Isi Dan Pembahasan KF 229
Isi Dan Pembahasan KF 229
Isi Dan Pembahasan KF 229
PENDAHULUAN
2009).
kefarmasian oleh Apoteker. Dalam hal ini Apoteker dituntut untuk meningkatkan
langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebutr antara lain adalah pemberian
1
informasi obat dan konseling kepada pasien yang membutuhkan(Presiden RIb,
2009).
Dengan kata lain, apoteker bukan hanya sebagai pengelolaobat di apotek namun
pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka
kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-
Farmasi Universitas Andalas bekerjasama dengan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
2
undangan, aspek manajerial, aspek pelayanan kefarmasian serta aspek bisnis.Agar
calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu
Apotek serta melihat tugas dan peran APA dalam melaksanakan pelayanan
1.2 Tujuan
kefarmasian di apotek.
3
1.3 Pelaksanaan Kegiatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan di Apotek Kimia Farma No.
229 di jalan Jendral Sudirman No. 724. Dilaksanakan mulai tanggal 25 April 2017
mengelola apotek.
4
BAB II
oleh apoteker yang telah memenuhi persyaratan sebagai pengelola apotek dan
(APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek ini
persyaratan.
5
Permenkes no. 26 tahun 1981 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan no.
278 tahun 1981 tentang persyaratan apotek, no. 279 tahun 1981 tentang
b. Kepmenkes No. 347 tahun 1990 tentang obat wajib apotek (OWA) no.1 dan
kefarmasian.
6
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
4. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
manusia.
7. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
9. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
10. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
7
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetika.
1. Pemberi layanan
2. Pengambil keputusan
menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
8
3. Komunikator
2. Pemimpin
2. Pengelola
dan bersedia berbagi informasi tentangObat dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan Obat.
Development/CPD)
4. Peneliti
9
2.4.2 Peranan Apoteker Sebagai Tenaga Profesional
kefarmasian yang bermutu dan efisien, yang berasaskan pharmaceutical care atau
oleh seorang apoteker ini dilakukan berkenaan dengan tugas-tugas manajer, yaitu
sumber daya di apotek, meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
10
2.4.4 Peranan Apoteker Sebagai Retailer
menjadi salah satu model badan usaha retail, yang tidak jauh berbeda dengan
badan usaha retail lainnya.Apotek sebagai badan usaha retail, bertujuan unutk
menjual komoditinya (dalam hal ini obat dan alat kesehatan) sebanyak-banyaknya
untuk mendapatkan profit.Profit memang bukan tujuan utama dan tugas satu-
satunya dari keprofesian apoteker. Tetapi, apotek sebagai badan usaha retail tidak
akan dapat bertahan jika tidak mendapat profit. Oleh sebab itu, segala usaha untuk
meningkatkan profit perlu dilaksanakan. Hal ini bertujuan, salah satunya, demi
Menurut Menkes RI (2002), Ketentuan dan tata cara perizinan apotek diatur
sebagai berikut:
Kabupaten/Kota.
11
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam)
setempat.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat
12
8. Terhadap permohonan izin apotik yang ternyata tidak memenuhi
persyaratan dimaksud pasal 5 dan atau pasal 6, atau lokasi Apotik tidak
(dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan Surat Penolakan disertai dengan
alasan-alasannya.
Kota/Kabupaten apabila:
apotek.
terjadi di apotek.
obat.
13
Pencabutan izin apotek dilakukan setelah dikeluarkan:
Studi kelayakan adalah suatu metode pengkajian gagasan atau ide suatu
berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari berbagai aspek.
Pemahaman dan pelaksanaan studi kelayakan ini dapat menghindarkan dari hal-
hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam membuka Apotek (Umar, 2009).
suatuusaha. Dasar pertimbangan yang paling utama ialah pasar. Pasar merupakan
masalah yang tidak boleh diabaikan dan harus diperhitungkan terlebih dahulu.
diperhitungkan:
1. Jumlah penduduk.
kendaraan.
14
2.7.3 Penyusunan Rencana Anggaran Belanja
Apotek, maka diperlukan dana atau modal untuk membiayai semua pengadaan
sarana. Pada dasarnya dalam suatu usaha dikenal dua bentuk modal yaitu modal
pengadaan semua kebutuhan fisik dan non fisik sebagai aset Apotek, baik
2. Modal pasif (modal kerja) adalah dana yang diperlukan untuk menjalankan
7. Aliran kas yakni laporan yang menggambarkan tentang kondisi aliran kas
yang masuk dan aliran kas yang keluar pada suatu periode tertentu.
Analisis titik impas merupakan alat untuk menetapkan titik dimana hasil
penjualan akan menutupi jumlah biaya yang telah dikeluarkan, baik biaya tetap
maupun biaya variabel. Analisis impas ini adalah suatu teknik analisa
15
yangdigunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan atau produksi,
biaya dan laba.Menurut Rangkuti (2006), rumus untuk mencari nilai BEP adalah
sebagai berikut:
prediksi pengaruh perubahan dalam biaya, harga, atau pendapatan atas laba
apotek. Pada situasi ini apotek harus dapat menjaga tingkat keseimbangan antara
hasil penjualan atau laba yang diperoleh dengan biaya tetap. Dari analisa titik
apotek tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh keuntungan (Seto, 2004).
tentang Sumber Daya Kefarmasian dibagi menjadi dua yaitu: (1) Sumber Daya
tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
16
menjadi sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah
farmasi/asisten apoteker.
memiliki registrasi yakni Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) bagi apoteker
dan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) bagi tenaga
teknis kefarmasian. Surat tanda registrasi berlaku selama 5 tahun dan dapat
41 dan 48). STRA dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan (pasal 40) sementara
berikut:
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
sebagai berikut:
b. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
17
c. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah
kefarmasian.
sesuai dengan tempat bekerja tenaga kefarmasian tersebut yang dikeluarkan oleh
pejabat kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Ada dua jenis surat
izin yakni Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) yang diberikan pada apoteker yang
bekerja di rumah sakit, apotek atau puskesmas atau apoteker yang bekerja sebagai
apoteker pendamping dan Surat Izin Kerja (SIK) yang diberikan pada apoteker
yang bekerja diluar apotek, puskesmas atau rumah sakit dan tenaga teknis
Pada pasal 55 dijelaskan persyaratan untuk memperoleh SIPA atau SIK yakni
sebagai berikut:
18
b. Tempat atau ada tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian atau
No.922/MENKES/PER/X/1993 yaitu:
DEPKES.
(APA) danatau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
Apotek (APA).
19
jangka waktu lebih dari 3 bulan secara terus menerus sampai dengan 2 tahun.
digantikan.
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana Apotek
dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
20
2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas
Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan
label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara
4. Ruang konseling
Habis Pakai
21
6. Ruang arsip
dengan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
HabisPakai
2014).
a. Perencanaan
dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan polapenyakit, pola konsumsi,
b. Pengadaan
c. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
22
d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
e. Pemusnahan
berikut:
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
23
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan.
3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
f. Pengendalian
stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
24
pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
(Menkes, 2014).
a. Pengkajian Resep
pertimbangan klinis.
2. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf
2. Stabilitas
25
2. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
5. Kontra indikasi
6. Interaksi.
b. Dispensing
Obat.
atau emulsi.
26
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang salah.
serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep)
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus
lain
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
27
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal
efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan
meliputi:
masyarakat (penyuluhan)
28
5. Melakukan penelitian penggunaan obat
Informasi Obat :
1. Topik Pertanyaan
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Apoteker
d. Konseling
29
Model.Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga
diberi konseling:
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
b) Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
30
c) Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
penggunaan Obat
dalam konseling.
untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya
pengobatan
31
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat dan riwayat alergi;
kesehatan lain.
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat tanpa
indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
32
rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau terjadinya
interaksi Obat.
6. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah dibuat
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
33
2.9 Manajemen Apotek
dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.9.1 Perencanaan(Planning)
2.9.2 Pengorganisasian(Organizing)
yang ada dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu
2.9.3 Pengarahan(Actuating)
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis. Dalam hal ini diperlukan
34
bakat kepemimpinan dan kewibawaan sehingga dapat mengaktifkan semua
2.9.4 Pengawasan(Controling)
penting dalam manajemen yaitu dalam penilaian apakah hal-hal yang dilakukan
Pengawasan ini juga dilakukan untuk melihat kinerja Apotek dan dapat diketahui
sehingga Apotek dapat berjalan dan berfungsi secara maksimal dalam melayani
evaluasi terhadap kinerja Apotek, sehingga Apotek dapat tetap bertahan (Umar,
2009).
35
nama jelas, nomor SIK, serta stempel apotek. Surat pesanan ini dibuat rangkap 4
dilakukan oleh asisten apoteker melalui surat kuasa untuk penerimaan obat
narkotika. Bukti penerimaan narkotika dan OKT harus juga ditandatangani oleh
berbeda;
Farmasi Pemerintah;
4. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
36
2.10.4 Penjualan Obat Narkotika
Obat narkotika hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan tidak
boleh diulang hanya berdasarkan salinan resep saja. Apabila resep itu hanya
ditebus sebagian, maka sebagian lagi juga harus ditebus pada apotek yang sama.
Dalam resep pada peracikannya, obat narkotika digarisbawahi dengan tinta merah
penyerahan, nomor resep, nama, dan alamat pasien, nama dan alamat dokter, serta
Obat-obat yang akan kadaluarsa dapat ditukar pada PBF tempat pemesanan
barang paling lambat tiga bulan sebelum tanggal kadaluarsanya bila telah ada
kesepakatan sebelumnya. Bila lewat dari tiga bulan maka obat yang bersangkutan
tidak dapat diganti lagi. Obat-obat yang telah kadaluarsa atau yang telah berubah
bentuk, warna karena teroksidasi ataupun karena sebab lain tidak boleh diberikan
pada pasien dan harus dimusnahkan. Pemusnahan obat harus dengan cara ditanam
atau dibakar atau cara lain yang ditetapkan Menkes melalui Dirjen POM. Berita
acara pemusnahan memuat nama dan alamat apotek, nama APA, perincian obat
dan perbekalan kesehatan yang akan dimusnahkan, serta tanggal dan tempat
pemusnahan.
37
Berdasarkan PP no. 25 tahun 1980, apotek dikelola oleh apoteker yang
38
BAB III
3.1.1 Sejarah
dan Alat Kesehatan Radja Farma (Jakarta), PN Famasi dan Alat Kesehatan Nurani
Farma (Jakarta), PN Farmasi dan Alat Kesehatan Nakula Farma (Jakarta), PN Bio
Farma, PN Farmasi dan Alat Kesehatan Bhineka Kina Farma (Bandung), PNF
Sari Husada (Yogyakarta) dan PN Farmasi serta Alat Kesehatan Kasa Husada
39
Bhineka Kimia Farma dengan tujuan penertiban dan penyederhanaan perusahaan-
Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi Badan Usaha Milik Negara
dengan status sebagai Perseroan Terbatas, sehingga selanjutnya disebut PT. Kimia
kini pada tahun 2014 Apotek Kimia Farma mengelola kurang lebih sebanyak
500 apotek yang tersebar diseluruh tanah air yang memimpin pasar dibidang
perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek
statusnya menjadi perusahaan publik -PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun dan nama yang identik dengan mutu,
hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan
40
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tetap menggunakan budaya perusahaan I
CARE yang merupakan nilai-nilai inti perusahaan (corporates value) yang telah
mulai dipakai sejak tahun 2006 yang menjadi acuan/pedoman bagi perusahaan
Eco-Friendly) dipilih sebagai acuan budaya bagi seluruh karyawan dan karyawati
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. saat ini, yang dirasa cocok untuk membangun
Menurut Kimia Farma (2013), visi dan misi Kimia Farma adalah sebagai
berikut:
1. Visi
Visi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah menjadi perusahaan jaringan
masyarakat Indonesia.
2. Misi
(freebased income).
41
3.1.3 Store Manager Apotek Kimia Farma Pekanbaru
7. Kimia Farma Panam II. Jl. H.R. Soebrantas Depan UNRI Panam No. 596
9. Kimia Farma Harapan Raya Jl. Imam Munandar No. 223a No. 614
Management) yang dikepalai oleh seorang manager yaitu Bapak Drs. Heri
Pekanbaru.
baru dibuka.
42
c. BM bertugas melakukan pengadaan persediaan farmasi untuk seluruh
APP.
masing-masing APP.
kadaluarsa.
Apoteker
Thedy Erdius P, S. Farm., Apt
TTK
TTK TTK TTK
Devi Hasanti., S.
Mayendra Dra. Adelina Yella
Farm
a. Apotek Kimia Farma 229 berada di Jl. Jendral Sudirman No. 724
praktek dokter spesialis dan lokasinya tidak jauh dari Rumah Sakit Syafira
dan Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru. Lokasi apotek tergolong strategis
43
sebagai kawasan yang menjual obat-obatan sehingga masyarakat
Apotek Kimia Farma 229 merupakan salah satu Apotek Pelayanan Kimia
Farma di Pekanbaru yang buka mulai dari pukul 08.00-23.00 WIB, Apotek ini
dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang memiliki Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktek Apoteker yang bertanggung jawab kepada
Manajer Apotek. Apotek Kimia Farma 229 memiliki 1 orang APA membawahi 4
Asisten Apoteker. Apotek Kimia Farma ini merupakan Apotek tipe M3 (Medical
tradisional, susu dan alat kesehatan, selain itu Apotek Kimia Farma Pekanbaru
melayani resep tunai dan resep kredit seperti resep dari BPJS Ketenaga Kerjaan,
BPJS Rawat Jalan (Pasien Rujuk Balik), PT. Angkasa pura II (PERSERO), PT.
Suka Fajar. LTD, PT. Perum LPNPI/AIRNAV, PT. PLN (PERSERO), PT. Bukit
Indonesia (YKKBI), PT. Assuransi Tugu Mandiri, PT. Kimia Farma Trading &
44
administrasi, maupun ketenagakerjaan. Tugas dan tanggung jawab APA, antara
lain:
karyawan.
Asisten Apoteker (AA) bertanggung jawab langsung kepada APA. Tugas dan
kepada pasien.
45
c) Membantu APA melakukan pengontrolan dan mengawasi kelancaran arus
barang yang masuk dan keluar, serta pengadaan barang untuk Apotek,
dalam lemari.
i) Melakukan pencatatan barang yang telah dikeluarkan dalam kartu stok dan
buku defekta.
fungsi:
Ruang penerimaan Resep terdiri dari tempat penerimaan Resep, 2 (dua) set
meja dan kursi, serta 2 (dua) set komputer. Ruang penerimaan Resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
46
Ruang pelayanan Resep dan peracikan
Ruang pelayanan Resep dan peracikan meliputi rak Obat dan meja
Obat, lumpang dan stanfer, air minum (air mineral) untuk pengencer,
Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini dilengkapi dengan pendingin
Ruang konseling
Habis Pakai.
psikotropika.
47
Ruang arsip
Belum tersedia ruang arsip khusus tetapi lemari khusus yang dibutuhkan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan
Ruang ini dilengkapi dengan meja dokter, tempat tidur, dan AC. Dokter
yang melakukakan praktek di apotek Kimia Farma 229 yaitu dr. Meiza
a. Perencanaan
melalui resep dan penjualan bebas. Perencanaan harus dilakukan dengan baik
kebutuhan.
48
Perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai di Apotek Kimia Farma sudah berdasarkan pola penyakit, pola
setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau mencapai stok
dari yang tertinggi sampai terendah, dan disertai jumlah atau kuantitas
barang yang terjual. Analisis sistem pareto digunakan karena jumlah jenis
49
perlu dilakukan prioritas dalam pengendaliannya. Keuntungan dengan
modal dan keuntungan tidak terlalu lama berwujud barang, namun dapat
c) Berdasarkan Trend yang populer pada periode tertentu seperti adanya iklan
menentukan jumlah barang yang akan dipesan berdasarkan buku defekta, daftar
ditambahkan dengan buffer stock selama 2 hari umumnya bila tidak jauh
tersisa di apotek..
50
b. Pengadaan
Farmasi di Apotek Kimia Farma Pekanbaru sudah melalui jalur resmi sesuai
1) Pengadaan Rutin
2. PBF mengirim barang yang dipesan ke Apotik Kimia Farma yang memesan
2) Pengadaan Cito
Untuk pembelian yang mendesak (Cito), antar apotek Kimia Farma dilakukan
apabila pasien memerlukan obat yang kurang atau tidak tersedia di apotek Kimia
Farma No. 229. Permintaan mendesak dilakukan dalam jumlah secukupnya hanya
memerlukan obat segera namun obat di dan cabang tidak tersedia. Pembelian
51
3). Dropping
obat A dan meminta ke APP 2, maka karyawan APP 1 akan mengambil obat A ke
APP 2 beserta bukti dropping. Bukti dropping ini merupakan pengalihan barang
dari APP 2 ke APP 1. Hal ini akan menyebabkan pembelian di APP 2 akan
4). Konsinyasi
perusahaan untuk mengetahui jumlah produk yang telah terjual di Apotek Kimia
Farma 229 Pekanbaru sebagai tempat penitipan. Barang konsinyasi ini jika tidak
laku, maka dapat diretur. Barang konsinyasi yang terjual saja yang akan
(PerMenKes, 2014).
yang menjalin Ikatan Kerja Sama dengan Apotek Kimia Farma, dengan dasar
52
a) Legalitas, seperti izin resmi, Certificate of Original, dan Certificate of
Analysis.
dipertanggungjawabkan.
c) Kondisi barang yang mencakup besarnya potongan harga atau diskon yang
diberikan.
dan tidak melalui BM. Pengadaan dilakukan dengan membuat surat pesanan ke
PBF PT. Kimia Farma yang ditandatangani oleh APA disertai SIA dan cap
apotek. Pemesanan narkotika hanya dilakukan di PBF PT. Kimia Farma sebagai
berikut:
Pemesanan barang
Farma membuat surat pesanan (SP) ke PBF. Kemudian PBF akan mengantarkan
53
Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek Kimia Farma Pekanbaru
ditangani oleh Asisten Apoteker yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada
1) Pembelian Narkotik
BM
Keterangan:
2) Pembelian Psikotropika
BM
54
Keterangan:
a. Apotek pelayanan akan membuat surat pesanan (SP) tersendiri dari obat
psikotropika
faktur (faktur asli di ambil PBF dan copy faktur untuk apotek Kimia Farma).
c. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
sebagai berikut:
2. Apotek Kimia Farma memeriksa kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan
minimal 1 tahun setelah tanggal pembelian dan bila barang yang diterima
tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera disesuaikan dengan pemasok
yang bersangkutan.
Farma apotek No. 229 pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada
55
d. Penyimpanan
atau alfabet dan menggunakan sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
lemari khusus dan terkunci. Obat keras di Apotek Kimia Farma No. 229
4. Lemari Sediaan Obat dalam berupa cairan, yaitu tempat penyimpanan obat
5. Lemari Sediaan Obat luar berupa cairan, yaitu tempat penyimpanan obat
yang berbentuk cairan seperti obat tetes mata, tetes telinga dan inhaler.
56
8. Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus
disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaksin, suppos, ovula, injeksi
dan lain-lain.
11. Lemari penyimpanan obat pencernaan (label hijau muda), yaitu tempat
12. Lemari penyimpanan obat peredarah darah (label hijau pink), yaitu tempat
14. Lemari penyimpanan obat analgetik dan antipiretik (label pink), yaitu
15. Lemari penyimpanan obat pareto (label biru muda), yaitu tempat
16. Lemari penyimpanan obat antidiabetes (label putih merah) yaitu tempat
17. Alat kesehatan dipajang dietalase took, obat OTC dipajang dirak swalayan
Pekanbaru disimpan dalam suatu lemari dua pintu tersendiri, tertutup dan
57
narkotika pada lemari yang mempunyai ukuran 40 x 80 x 100 cm dan
e. Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak dimusnahkan sudah sesuai dengan jenis dan
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki Surat
Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan.
c. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
oleh petugas lain di Apotek dengan cara dibakar yang dibuktikan dengan
Kesehatan Kabupaten/Kota.
f. Pengendalian
dilakukan menggunakan kartu stok masih secara manual. Kartu stok memuat
nama obat, jenis kemasan dan daftar mutasi barang yang terdiri dari tanggal,
nomor dokumen (resep), jumlah pemasukan (+), jumlah pengeluaran (-), sisa
Apotek hanya menerima resep asli dari dokter dan tidak menerima salinan resep
58
yang berisi narkotika dan psikotropika. Pengeluaran narkotika dan psikotropika
dicatat dalam kartu stok yang meliputi nama obat, jumlah obat yang keluar dan
sisa obat. Untuksalinan resep yang berisi narkotika dan psikotropika hanya bisa
Setiap barang yang masuk maupun keluar dicatat dalam kartu stok yang
terdapat dalam kotak masing-masing obat. Setiap kartu stok diberi nama obat,
jenis kemasan dan daftar mutasi barang yang terdiri dari tanggal, nomor dokumen
(resep), jumlah pemasukan (+), jumlah pengeluaran (-), sisa barang dan paraf
petugas.
dan pengeluarannya), kartu stok obat, faktur, surat pesanan obat narkotika dan
Apotek Kimia Farma Pekanbaru melakukan stock opname setiap 1 bulan sekali.
resep dan tanggal pelayanan.Resep disimpan selama 3 tahun dan setelah itu resep
Pencatatan dan pelaporan harian meliputi laporan penjualan tunai dan kredit,
merupakan rekap laporan harian dan laporan obat golongan narkotika dan
psikotropika.
59
Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma Pekanbaru dibuat
setiap bulan yang meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan
3. Arsip Apotek.
ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Madya, Balai POM, Dinas Kesehatan dan
dilaporkan berupa soft copy (file) dan cetakanya dikirim tiap tanggal sepuluh
bulan berikutnya.
3.2.4 Data Resep Retrospektif dan Prospektif Apotek Kimia Farma 229
Pekanbaru
dilakukan setiap bulan dengan mencatat asal resep, dokter penulis resep, jumlah
R/ dalam resep dan rata-rata resep masuk dalam sehari. Berikut hasil
Tabel 1. Data Resep Retrospekif di Apotek Kimia Farma No. 229 Pekanbaru
60
Bulan Jumlah Resep Rata-rata
Per Bulan Resep Per
Hari
Mei 2016 208 6.7
Juni 2016 217 7.2
Juli 2016 154 4.9
Agustus 2016 209 6.7
September 2016 217 7.2
Oktober 2016 174 5.6
November 2016 147 4.9
Desember 2016 165 5.3
Januari 2017 242 7.8
Februari 2017 205 7.3
Maret 2017 188 6
April 2017 184 6.1
Mei 2017 227 7.3
Total 2537 83
250
200
150
100
50
0
Bulan
jumlah resep selama PKPA serta rata-rata resep masuk per hari.Berikut
61
hasil pendokumentasian prospektif resep masuk selama 1,5 bulan PKPA
berlangsung:
250
Jumlah Resep
200
150
Jumlah Resep
100
50
0
1 2 3 4 5 6 Total
Minggu ke-
meliputi:
Kegiatan pengkajian Resep di Apotek Kimia Farma No. 229 Pekanbaru sudah
62
ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
resep kredit, swamedikasi (Usaha Pengobatan Diri Sendiri) dan obat bebas.
d. Ditanya kepada pasien apakah setuju untuk membeli semua obat atau
akanmenyiapkan obatnya atau diracik untuk obat yang perlu diracik, lalu
dan ketepatan obat yang diberikan dengan yang tertulis di resep serta
penulisan etiketnya.
63
Resep diberikan
oleh pasien ke
TTK
TTK
TTK melakukan mengkonfirmasikan Resep diterima
Jika ada R/
administrasi, ke pasien
racikan maka
memeriksa dan
Resep dikerjakan diracik
menghitung
oleh TTK terlebih
harga obat pada
Resep ditolak dahulu
resep
Obat di ambil, di
kemas, di beri etiker
Resep dikembalikan dan diperiksa
ke pasien kembali
Jika ada R/
Sediaan obat yang yang harus
sudah jadi diberikan dibuat salinan,
ke pasien maka dibuat
salinan
resepnya
Sediaan obat yang
sudah jadi diberikan
ke pasien
57
2. Pelayanan Resep Kredit
d. Apabila obat tidak tersedia maka dilakukan Dropping dari Outlet Kimia
Farma lain.
f. Petugas menyiapkan obatnya atau diracik untuk obat yang perlu diracik,
dan ketepatan obat yang diberikan dengan yang tertulis di resep, serta
penulisan etiketnya.
h. Petugas memberikan informasi tentang obat yang ada pada resep obat
tersebut.
k. Pelaporan dan pembayaran: Penetapan harga obat dalam resep Entry data
66
3. UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
atas permintaan langsung dari pasien. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep
dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang termasuk Daftar
Obat Wajib Apotek (DOWA), obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan.
penyakit, membawa contoh bungkus obat yang pernah digunakan pada saat
terserang penyakit yang sama, dan menyebutkan keluhan yang dirasakan dan
menanyakan obatnya kepada apoteker yang berada di sana atau pada karyawan
lainnya.
Adapun alur pelayanan Usaha Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) yang ada
Pasien datang ke apotek dan meminta informasi tentang obat atau pengobatan
Apabila pasien telah setuju, petugas akan memberitahukan harga obat yang
dibutuhkan dan akan mengentri data pasien yang berobat berupa : nama,
menghubungi dokter.
67
4. Pelayanan Penjualan Bebas/HV
obat tersebut.
kepada pasien.
b. Dispensing
Obat.
68
a. Warna putih untuk Obat dalam/oral
emulsi.
yang salah.
Obat.
baik
keluarganya
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
69
Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 229 Pekanbaru juga dapat melayani
edukasi kepada pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan
tetapi belum maksimal dan belum ada pendokumentasian untuk laporan pelayanan
informasi obat.
d. Konseling
maksimal karena ruang khusus konseling belum ada dan laporan konseling belum
FarmaPekanbaru.
Pemantauan terapi obat di Apotek Kimia Farma No. 229 Pekanbaru belum
Monitoring efek samping obat di Apotek Kimia Farma No. 229 Pekanbaru
belum dilakukan.
70
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma merupakan salah satu Apotek Kimia Farma yang
bawah koordinasi Bisnis Manager Unit Bisnis Pekanbaru. Apotek ini memberikan
pelayanaan mulai dari pukul 08.00-23.00 WIB, Apotek Kimia Farma 229
susu dan alat kesehatan, selain itu Apotek Kimia Farma Pekanbaru melayani resep
tunai dan resep kredit seperti resep dariBPJS Ketenaga Kerjaan, BPJS Rawat
Jalan (Pasien Rujuk Balik), PT. Angkasa pura II (PERSERO), PT. Suka Fajar.
LTD, PT. Perum LPNPI/AIRNAV, PT. PLN (PERSERO), PT. Bukit Asam, PT.
(YKKBI), PT. Assuransi Tugu Mandiri,PT. Kimia Farma Trading & Distribution(
sesuai dengan keinginannya dan untuk pasien juga disediakan ruang tunggu yang
Lokasi Apotek Kimia Farma 229 ini cukup strategis, karena terletak di tepi
jalan raya, mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan
71
mudah untuk dikenali masyarakat. Selain itu lokasi Apotek ini dekat dengan
Dilihat dari segi ruangan Apotek Kimia Farma 229 Pekanbaru dinilai sudah
cukup baik untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, hal ini
dapat terlihat dari adanya penataan ruang yang terpisah antara ruang tunggu
pasien, penerimaan resep dan penyerahan obat, tempat pelayan informasi obat,
ruang penyimpanan obat, ruang peracikan yang dilengkapi dengan bak cuci, ruang
dilengkapi dengan pendingin udara (AC) dan penerangan yang baik sehingga
memberikan kenyamanan baik bagi petugas Apotek maupun pasien serta menjaga
stabilitas obat. Selain itu, Apotek Kimia Farma 229 memiliki area parkir yang
Secara umum, petugas yang bekerja di bagian pelayanan atau penjualan telah
Kimia Farma serta diakhiri dengan ucapan terima kasih dan mendoakan
kesehatan pasien dengan sapaan semoga sehat selalu sebagai penutup. Petugas
juga bersikap santun dan informatif dengan selalu berbicara dengan bahasa yang
baik. Petugas selalu tanggap dan cepat menangani keluhan serta membantu
obat maka dicarikan obat dengan zat aktif dan khasiat sama dengan harga yang
lebih terjangkau atau ditebus sebagian dulu. Keadaan tersebut perlu terus
72
Proses administrasi di Apotek Kimia Farma 229 Pekanbaru dilakukan secara
pembayaran. Setiap pasien yang membeli atau menebus obat di Apotek selain
obat bebas tanpa membawa resep, maka petugas Apotek akan mencatat nama dan
alamat pasien dan nomor telepon di komputer sehingga bisa ditelusuri riwayat
pengobatan pasien. Data tersebut sekaligus menjadi medical record pasien yang
seperti konseling, diskusi dengan dokter, penelitian dan lain-lain. Tetapi tidak
semua pasien dicatat nama dan alamat pasien sehingga pendataan pasien masih
kurang maksimal.
Pada tahap pengendalian salah satu caranya dengan adanya kartu stok.Kartu
stok di Apotek Kimia Farma 229 Pekanbaru dilakukan secara manual dan masih
semua terlaksana dengan baik. Pelayanan informasi obat sudah dilakukan tetapi
pasien sehingga belum terlaksana dengan optimal, selain itu juga disebabkan
karena kebanyakan pasien lebih memilih untuk bertanya langsung dengan asisten
73
apoteker yang ada dibagian administrasi mengenai informasi dan cara penggunaan
obat.
Apotek Kimia Farma 229 Pekanbaru sudah menerapkan konsep GPP (Good
terapi atau farmakologis,etiket obat yang disertai dengan jumlah obat, nama obat,
tanggal kadaluarsa, stempel pada copy resep, pemberian informasi obat pada saat
bekerjasama dengan beberapa instansi yang terkait. Sistem pelayanan resep dapat
tertentu saja, tergantung dari kesepakatan antara instansi dengan Kimia Farma.
Selain melayani resep kredit instansi,Apotek Kimia Farma atau juga melayani
resep BPJS Ketenaga Kerjaan, BPJS Rawat Jalan (Pasien Rujuk Balik), PT.
Angkasa pura II (PERSERO), PT. Suka Fajar. LTD, PT. Perum LPNPI/AIRNAV,
PT. PLN (PERSERO), PT. Bukit Asam, PT. Bank Mandiri, (PERSERO),
antara lain obat telah distandarisasi sehingga menghemat modal kerja Apotek,
kemungkinan obat tidak laku kecil dan dapat membeli obat dalam jumlah besar
secara kredit sehingga perlu menambah modal kerja, diskon harga diminta oleh
perusahaan asuransi.
74
Jika ada permintaan obat yang tidak tersedia baik stok dirak dan komputer,
sebagai pengganti obat yang tidak ada dengan komposisi yang sama. Selain itu
persediaan obat agar dapat diperiksa dan untuk mengurangi penolakan resep di
masa mendatang. Jika ada obat yang persediaannya habis, maka dilakukan
pengecekan stok obat di gudang dan jika obat tersedia maka obat dapat langsung
diberikan kepada pasien, tetapi jika tidak ada maka pasien ditawarkan untuk
atau handphone bahwa obat sudah ada dan dapat diambil sehingga pasien tidak
harus menunggu di Apotek (ini juga berlaku untuk obat yang kurang).
Di Apotek Kimia Farma 229 terdiri dari 2 shift yaitu shift Pagi: 08.00-15.00
WIB, dan shiftSore: 15.00-23.00 WIB. Dalam setiap pergantian shift, petugas
Apotek dalam bentuk bukti setoran kasir Apotek untuk selanjutnya divalidasi.
Validasi dilakukan terhadap semua transaksi tunai. Pagi hari keesokan harinya
pengecekan data transaksi dari hasil entry, lalu bukti setoran kas untuk transaksi
Apotek Pelayanan dengan membuat surat pesanan (SP) dari masing- masing
75
Untuk obat-obat narkotika, permintaan barang harus menggunakan Surat
Pesanan (SP) khusus rangkap empat yang dalam satu SP hanya dapat memesan
satu macam obat dan harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
khusus rangkap dua dan dalam satu SP dapat memesan beberapa jenis psikotropik
dan harus ditandatangani oleh APA. Pemesanan narkotika dan psikotropika tidak
Apotek Pelayanan.
dan disusun berdasarkan abjad untuk sediaan padat. Penyusunan juga dipisahkan
psikotropika dan narkotik, obat suntik, sediaan cair, obat tetes (oral, mata, hidung
dan telinga) serta inhaler pada lemari yang telah ditetapkan, serta obat-obat yang
narkotik dan psikotropik berada di dalam lemari khusus dan tertutup yaitu pada
memiliki kartu stok pada kotak penyimpanannya. Setiap ada obat yang masuk
(berasal dari pembelian maupun dari Apotek lain) dan keluar (karena penjualan
maupun dropping ke Apotek lain) harus dicatat di kartu stok masing-masing dan
di-entry ke komputer.
76
Hal ini penting dilakukan untuk mempermudah dalam pengontrolan stok obat
dan kesesuaian antara jumlah fisik obat dengan jumlah obat pada kartu stok.
Namun dalam hal ini petugas terkadang mengalami kendala yaitu pada jam-jam
sibuk, setelah mengambil obat, petugas tidak sempat mencatat pada kartu stok
sehingga jumlah barang yang ada seringkali tidak sesuai dengan kartu stok. Hal
setiap tiga bulan sekali pada akhir bulannya. Oleh karna itu diadakan Uji Petik
tiap seminggu sekali untuk mencocokkan antara kartu stok obat, fisik barang dan
data komputer.
Adapun permasalahan yang terjadi di Apotek Kimia Farma 229 antara lain:
sebelumnya.
Ketersediaan obat Apotek Kimia Farma 229 kurang lengkap sehingga jika
Setiap obat yang masuk baik dari BM atau BPJS langsung dimasukkan ke
77
Kartu Stok Obat, begitupun saat obat keluar langsung dipotong dari stok
Apotek ini juga belum memiliki ruangan khusus yang ditujukan untuk
kegiatan konseling. Perlu adanya ruangan khusus yang nyaman dan jauh
dari kebisingan sehingga pada saat penyerahan obat kepada pasien dapat
disertai adanya interaksi tanya jawab tentang obat dan masalah yang
Apotek Kimia Farma 229 telah memberikan pelayanan yang baik dan
memuaskan kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat secara umum dari petugas
bantuan serta diakhiri dengan greeting penutup. Sikap ramah petugas apotek
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk pasien baik dengan resep
79
5.2 Saran
konseling.
80
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, A.N. (2012) Tips Membuka Usaha Farmasi dan Alat-alat Kesehatan.
Jogjakarta: D-Medika
Fathelvi., (2010). Manajemen Farmasi Suatu Pengantar. Diakses tanggal: 12 Mei
2012.http://wordpress.com/2010/07/07/manajemen-farmasi-suatu-
pengantar/.
Fendhyuhamka.(2011). Manajemen Farmasi. Diakses tanggal: 3 Agustus 2014
http://wordpress.com/2011/09/30/manajemen-farmasi/.
Kimia Farma. (2013). Operational Excellence: Laporan Tahunan. Jakarta: PT.
Kimia Farma Tbk. Hal. 7-8.
Menkes RI. (2002). KepMenkesRI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan MenKes RI No. 922/MenKes/Per/X/1993
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta:
KementerianKesehatan Republik Indonesia.
81
.
Umar, M. (2009). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan ketiga. Solo: Penerbit CV.
Ar Rahman. Halaman 1-19, 183.
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan IV. Solo: Penerbit CV. Ar
Rahman. Halaman 1, 117-119, 179-182, 229.
82