Pengertian Simbiosis Dan Macam-Macamnya, Interaksi Dalam Ekosistem
Pengertian Simbiosis Dan Macam-Macamnya, Interaksi Dalam Ekosistem
Pengertian Simbiosis Dan Macam-Macamnya, Interaksi Dalam Ekosistem
DALAM EKOSISTEM
MAKALAH
oleh :
Novita Ratnasari
140351600729
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
1
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................
3
3
4
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Simbiosis .....................................................................
2.2 Macam-macam Simbiosis .........................................................
2.3 Interaksi dalam Ekosistem ........................................................
5
5
18
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualistik, atau mutualisme (mutualism) adalah interaksi
simbiosis ini spesies dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam bertahan dan
berkembang (Marietta, 2008).
Contoh:
a.
Dengan bantuan penyerbukan oleh lebah madu, hasil wijen dapat meningkat,
sedangkan bagi lebah madu dengan mengonsumsi tepung sari wijen ketahanan dan
masa hidupnya dapat meningkat (Syamsuri, 2014).
b.
Lebah terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain untuk
mengumpulkan nektar, sebagai sumber makanan bagi lebah, maka lebah
mendapatkan keuntungan. Sebaliknya bagi bunga lebah dapat membantu proses
penyerbukan, karena ketika lebah mengumpulkan nektar dari satu bunga maka
tanpa sengaja serbuk sari dari bunga akan menempel pada lebah. Kemudian ketika
lebah kemudian pindah ke bunga lain serbuk sari tersebut akan jatuh di putik bunga
lain, sehingga proses penyerbukan terjadi (NECSI, 2013).
d.
Kaktus menyediakan makanan bagi burung dove dalam bentuk buah dari
tanaman kaktus. Burung dove mengkonsumsi buah tersebut, kemudian terbang dan
kemudian menjatuhkan biji tanaman kaktus di tempat yang baru, sehingga kaktus
akan tumbuh ditempat baru tersebut (NECSI, 2013).
e.
Ikan badut pada anemon dapat membantu mengusir ikan angle atau ikan
butterfly yang biasanya memakan tentakel anemon. Selain itu, ikan badut dengan
warnanya yang cerah dan menarik menjadi umpan bagi ikan-ikan kecil lain, agar
anemon mudah menjerat dan menangkap mangsa. Keuntungan ikan badut adalah
anemon dapat memberi perlindungan dari pemangsa alaminya. Anemon sebenarya
mempunyai sengatan beracun yang mematikan, namun ikan badut mempunyai cara
untuk bisa melindungi diri dari sengatan tantakel anemon tersebut.
Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu
untuk melindunginya dari sengatan tentakel lain atau tersengat oleh tentakel sendiri.
Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut untuk kemudian melindunginya
dari sengatan tentakel anemon. Ikan badut dapat bertahan beberapa saat terhadap
sengatan tentakel sebelum lumpuh, dengan cara menggosok-gosokkan badannya
secara cepat pada tentakel ikan badut dapat melumuri seluruh tubuhnya dnegan
lendir antisengat tentakel, sehingga ikan menjadi kebal (NECSI, 2013).
g.
Pohon acacia terlindungi oleh semut yang hidup di pohon tersebut, semut
akan membunuh dan memakan serangga dan merusak tanaman yang berusaha
menyaingi tanaman acacia. Pohon acacia sendiri kemudian memberi 3 keuntungan
bagi semut. Pertama duri besar pada pohon acacia berongga sehingga dapat
memberikan tempat tinggal bagi semut. Kedua, pohon memiliki kelenjar yang
berisi nectaries yang memproduksi cairan gula sebagai minuman bagi semut.
Ketiga, pohon acacia menghasilkan Beltian, yang merupakan struktur kecil dari
tumbuhan tersebut yang kaya akan protein dan mengandung gula sehingga menjadi
sumber makanan bagi semut (NECSI, 2013).
h.
Burung jalak memakan kutu yang ada pada tubuh kerbau, sehingga kerbau
dapat terbebas dari parasit kutu dan burung jalak memperoleh makanan dari kerbau
(NECSI, 2013).
2.
Simbiosis Parasitisme
Parasitisme (parasitism) adalah interaksi simbiotik +/- dengan satu
organisme. Parasit (parasite) memperoleh nutrien dari organisme lain, inang (host)
yang dirugikan dalam proses tersebut (Campbell, 2008). Parasitisme adalah bentuk
interaksi simbiosis yang mana satu organisme yang diuntungkan mengambil nutrisi
dari organisme lain, sedangkan inang merupakan organisme yang dirugikan (Arbi,
2010). Dalam hubungan parasitisme, organisme parasit memanfaatkan organisme
lainnya (inang) sebagai tempat hidup untuk melangsungkan sebagian besar siklus
hidupnya. Inang seringkali merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai sumber
makanan bagi parasit. Dengan kata lain, parasit memiliki ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap kondisi organisme lain yang dijadikan sebagai inangnya
(Arbi, 2010). Hubungan ini melibatkan dua makhluk hidup yang berbeda jenis di
mana tercipta hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Makhluk hidup yang
dirugikan disebut inang dan yang mendapat keuntungan disebut dengan parasit
(Syamsuri, 2014). Berdasarkan cara mendapatkan makanannya dikenal dua
jenis parasit, yaitu:
1) Parasit sejati, yaitu parasit yang hidupnya sepenuhnya bergantung kepada
inangnya termasuk pula kebergantungan dalam menyelesaikan daur hidupnya.
Contohnya adalah tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis), karena dia tidak
mengandung klorofil atau tidak dapat berfotosintesis sehingga kehidupannya
bergantung kepada tumbuhan lain (Syamsuri, 2014).
a) Tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis)
10
Benalu termasuk tumbuhan biji dan berdaun hijau. Akar tunbuhan itu
tidak sempurna sehingga tidak mampu menyerap air dan hara langsung dari
tanah. Untuk memenuhi kebutuhan akan air dan hara, benalu menumpang pada
ranting tumbuhan jenis lain. Akarnya berupa alat isap yang disebut haustoria
yang menembus kulit masuk ke jaringan pengangkat. Dari jaringan itulah
benalu menyerap air dan hara yang terlarut di dalamnya. Dengan demikian,
tumbuhan inang mengalami kerugian karena air dan hara yang akan digunakan
untuk hidupnya diserap oleh benalu. Akibat dari kegiatan benalu tersebut,
biasanya ujung ranting ranting tanaman yang ditumpanginya mengecil, kurus
dan akhirnya mati (Syamsuri, 2014).
b) Paku picisan (Drymoglossum heterophylla)
11
12
c)
13
14
a)
Cacing pita
Cacing pita sebagai parasit dan manusia sebagai inang. Cacing pita
dewasa hidup dalam usus manusia kemudian hidup dengan mengambil nutrisi
dari manusia. Seperti siklus hidup cacing pita yang digambarkan pada gambar
di atas, cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh manusia apabila manusia
memakan daging sapi atau babi yang mengandung larva cacing pita di
dalamnya. Ketika sudah masuk ke dalam tubuh inang cacing pita akan
mendapatkan makanan dari makanan yang dikonsumsi manusia, manusia akan
dirugikan dengan kesehatannya yang terganggu (Marietta, 2008).
3.
Simbiosis Komensalisme
Komensalisme berasal dari bahasa latin cum yang berarti dengan, bersama-
sama dan mensa yang berarti meja. Sehingga dalam simbiosis komensalisme ini
menghasilkan interaksi antara organisme yang berbeda jenis dan organisme satu
mendapat keuntungan sedangkan organisme yang lain sedikitpun tidak dipengaruhi
oleh hubungan ini. Dalam kata lain organisme yang satu diuntungkan dan yang
lainnya
tidak
dirugikan.
Simbiosis
komensalisme
ini
memang
hanya
menguntungkan salah satu pihak namun makhluk hidup yang ada di dalamnya tetap
bisa berinteraksi satu sama lain dan hidup berdampingan (Syamsuri, 2014).
Interaksi antara spesies yang menguntungkan yang satu namun tidak merugikan
atau membantu spesies yang satu lagi (+/-) disebut komensalisme (commensalism)
(Campbell, 2008).
Contoh:
1.
15
Pola hubungan ikan hiu dan remora juga terbilang unik sebab ikan ini
melekat pada ikan hiu dengan pertolongan semacam alat penghisap yang terdapat
di ujung kepalanya. Keadaan ini tidak mempengaruhi ikan hiu. Ikan remora
mendapat keuntungan yaitu untuk bergerak ikan remora tidak perlu mengeluarkan
energi banyak karena kemana-mana terbawa oleh ikan hiu. Selain itu ikan remora
dapat ikut makan bagian-bagian kecil dari mangsa ikan hiu yang terbawa arus
sampai didekatnya (Syamsuri, 2014).
3.
16
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem berisi berbagai macam komponen, baik biotik maupun abiotik.
Setiap komponen tersebut terkait satu sama lainnya, masing-masing komponen
tidak dapat berdiri sendiri sehingga pada akhirnya terbentuklah suatu interaksi.
Interaksi pada ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dengan komponen
biotik dan juga antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Interaksi antar
komponen biotik melibatkan berbagai macam organisme dan juga memberikan
pengaruh tertentu. Interaksi tersebut dilakukan sebagai usaha suatu organisme
untuk memenuhi kebutuhan makanan dan untuk mempertahankan kehidupannya.
Salah satu bentuk interaksi adalah simbiosis yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu
mutualisme, parasitisme dan komensalisme.
Simbiosis
Spesies A
Spesies B
Mutualisme
Diuntungkan
Diuntungkan
Parasitisme
Diuntungkan
Dirugikan
Komensalisme
Diuntungkan
Tidak terpengaruh
19
DAFTAR PUSTAKA
Arbi dan Vimono. 2010. Hubungan Parasitisme Antara Siput Thyca crystallina dan
Bintang Laut Biru Linckia laevigata di Perairan Ternate, Maluku
Utara.Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36 (2): 227242.
Diakses
pada
tanggal
14
April
2016
dari
http://www.limnologi.lipi.go.id/limnologi/doc/public/7._Naskah_Indra_Ba
yu__Ucu.pdf
Campbell, N.A & Reece, J.B. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Marietta. 2008. Simbiosis. Diakses pada tanggal 14 April 2016 dari
www.marietta.edu
NECSI. 2013. Mutualistic Relationship. Diakses pada tanggal 14 April 2016 dari
www.necsi.edu
Syamsuri, Istamar dan Pratiwi, Novida. 2014. Bahan Ajar Interaksi Makhluk
Hidup. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
20