Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengertian Simbiosis Dan Macam-Macamnya, Interaksi Dalam Ekosistem

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN SIMBIOSIS DAN MACAM-MACAMNYA, INTERAKSI

DALAM EKOSISTEM

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Interaksi Makhluk Hidup
yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc.

oleh :
Novita Ratnasari
140351600729

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
April 2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................

1
2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................

3
3
4

BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Simbiosis .....................................................................
2.2 Macam-macam Simbiosis .........................................................
2.3 Interaksi dalam Ekosistem ........................................................

5
5
18

BAB 111 PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...............................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem berisi berbagai macam komponen, baik biotik maupun abiotik.
Setiap komponen tersebut terkait satu sama lainnya, masing-masing komponen
tidak dapat berdiri sendiri sehingga pada akhirnya terbentuklah suatu interaksi.
Interaksi pada ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dengan komponen
biotik dan juga antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Interaksi antar
komponen biotik melibatkan berbagai macam organisme dan juga memberikan
pengaruh tertentu. Interaksi tersebut dilakukan sebagai usaha suatu organisme
untuk memenuhi kebutuhan makanan dan untuk mempertahankan kehidupannya.
Bentuk interaksi antar komponen biotik ini bermacam-macam, diantaranya
berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi) dan kerjasama (simbiosis).
Persaiangan (kompetisi) terjadi diantara beberapa organisme yang membutuhkan
bahan makanan yang sama. Selain melakukan persaingan, beberapa organisme
mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain. Pola interaksi semacam
ini disebut pemangsaan (predasi). Organisme yang memakan organisme lain
disebut predator (pemangsa), sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa.
Namun ketika dua spesies hidup sangat sangat dekat dalam suatu
lingkungan, berinteraksi tanpa melakukan kompetisi atau predasi maka akan
terbentuk interaksi baru. Bentuk interaksi tersebut dapat saling menguntungkan,
satu diuntungkan sementara yang lain dirugikan ataupun satu diuntungkan dan yang
lain tidak diuntungkan atau tidak dirugikan. Pola interaksi semacam itulah yang
disebut simbiosis dan organisme yang melakukannya disebut simbion.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dapat dipaparkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.

Apa definisi dari simbiosis?

2.

Apa saja macam-macam dari simbiosis?

3.

Bagaimana interaksi antar simbiosis dalam ekosistem?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas, dapat dipaparkan tujuan
penulisan makalah sebagai berikut:
1.

Mengetahui definisi dari simbiosis

2.

Mengetahui macam-macam dari simbiosis

3.

Mengetahui bagaimana interaksi antar simbiosis dalam ekosistem

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Simbiosis


Istilah symbiosis berarti hidup bersama, istilah ini mengacu pada
organisme yang hidup sangat dekat, bahkan kadang suatu individu tidak dapat
hidup tanpa individu yang lain. Bahkan pada beberapa kasus, satu organisme hidup
dalam organisme lainnya. Simbiosis sendiri berasal dari bahasa Yunani sym yang
berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Sehingga dari kata tersebut
simbiosis dapat diartikan sebagai interaksi yang kuat antara makhluk hidup yang
berbeda jenis yang saling berdampingan dalam waktu tertentu (Marietta, 2008).
Simbiosis terjadi sewaktu individu dari dua atau lebih spesies hidup dalam kontak
langsung dan akrab dengan satu sama lain (Campbell, 2008). Simbiosis merupakan
interaksi antara dua organisme yang berbeda jenis dan sebagai pola hubungan
bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dalam hubungan yang erat
(Syamsuri, 2014).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simbiosis merupakan bentuk
hubungan interaksi antara dua organisme dari dua spesies yang berbeda yang mana
interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, menguntungkan yang satu dan
merugikan yang lain, atau dapat juga menguntungkan organisme satu dan tidak
memberikan pengaruh apapun terhadap organisme yang lain.

2.2 Macam-macam Simbiosis


Segala interaksi baik yang merugikan, menguntungkan sedang yang lain
tidak berpengaruh apapun, ataupun salah satu satu untung dan lainnya dirugikan,
merupakan simbiosis. Berdasarkan kualitas hubungan tersebut, simbiosis
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme
dan simbiosis komensalisme.
1.

Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualistik, atau mutualisme (mutualism) adalah interaksi

antarspesies yang menguntungkan kedua spesies (+/+) (Campbell, 2008). Melalui

simbiosis ini spesies dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam bertahan dan
berkembang (Marietta, 2008).
Contoh:
a.

Lebah madu dengan wijen


Simbiosis mutualisme secara alami adalah lebah madu dengan wijen.

Dengan bantuan penyerbukan oleh lebah madu, hasil wijen dapat meningkat,
sedangkan bagi lebah madu dengan mengonsumsi tepung sari wijen ketahanan dan
masa hidupnya dapat meningkat (Syamsuri, 2014).
b.

Bakteri Synechoccus sp. dengan tanaman kedelai


Simbiosis mutualisme ini juga dapat dilakukan dengan bantuan manusia

(simbiosis mutualisme buatan) seperti antara bakteri Synechoccus sp. dengan


tanaman kedelai di mana membutuhkan bantuan manusia untuk menyemprotkan
bakteri tersebut. Bakteri pada tanaman ini mengambil sedikit nutrisi pada kedelai
untuk pertumbuhannya, tetapi tidak mengganggu siklus hidup tanaman kedelai.
Sedangkan pada tanaman kedelai mendapatkan keuntungan karena bakteri tersebut
mampu meningkatkan pertumbuhan dan memperluas ukuran daun sehingga hasil
fotosintesis yang dihasilkan tanaman kedelai lebih tinggi (Syamsuri, 2014).
c.

Lebah dan bunga

Lebah terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain untuk
mengumpulkan nektar, sebagai sumber makanan bagi lebah, maka lebah
mendapatkan keuntungan. Sebaliknya bagi bunga lebah dapat membantu proses
penyerbukan, karena ketika lebah mengumpulkan nektar dari satu bunga maka
tanpa sengaja serbuk sari dari bunga akan menempel pada lebah. Kemudian ketika
lebah kemudian pindah ke bunga lain serbuk sari tersebut akan jatuh di putik bunga
lain, sehingga proses penyerbukan terjadi (NECSI, 2013).

d.

White-winged dove dan Saguaro Kaktus

Kaktus menyediakan makanan bagi burung dove dalam bentuk buah dari
tanaman kaktus. Burung dove mengkonsumsi buah tersebut, kemudian terbang dan
kemudian menjatuhkan biji tanaman kaktus di tempat yang baru, sehingga kaktus
akan tumbuh ditempat baru tersebut (NECSI, 2013).
e.

Yucca plants and yucca moth

Sama halnya dengan serangga sebagai agen penyebar benih lainnya,


ngengat membantu dalam perkembangbiakan tanaman yucca. Ngengat biasa
meletakkan telur pada tanaman yucca kemudian ketika larva ngengat menetas dan
menjadi dewasa, benih tanaman yucca akan terbawa oleh ngengat, sehingga
tanaman yucca bisa tumbuh di tempat lain (NECSI, 2013).
f.

Ikan badut dan Anemon

Ikan badut pada anemon dapat membantu mengusir ikan angle atau ikan
butterfly yang biasanya memakan tentakel anemon. Selain itu, ikan badut dengan
warnanya yang cerah dan menarik menjadi umpan bagi ikan-ikan kecil lain, agar
anemon mudah menjerat dan menangkap mangsa. Keuntungan ikan badut adalah
anemon dapat memberi perlindungan dari pemangsa alaminya. Anemon sebenarya
mempunyai sengatan beracun yang mematikan, namun ikan badut mempunyai cara
untuk bisa melindungi diri dari sengatan tantakel anemon tersebut.
Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu
untuk melindunginya dari sengatan tentakel lain atau tersengat oleh tentakel sendiri.
Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut untuk kemudian melindunginya
dari sengatan tentakel anemon. Ikan badut dapat bertahan beberapa saat terhadap
sengatan tentakel sebelum lumpuh, dengan cara menggosok-gosokkan badannya
secara cepat pada tentakel ikan badut dapat melumuri seluruh tubuhnya dnegan
lendir antisengat tentakel, sehingga ikan menjadi kebal (NECSI, 2013).
g.

Pohon Acacia dan semut

Pohon acacia terlindungi oleh semut yang hidup di pohon tersebut, semut
akan membunuh dan memakan serangga dan merusak tanaman yang berusaha
menyaingi tanaman acacia. Pohon acacia sendiri kemudian memberi 3 keuntungan
bagi semut. Pertama duri besar pada pohon acacia berongga sehingga dapat
memberikan tempat tinggal bagi semut. Kedua, pohon memiliki kelenjar yang
berisi nectaries yang memproduksi cairan gula sebagai minuman bagi semut.
Ketiga, pohon acacia menghasilkan Beltian, yang merupakan struktur kecil dari
tumbuhan tersebut yang kaya akan protein dan mengandung gula sehingga menjadi
sumber makanan bagi semut (NECSI, 2013).

h.

Udang pembersih dan ikan

Udang pembersih (Lysmata amboinensis) berperan seperti dokter gigi,


udang tersebut mendapatkan makanan dari membersikan mulut ikan atau belut laut
dari sisa-sisa makanan, jaringan mati, dan parasit. Sedangkan ikan akan
mendapatkan keuntungan yaitu mulut mereka terbebas dari sisa-sisa makanan,
jaringan mati, ataupun parasit yang ada di dalam mulut ikan.
Udang pembersih banyak ditemukan pada kedalaman sekitar 50-65 kaki,
namun dapat ditemukan juga pada kedalaman 15 meter. Udang ini membentuk
kelompok yang terdiri dari 20 lebih udang yang dapat membentuk sebuah stasiun
pembersihan di kedalaman 2-3 meter (6-9 kaki). Berbagai ukuran dari berbagai
jenis ikan yang datang untuk mengunjungi stasiun pembersih untuk menghilangkan
parasit yang menempel pada tubuhnya.
Ikan atau belut yang akan dibersihkan akan berdiam diri di atas karang
membuka mulut dan insangnya ebar-lebar lalu udang ini mulai memakan sisa
makanan, jaringan mati, dan parasit yang menempel pada tubuh ikan. Setelah
membersihkan tubuh ikan, Lysmata akan masuk ke dalam rongga mulut ikan,
mencapai hingga insang, membersihkannya lalu keluar (NECSI, 2013).
i.

Burung jalak-oxpeckers dan kerbau

Burung jalak memakan kutu yang ada pada tubuh kerbau, sehingga kerbau
dapat terbebas dari parasit kutu dan burung jalak memperoleh makanan dari kerbau

(NECSI, 2013).

2.

Simbiosis Parasitisme
Parasitisme (parasitism) adalah interaksi simbiotik +/- dengan satu

organisme. Parasit (parasite) memperoleh nutrien dari organisme lain, inang (host)
yang dirugikan dalam proses tersebut (Campbell, 2008). Parasitisme adalah bentuk
interaksi simbiosis yang mana satu organisme yang diuntungkan mengambil nutrisi
dari organisme lain, sedangkan inang merupakan organisme yang dirugikan (Arbi,
2010). Dalam hubungan parasitisme, organisme parasit memanfaatkan organisme
lainnya (inang) sebagai tempat hidup untuk melangsungkan sebagian besar siklus
hidupnya. Inang seringkali merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai sumber
makanan bagi parasit. Dengan kata lain, parasit memiliki ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap kondisi organisme lain yang dijadikan sebagai inangnya
(Arbi, 2010). Hubungan ini melibatkan dua makhluk hidup yang berbeda jenis di
mana tercipta hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Makhluk hidup yang
dirugikan disebut inang dan yang mendapat keuntungan disebut dengan parasit
(Syamsuri, 2014). Berdasarkan cara mendapatkan makanannya dikenal dua
jenis parasit, yaitu:
1) Parasit sejati, yaitu parasit yang hidupnya sepenuhnya bergantung kepada
inangnya termasuk pula kebergantungan dalam menyelesaikan daur hidupnya.
Contohnya adalah tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis), karena dia tidak
mengandung klorofil atau tidak dapat berfotosintesis sehingga kehidupannya
bergantung kepada tumbuhan lain (Syamsuri, 2014).
a) Tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis)

10

Tumbuhan tali putri mendapat keuntungan karena mengambil nutrisi


yang dimiliki inangnya sedangkan inangnya lama kelamaan akan mati karena
nutrisinya diserap (Marietta, 2008).
2) Semi parasit, yaitu parasit yang hidupnya tidak sepenuhnya bergantung
kepada organisme lain, karena ia sendiri dapat berfotosintesis, hanya sebagian
bahan yang diperlukan bersumber kepada organisme lainnya atau memerlukan
inang. Contohnya benalu (Loranthus sp.) dan paku picisan (Drymoglossum
heterophylla) (Syamsuri, 2014).
a) Benalu (Loranthus sp.)

Benalu termasuk tumbuhan biji dan berdaun hijau. Akar tunbuhan itu
tidak sempurna sehingga tidak mampu menyerap air dan hara langsung dari
tanah. Untuk memenuhi kebutuhan akan air dan hara, benalu menumpang pada
ranting tumbuhan jenis lain. Akarnya berupa alat isap yang disebut haustoria
yang menembus kulit masuk ke jaringan pengangkat. Dari jaringan itulah
benalu menyerap air dan hara yang terlarut di dalamnya. Dengan demikian,
tumbuhan inang mengalami kerugian karena air dan hara yang akan digunakan
untuk hidupnya diserap oleh benalu. Akibat dari kegiatan benalu tersebut,
biasanya ujung ranting ranting tanaman yang ditumpanginya mengecil, kurus
dan akhirnya mati (Syamsuri, 2014).
b) Paku picisan (Drymoglossum heterophylla)

11

Paku picisan diuntungkan karena mengambil nutrisi inangnya untuk


fotosintesis, sementara ingangnya dirugikan karena nutrisinya diambil oleh
paku picisan.
Berdasarkan tempat hidupnya simbiosis parasitisme dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1) Ektoparasit yaitu parasit yang tumbuh di luar tubuh inang. Contohnya kutu di
rambut manusia (Syamsuri, 2014), Squawroot dan pohon ek., siput Thyca
crystallina dan bintang laut biru, Sea lamprey dan ikan, ulat memakan daun.
a)

Kutu di rambut manusia

Kutu biasa tinggal di rambut manusia kemudian menjadi parasit dengan


menghisap darah dari inang. Sebenarnya kutu tidak begitu berbahaya, yang
menjadi berbahaya adalah ketika kutu yang tinggal di inang yang memiliki
penyakit tertentu kemudian berpindah ke inang yang lain, sehingga kutu dapat
menjadi penyebar penyakit yang berbahaya bahkan mematikan (Marietta,
2008).
b) Squawroot dan pohon ek.

Tanaman di atas terlihat seperti jamur, namun sebenarnya tanaman di


atas merupakan tanaman berbunga, squawroot, yang menjadi parasit pada
pohon, biasanya pada pohon ek. Squawroot mendapatkan enegi dengan
menyadap nutrisi dari pohon ek. (Marietta, 2008).

12

c)

Siput Thyca crystallina dan bintang laut biru (Linckia laevigata)

Siput parasit Thyca crystallina dapat dengan mudah ditemukan di alam,


yaitu menempel pada bintang laut biru Linckia laevigata. Hampir pada seluruh
bintang laut biru dapat ditemukan gastropoda parasit ini, bahkan pada satu
individu bintang laut kadang terdapat lebih dari dua puluh individu parasit
(Arbi, 2010).
Siput parasit ini menempel kuat pada permukaan luar tubuh bintang laut
biru (Linckia laevigata), dan bahkan pada beberapa kasus sering terlihat adanya
lubang pada bagian tubuh bintang laut tersebut yang menjadi tempat melekat
bagi siput ini. Penempelan siput pada sistem radial hemal dan perihemal pada
bintang laut biru adalah dengan menggunakan proboscis untuk mendapatkan
sari makanan dari inang (Arbi, 2010).
Penempelan pada inangnya menunjukkan perilaku yang unik, yaitu
tidak berpindah-pindah tempat penempelan, melainkan pada satu tempat dari
umur juvenil sampai mati. Warna cangkang siput parasit ini biru, seperti warna
inangnya, kemungkinan sebagai salah satu bentuk strategi untuk penyamaran
dari mangsa alaminya (Arbi, 2010).
d) Sea lamprey dan ikan

13

Sea lamprey mengait pada ikan menggunakan gigi-giginya untuk


terus menempel pada ikan dan akan memarut kulit ikan sehingga menyebabkan
luka terbuka pada ikan yang kemudian sebagai makanan bagi lamprey tersebut.
Lamprey tidak membunuh inangnya, juga tidak menginang pada ikan tertentu
saja, mereka akan mengait pada berbagai macam makhluk hidup lain dan
mencoba makan dari organisme tersebut (Marietta, 2008).
e) Ulat memakan daun

Ulat mendapat keuntungan dari memakan daun tersebut sedangkan


tumbuhan yang ada ulatnya dirugikan karena ulat memakan daun tumbuhan
tersebut,
f) Sarang lebah dan tumbuhan lidah buaya

Lebah membentuk sarang pada tumbuhan lidah buaya dan lama


kelamaan sarang lebah akan semakin besar sehingga membuat tumbuhan lidah
buaya berlubang.
2) Endoparasit yaitu parasit yang tumbuh di dalam tubuh inang, misalnya cacing
pita, dan lain-lain (Syamsuri, 2014).

14

a)

Cacing pita

Cacing pita sebagai parasit dan manusia sebagai inang. Cacing pita
dewasa hidup dalam usus manusia kemudian hidup dengan mengambil nutrisi
dari manusia. Seperti siklus hidup cacing pita yang digambarkan pada gambar
di atas, cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh manusia apabila manusia
memakan daging sapi atau babi yang mengandung larva cacing pita di
dalamnya. Ketika sudah masuk ke dalam tubuh inang cacing pita akan
mendapatkan makanan dari makanan yang dikonsumsi manusia, manusia akan
dirugikan dengan kesehatannya yang terganggu (Marietta, 2008).

3.

Simbiosis Komensalisme
Komensalisme berasal dari bahasa latin cum yang berarti dengan, bersama-

sama dan mensa yang berarti meja. Sehingga dalam simbiosis komensalisme ini
menghasilkan interaksi antara organisme yang berbeda jenis dan organisme satu
mendapat keuntungan sedangkan organisme yang lain sedikitpun tidak dipengaruhi
oleh hubungan ini. Dalam kata lain organisme yang satu diuntungkan dan yang
lainnya

tidak

dirugikan.

Simbiosis

komensalisme

ini

memang

hanya

menguntungkan salah satu pihak namun makhluk hidup yang ada di dalamnya tetap
bisa berinteraksi satu sama lain dan hidup berdampingan (Syamsuri, 2014).
Interaksi antara spesies yang menguntungkan yang satu namun tidak merugikan
atau membantu spesies yang satu lagi (+/-) disebut komensalisme (commensalism)
(Campbell, 2008).
Contoh:
1.

Tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup

15

Bunga anggrek bisa menempel dan numpang hidup di pohon mangga


misalnya, namun tanaman anggrek mampu membuat makanannya sendiri sehingga
ia sama sekali tidak merugikan pohon mangga (Syamsuri, 2014).
2.

Ikan hiu dengan ikan remora

Pola hubungan ikan hiu dan remora juga terbilang unik sebab ikan ini
melekat pada ikan hiu dengan pertolongan semacam alat penghisap yang terdapat
di ujung kepalanya. Keadaan ini tidak mempengaruhi ikan hiu. Ikan remora
mendapat keuntungan yaitu untuk bergerak ikan remora tidak perlu mengeluarkan
energi banyak karena kemana-mana terbawa oleh ikan hiu. Selain itu ikan remora
dapat ikut makan bagian-bagian kecil dari mangsa ikan hiu yang terbawa arus
sampai didekatnya (Syamsuri, 2014).
3.

Cattle egret dan hewan ternak

16

Hewan ternak yang memakan rumput, akan sekaligus menyibakkan


serangga yang tersembunyi di rumput. Burung akan mengikut hewan ternak
tersebut, sehingga ketika hewan ternak makan maka serangga yang kemudian
tersibak akan dimakan oleh burung. Sapi tidak dirugikan atau diuntungkan dengan
keberadaan burung tersebut, sedangkan burung akan diuntungkan dengan adanya
perjamuan makanan gratis (Marietta, 2008).
4.

Tumbuhan naga dengan inang

Tumbuhan naga mendapat keuntungan karena dapat merambat pada


tumbuhan lain (inang), sedangkan inangnya tidak merasa dirugikan karena
tumbuhan naa tidak menyerap (mengambil) makanan dari inangnya.
5.

Tumbuhan paku dengan inang

Tumbuhan inang (tumbuhan yang ditumpangi) tidak merasa dirugikan oleh


tumbuhan paku, karena tumbuhan paku tidak mengambil makanan dari tumbuhan
yang ditumpanginya.

17

2.3 Interaksi dalam Ekosistem


Interaksi antara komunitas dengan faktor abiotik membentuk suatu sistem
yang dikenal sebagai lingkungan atau ekosistem. Interaksi tersebut dapat berupa
proses memakan dan dimakan sehingga terjadi pemanfaatan energi dan daur ulang
materi.
Interaksi dalam ekosistem yang melibatkan komunitas sangat kompleks
sebab tak hanya melibatkan bermacam-macam organisme tetapi juga melibatkan
aliran makanan juga energi. Misalnya pada daur ulang karbon yang melibatkan dua
jenis ekosistem yang berbeda misalnya antara ekosistem laut dan juga darat.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai
dari tingkat individu sampai lingkup biosfer. Interaksi ini ditampilkan dalam
pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan cahaya matahari pada
tumbuhan. Interaksi terjadi antara individu dengan lingkungan bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal interaksi, semua organisme
memerlukan energi dalam bentuk energi kimia. Perpindahan energi yang berbentuk
makanan diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan makan dan
dimakan yang disebut sebagai rantai makanan (Syamsuri, 2014).

18

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem berisi berbagai macam komponen, baik biotik maupun abiotik.
Setiap komponen tersebut terkait satu sama lainnya, masing-masing komponen
tidak dapat berdiri sendiri sehingga pada akhirnya terbentuklah suatu interaksi.
Interaksi pada ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dengan komponen
biotik dan juga antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Interaksi antar
komponen biotik melibatkan berbagai macam organisme dan juga memberikan
pengaruh tertentu. Interaksi tersebut dilakukan sebagai usaha suatu organisme
untuk memenuhi kebutuhan makanan dan untuk mempertahankan kehidupannya.
Salah satu bentuk interaksi adalah simbiosis yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu
mutualisme, parasitisme dan komensalisme.
Simbiosis

Spesies A

Spesies B

Mutualisme

Diuntungkan

Diuntungkan

Parasitisme

Diuntungkan

Dirugikan

Komensalisme

Diuntungkan

Tidak terpengaruh

19

DAFTAR PUSTAKA
Arbi dan Vimono. 2010. Hubungan Parasitisme Antara Siput Thyca crystallina dan
Bintang Laut Biru Linckia laevigata di Perairan Ternate, Maluku
Utara.Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36 (2): 227242.
Diakses
pada
tanggal
14
April
2016
dari
http://www.limnologi.lipi.go.id/limnologi/doc/public/7._Naskah_Indra_Ba
yu__Ucu.pdf
Campbell, N.A & Reece, J.B. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Marietta. 2008. Simbiosis. Diakses pada tanggal 14 April 2016 dari
www.marietta.edu
NECSI. 2013. Mutualistic Relationship. Diakses pada tanggal 14 April 2016 dari
www.necsi.edu
Syamsuri, Istamar dan Pratiwi, Novida. 2014. Bahan Ajar Interaksi Makhluk
Hidup. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

20

Anda mungkin juga menyukai