keadaan Curah Hujan.
Daerah dengan curah hujan 1.200 1500 mm/tahun merupakan
daerah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kentang. Curah
hujan yang terlalu tinggi (banyak hujan) tanaman menjadi peka
terhadap serangan penyakit busuk batang atau akar. Disamping itu,
mutu umbi yang dihasilkan jelek, yakni umbinya kecil-kecil, kulit umbi
tipis dan mudah mengelupas.
6) Faktor Penyinaran Matahari.
Tanaman kentang memerlukan intensitas cahaya yang besar.
Semakin besar intensitas cahaya yang dapat ditangkap atau diterima
akan mempercepat pembentukan umbi dan waktu pembungaan.
Intensitas cahaya matahari yang lemah akibat keadaan cuaca yang
buruk atau karena tertutup pepohonan disekitar tanaman dapat
menyebabkan tanaman tumbuh memanjang, kurus, lemah, dan
pucat.
7) Keadaan Angin.
Angin yang kencang dan berkelanjutan secara langsung dapat
merusak tanaman, seperti robohnya tanaman, patahnya rantingranting dan lain-lain. Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung
terhadap pertumbuhan tanaman adalah angin berpengaruh terhadpa
kondisi tanah, yakni angin yang kencang dapat mempercepat
penguapan air tanah sehingga menyebabkan tanah cepat mengering

dan mengeras. Keadaan ini dapat mempengaruhi jumlah imbangan


antara udara dan air di dalam tanah tidak mencukupi untuk
kebutuhan tanaman.
B. Teknis Budidaya Tanaman Kentang
1. Persiapan Lahan
Mencangkul Tanah
Tanah harus dicangkul sedalam 30-40 cm. setelah dicangkul,
tanah dibiarkan beberapa hari agar mendapat sinar matahari
sehingga peredaran udara lancer serta hama dan bakteri bisa
terbunuh.
Menggemburkan Tanah
Tanah

harus

dilembutkan

dan

digemburkan.

Tanaman

kentang hanya bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur
sekali. Dalam tanah yang gembur, akar kentang sebagai asal
terjadinya umbi bisa berkembang secara maksimal. Tanah yang
kurang gembur dapat menghambat proses terjadinya umubi.
Untuk menggemburkan tanah dapat digunakan cangkul berukuran
sedang atau garu.
Membuat Bedengan
Bedengan perlu dibuat sebagai tempat penanaman kentang.
Bedengan bisa memudahkan petani untuk memelihara tanaman
kentang. Dengan bedengan, tanaman kentang tidak akan
tergenang air jika hujan turun.
Membuat Saluran Air
Saluran air dibuat untuk pembuangan dan untuk mengalirkan
air. Hal ini dimaksudkan agar air tidak menggenang di parit-parit
bedengan. Tanaman kentang sangat peka terhadap air, terlebihlebih sejak penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman
kentang yang tergenang air akan membusuk, kemudian tanaman
kentang pun layu.

Meratakan Tanah
Proses mertakan tanah ini perlu dilakukan agar permukaan
bedengan rata atau datar dan tidak terdapat bongkahanbongkahan tanah lagi.
2. Pembenihan.
Tanaman kentang tidak memerlukan persemaian, maka setelah
memilih bibit yang baik dan disimpan dengan cermat, maka
kemudian akan muncul titik-titik tumbuh. Hal ini menjadi pertanda
bahwa bibit sudah bisa ditanam. Bibit bisa langsung ditanam
ditempat yang telah dipersiapkan. Yang harus dikerjakan terlebih
dahulu dalam penanaman, yaitu membuat lubang-lubang tanaman
berupa alur-alur silang. Kemudian, pada titik pertemuan sialang
itulah nantinya bibit kentang ditanam. Agar pertumbuhan tanaman
dapat sempurna, maka jarak tanaman harus diatur sebagai berikut:
Jarak antara baris 50-65 cm
Jarak tanam di dalam baris 30-40 cm
Dalamnya tanaman masuk ke tanah 5-10 cm
Pada tanah berat, bibit ditanam lebih dangkal. Demikian pula
pada musim penghujan, bibit ditanam lebih dangkal agar tidak
banyak terendam air. Tetapi, sebaliknbya, pada musim kemarau bibit
kentang ditanam lebih dalam agar tidak mengalami kekeringan.
Dalam proses penanaman, tiap-tiap lubang tanaman diberi pupuk
kandang sebanyak 0,5 kg. Dalam satu hektar tanaman kentang
diperlukan pupuk kandang 20-30 ton.
Dengan lahan seluas satu hektar diperlukan bibit kentang
sebanyak 1200-1500 kg yang berat tiap umbinya antara 30-40
gram. Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang
mulai tumbuh rata di atas tanah.
3. Pemupukan
Lahan yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa alur-laur atau
garitan-garitan, kemudian diberi pupuk organik (pupuk kandang atau

kompos). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dihamparkan


dalam garitan-garitan atau diberikan secara setempat diantara umbi
kentang yang akan ditanam. Pupuk kandang yang biasa dipakai
adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, kambing, dan burung. Pemberian
pupuk kandang minimal tiga hari sebelum tanam. Bersamaan
dengan pemberian pupuk kandang tersebut sebelum penanaman
bibit, pupuk buatan juga diberikan. Cara pemberian pupuk buatan
adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi bibit dengan jarak
5cm 7cm di sebelah kanan dan kiri umbi kentang. Jumlah pupuk
buatan untuk tanaman kentang bervariasi, tergantung pada varietas
kentang, jenis tanah, kesuburan tanah, lokasi, dan musim.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan langkah yaitu:
a. Bekas lubang yang ditutup pakai tanah digali lagi sedalam ukuran
bibit. Lubangnya jangan terlalu dalam karena dapat menurunkan
bobot produksi.
b. Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah tumbuh
tunasnya sekitar 2-3 cm.
5. Pemeliharaan Tanaman
- Penyiraman / Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air.
Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan.
Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban
tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara
rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan
dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
- Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan
penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang

telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman


dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik
tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang
sama.
- Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan
2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan
penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali
selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase
kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
- Pembumbunan
Bersama

dengan

penyiangan

dapat

dilakukan

pembumbunanan untuk mempertinggi permukaan tanah disekitar


tanaman

dari

tanah

disekelilingnya.

Hal

ini

dilakukan

agarperakaran tanaman akan menjadi lebih baik, umbi kentang


bisa terhindar dari sinar matahari, dan dapat menaikkan produksi
tanaman dan kualitas umbi.
- Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas
untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena
terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan
pembungaan.
C. Organisme Pengganggu Tanaman
1. Hama
Hama yang sering menyerang tanaman kentang adalah :
a. Kutu Daun (Aphididae)
Kutu daun atau aphid adalah hama yang berukuran kecil
(1 2 mm) dan umumnya menyerang daun dengan cara
mengisap cairan daun. Salah satu jenis kutu daun yang dikenal
secara umum adalah kutu aphis (Aphis gossypii), kutu daun
persik atau tobaco aphids (Myzus persicae) dan kutu bereng,
wereng (Thrips).

Aphis gossypii dan Myzus persicae bisa dikatakan serupa


tapi tak sama. Aphis gossypii berwarna hijau, kehitam-hitaman,
kuningkecoklat-coklatan. Sedangkan Myzus Persicae sayapnya
berwarna kehitam-hitaman, permukaan tubuhnya hijau, kuning
sampai merah kecoklat-coklatan. Keduanya mengisap cairan
daun atau bagian daun yang masih muda. Daun yang diserang
akan berkeriput berkerut-kerut karena cairannya dihisap.
Tanaman tumbuh kerdil, warna daunnya kekuning-kuningan,
daun menggulung, kemudian layu,dan akhirnya tanaman tidak
hanya terhambat pertumbuhannya melainkan bisa juga mati.
Pada suhu di atas 25 C, umur kutu dewasa menjadi
pendek.

Pada suhu udara diatas 28 C reproduksi akan

terganggu. Bila kelembaban udaranya secara konstan relatif


tinggi, akan mempengaruhi pertumbuhan kutu muda. Sebab
yang diinginkannya adalah kondisi yang sebaliknya yaitu
kelembaban yang rendah. Yang paling ditakuti petani adalah
hama tersebut dianggap sebagai penular (vektor) penyakit
PLVR (Potato Leaf Roll Virus), terutama saat umbi kentang
disimpan di gudang.
Kutu Trips atau gurem bergerak lincah. Ukurannya sangat
kecil (1 mm) sehingga sulit dilihat mata. Daun yang diserang
berkeriput, berbintik-bintik kuning, kaku, menebal. Sedangkan
bagian bawah daun yang diserang berwarna keperak-perakan.
Serangan pada tanaman yang sudah tua, daun tampak
menggulung dan tanaman tumbuh kerdil. Selain menyerang
daun, thrips ditemukan juga menyerang tunas baru tumbuh dari
umbi kentang (bibit kentang).
Untuk mengendalikan hama ini, langkah langkah yang
dapat dilakukan adalah:
Membersihkan lingkungan sekitar dari tumbuhan liar (gulma)
dan membakar bagian tanaman yang diserang.

10

Menanam tanaman perangkap yang tumbuhnya lebih tinggi


dari tanaman kentang, ditanam di pinggiran lahan. Jenis
tanaman perangkap antara lain tanaman jagung, bunga
matahari, atau tanaman yang bunganya cenderung kuning
atau kekuning-kuningan.
Penyemprotan pestisida (insektisida) yang sesuai untuk
aphis dapat dilakukan jika diperlukan.
b. Ulat Penggulung daun ( Phthorimaea operculella)
Ulat ini termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Famili
Gelechiides.

Lepidoptera berasal dari kata Yunani yaitu

Lepidopteros.

Lepidos artinya sisik, pteros artinya sayap.

Serangga dewasa tidak menjadi hama, yang menjadi hama


adalah Larvanya, larva berbentuk ulat.

Serangan ulat ini

dimulai Serangan dengan perubahan warna daun dari hijau


menjadi merah tua. Kemudian muncul jalinan seperti benang
yang didalamnya berisi ulat kecil berwarna kelabu. Kadangkadang daun menggulung dan berisi larva. Menggulungnya
daun karena permukaan daun sebelah atas rusak ditandai
dengan adanya kotoran disekitar mata tunas.
Pada stadia dewasa, hama berupa kupu-kupu berwarna
keabu-abuan. Kupu-kupu tersebut aktif di malam hari dan tidak
aktif pada siang hari. Ia bersembunyi di tempat yang sulit
dipantau (bagian bawah tanaman) Telurnya kecil sekali , bisa
ditemui di bawah daun atau di atas umbi. Peletakan telur di
atas umbi, bila umbi tidak tertutup tanah seluruhnya. Makanya
umbi yang disimpan digudang kerap

dijadikan sasaran.

Setelah telur menetas, keluar ulat yang kemudian merusak


daun dan umbi dengan cara melubanginya. Setelah ulat
berubah menjadi pupa, kononnya akan terlihat seperti ditutupi
butiran tanah.

11

Pemberantasan

secara

mekanis

dapat

dengan

memangkas daun ataupun umbi yang telah terinfeksi dan yang


telah tertempeli telur dan nimfanya. Sedangkan penyemprotan
secara kimia dengan penyemprotan pestisida.
Upaya pengendalian hama yang dilakukan, antara lain:
Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
Hindari terjadinya keretakan tanah karena lewat retakan ini
larva akan masuk ke dalam tanah dan tanah akan merusak
umbi.
Seiring melakukan pembumbunan untuk mencegah larva
masuk ke dalam tanah.
Umbi yang disimpan di gudang harus diseleksi betul. Untuk
itu, guna mengetahui mata umbi yang baik dan mana yang
tidak, biarkan umbi selama dua minggu terhampar dilantai
(yang sudah dibersihkan juga). Bila umbi tetap bersih, berarti
bebas hama tersebut. Tapi bila dua minggu kemudian
ternyata permukaan umbi mulai kotor, berarti telur hama
tersebut mulai menetas. Sebaiknya umbi ini langsung
dibuang saja.
Bila diperlukan gunakan insektisida yang dianjurkan. Dapat
menggunakan

insektisida

biologi

antara

lain Bacillus

thuringiensis atau baculovirus.


2. Penyakit
a. Penyakit Hawar Daun
Phytophthora

infestans termasuk

kedalam

kelas

Oomycetes, Ordo Peronosporales yang menyebabkan penyakit


hawar daun kentang dan busuk kentang. Organisme yang
semula dianggap sebagai anggota fungi / jamur ini ternyata
merupakan protista dan menjadi penyebab kelaparan besar
pada tahun 1845 di Irlandia dan pada tahun 1846 di Dataran
Tinggi Skotlandia, dan menyebabkan emigrasi besar-besaran
ke Amerika Serikat.

12

Miselium P. infestans yang terdiri dari benang-benag hifa


yang tidak bersekat dan mengandung banyak inti yang diploid
(Brasier & Sansome, 1975), tumbuh diantara sel-sel tanaman
inang. Makanan diperoleh dari dalam sel yang diserap oleh
kaki miselium.
Pada ujung sporangiofora terbentuk sporangia, dan ini
terjadi sebelum cabang baru yang mendesaknya ke samping
tumbuh. Sporangiofora muncul kepermukaaan jaringan melalui
stomata. Sporangium berbentuk bulat telur atau menyerupai
buah jeruk limau, berpapila, berukuran 27 30 x 15 20
mikron.

Pada

temperatur

diatas

20 C

sporangium

berkecambah langsung membentuk buluh kecambah sedang


dibawah temperatur tersebut zoospora. Jadi sporangium dapat
berfungsi sebagai konidium maupun sebagai zoosporangium,
tergantung

pada

temperatur

lingkungannya.

Di

gudang

penyimpanan, penyakit berkembang dan bila umbi ditanam


tuna-tunas yang tumbuh menunjukan gejala penyakit.
Gejala pertama ialah terdapat bercak kebasah-basahan
dengan tepian yang tidak teratur pada tepi daun atau
tengahnya. Bercak kemudian melebar dan terbentuklah daerah
nekrotik yang berwarna coklat. Melingkari daerah nekrotik ini
terdapat

bagian

yang

berwarna

hijau

menghasilkan sporangium berwarna putih.

kelabu

yang

Penyakit dapat

terjadi pada tangkai anak daun , warna coklat, melingkar, agak


mengendap, dan dapat menimbulkan defoliasi. Pada ujung
batang, penyakit berupa nekrotik yang cepat berkembang pada
jaringan tanaman yang masih muda. Apabila kelembaban
udara rendah bercak-bercak nekrotik cepat mengering dan
jaringan sakit menjadi mengkerut, melengkung, atau memutar.
Kulit umbi kentang yang berpenyakit melekuk dan agak berair.
Bila dibelah, daging umbi berwarna coklat.

13

Pengendalian terhadap penyakit lodoh antara lain dengan


sanitasi lahan pertanaman. Lantas menanam bibit yang sehat
dan varietas yang tahan terhadap serangan penyakit tersebut.
Selanjutnya, menanam tanaman pagar seperti jagung atau
yang lain sebagai penghalang penyebaran spora dari tanaman
yang satu ke tanaman yang lain. Tanaman penghalang ini juga
sebagai pencegah serangan serangga yang mungkin menjadi
vektor penyebar penyakit tersebut.
b. Penyakit Kudis
Penyakit

kudis

disebabkan

oleh streptomycetes

scabies (Thaxt) Waks & Henrici, yaitu merupakan termasuk ke


dalam kelas

Thallobacteria. Streptomyces spp. merupakan

genus paling besar dari ordo Actinomycetales yang termasuk


gram positif.
Gejala penyakit ini tidak tampak pada bagian di atas
permukaan tanah. Kulit permukaan umbi terdapat borok-borok
kudis yang menonjol keluar dan biasanya berdiameter 5 8
mm. Mula-mula gejala hanya bercak kecil berupa pecahan
seperti bintang, kemudian berkembang meluas dan berwarna
gelap. Scab banyak berjangkit pada musim kering dengan
temperatur optimum 25 C 30 C.
Pengendalian penyakit ini yaitu menanam umbi yang
sehat dan merotasi kentang denga leguminosae 3 5 tahun.
Pencelupan umbi ke dalam formalin 0,05 persen selama satu
jam akan mencegah penularan penyakit melalui umbi.
Gunakan pupuk yang agak asam seperti amonium sulfat.
Pertanaman diairi secukupnya dan teratur pada masa awal
pertumbuhan.
c. Layu bakteri
Penyakit ini masuk ke dalam tanaman melalui akar yang
terluka. Bagian yang terserang adalah umbinya. Kulit umbi

14

berbecak cokelat. Gejala itu menjalar hingga batang. Kalau


bagian batangnya dipotong dan kemudian ditekan, dari bekas
potongan akan mengeluarkan cairan yang warnanya seperti
susu. Akibat selanjutnya terjadi kelayuan pada seluruh daun
tanaman, yang dimulai dari bagian pucuk.. Kemudian berwarna
cokelat, dan biasanya hanya dalam tempo beberapa hari,
tanaman akan mati.
Serangan layu bakteri terbanyak pada musim hujan atau
pada udara lembab. Penularan penyakit dilapangan terjadi
dalam tanah, mungkin lewat rembesan air atau percampuran
dengan tanah yang sudah terinfeksi. Sedangkan penularan
digudang dapat disebabkan karena tercemarnya gudang oleh
umbi yang sudah terjangkiti penyakit ini.
Penyakit layu bakteri dikenal sebagai layu bakteri ralstonia
akibat bakteri Pseudomonas (Ralstonia) solanacearum. Gejala
umum serangan, beberapa daun muda pada pucuk tanaman
layu; daun tua dan daun bagian bawah menguning, atau
tanaman layu sebagian atau keseluruhan dengan bagian daun
yang menguning lalu mati. Gejala ini seperti tanaman yang
kekurangan air. Bila tanaman dicabut tanaman masih kokoh
karena sistem perakarannya tidak terganggu.
Bila umbi yang terinfeksi, ketika dilakukan pemanenan,
akan tampak lengketan tanah yang menempel pada ujung
stolon atau bagian mata umbi atau bagian ujung umbi.
Lengketan tanah ini akibat lendir yang keluar dari bagian yang
terinfeksi. Bila umbi dibelah , maka akan tampak disklorasi
atau warna cokelat disekeliling vaskulernya (melingkar) dan
berlendir berwarna putih susu atau keabu-abuan.
Layu bakteri tersebut menular melalui tanah (soil borne
patogen) atau melalui peralatan pertanian. Sedangkan suhu
tinggi dan kelembaban tinggi sangat menguntungkan bagi

15

bakteri. Suhu optimum bagi perkembangan bakteri 27 37 C


dan suhu yang menghambat pertumbuhannya 8 10 C.
Pengendalian penyakit ini meliputi pemakaian umbi yang
sehat, melakukan rotasi dengan tanaman bukan tanaman inang
minimal 4 tahun, mengeringkan tanah pada musim kemarau,
mengurangi

pelukaan

karena

mekanis

maupun

karena

nematoda, penyemprotan tanaman dengan Agrimisin 15/1.5


WP, serta menerapkan tindakan eradikasi dan sanitasi.
d. Penyakit Layu Fusarium
Penyebab layu ini disebabkan oleh jamur Fusarium
solani (Mart) Sacc, yaitu jamur yang dapat bertahan di dalam
tanah sebagai saprob atau dalam bentuk klamidospora. Jamur
ini menghasilkan mikrokonidia bening, silindris, berukuran 9 16 x 2 4 mikron. Makrokonidia berbentuk silindris atau seperti
perahu bersekat-sekat dan berukuran 40 100 x 5 7,5
mikron.
Gejala penyakit tersebut diawali dengan pertumbuhan
tanaman yang tampak tidak normal, daun-daun berwarna hijau
suram. Dimulai dari daun-daun bawah kelayuan berkembang
ke atas. Daun-daun yang layu kemudian menguning dan
akhirnya mengering. Daun-daun pucuk tetap hijau.
Bila batang kentang disayat, tampak kayunya berwarna
coklat. Kadang-kadang

pencoklatan

juga

dijumpai

pada

pembuluh tangkai daun. Pada tanah yang basah dan dingin,


bagian batang di bawah permukaan tanah dapat menjadi
busuk, tanaman layu dan mati. Umbi-umbi yang terserang
melekuk pada ujung stolon dan terjadi pencoklatan pembuluh
sampai ke kedalaman yang beragam. Bila mencapai mata
umbi, maka tidak akan membentuk tunas.
Pengendalian penyakit layu fusarium dilakukan sejak awal
yaitu, sanitasi lahan dan menanam bibit yang sehat. Ketika
panen jangan sampai umbi terluka dan sebelum disimpan umbi

16

direndam dengan fungisida dulu (umbi untuk benih atau bibit).


Ketika panen, umbi betul-betul berasal dari tanaman yang
jaringannya sudah mati. Kemudian, umbi jangan disimpan
dalam gudang yang lembab. Sistem pertukaran udara atau
ventilasi gudang harus baik. Jangan sering menggeser-geser
umbi digudang sampai umbi siap tanam.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah :
1) Melakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman terungterungan.
2) Gudang penyimpanan harus dibersihkan dari hama penyakit
sebelum digunakan.
3) Bila diperlukan bisa gunakan pestisida yang dianjurkan

17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknis budidaya tanaman kentang adalah meninjau syarat
pertumbuhan tanaman kentang dari aspek letak strategis, keadaan
topografi tanah, dan keadaan suhu dan kelembaban, keadaan curah
hujan, keadaan angin, faktor sinar matahari.
Teknik budidaya tanaman kentang yaitu: proses persiapan lahan
yaitu mencangkul tanah, menggemburkan tanah, membuat bedengan,
membuat saluran air dan meratakan tanah. Adapun cara pemberian
pupuk buatan adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi bibit
dengan jarak 5cm 7cm di sebelah kanan dan kiri umbi kentang.
Jumlah pupuk buatan untuk tanaman kentang bervariasi, tergantung
pada varietas kentang, jenis tanah, kesuburan tanah, lokasi, dan
musim.
Penyiraman kentang harus diperhatikan, terutama bila tidak turun
hujan. Proses penyiangan dilakukan agar pertumbuhan tanaman
kentang menjadi lebih baik. Pembumbunan yang dilakukan tidak boleh
terlalu tinggi karena bisa mengganggu pernapasan tanaman kentang di
dalam tanah. Biasanya pada umur 25 30 hari, tanaman kentang mulai
mengeluarkan bunga. Oleh karena itu, bunga sebaiknya dipangkas
sebelum mekar. Dalam budidaya tanaman kentang, terdapat berbagai
macam hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman kentang.
B. Saran
Memahami

syarat

pertumbuhan

tanaman,

teknik

budidaya

tanaman dan cara mengendalikan organisme pengganggu tanaman


dapat memberikan hasil yang maksimal kepada petani yang memilih
kentang sebagai tanaman yang dibudidayakan.

18

sDAFTAR PUSTAKA

Gunarto. A. 2003. Pengaruh Penggunaan Ukuran Bibit Terhadap


Pertumbuhan, Produksi Dan Mutu Umbi Kentang Bibit G 4 ( Solanum
tuberosum). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 5:173-179.
Diakses di http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=329. Di akses
tanggal 2 Oktober 2014 pukul 13:00 Wita.
http://www.langkahbisnis.com/budidaya-kentang/. Budidaya Kentang
kementrian pertanian. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/menanamkentang-di-dataran-rendah. Menanam Kentang di Dataran Rendah.
Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014 pukul 13:30 Wita
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40541/4/Chapter%20II.pdf
.Universitas sumatera utara. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014
pukul 13:10Wita
Setiadi, Fitri, Surya N. 2006. Agribisnis Varietas & Pembudidayaan.
Penebar Swadaya: Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai