Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Isolasi Dna Plasmid

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

ISOLASI DNA PLASMID

A. Tujuan

B. Dasar teori

Plasmid merupakan DNA ekstrakromosom yang berbentuk sirkuler double helix


dengan ukuran relatif kecil antara 1 kb sampai lebih dari 200 kb terdapat di dalam sel
prokariot, khususnya bakteri. Pada bakteri jumlah plasmid yang dimiliki bervariasi bahkan
sampai ribuan ataupun tidak memiliki plasmid. Plasmid mampu bereplikasi secara otonom,
tidak tergantung pada replikasi kromosom, tetapi ada beberapa plasmid yang replikasinya
mengikuti kromosom. Plasmid memberikan sifat istimewa yang dimiliki oleh bakteri tersebut
misalnya resistensi terhadap antibiotik.

Berdasarkan fungsinya plasmid dapat dikelompokkan menjadi:

1. Fertility-F-plasmids, merupakan plasmid yang dapat ditransfer dari satu


sel ke sel akteri lain untuk proses konjugasi
2. Resistance-(R)plasmids, mengandung gen yang resisten terhadap
antibiotik atau racun.
3. Col-plasmid, mengandung gen yang mengkode protein (bakterosin) yang
dapat membunuh bakteri lain
4. Degradative plasmids, yang mampu mencerna subsansi yang tidak biasa,
contoh toluen dan asam salisilat.
5. Virulence plasmids, yang menjadikan bakteri tersebut patogen

Plasmid memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan keuntungannya, misalnya plasmid


dalam rekayasa genetika, plasmid digunakan sebagai vektor untuk kloning DNA. Selain itu
plasmid juga banyak digunakan untuk perbanyakan jumlah DNA tertentu sehingga bisa
mengekspresikan gen tertentu. Salah satu usaha untuk mendapatkan keuntungan dari plasmid
tersebut adalah dengan cara mengisolasi DNA plasmid. Terdapat beberapa cara yang
digunakan untuk mengisolasi plasmid tersebut. Plasmid yang diisolasi biasanya berasal dari
bakteri. Proses ini dikenal sebagai proses mini preparation karena jumlahnya hanya sekitar 1-
20g. Sedangkan untuk jumlah yang lebih besar (100-200g) digunakan midi preparation dan
maxi preparation untuk jumlah yang lebih besar dari 200 g.

Inti dari isolasi plasmid bakteri adalah menghancurkan membran sel sehingga semua
organel sel dapat keluar. Sehingga didapatkan DNA kromosomal serta DNA
ekstrakromosmal (plasmid). Untuk memperoleh plasmid saja harus dilakukan pemurnian dari
debris membran sel, organel sel, dan pengotor lainnya. Metode yang digunakan untuk isolasi
plasmid, yaitu boiling lysis, lysis with detergent, mechanical lysis, alkaline lysis, dan
enzimatic digestion.

C. Alat dan bahan

1. Alat:

a. Tabung eppendorf 15 ml dan 1,5

b. Micropippette dan tip

c. Microcentrifuge

d. Vortex

e. Oven

2. Bahan:

a. 10 ml Kultur bakteri.

b. Larutan suspensi sel ( larutan A, 50 mM Tris-HCl, 10 EDTA)

c. Larutan lisis ( Larutan B, 0,2 M NaOH, 1% SDS)

d. Larutan netralisasi ( Larutan C, 1,32 M Kalium Asetat pH 4,8)

e. Phenol : chloroform : isoamilakholhol = 25: 24 : 1

f. Sodium asetat 3 M

g. Ethanol absolute
h. Etanol 70%

i. Aquadest steril

D. Cara kerja

Mengambil 10 ml hasil kultur bakteri dalam tabung eppendorf

Mengendapkan bakteri dengan microcentrifuge dengan kecepatan 3500


rpm selama 5 menit

Memisahkan supernatant dan pellet dengan cara membuang supernatan

Menambahkan larutan A 2 ml dalam tabung yang berisi pelet

Melarutkan pellet dengan larutan A 2 ml dengan cara di Vortex

Menambahkan larutan B, dan dibolak-balik 3-4 kali

Menambahkan larutan C, dan di bolak balik 3-4 kali

Mengendapkan bakteri dengan microcentrifuge dengan kecepatan 3500


rpm selama 15 menit

Memisahkan supernatant dan pellet dengan cara membuang pelet


Mengambil 3-4 ml supernatant dan menginkubasi selama semalam

E. Hasil dan pembahasan

F. Kesimpulan

G. Pustaka

Anda mungkin juga menyukai