Otsdjx 1592789872
Otsdjx 1592789872
Otsdjx 1592789872
BI OK I M I A
Disusun oleh:
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Reaksi Keterangan
No. Bahan
+ - warna
Filtrat air ludah
1 Biru
(Saliva)
Reaksi Keterangan
No. Bahan
+ - warna
1 Tabung I (Iodium) Coklat
2 Tabung II (benedict)
Perubahan Warna
No Suhu (0C)
Uji iodium Uji iodium
1 0 Bening Biru
2 25 – 30 Bening Biru
3 37 – 40 Bening Biru
4 75 – 80 Coklat Biru tua
5 100 Bening Biru keunguan
2. Pembahasan
Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam
sel. Oleh karena enzim dapat mempercepat reaksi kimia, berarti enzim
merupakan rekasi katalis. Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat
dalam sel makhluk hidup sehingga enzim disebut juga biokatalisator. Enzim
juga memiliki sifat diantaranya, selektif, karena enzim hanya dapat bekerja
pada substrat tertentu. Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi dalam sel maupun luar sel. Suatu enzim dapat
mempercepat reaksi 10 sampai 11 kali lebih cepat daripada apabila reaksi
tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien,
disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
a. Percobaan Mucin
Mucin merupakan protein atau enzim yang diproduksi oleh sel-sel
epitel, atau jaringan yang melapisi rongga tubuh. Karakteristik mucin adalah
kemampuannya untuk membentuk gel. Mucin berfungsi sebagai pelumas
untuk menghambat molekul yang akan memasuki sel. Mucin kebanyakan
diproduksi sebagai komponen air liur. Percobaan ini bertujuan untuk
membuktikan adanya mucin dalam saliva (air ludah).
Pada percobaan ini digunakan filtrat air ludah sehingga
menghasilkan enzim amilase yang terkandung di dalamnya. Setelah filtrat
tersebut tersedia maka untuk menguji ditambahkan dengan larutan biuret.
Untuk mendapatkan reaksi positif maka akan terbentuk larutan yang
berwarna ungu karena adanya larutan peptida yang terkandung. Tetapi pada
hasil percobaan yang telah dilakukan memperlihatkan reaksi yang negatif
dengan terbentuknya larutan yang berwarna biru. Hal ini terjadi mungkin
saja karena larutan biuretnya yang sudah tak dapat berfungsi dengan baik
ataukah sampel air ludah yang tidak tepat karena dalam pengambilan sampel
bisa saja sembarang meludah dalam hal ini bukan air liur.
b. Percobaan hidrolisis amilum oleh enzim amilase
Hasil percobaaan yang telah dilakukan maka dapat dilihat bahwa
hasil yang diperoleh dari filtrat air ludah yang ditambahkan amilum dan
benedict hasilnya negatif dan menghasilkan warna bening. Hal ini
disebabkan karena benedict yang digunakan tidak mampu menyerap enzim
amilase yang diujikan. Pada percobaan air ludah yang ditambahkan amilum
dan larutan iodium yang hasilnya negatif. Hal ini terjadi dikarenakan iodium
tidak diserap ke dalam aliran spiral amilase sehingga terjadi perubahan
warna menjadi cokelat yang menandakan bahwa reaksi ini negatif.
c. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Enzim adalah biokatalis sehingg tidak ikut bereaksi dengan zat dan
produk yang dihasilkan. Jadi jika larutan tidak bercampur berarti enzim
tersebut masih aktif meskipun agak rusak namun masih bias menghidolisis
produk. Enzim di bawah suhu optimum dapat mengurangi aktivitas yang
terjadi pada enzim sedangkan di atas suhu optimum maka dapat
menyebabkan denaturasi pada enzim dan mematikan kerja enzim. Semakin
tunggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Pada umumnya enzim akan
bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300–400C. Enzim dapat
bereaksi dengan baik pada suhu 300–400C dan dapat bereaksi lebih cepat
pada suhu lebih dari 500C. Namun pada suhu antara 600–700C, reaksi enzim
menurun.
Pada pengamatan yang dilakukan terlihat pada tabung I yang
disimpan di gelas kimia yang berisikan dengan es (00C) perubahan warna
terjadi pada uji benedict dengan bercampurnya larutan dan adanya
perubahan warna dari bening menjadi biru. Sedangkan pada uji iod larutan
tidak dapat bercampur karena enzim yang ada dalam keadaan suhu yang
rendah dan tidak terjadi proses hidrolisis pada reagen amilum sehingga tidak
terjadi perubahan warna yaitu tetap bening.
Pada tabung II yang disimpan pada suhu kamar kenaikan suhu
lingkungan akan meningkatkan energi kinetik enzim dan frekuensi
tumbukan antara molekul enzim dan substrat yang menyebabkan keaktifan
pada enzim sehingga amilum dapat terhidrolisis sehingga terjadi perubahan
warna pada uji benedict yaitu dari bening menjadi biru sedangkan pada uji
iodium tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap bening karena amilum
tidak dapat terhidrolisis.
Pada tabung III yang dimasukkan ke genangan air yang memiki suhu
370-400C terjadi perubahan warna pada uji benedict yaitu dari bening
menjadi biru yang disebabkan enzim memiliki suhu optimal 300-400C
sehingga pada suhu ini aktivitas enzim berjalan baik sehingga dapat
menghidrolisis amilum sedangkan pada uji iodium tidak terjadi perubahan
warna yaitu tetap warna bening karena karena tidak iodium tidak dapat
menhidrolisis amilum pada suhu ini.
Pada tabung IV dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air
bersuhu 750-800C dimana kedua uji ini terjadi perubahan warna menjadi
coklat untuk uji iodium dan biru tua untuk uji benedict karena enzim
mengalami denaturasi yang menaikkan kecepatan reaksi.
Pada tabung V yang dimasukkan ke dalam tabung berisi air
mendidih (1000C) diamana perubahan warna yang terjadi hanya pada uji
benedict dimana terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan sedangkan
pada uji iodium warnanya tetap bening. Larutan iodin yang di gunakan
berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang di tandai
dengan adanya perubahan warna. Sedangkan uji benedict menunjukan kerja
enzim degan adanya perubahan warna. Dapat disimpulkan pada hasil
pengamatan dimana pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim bahwa saliva
tidak steril saat direaksikan dengan reagen iodium yang menghasilkan
warna bening karena adanya kandungan pati di dalamnya dan uji benedict
mengandung gula pereduksi yang memberikan warna biru keunguan.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukannya percobaan ini
yatitu sebagai berikut:
1. Dalam air ludah terdapat enzim yang berperan dalam pencernaan makanan
yaitu enzim amilase dan maltose.
2. Enzim bersifat spesifik karena hanya bekerja pada substrat tertentu saja jadi
satu enzim hanya berlaku untuk satu substrat saja.
3. Enzim bekerja di bawah suhu optimum dapat mengurangi aktivitas yang terjadi
pada enzim tersebut, sedangkan enzim yang bekerja di atas suhu optimum
maka dapat menyebabkan denaturasi pada enzim tersebut dan mematikan kerja
enzim. Semakin tunggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Pada umumnya
enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300–400C. Enzim
dapat bereaksi dengan baik pada suhu 300–400C dan dapat bereaksi lebih cepat
pada suhu lebih dari 500C. Namun pada suhu antara 600–700C, reaksi enzim
menurun.
DAFTAR PUSTAKA