Perc 2 Modifikasi
Perc 2 Modifikasi
Perc 2 Modifikasi
PERCOBAAN II
PENGARUH MODIFIKASI SIFAT FISIKOKIMIA ZAT AKTIF
TERHADAP KECEPATAN DISOLUSI
Oleh:
Nama : Anna Yulisbeth.S
NIM : J1E106238
Kelompok : VI
Asisten : Farrah Soraya Yurindani
I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan bentuk modifikasi
sifat fisikokimia asam mefenamat antara metode rekristalisasi dan
metode dispersi padat terhadap kecepatan disolusi.
II.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : aquadest,
larutan dapar fosfat pH 7,2, PVP atau urea, zat aktif yang sukar /
praktis tidak larut dalam air (dipakai asam mefenamat).
Zat aktif
larutan
Kristal
Hasil
c. Dispersi padat (1:3)
larutan
Hasil
= 0,6956 %
5
= x 4,1598
900
= 0,0231
c. Kadar terkoreksi = mg/900ml + faktor koreksi
= 7,1598 + 0,0231
= 7,1829
Kadarterkoreksi
d. % terdisolusi = x100%
500
7,1829
x 100%
500
= 1,4366 %
Jawab :
a. Kadar (x)
y = 0,0396x + 0,000971
2,035 = 0,0396x + 0,000971
x = 51,3644/1000ml
= 46,2279 mg/900 ml
5 ml
b. Faktor koreksi = 900 ml x mg / 900ml t sebelumnya
5
= x 37,3870
900
= 0,2077
c. Kadar terkoreksi = mg/900ml + faktor koreksi
= 46,2279 + 0,2077 = 46,4356
Kadarterkoreksi
d. % terdisolusi = x100%
500
46,4356
x 100%
500
= 9,2871 %
III.3 Grafik-grafik
14
Kadar Terkoreksi 12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
= 34,6001 %
Hubungan % Terdisolusi vs
Waktu Disolusi 20% Replikasi II
4
Kadar Terkoreksi
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Luas daerah A = L a + L b + L c + L d + L e
= 2,08 + 5,6715 + 8,48675 + 11,49075 + 30,469 +
58,65225
= 116,85025
Luas daerah total = 45 x 4,3647 = 196,4115
Luas daerah A
DE45 = Luas daerah A B x 100%
116,85025
= 196,4115 x 100%
= 59,4925 %
16
14
Kadar Terkoreksi
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
447,381
= 601,5195 x 100%
= 74,3751 %
IV. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rekristalisasi
atau dispersi padat terhadap kecepatan disolusi zat aktif yang praktis/sukar
larut dalam air. Zat yang digunakan pada percobaan ini adalah asam
mefenamat yang mempunyai khasiat sebagai analgetika. Asam mefenamat
digunakan karena zat yang dipakai diharuskan tidak larut dalam air dan
asam mefenamat adalah zat yang larut dalam alkali hidroksida, agak sukar
larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan dalam metanol, praktis
tidak larut dalam air. Penggunaannya sebagai obat antinyeri dan obat rema
terbatas karena sering menimbulkan gangguan lambung-usus, terutama
dyspepsia dan diare hebat. Tidak dianjurkan untuk anak-anak.
Pada percobaan ini asam mefenamat dilarutkan dalam alkohol.
Percobaan modifikasi sifat fisikokimia zat aktif ini dilakukan dengan dua
cara yaitu cara modifikasi sifat zat yaitu dengan rekristalisasi dan dispersi
padat. Dispersi padat merupakan dispersi satu atau lebih zat aktif dalam
suatu pembawa inert atau matriks dalam keadaan padat yang disiapkan
dengan metode peleburan pelarut atau gabungan pelarut dan peleburan.
Sedangkan rekristalisasi adalah proses pengkristalan kembali zat yang
digunakan dengan cara melarutkannya terlebih dahulu didalam pelarut
kemudian menguapkan semua pelarut hingga diperoleh kristal.
Pada percobaan yang dilakukan menggunakan metode dispersi padat
dilakukan dengan melarutkan campuran fisik dari dua komponen padat
dalam pelarut. Dalam hal ini, zat aktif yang digunakan yaitu asam
mefenamat sebanyak 500 mg untuk satu kapsul digunakan pada percobaan
ini adalah urea sebagai pendispersi, yang kemudian campuran kedua zat
tersebut dilarutkan dalam etanol sampai semua zat terlarut sempurna.
Kemudian pelarut diuapkan hingga terbentuk massa serbuk. Serbuk yang
dihasilkan dari dispersi padat dibagi menjadi 5 bagian, kemudian
dimasukkan kedalam cangkang kapsul.
Teknik dispersi padat merupakan hasil dari perkembangan teknologi
untuk mempercepat kecepatan disolusi dari suatu zat sehingga zat tersebut
akan diabsorpsi lebih cepat di dalam tubuh. Teknik ini memiliki tahapan
yaitu dengan pengecilan ukuran partikel, pembentukan polimorfisme,
pembentukan kompleks yang mudah larut, mengubah tetapan dielektrik
cairan sehingga mudah larut, penambahan bahan pelarut miseler yaitu
dengan penambahan surfaktan yang dapat menjadi misel yang mudah larut,
dan dengan penyalutan dengan senyawa hidrofil. Teknik dispersi diatas
adalah teknik dispersi yang digunakan dalam skala industri agar obat-obatan
yang sukar larut dapat mudah larut dan di absorpsi oleh tubuh.
Pengujian yang dilakukan pada percobaan ini yaitu uji disolusi
terhadap kapsul yang telah dibuat dari hasil dispersi padat maupun
rekristalisasi. Uji disolusi adalah sebagai proses suatu zat padat masuk ke
dalam pelarut yang kemudian menghasilkan suatu larutan. Secara prinsip,
proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dan pelarut.
Uji disolusi yang dilakukan pada percobaan ini digunakan larutan dapar
fosfat pH 7,2 sebagai media disolusi. Larutan dapar fosfat dibuat dengan
mencampurkan 137,5 ml NaOH 0,2 N dan 250 ml KH2PO4 0,2 M yang
dilarutkan dalam aquades ad 1000 ml. Kemudian larutan dapar yang dibuat
diatur pH hingga pH sesuai dengan yang diinginkan yaitu 7,2 untuk
menyesuaikan dengan pH tubuh terutama daerah didalam usus. Sebelum
melakukan percobaan media disolusi dipanaskan terlebih dahulu sampai
mencapai suhu 37oC yang sesuai dengan suhu tubuh manusia, hal ini
bertujuan untuk mensimulasikan kejadian uji disolusi seperti didalam tubuh.
Uji disolusi yang dilakukan yakni disolusi 20% dan 30%. Perbedaan uji
disolusi ini hanya pada besarnya pembawa yang digunakan (urea). Pada
disolusi 20%, urea yang digunakan hanya 20% dari asam mefenamat yang
digunakan (500 mg), demikian juga pada disolusi 30%. Modifikasi ini
dilakukan karena asam mefenamat merupakan zat aktif yang praktis/sukar
larut dalam air. Dengan adanya modifikasi pendispersi maka akan diketahui
perbandingan pengaruh masing-masing pendispersi terhadap kelarutannya
dan kecepatan disolusinya.
Uji disolusi dilakukan sebanyak 2 kali untuk tiap modifikasi, hal ini
bertujuan agar hasil yang didapatkan dapat dibandingkan satu sama lain dan
hasil yang didapatkan lebih akurat. Pada pengujian setiap selang waktu 5, 10,
15, 20, 30 dan 45 menit media disolusi diambil sebanyak 5 ml, dan harus
segera diganti dengan larutan dapar phosphate pH 7,2 yang baru dengan
volume yang sama yaitu 5 ml dimana telah dipanaskan sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan agar kondisi dari media disolusi mendekati dengan kondisi
aslinya didalam tubuh tanpa adanya pengurangan volume media disolusi itu
sendiri.
Dari data perhitungan diperoleh data % untuk terdisolusi urea 20%
yang dikerjakan kelompok 5 yang dilakukan pada waktu 5, 10, 20, 30, dan 45
menit secara berturut-turut untuk kapsul asam mefenamat replikasi I adalah
0,6956; 1,7040 ; 2,9141; 3,3572; 4,1005; 12,7637. Sedangkan untuk kapsul
replikasi II berturut-turut adalah 0,8320; 1,4366; 1,9581; 2,6382; 3,4556;
4,3647. Dari hasil perhitungan diketahui harga Dissolution Efficiency (DE)
untuk setiap pembacaan absorbansi yakni, untuk pembacaan absorbansi I
sebesar 34,6001 % dan untuk pembacaan absorbansi II sebesar 59,4925 %.
Sedangkan pada uji disolusi 30%, didapatkan % terdisolusi berturut-turut
6,8274; 7,5153; 9,2871; 10,3515; 12,1074; 13,3671 dengan nilai DE sebesar
74,3751 %.
Dari hasil perbandingan nilai DE yang di peroleh pada uji disolusi urea
20% yakni sebesar 34,6001 % dan 59,4925 % lebih kecil dibandingkan
dengan uji urea 30% yakni 74,3751 %. Dari data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai DE maka akan semakin cepat proses
disolusi zat aktif asam mefenamat yang sukar larut ini semakin baik.
Peningkatan laju disolusi terjadi karena pengurangan ukuran partikel,
terbentuknya polimorfi atau amorf, terjadinya kompleksasi dan terbentuknya
larutan padat. Dari grafik yang terbentuk dapat dilihat bahwa semakin besar
konsentrasi urea sebagai zat pendispersi asam mefenamat maka semakin
cepat pula disolusi yang terjadi pada asam mefenamat yang sukar larut air.
V. PENUTUP
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Disolusi merupakan proses suatu zat padat yang masuk ke dalam pelarut
dan menghasilkan suatu larutan.
2. Persentase terdisolusi urea 20% pada waktu 5, 10, 20, 30, dan 45 menit
berturut-turut untuk kapsul asam mefenamat replikasi I adalah 0,6956;
1,7040 ; 2,9141; 3,3572; 4,1005; 12,7637. Sedangkan untuk kapsul asam
mefenamat replikasi II berturut-turut adalah 0,8320; 1,4366; 1,9581;
2,6382; 3,4556; 4,3647.
3. Persentase terdisolusi urea 30 % yang didapatkan berturut-turut adalah
6,8274; 7,5153; 9,2871; 10,3515; 12,1074; 13,3671.
4. Nilai Dissolution Efficiency (DE) yang didapatkan pada disolusi 20 %
replikasi I sebesar 34,6001 % dan untuk replikasi II sebesar 59,4925%,
sedangkan nilai DE pada disolusi 30 % sebesar 74,3751 %.
5. Semakin banyak pembawa yang digunakan, semakin banyak terbentuk
dispersi padat dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan disolusi zat
aktif obat (asam mefenamat).
DAFTAR PUSTAKA