Rekayasa Ide
Rekayasa Ide
Rekayasa Ide
penyajian materi masih terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran topik statistika yang
dialami oleh siswa, Beberapa masalah tersebut antara lain siswa mengalami kesulitan
membuat tabel frekuensi, membuat diagram lingkaran dan memilih diagram yang tepat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang menjadi acuan sekarang ini antara
lain menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan
materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karaktristik
siswa. Pengajaran ini dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak. Pengajaran
di SMP, terutama diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya
dalam kehidupan, harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi pembelajaran
matematika di kelas selama ini dalam belajar adalah pembelajaran secara konvensional
dimana siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, urutan penyajian bahan
dimulai dari abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan
kurang memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar (Soedjadi, 2001a).
Pembelajaran matematika realistik adalah pendekatan pendidikan matematika yang telah
dikembangkan dan diterapkan di Belanda sejak tahun 1971. Pendekatan ini mengacu pada
pendapat Freudental (dalam Gravemeijer, 1994:82), yang menyatakan bahwa pendidikan
matematika harus dikaitkan dengan realita dan kegiatan manusia. Pendekatan itu dikenal
dengan nama Realistic Mathematics Education (RME).
Dalam bahasa Indonesia, secara operasional RME itu semakna dengan Pembelajaran
Matematika Realistik. Oleh karena itu setelah melalui berbagai penyesuaian, RME itu dicoba
dikembangkan dan diterapkan di Indonesia dengan nama Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR).
Soedjadi (2001a:2-3), mengemukakan bahwa PMR pada dasarnya adalah pemanfaatan realita
dan lingkungan yang telah dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran
matematika, dengan harapan agar tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai lebih baik
dari pada masa yang lalu. Yang dimaksud realita adalah hal-hal nyata atau konkret, yang
dapat diamati atau dipahami siswa melalui membayangkan. Sedangkan yang dimaksud
dengan lingkungan adalah lingkungan tempat siswa berada, baik lingkungan sekolah,
keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami siswa. Dengan kata lain yang dimaksud
dengan lingkungan adalah kehidupan sehari-hari yang dialami atau dapat dipahami siswa.
Jelaslah bahwa dalam PMR pembelajaran tidak dimulai dari definisi, teorema atau sifat-sifat
kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh, seperti yang selama ini dilaksanakan di
berbagai sekolah. Namun sifat-sifat, definisi dan teorema itu diharapkan seolah-olah
ditemukan kembali oleh siswa melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan guru
di awal pembelajaran. Dengan demikian dalam PMR siswa didorong atau ditantang untuk
aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan
yang diperolehnya.
Gravemeijer (1994: 90-91), mengemukakan bahwa ada tiga prinsip kunci (utama) dalam
Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu: guided reinvention/ progressive mathematizing
(penemuan kembali), didactical phenomenology (fenomena mendidik) dan self-developed
models (mengembangkan model sendiri).
Soedjadi (2001a:3-4), menjelaskan bahwa dalam penerapan PMR yang beroriantasi pada
pemecahan masalah kontekstual semenjak awal pembelajaran, perlu dipikirkan masalahmasalah sederhana yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan yang mengarah
kepada pembentukan konsep antara (misalnya konsep antara ke-1). Setelah konsep antara ke1 diperoleh, mungkin diperlukan konsep antara ke-2, yang dibangun sejalan dengan konsep
antara ke-1. Pencapaian konsep-konsep antara ke-1, ke-2 dan seterusnya. memungkinkan
dilakukan dengan berbagai cara berbeda oleh siswa melalui kegiatan informal matematika.
Baru kemudian kegiatan diarahkan agar siswa dapat membangun sendiri konsep utama yang
menjadi tujuan pembelajaran utama.
Terkait dengan prinsip dan karakteristik PMR, Fauzi (2002), mengemukakan adanya lima
langkah kegiatan inti dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu: (1) Memahami
masalah kontekstual, (2) Menjelaskan masalah kontekstual, (3) Menyelesaikan masalah
kontekstual, (4) Membandingkan jawaban dan (5) Menarik kesimpulan. Menjelaskan
masalah kontekstual seperti dikemukakan Fauzi (2002), itu masih termasuk kedalam langkah
memahami masalah kontekstual. Oleh karena itu dengan mengacu pada pendapat
Gravemeijer (1994:93-94), Soedjadi (2001a:3-4), Fauzi (2002) dan memperhatikan
pengertian, prinsip utama serta karakteristik PMR, sebagaimana dikemukakan di atas, maka
langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti PMR yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas empat langkah, yaitu: memahami masalah kontekstual, mendeskripsikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual, membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan
menarik kesimpulan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran materi statistika yang valid,
praktis, dan efektif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Parepare, sedangkan
responden ujicoba adalah siswa Kelas IX.
Secara rinci tahapan-tahapan pengembangan dengan modifikasinya disajikan dalam bagan
berikut:
No
1
Karateristik
Pertama:Menggunakan
masalah kontekstual
Indikator
Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan
awal yang telah dimiliki.Mengaitkan pembelajaran
dengan situasi lingkungan siswa
Memotivasi siswa dengan menyediakan kegiatan
matematika atau tugas-tugas matematika yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
2
3
Kedua:Menggunakan
berbagai model
Ketiga:Menggunakan
konstribusi siswa
KeempatInteraktivitas
No
Karateristik
Indikator
Kelima:Terintegrasi
dengan topik lainnya
Indikator-indiktoar tersebut menjadi acuan dalam merancang RPP yang memuat aspek-aspek
(1) Tujuan Pembelajaran terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator,
(2) Materi pembelajaran, (3) Metode pembelajaran memuat metode yang digunakan dan
materi prasyarat, (4) Kegiatan pembelajaran memuat langkah-langkah pembelajaran yakni
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, (5) Sumber dan media belajar, dan
(6) penilaian.
a.
Penyajian materi dalam buku siswa dan buku guru dirancang dalam bentuk gabungan antara
penyampaian materi secara langsung dan proses pembelajaran matematika realistik adalah
masalah-masalah serta contoh-contoh yang disajikan merupakan masalah nyata yang terkait
dengan lingkungan siswa, selain itu proses pengkonstruksian pengetahuan didominasi oleh
siswa.
b.
LKS hasil rancangan pada tahap ini sebanyak 6 buah (sesuai dengan banyaknya RPP), LKS
dirancang dalam bentuk tugas-tugas yang dikerjakan secara individu maupun kelompok, ciri
khas dari LKS ini adalah soal-soal ataupun masalah-masalah yang diberikan adalah masalah
yang membutuhkan jawaban yang multi jawab, sehingga pengkonstruksian pengetahuan
betul-betul dialami oleh siswa.
c.
Tes hasil belajar siswa. Penyusunan tes hasil belajar diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal
meliputi aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah,
penentuan ketiga aspek ini dilakukan secara proporsional, sehingga dapat mengukur semua
materi yang disajikan. Kisi-kisi yang telah disusun menjadi pedoman untuk penyusunan tes
hasil belajar.
Tes hasil belajar yang disusun merupakan tes yang berbentuk uraian, tes bentuk uraian dipilih
lebih pada pertimbangan objektivitas penilaian penguasaan materi yang telah dipelajari.
1. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan meliputi dua kegiatan, yaitu validasi rancangan awal (perangkat
pembelajaran) oleh ahli dan praktisi, kemudian dilanjutkan kegiatan uji pengembangan dalam
pembelajaran. Validitas perangkat pembelajaran dilakukan untuk mendapatkan hasil penilaian
hingga memenuhi kriteria kevalidan.
a.
Hasil penilaian ahli terhadap RPP, LKS, buku siswa, buku panduan guru oleh validator
menunjukkan bahwa semua perangkat dinyatakan valid dan reliabel, namun demikian masih
terdapat revisi-revisi terkait dengan tata letak gambar, dan bahasa yang digunakan.
b.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa: (1) guru belum dapat menyesuaikan waktu yang
dialokasi dalam RPP, (2) observer masih belum memahami pengisian lembar observasi
khususnya lembar aktivitas siswa, (3) pembagian kelompok menggunakan waktu yang cukup
lama, (4) masih ada kata-kata yang belum dipahami dalam buku siswa.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka upaya perbaikan yang telah dilakukan antara lain: (1)
menjelaskan kepada guru model untuk menggunakan waktu seefisien mungkin karena pada
pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator saja, (2) memberikan penjelasan yang
terkait dengan aktivitas siswa yang dominan pada waktu yang ditentukan, (3) pembagian
kelompok diharapkan dapat ditentukan sebelum pelajaran dimulai atau membuat
pengumuman pada papan pengumuman kelas tentang pembagian kelompok yang dimaksud,
(4) menjelaskan istilah-istilah yang belum dipahami siswa terkait dengan buku siswa.
c.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran,
hasil uji coba ini juga menjadi acuan untuk kebutuhan revisi perangkat pembelajaran.
Ujicoba dilakukan sebanyak satu kali di Kelas IX.7 SMP Negeri 3 Parepare Tahun Pelajaran
2008/2009 selama 6 kali pertemuan dengan melibatkan guru model dan beberapa observer
yang melaksanakan tugas masing-masing.
Hasil ujicoba menunjukkan bahwa: (1) Analisis kepraktisan, aspek yang dinilai adalah aspek
keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori terlaksana dan reliabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa perangkat yang dibuat dinyatakan praktis, (2) Analisis keefektifan
pembelajaran dilihat dari hasil aktivitas siswa, kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, respon siswa, respon guru dan hasil belajar siswa, hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa: (a) Secara umum dari 7 (tujuh) aktivitas siswa yang diamati hanya
terdapat 1(satu) aktivitas yang tidak terpenuhi, yaitu medeskripsikan dan menyelesaikan
soal/masalah, (b) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik, namun demikian
masih terdapat aspek berada pada kategori sedang, yaitu kemampuan mengelola waktu, (c)
Respon siswa terhadap pembelajaran sangat baik terbukti dari hasil angket yang disebarkan
menunjukkan 95,54% siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran yang diberikan, (d)
respon guru juga memberikan hasil yang sangat menggembirakan, namun demikian masih
terdapat hal-hal yang perlu pemantapan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, (e) ratarata hasil belajar siswa sebesar 73,33 dengan tingkat ketuntasan 87,50%, dari kelima aspek
yang menjadi kriteria keefektifan pembelajaran telah memenuhi kriteria yang telah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan perencanaan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran, yang mencakup tiga hal identifikasi kebutuhan, tujuan dan
program pembelajaran.
RPP yang telah dihasilkan untuk materi Statistika didasarkan pada langkah-langkah
pembelajaran matematika realistik bertujuan menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi, ciri
yang membedakan RPP yang dihasilkan dengan RPP yang sudah ada sebelumnya antara lain:
(1) RPP yang dihasilkan dirancang berdasarkan langkah-langkah PMR, setiap kegiatan
melibatkan siswa secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sedangkan RPP
yang sudah ada sebelumnya semua kegiatan cenderung didominasi oleh guru, akibatnya
siswa kurang aktif dalam pembelajaran, (2) RPP yang dihasilkan mengutamakan ketuntasan
hasil belajar, sedangkan RPP yang sudah ada lebih mengutamakan ketuntasan materi setiap
pertemuannya.
b.
Buku siswa
Buku siswa merupakan sarana penunjang bagi siswa untuk kelancaran proses pembelajaran
baik di kelas maupun di rumah, memuat materi pelajaran Statistika yang dirancang dengan
pembelajaran matematika realistik yang memuat masalah-masalah kontekstual yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ciri yang membedakan buku siswa ini dengan buku
pelajaran lain adalah masalah-masalah yang diberikan memuat pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri berdasarkan masalah yang
diselesaikan, selain itu buku ini dilengkapi beberapa gambar dan ilustrasi yang menarik
mengarahkan siswa dalam memahami konsep yang dipelajarinya.
c.
Buku panduan guru merupakan petunjuk bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
buku ini memuat teori singkat tentang pendekatan pembelajaran matematika realistik, materi
pelajaran statistika yang dirancang dengan pendekatan realistik yang meliputi masalahmasalah kontekstual yang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, komentar terhadap
masalah kontekstual, kesimpulan dari setiap materi, dan alternatif jawaban setiap masalah
kontekstual dan uji kompetensi yang ada pada buku siswa. Ciri inilah yang membedakan
BPG yang dihasilkan dengan buku panduan guru yang sudah ada sebelumnya.
d. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi masalah-masalah/soalsoal dari buku siswa yang menuntun siswa untuk dapat mengkonstruksi fakta, konsep, prinsip
atau prosedur matematika sesuai dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus sebagai
tempat bagi siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut, LKS merupakan kelengkapan dari
buku siswa.
Lembar kegiatan siswa yang dihasilkan pada materi statistika dengan pendekatan realistik
mengacu dan mempertimbangkan pada tujuan penyusunan lembar kegiatan siswa, yaitu: (1)
menyelesaikan masalah-masalah matematika terlebih dahulu kemudian membimbing siswa
untuk menarik kesimpulan yang terkaitan dengan konsep/prinsip yang digunakan, (2)
memancing siswa menyelesaikan suatu masalah dengan cara mereka sendiri, agar siswa lebih
termotivasi belajar dan lebih percaya dengan jawaban yang diperolehnya.
Secara umum telah diuraikan ciri yang membedakan perangkat pembelajaran matematika
realistik yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, namun masih ada beberapa kekurangan
yang disebabkan keterbatasan penulis dalam mengkaji masalah ini, antara lain: (1) perangkat
pembelajaran yang telah dihasilkan belum dilengkapi program pengayaan bagi siswa yang
tuntas, dan program remedial bagi siswa yang tidak tuntas dalam pencapaian hasil belajar, (2)
buku yang dihasilkan belum dilengkapi rumus-rumus yang dapat menuntun siswa secara
langsung untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi statistika.
2. Kendala-kendala
Kendala-kendala yang ditemui dalam penelitian ini umumnya muncul pada awal pelaksanaan
uji coba antara lain:
1. Selang waktu yang digunakan oleh guru pergantian jam mengajar membutuhkan
waktu 2 sampai 5 menit, yang menyebabkan waktu yang digunakan tidak sesuai
dengan rancangan yang dibuat.
2. Beban tugas yang diberikan oleh guru lain dan mata pelajaran yang harus dipelajari
pada hari itu, membuat siswa kurang fokus dalam menerima pembelajaran.
3. Pada awal uji coba guru masih terkadang sulit mengubah kebiasaan mengajar yang
selama ini, sehingga terkadang keluar dari langkah-langkah pembelajaran yang
tercantum pada RPP.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, proses pengembangan yang digunakan meliputi empat tahap
yaitu: (a) Tahap pendefinisian (Define), (b) Tahap perancangan (design), (c) Tahap
pengembangan (develop) dan (d) Tahap penyebaran (disseminate). Proses pengembangan
telah menghasilkan perangkat yang valid, praktis dan efektif.
2. Saran
Pembelajaran matematika berjalan secara efektif, jika kebutuhan akan perangkat
pembelajaran terpenuhi oleh guru, olehnya itu hasil pengembangan ini dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, disamping itu dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
Sebagai perluasan hasil penelitian ini, maka disarankan pula kepada guru matematika untuk
melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika realistik pada materi-materi yang lain agar siswa tertarik, senang dan aktif dalam
belajar matematika.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2008. Laporan Hasil Nasional Ujian Nasional SMP Tahun Pelajaran 2006/2007.
Statistik UAN. Online (http://www.bsnp-indonesia.org/exam.php), Diakses. 1 September
2008.
Arikunto S, 2002, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPTK
De Lange, J. 1987. Mathematic Insight and Meaning. Utrecht: OW & CO
Depdikbud, 2000. Pedoman Guru Memahami dan Menangani Siswa Dalam Belajar. Jakarta:
Depdikbud.
_______. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur & Balitbang Depdiknas
_______. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
_______. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA,
Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
_______. 2008b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 tahun 2008 Tentang
Buku. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.
Djaali. 2007. Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program Sertifikasi. Bulitin
BSNP Vol. II/No. 2/Mei 2007 hal:3 Online (http://www.bsnp-indonesia.org/exam.php),
Diakses. 1 September 2008
Fathurrahman, P. dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penerapan Konsep Umum
dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama
Fauzan, A. 2003. Rute Belajar dalam RME. Suatu Arah Untuk pembelajaran Matematika.
Disampaikan dalam Seminar Nasional pendidikan Matematika, yang diselenggarakan oleh
Pusat Studi Pembelajaran Matematika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 27-28 Maret
2003
Fauzi, Amin. 2002. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Pokok
Bahasan Pembagian di Kelas V SD. Surabaya: Makalah Komprehensif. PPs UNESA
Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: Freundenthal
Intitute
Grounlund, N.E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. Englewood Cliff: Prentice
Hall.
Hadi, S. 2001. Memperkenalkan RME kepada Guru SLTP di Yogyakarta. Makalah disajikan
pada Seminar nasional Realistic Mathematics Education di FPMIPA Universitas Negeri
Surabaya pada tanggal 24 Februari 2001
Hudoyo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
_______. 1998. Pembelajaran Matematika Menurut Kontrutivisme. Malang: PPs. IKIP
Malang
Khabibah. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka
Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya:
PPs UNESA.
Kurtz, R.E. 1991. Teaching Elementrary Mathematics. Boston: Allyn and Bacon
Nur, M dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan
Konstrukstivis dalam Pengajaran. Cet ke-2. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA
Sekolah. UNESA Surabaya.