KKL 2016
KKL 2016
KKL 2016
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
BANDAR LAMPUNG
2018
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Lulus Kuliah Kerja Lapangan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya-Nyasehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini hingga
penyusunan laporan kegiatan Kuliah KerjaLapangan dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salampun kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para
sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran
penyusun mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini,
semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut
ilmu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diantaranya :
1. Bapak Samsuar, S.Si., MT. selaku wakil rektor satu
2. Ibu Siti Nurjanah, M.Si. selaku dekan F-MIPA FARMASI Universitas
Tulang Bawang Lampung
3. Ibu Lilik Koernia Wahidah, S.Farm., MPH., Apt. selaku ketua jurusan
Farmasi FMIPA UTB Lampung.
4. Panitia Kuliah Kerja Lapangan, dosen pembimbing lapangan serta
dosen penguji, yang telah memberikan saran, motivasi, partisipasi demi
kesempurnaan laporan akhir kuliuah kerja lapangan 2018 Jurusan
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tulang Bawang Lampung tahun 2018 (Jakarta, Bali, Jogyakarta).
5. Kedua orangtua serta keluarga yang telah mendukung dan memberikan
semangat kepada kami secara materi maupun moral serta do’a dan
perhatiannya selama kuliah kerja lapangan berlangsung dan dapat
terlaksana dengan baik.
6. Kepala Bagian Farmasi Kepolisian (BAGFARMAPOL) beserta jajaranya.
7. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma beserta jajaranya khususnya FMIPA prodi Farmasi.
iii
8. Ni Wayan Lilir dan I Made Westi selaku pemilik Nadis Herbal beserta
jajarannya.
9. Cipta Pesona Tours and Travel yang telah bekerja sama dengan baik
dan membantu terlaksananya Kuliah Kerja Lapangan Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tulang Bawang
Lampung tahun 2018 (Jakarta, Bali, Jogyakarta).
10. Dan teman-teman yang telah membantu memberikan bantuan
pemikiran dalam menyusun laporan ini.
11. Alamamaterku.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, kami susun berdasarkan apa yang
telah kami jalankan selama melaksanakan KKL di BAGFARMAPOL,
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, NADIS HERBAL dan dilaksanakan mulai
tanggal 22 April 2018 sampai dengan 1 Mei 2018.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN KEGIATAN
1. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan KKL Jurusan Farmasi antara lain:
a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan Ilmu
Pengtahuan dan Teknologi terhadap dunia kerja, khususnya dalam
hal ini dunia kefarmasian.
b. Agar mahasiswa dapat mengenal lingkungan perusahaan
kefarmasian.
c. Untuk menambah Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kualitas kerja
sama mahasiswa sebagai persiapan menyambut pesaing tanpa
bebas dan dunia kerja.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Bagian Farmasi Kepolisian (BAGFARMAPOL)
1) Untuk mengetahui penelitian dan pengembangan meliputi
segala usaha, pekerjaan, kegiatan penilitian dan pengembangan
produk, sistem metode dan penyelenggara sistem produksi
obat.
2) Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang gambaran
umum mengenai kegiatan di industri farmasi.
3) Untuk mengetahui pelaksanaan dan perencanaan produksi
farmasi secara umum.
4) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan standar
pelaksanaan CPOB di industri farmasi.
5) Untuk mengetahui cara pengolahan limbah yang baik dan
benar menurut standar yang ditetapkan.
3
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh dari adanya program Kuliah Kerja
Lapangan adalah:
1. Mahasiswa dapat menyaksikan langsung pengaplikasian pengetahuan
yang telah diperoleh selama perkuliahan sehingga dapat memberikan
motivasi dalam bekerja nantinya.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan interaksi sosial dengan rekan internal
dan eksternal perusahaan.
3. Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi
mkahasiswa.
4. Agar dapat menghasilkan ahli farmasi yang mampu menjalankan peran
dan fungsi sesuai dengan profesinya di bidang kesehatan.
4
D. RUMUSAN MASALAH
1. Melaksanakan kegiatan kurikulum yaitu mata kuliah KKL yang
ditujukan pada mahasiswa semester IV sebagai kompetensi dasar
kurikulum.
2. Mempelajari kegiatan yang dilakukan Balai Besar POM Lampung serta
tugas dan fungsi Balai Besar POM Lampung yang bertempat di Pahoman
Bandar Lampung.
3. Pembelajaran secara langsung dalam proses produksi dan fungsi dari
industri obat khususnya BAGFARMAPOL yang bertempat di Jakarta
Timur.
4. Melakukan perbandingan studi pada Universitas Sanata Dharma dalam
bidang tata kelola serta pengembangan laboratorium serta kegiatan
mahasiswa.
5. Mengetahui secara langsung cara pembuatan kosmetik yang berasal dari
tanaman herbal di Nadis Herbal Bali.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM DARI INSTALASI KKL
4. Struktur Organisasi
Bagian Farmasi Kepolisian secara structural berkedudukan di
bawah dan bertangungjawab langsung kepada kepala Pusat Kedokteran
dan Kesehatan Polri dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di bawah
kendali polri.
Struktur Organisasi Pusat Kedokteran dan kesehatan bagian
farmasi kepolisian dan struktur organsasi BAGFARMAPOL yang dibantu
oleh KAURMIN, KASUBAGFARMAPOL, KASUBAGFARMAPROD,
KASUBAGWESTU, dan KASUBAGFARMAPOL sesuai peraturan
kapolri Nomor 21 TH 2010 , Tanggal 14 September 2010 dapat dilihat
pada gambar berikut :
7. Sediaan Tablet
Menurut farmakope Indonesia Edisi IV, tablet adalah sediaan yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Untuk
menjamin kualitas tablet maka tablet harus sanggup menahan goncangan
mekanik selama produksi dan pengepakan sehingga tablet tersebut tidak
rusak sebelum digunakan, maka untuk mempertahankan kelengkapan
fisiknya sepanjag waktu harus mempunyai kestabilan fisika dan kimia
serta dapat melepaskan zat aktif salam tubuh. Tablet dinyatakan baik
apabila telah memenuhi persyaratan yang meliputi keseragaman ukuran,
14
bobot, waktu hancur, memiliki keseragaman isi zat aktif, dan memenuhi
waktu larut.Langkah-langkah produksi sediaan tablet yaitu:
a) Membuat permintaan bahan baku ke gudang produksi disesuaikan
dengan kebutuhan
b) Bahan baku tersebut diproses sesuai dengan formulasi yang terdapat
pada prosedur tetap (protap)
c) Masukkan amoksisilin, trihidrat, avicel pH 10,2, kolidon Cl, aerosol
dan Mg-stearat pada drum mixer selama 15 menit
d) Masukin kemesin tablet
e) Atur tekanan punch, filling dan kecepatan mesin
f) Cetak kurang lebih 30 tablet, kemudian lakukan uji keseragaman
bobot, panjang dan lebar tablet/kaplet (dengan jangka sorong),
kekerasan (dengan hardness tester), waktu hancur(dengan
disintregation tester) dan kadar (menggunakan spektrofotometer UV-
Vis).
g) Jika belum memenuhi syarat, ulangi langkah e dan f
h) Setelah memenuhi syarat, proses pentabletan diteruskan
i) Tablet dimasukkan dimesin stripping kemudian dilakukan
pengemasan. Simpan digudang barang jadi sebelum dikirim ke depo
material kesehatan.
8. Gudang
a) Gudang karantina
Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang sedang dikarantina
untuk dilakukan pemeriksaan, ditolak atau diterima oleh bagian
pengawasan mutu.
b) Gudang Produk jadi
Yaitu tempat obat jadi disimpan sebelum obat tersebut dikiri ke
DOMATKES POLRI untuk didistribusikan kepolda-polda.
c) Gudang Teknis
Digunakan untuk menyimpan suku cadang yang berkaitan dengan mesin
produksi. Sistem penataan gudang di Bagfarmapol menggunakan system
15
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) yaitu barang
masuk terlebih dahulu dikeluarkan lebih dahulu dan menurut tanggal
kadaluarsa. Penyimpanan disesuaikan dengan kondisi barang yang
disyaratkan untuk menjaga stabilitasnya.
9. Sarana produksi
Untuk mendukung produksi Bagfarmapol dilengkapi oleh sarana
yaitu:
a) Gudang bahan baku, tempat disimpan nya bahan baku yang digunakan
dimana keadaan nya disesuaikan dengan sifat fisik dari bahan baku
tersebut. Quality control dilakukan pengujian sampling hal ini
dilakukan untuk menentukan apakah bahan baku tersebut layak untuk
digunakan atau tidak dalam sediaan farmasi. Jika bahan baku tersebut
layak digunakan maka akan diberi stiker berwarna hijau.
b) Alat mixing, digunakan untuk pencampuran bahan ntuk pembuatan
syrup OBH.
c) Filling machine (mesin pengisi) adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan sediaan yang telah jadi kedalam botol, setelah
ditempatkan kedalam wadah sediaan tersebut diuji dengan beberapa
pengujian misalnya pada uji microbiologi.
d) Penyaringan air, dimana air yang digunakan dalam system produksi
tersebut merupakan air yang telah disaring melalui tiga tabung, tabung
pertama diisi dengan karbon aktif, tabung kedua dengan kation dan
yang ketiga dengan anion hingga air yang digunakan benar-benar air
yang tidak mengandung mineral lagi.
e) Mesin cetak tablet pembuatan tablet dilakukan dengan prosedur yang
ditetapkan.
f) Alat proses pengolahan limbah, inceneration adalah alat untuk
menghancurkan limbah berupa pembakaran dengan kondisi
terkendali, limbah dapat terurai dari senyawa organic menjadi
senyawa sederhana seperti CO2 dan H2O. Incinerator efektif terutama
untuk buangan organik dalam bentuk padat, cair, gas, lumpur cair, dan
lumpur padat.
16
b) Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari :
1. Kegiatan produksi
2. Kegiatan laboratorium
3. Kegiatan saran penunjang
4. Limbah domestik pencucian
5. Limbah kantin
2. Visi Misi
3. Makna Lambang
Pendidikan Strata-1
Strata (S-1) Farmasi
3. Struktur Organisasi
Jabatan Pejabat
Dekan Aris Widiyati, M.Si, Ph D, Apt
Wakil Dekan Dr. Erna Tri Wulandari, Apt
Ketua Jurusan dan Ketua Program Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt
Studi Farmasi
Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Dita Maria Virginia,M.Sc, Apt
Studi Farmasi
Ketua Jurusan dan Ketua Program T.B Titien Siwi hartayu, M.Kes., Ph
Studi Profesi Apt D., Apt
Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt
Studi Profesi Apt
Kepala Laboratorium Dr. Dewi Setyaningsih, Apt
Kepala Pusat Informasi dan Penelitian FI. Dika Octa Riswanto, Apt
Obat
Kepala Pusat Pelayanan Farmasi Dr. Erna Tri Wulandari, Apt
Kepala Tata Usaha F.X Sunarto
Struktur organisasi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
4. Kompetensi
5. Jenjang Prodi
6. Prospek Kelulusan
Akreditasi
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta terakreditasi B (Baik) sesuai dengan Surat Keputusan
Pengurus Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi
Kesehatan Indonesia (Perkumpulan LAM-PTKes) Nomor: 0133/LAM-
PTKes/Akr/Pro/III/2017 tanggal 5 Maret 2017 tentang Status, Nilai, dan
Peringkat Akreditasi.
Farmasi yakni pada tanggal 30 Oktober tahun 1999, sesuai rencana awal
Fakultas Farmasi akan menyelenggarakan Program Profesi Apoteker, akan
tetapi rencana tersebut tidak bisa berjalan dengan mulus karena belum ada
ketentuan yang jelas tentang pendirian/ pembukaan Program Profesi
khususnya Program Profesi Apoteker. Ketentuan yang ada pada saat itu dan
kemudian diacu oleh Fakultas Farmasi USD adalah Surat Edaran dari Dirjen
Dikti Nomor 3034/D/T/98 tanggal 13 Oktober 1998 tentang Pendidikan dan
Ujian Profesi yakni bahwa Penyelenggaraan Program Profesi bagi Program
Studi yang telah terakreditasi dengan nilai minimal C di bawah
pengawasan/pembinaan dari organisasi profesi. Berdasarkan hal tersebut
dibuat suatu perjanjian kerjasama tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Pelatihan serta Penguji Profesi Apoteker/Farmasis antara Fak. Farmasi USD
dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) yang merupakan organisasi
Profesi Farmasis/Apoteker yang diakui di Indonesia pada saat itu, Naskah
kerjasma tersebut tertanggal 10 Agustus 2001 ditandatangani oleh Dekan
Fakultas Farmasi USD dan Ketua Badan Pimpinan Pusat ISFI selanjutnya
program ini bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri yakni Fak. Farmasi
UGM. Hal ini didasarkan pada masukan dari APTFI (Asosiasi Perguruan
Tinggi Farmasi Indonesia) selain itu juga pertimbangan bahwa pada saat itu
Fak. Farmasi USD bisa dikatakan baru saja berdiri sehingga untuk dapat
mencari/membentuk diri dan kemudian berkembang diperlukan juga
masukan-masukan dari Fak. Farmasi yang sudah berpengalaman. Fak.
Farmasi UGM adalah perguruan tinggi farmasi tertua di Indonesia dan satu-
satunya perguruan tinggi Farmasi negeri yang ada di wilayah KOPERTIS V,
disamping itu telah ada MOU antara Fakultas Farmasi USD & Fak. Farmasi
UGM. Kerjasama tersebut direalisasi dalam bentuk pembahasan tentang
kurikulum, silabus dan teknis pelaksanaan PKL dan Ujian termasuk
penentuan kriteria dan nama-nama penguji komprehensif (berupa ujian
akhir lisan PKL bidang Rumah Sakit, Apotik, dan Industri) yang terdiri dari
unsur akademisi dan praktisi. Dengan komposisi penguji seperti itu akan
membuktikan bahwa lulusan program ini benar-benar berkualitas, karena
mereka yang menguji adalah orang yang kompeten baik secara teoritis
32
DASAR PENDIRIAN
TUJUAN PENDIDIKAN
Mengacu pada tujuan Fakultas Farmasi, tujuan Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip
Paradigma Pedagogi Ignasian (konteks-pengalaman-refleksi-aksi-
evaluasi).
2. Terwujudnya solusi-solusi untuk permasalahan kesehatan pada
masyarakat melalui penelitian aplikatif di bidang kefarmasian.
5. Tercapainya tingkat soft skills yang tinggi dari sarjana farmasi dan
apoteker yang mampu mengembangkan ilmu serta
mengaplikasikannya di dunia kerja.
MASA STUDI
Terdiri dari dua semester :
Semester I : Mata kuliah yang terdiri dari 9 mata kuliah wajib (18 SKS)
dan minimal 2 mata kuliah pilihan (4 SKS)
KURIKULUM
1. Minat Farmasi Rumah Sakit
Mata kuliah wajib: 18 SKS
Mata kuliah pilihan: 4 SKS
KOMPETENSI LULUSAN
Apoteker yang memiliki karakter seven stars yang cerdas dan humanis
sehingga mampu berperan sebagai tenaga kesehatan yang profesional, adil,
dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia
MISI
3. PROSPEK LULUSAN
1. Pengajar/Dosen.
2. Research Assistant.
3. Industri Farmasi, Makanan dan Kosmetik.
4. Rumah Sakit.
5. Marketing & Product Development.
6. Health Promotion.
C. NADIS HERBAL
1. Sejarah Nadis Herbal
Misi:
Kebun Nadis Herbal terbuka untuk umum, tidak jarang kebun kami
dijadikan tempat pembelajaran apotek hidup untuk para siswa di sekolah
yang ada di Bali. Tidak jarang juga kami menerima para siswa dari
mancanegara untuk belajar tentang tanaman obat di kebun kami.
41
4. Sistem Produksi
6. Mekanisme Marketing
7. Sistem Pengembangan
b. Misi :
1) Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
resiko untuk melindungi masyarakat.
2) Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
d. Kewenangan
Berdasarkan Pasal 69 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001,
BBPOM memiliki kewenangan :
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro.
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
d. Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat
adiktif) tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman
peredaran Obat dan Makanan.
e. Pemberi izin dan pengawasan peredaran Obat serta
pengawasan industri farmasi.
f. Penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan
dan pengawasan tanaman Obat.
48
g. Sasaran strategis
a. Sasaran Umum Reformasi Birokrasi di BPOM
h. Strategi
Strategi BBPOM mencakup eksternal dan internal:
Eksternal:
a. Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait
pengawasan Obat dan Makanan.
b. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui
komunikasi, informasi dan Edukasi kepada masyarakat
dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan.
Internal :
i. Target Kinerja
BAB III
PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROGRAM
A. BAGFARMAPOL
Produksi Sediaan Farmasi LAFIPOL Selain fungsi yang telah disebutkan,
Bagfarmapol juga dapat memproduksi obat-obatan yang hanya dapat dikonsumsi
oleh ruang lingkup Bagfarmapol dan keluarganya.Obat-obatan yang diproduksi
tidak diedarkan ke masyarakat yang lebih luas.
Pada proses pembuatannya, Bagfarmapol telah mendapatkan 10 sertifikat
CPOB dalam pembutan sediaan farmasi. Dimana CPOB ini menyangkut seluruh
aspek produksi dan pengendalian mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
produk obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan yang telah disesuaikan
sesuai dengan penggunaan. Hal ini dapat dilihat dari tata ruang, kelengkapan alat
produksi, tata cara produksi sampai ke personalia yang bekerja di dalamnya.
Untuk mendukung produksi, LAFIPOL dilengkapi oleh sarana yaitu:
Gudang bahan baku, tempat disimpannya bahan baku yang akan digunakan,
dimana keadaannya disesuaikan dengan sifat fisik dari bahan baku tersebut.
Quality control, dilakukan pengujian sampling. Hal ini dilakukan untuk
menentukan apakah bahan baku tersebut layak untuk digunakan atau tidak dalam
sediaan farmasi. Jika bahan baku tersebut layak untuk digunakan maka akan
diberi stiker berwarna hijau. Alat mixing, Digunakan untuk pencampuran bahan
pada pembuatan sirup OBH.filling machine (mesin pengisi), mesin pengisi adalah
alat yang digunakan untuk memasukkan sediaan yang telah jadi ke dalam botol
dimana setiap botolnya memiliki takaran yang sama dilakukan bahan baku yang
kemudian sediaan yang telah jadi dimasukan kedalam botol yang telah disediakan.
Setelah di tempatkan ke dalam wadah, sediaan tersebut diuji dengan beberapa
pengujian misalnya pada uji mikrobiologi.
Penyaringan air, dimana untuk air yang digunakan dalam sistem produksi
tersebut merupakan air yang telah disaring melalui 3 tabung.Tabung pertama diisi
dengan karbon aktif, yang kedua diisi dengan kation dan yang ketiga diisi dengan
53
B. Limbah Cair
Sumber pencemaran limbah cair berasal dari bekas cucian peralatan
produksi, laboratorium, kamar mandi/WC, bekas reagensia dilaboratorium
dan lain-lain. Dengan selalu dilakukan pemantauan kualitas badan air
permukaan inlet dan outlet saluran limbah, yang meliputi COD,BOD, pH,
TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator biologis mikrobiologi
dan kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL.
Upaya pengelolaan limbah cair :
a. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah
b. Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
c. Saluran dari kamar mandi/WC langsung dialirkan ke septic tank
d. Saluran dari tempat pencucian alat-alat/sisa produksi danlaboratorium
dialirkan ke IPAL2.
e. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
f. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β laktam ; sebelum
dicampur dengan limbah non β laktam, sebaiknyaditambahkan NaOH
untuk memecah cincin β laktam.
C. Limbah Gas
Sumber pencemaran limbah gas/udara berasal dari debu selama proses
produksi, uap lemari asam di laboratorium, generator listrik dan incenerator.
Adapun yang menjadi tolak ukur dampak limbah gas adalah SK
MenLHNo.13/MENLH/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak
bergerak. Pemantauan kualitas udara didalam dan diluar lingkungan
industri,meliputi H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O2, TPS (debu) dan Pb.
Upaya pengelolaan limbah gas :
a. Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong asap ±
6myang dilengkapi dengan absorbent.
b. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
c. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit
d. Asap dari genset dan incenerator dibuat cerobong asap ± 6 m
55
D. Limbah Suara
Sumber pencemaran limbah suara berasal dari suara dan getarandari
mesin-mesin pabrik, genset dan steam boiler dengan pemantauan angka
kebisingan dan getaran di dalam/diluar area pabrik. Nilai kebisingan max 65
dB dan getaran max 7,5 Hz.Upaya pengelolaan limbah suara atau getaran :
Untuk menanggulangi kebisingan yang ditimbulkan oleh genset,dibuat
ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukanperawatan mesin
secara berkala. Untuk menaggulangi getaran yang ditimbulkan oleh mesin
genset danmesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang
telahdicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).
Produk LAFIPOL Non Obat
a) Kit sidik jari laten
b) Kit identifikasi narkotika, psikotropika dan precursor
c) Kit penyamaran anggota brimop
d) WBGT
e) Kit pam makanan (kit food security)
1. Kit Narkotik
Narkotika zat kimia murni, berupa heroin, morphin, dan turunan
nya yang berupa tanamam (cannabis, papver, coca) adalah zat kimia
yang memiliki gugus-gugus tertentu pada rangkaian molekul. Dengan
mereaksikan terhadap kimia tertentu dapat menimbulkan tampilan
warna yang khas, yang mengidentifikasi keberadaan zat tersebut. Kit
narkotika yang diproduksi antara lain pereaksi Marquis, Cannabis,
Cocain, Barbiturat, Amfetamin, Ecstasy. Kit ini digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional di lapangan.
Cara pemeriksaan :
a. Buka penjepit plastik dan masukkan sampel.
b. Patahkan ampul, kocok dan lihat perubahan warna.
c. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna :
d. jingga atau ungu
56
b. Patahkan ampul pertama (No. 1) dari kiri, kocok selama satu menit.
c. Patahkan ampul kedua (No. 2) dan kocok, lihat perubahan warnanya.
d. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna: Terjadi warna
lembayung
58
Pada laboratoriun sediaan cair Sebenarnya, alat – alat yang mereka miliki di
laboratorium ini tidak begitu berbeda jauh dengan yang kami miliki di Lab. UTB,
hanya saja yang membedakan adalah jumlah dari alat yang dimiliki dan juga area
laboratorium mereka yang lebih luas.Untuk laboratorium sediaan steril, alat – alat
dan area laboratorium mereka belum dapat dikatakan sesuai prosedur untuk
melaksanakan kegiatan steril. Berdasarkan informasi dari praktikan yang saat itu
sedang berada di dalam lab, walaupun kondisi laboratorium belum dikatakan
memenuhi prosedur untuk melakukan kegiatan steril, tetapi para praktikan akan
tetap melakukan prosedur seperti kegiatan produksi sediaan steril. Dapat
dikatakan, praktikan melakukan praktikum sediaan steril dengan mengkondisikan
keadaan seolah – olah.
C. NADIS HERBAL
Bahan baku yang diperoleh dari kebun milik sendiri dan diluar bali,baik itu
untuk kosmetik maupun untuk obat. Bahan baku dipanen dari kebun dibantu oleh
karyawan lalu dicuci hingga bersih sebanyak minimal 5 kali. Kemudian dirajang
dan dilakukan proses penjemuran dibawah sinar matahari ditutup dengan kain
putih dan kain hitam. Proses penjemuran dilakukan selama 7 hari,jika pada musim
hujan pengeringan dilakukan di dalam oven selama 7hari,untuk tanaman umbi-
umbian dikeringkan di oven dengan suhu 65o C dan untuk dedaunan
menggunakan suhu 35o C.
60
dan dapat menjelaskan resiko secara medis. Obat dapat disetujui beredar apabila
khasiat obat tersebut lebih besar daripada resikonya.
Registrasi obat adalah obat jadi yang merupakan sediaan atau panduan
bahan bahan termasuk produk biologi dan kontrapsepsi yang siap di gunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki system biologis atau keadaan patolgi
dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan,pemulihan dan
peningkatan kesehatan. Obat yang di edarkan ke masyarakat Indonesia
sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk memperoleh izin edar, izin edar di
berikan oleh menteri,menteri melimpahkan pemberian izin edar kepada kepala
badan, kepala badan adalah kepala badan yang bertanggung jawab dibidang
pengawasan obat dan makanan. Registrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan
evaluasi obat untuk mendapat izin edar. Peredaran adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan obat baik dalam rangka
pedagang maupun pemindah tangan.
Tujuan dilakukan registrasi obat adalah untuk melindungi masyarakat dari
peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan efikasi,keamanan, mutu dan
kemanfaatan. Proses kegiatan ini dilakukan oleh industri farmasi yang akan
memproduksi obat tersebut ke Balai Besar POM dengan tebusan kepada menteri
kesehatan.Balai Besar POM kemudian akan melakukan penilaian dan evaluasi
apakah obat tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan. Jika obat
tersebut telah memenuhi syarat registrasi yang di nyatakan dengan di berikannya
nomor registrasi,maka menteri kesehatan akan mengeluarkan izin edar yang pada
pelaksanaanya dilimpahkan kepada Balai Besar POM. Izin edar ini berlaku selama
5 tahun dan dapat di perpanjang izin edarnya.Izin edar adalah bentuk persetujuan
registrasi obat untuk dapat di edarkan di wilayah Indonesia.
Salah satu bagian manajemen resiko dibidang bagian obat adalah penerapan
GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik) secara konsisten dan jaminan mutuyang bertujuan untuk memastikan bahwa
obat di produksi dengan kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaanya.
62
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
A. BAGFARMAPOL
Bagfarmapol adalah pelaksana teknis yang mmpumyai tugas membina
kemampuan dan pelaksanaan produksi obat jadi, pemekalan kefarmasian dengan
pengawasan kualitas dan persyaratan teknis kefarmasian untuk pelaksanaan
dukungan pelayanan kesehatan bagi anggota POLRI. Secara umum Bagfarmapol
telah menerapkan dan melaksanakan prosedur yng memenuhi persyaratan dalam
cara pembuatan obat yang baik (CPOB) sehingga mnghasilkan produk aman dan
bermutu. Kegiatan, tugas, fungsi serta kewajiban dari masing-masing bagian di
Bagfarmapol telah disusun sesuai kebutuhan dan dilaksanakan dengan baik,
sehingga menjamin berlangsungnya pembuatan obat yang baik dan terkendali.
C. NADIS HERBAL
Nadis herbal telah menerapkan dan melaksanakan prosedur yang telah
memenuhi persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
(CPOTB).
63
SARAN :
A. BAGFARMAPOL
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana seperti melakukan
perawatan dan peremajaan mesin-mesin produksi agar lebih dapat menunjang
proses dan hasil produksi yang lebih akurat, aman dan bermutu.
C. NADIS HERBAL
1. Melestarikan tanaman herbal sehingga dijadikan sebagai sampel
pembuatan simplisia, maka tanaman tersebut tidak akan punah.
2. Melestarikan tanamana herbal yang sudah langka.
3. Meningkatkan pengetahuan tanaman obat yang belum teridentifikasi.
4. Mengembangkan dan menambah produk herbal yang baik dan aman di
Nadis Herbal.
5. Menambah pendistribusian produk Nadis Herbal di dalam Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
a) Limbah Padat.
Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :
1. Obat-obatan kadaluarsa
2. Kegiatan produksi, meliputi : kegagalan produksi, debu bahan
formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner,
bekas kemasan bahan baku dan bahan pembantu serta kemasan yang
rusak .
3. Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
4. Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran / sampah dapur
5. Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa
6. Sampah kebun / halaman.
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh para
ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel obat
tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal adalah
sediaan obat baik berupa obat tradisional , fitofarmaka dan farmasetika, dapat
berupa simplisia ( bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami
adalah obat asal tanaman. Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang
melimpah, mulai dari tanaman herbal sampai mineral tersimpat dalam bumi
pertiwi. Dijaman yang berkembang banyak Ilmuwan bahkan Mahasiswa dari
berbagai universitas berlomba-lomba untuk mengembangkan tanaman obat.
Dari sekian banyak tanaman obat ada salah satu tanaman yang berkasiat
obat yaitu Hibiscus sabdariffa atau yang biasa disebut bunga rosela ini telah
diteliti bahawa kandungan fitokimia yang terkandung didalamnya dapat
berkhasiat sebagai obat. Penelitian terhadap tanaman ini kebanyakan tertuju pada
uji fitokimia dan uji aktivasi, tetapi untuk literatur mengenai deskripsi, morfologi
dan uji mutu simplisia tanaman pacar air masih minim bahkan dalam buku
Materia Medika Indonesia pacar air belum diklarifikasi secara detail. Hanya
beberapa artikel dan e-book saja yang membahas tanaman ini.
Obat Alam atau yang biasa disebut obat herbal adalah sediaan obat baik
berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (
bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak , kelompok senyawa atau senyawa
murni yang berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami adalah obat asal
tanaman.
klasifikasi
• Panen bunga rosella dilakukan waktu pagi dan sore ( cuaca dingin)
• Pengumpulan bunga rosella
• Sortasi Basah
• Pemisahan biji dan bunga rosella
Handbody
Dilemburkan dulu
didalam waterbath
Lakukan pengadukan
1. BAGFARMAPOL
Struktur organisasi BAGFARMAPOL
Ket :
KABAGFARMAPOL : Kepala Bagian Farmasi Kepolisian
KAURMIN : Kepala Urusan Administrasi
KASUBBAG PRODUKSI : Kepala Sub
ub Bagian Produksi
KASUBBAG WASTU : Kepala Sub Bagian Pengawas Mutu
KASUBBAG TEKFARMAPOL : Kepala Sub Bagian Teknis Farmasi
Kepolisian
PAUR : Kepala Urusan
PAMIN : Kepala Administrasi
76
3. NADIS HERBAL
90
91