Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Psikologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awalnya, istilah sikap di gunakan untuk menunjuk status mental
seseorang. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu,
selalu di arahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Oleh
sebab itu, manifestasi sikap tidak dapat langsung di lihat, namun hanya dapat di
tafsirkan dari tingkah laku yang tertutup tersebut. Di samping sikap yang bersifat
tertutup, sikap juga bersifat sosial, dalam arti bahwa kita hendaknya dapat
beradaptasi dengan orang lain. Sikap menuntun tingkah laku kita sehingga kita
akan bertindak sesuai dengan sikap yang kita ekspresikan. Kesadaran individu
untuk menentukan tingkah laku nyata dan tingkah laku yang mungkin terjadi
itulah yang di namakan sikap.
Individu memiliki sikap terhadap bermacam macam objek, seperti benda,
orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, lembaga, dan sebagainya. Misalnya,
sikap positif seorang pasien terhadap perawat yang memberikan pelayanan
keperawatan yang bermutu adalah menaati segala nasihat dari perawat tersebut.
Sifat individu dan sebagian besar masyarakat membenci tindakan kekerasan yang
akhir akhir ini sering terjadi di masyarakat.
Secara nyata, sikap menunjukkan adanya kesesuaian antar reaksi dan stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap masih merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain,
sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, namun merupakan suatu
kecenderungan untuk bertindak terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Di lihat dari latar belakang yang telah di buat di atas, sehingga tersusunlah
rumusan makalah seperti :
Apa Pengertian Sikap ?
Apa Struktur Sikap ?
Apa Fungsi Sikap ?
Apa Tingkatan Sikap ?
Apa Determinan Sikap ?
Apa Ciri ciri Sikap ?
Apa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap ?
Apa Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien ?
Bagaimana cara pengukuran sikap ?

1.3 Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Psikologi
Untuk Mengetahui Pengertian Sikap
Untuk Mengetahui Apa Struktur Sikap
Untuk Mengetahui Fungsi Sikap
Untuk Mengetahui Tingkatan Sikap
Untuk Mengetahui Determinan Sikap
Untuk Mengetahui Ciri ciri Sikap
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan
sikap
Untuk Mengetahui Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien
Untuk mengetahui cara pengukuran sikap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sikap


Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat
positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
Afeksi yang posistif, yaitu yang afeksi senang, sedangkan afeksi negative adalah
afeksi yang tidak menyenangkan.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek
atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar pada kepada orang tersebut untuk membuat respons atau
berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya

2.2 Struktur Sikap


Saifudin (1995) mengemukakan pendapat Kothandapani (1974) tentang
struktur sikap dan pendapat Mann (1969) tentang isi tiap komponen sikap.
Kothandapan (1974) mengungkapkan bahwa struktur sikap terdiri dari komponen
kognitif (kepercayaan, komponen internasional (perasaan), dan komponen tingkah
laku (tindakan). Sementara itu, Mann (1969) menyebutkan bahwa isi dari
komponen kognitif adalah persepsi, kepercayaan, dan stereotipe (sesuatu yang
sudah terpolakan pada individu). Komponen kognitif sering disamakan dengan
opini (pandangan), terutama yang menyangkut isu atau masalah yang
kontroversial. Selanjutnya, komponen afektif berisi perasaan individu terhadap
objek dan menyangkut masalah emosi. Terakhir, isi dari komponen perilaku
adalah kecenderungan bertindak.
Saifudin (1995) juga menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen
yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling mendukung dan
menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Berikut akan dijelaskan
secara ringkas mengenai ketiga komponen tersebut.

3
Pertama, komponen kognitif. Komponen kognitif dapat disebut juga
dengan komponen persepsual, yang berisi kepercayaan individu. Kepercayaan
tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu memersepsikan objek
sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pandangan,
keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari
orang lain. Misalnya, individu mengetahui bahwa kesehatan itu sangat berharga
karena ia menyadari bahwa apabila sakit, dirinya akan merasakan betapa
nikmatnya itu sehat.
Kedua, komponen afektif (komponen emosional). Komponen ini merujuk
pada dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif
(rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak
dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek
sikap tersebut. Misalnya, individu senang (sikap positif) terhadap profesi
keperawatan, berarti ia melukiskan perasaannya terhadap keperawatan ;
masyarakat umumnya tidak senang (sikap negatif) terhadap tindakan kekerasan,
perjudian, pelacuran, dan kejahatan.
Ketiga, komponen konatif. Komponen konatif disebut juga komponen
perilaku, yaitukomponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. Misalnya,
individu mengetahui bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mulia
sehingga banyak lulusan SMA yang masuk Akademi Keperawatan ; remaja putri
lulusan SMA banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke Akademi Kebidanan
karena lulusan Akademi Kebidanan menjanjikan pekerjaan yang jelas.
Allport (1954) sebagaimana dijelaskan oleh Notoatmojo (1993)
mengungkapkan bahwa struktur sikap terdiri tiga komponen pokok, yaitu
komponen kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek ;
komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi individu terhadap
suatu objek sikap ; dan komponen predisposisi atau kesiapan/ kecenderungan
individu untuk bertindak (tend to behave). Ketiganya membuat total attitude.
Dalam hal ini, yang menjadi determinan sikap adalah pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi.

4
2.3 Fungsi Sikap
Menurut Atkinson, Smith, dan Bem (1996), dalam bukunya Pengantar
Psikologi, mengungkapkan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yaitu instrumental,
pertahanan,ego, ekspresi nilai, pengetahuan,dan penyesuaian nilai.
1. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan
menggambarkan keadaan keinginan. Bahwa untuk mencapai suatu tujuan,
diperlukan suatu sarana yang disebut sikap. Apabia objek sikap dapat membantu
individu mencapai tujuan, individu akan bersikap positif terhadap objek tersebut
atau sebaiknya.
2. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan
atau ancaman harga dirinya.
3. Fungsi Ekspresi
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai
yang terdapat pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya
bersangkutan terhadap nilai tertentu.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap ini membantu individu memahami dunia yang membawa
keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif ingin tahu, ingin
mengerti, dan pengetahuan.
5. Fungsi Penyesuainam Sosial
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.
Dalam hal ini sikap yang diambil individu tersebut akan sesuai dengan
lingkungannya.

2.4 Tingkatan Sikap


Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
seperti :

5
Menerima(receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang
terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah.

Merespon(responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Menghargai(valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.5 Determinan Sikap


Determinan sikap terdiri dari :
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana
sikap seseorang. Dengan demikian masalah umur akan berpengaruh pada sikap
seseorang. Orang yang sering sakit lebih bersikap tergantung daripada orang yang
tidak sakit.
Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan
dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan denga objek
sikap tersebut.
Faktor Kerangka Acuan
Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka
orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

6
Faktor Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang
kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang
yang bersangkutan.

2.6 Ciri ciri Sikap


Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sikap Tidak Dibawa Sejak Lahir
Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada
suatu objek. Oleh karenanya maka sikap terbentuk selama perkembangan
individu yang bersangkutan. Karena terbentuk selama perkembangan maka
sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun kecenderungannya
sikap bersifat tetap.
Sikap Selalu Berhubungan Dengan Objek
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu,
melalui persepsi terhadap objek tersebut.
Sikap Dapat Tertuju Pada Satu Objek dan Sekumpulan Objek
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka
ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok orang tersebut.
Sikap Itu Dapat Berlangsung Lama atau Sebentar
Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang
maka akan berlangsung lama bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam
dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat berubah.
Sikap Mengandung Perasaan atau Motivasi
Sikap terhaadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu
baik positif maupun negatif. Sikap juga mengandung motivasi atau daya
dorong untuk berperilaku.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Dan Pengubahan Sikap


Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan
sikap, antara lain:

7
1. Faktor internal, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan
selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.

a. Faktor faktor Genetik dan Fisiologik

Faktor ini berperan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi kondisi
fisiologik. Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif
terhadap obat-obatan, tetapi ia menjadi biasa setelah menderita sakit sehingga
secara rutin harus mengkonsumsi obat obatan tertentu.

b. Pengalaman pribadi

Pengalaman personal yang langsung dialami memberikan pengaruh yang lebih


kuat daripada pengalaman yang tidak langsung. Sikap mudah terbentuk jika
melibatkan faktor emosional yang ada di dalam diri individu itu sendiri.

Menurut Oskamp, dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan dalam
membentuk sikap. Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan kuat pada
individu (salient incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis
kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan.
Kedua yaitu munculnya objek secara berulang-ulang (repeated exposure).
Misalnya, iklan kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar di berbagai
media akan semakin besar kemungkinan orang akan memilih untuk membelinya.

c. Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut


dibesarkan.

Contoh : sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan.

8
d. Faktor Emosional

Yaitu suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam
penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego dan dapat
bersifat sementara ataupun menetap (persisten / tahan lama)

Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair)

2. Faktor Eksternal, yaitu keadaan keadaan yang ada di luar indivuidu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

a. Pengaruh orang tua

Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya. Sikap


orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya.

Misalnya, orang tua pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang juga
senang musik.

b. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat

Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama dengan teman
sekelompoknya (Ajzen menyebutnya dengan normative belief).

Misalnya, seorang anak nakal yang bersekolah dan berteman dengan anak-anak
santri kemungkinan akan berubah menjadi tidak nakal lagi.

c. Media massa

9
Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan pesan sugestif yang
dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat,
maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk
sikap tertentu.

Misalnya, media massa banyak digunakan oleh partai politik untuk mempengaruhi
masyarakat dalam pemilihan umum.

d. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Institusi berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem
kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.

2.8 Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien


Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus menunjukkan sikap
profesional kepada seluruh pasien yang ia rawat. Beberapa sikap profesional yang
perlu dimiliki oleh seorang perawat dalam merawat pasien agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan harapan pasien adalah :
a. Sikap perawat harus memiliki sifat memberi kasih sayang terhadap
sesama, terutama bagi orang yang membutuhkan , misalnya pada pasien yang
dirawatnya.
b. Setiap perawat harus memiliki sikap prihatin terhadap kebutuhan
yang diperlukan pasien.
c. Setiap perawat harus memiliki sikap yang memberikan rasa aman
pada pasien, bukan malah menimbulkan kecemasan, kegelisahan, dan
rasa takut.
d. Setiap perawat harus memiliki sikap yang ramah terhadap semua orang,
terutama pada pasien.

10
e. Setiap perawat harus memiliki sikap yang dicirikan suara lembut dan
murah senyum, paling tidak pasien yang sedang sakit akan merasa senang,
simpati,dan tidak menilai perwat itu judes atau mahal senyum.
f. Setiap perawat memiliki sikap yang dapat dipercaya karena dengan
kepercayaanlah harga diri dan kepribadian seseorang dapat dinilai.
g. Setiap perawat harus memiliki sikap percaya diri, jangan minder. Oleh
karena itu,perawat perlu banyak belajar , serta menambah dan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan.
h. Setiap perawat harus memiliki sikap menahan diri , jangan sampai
menyalahkan, menyudutkan , mempermalukan, dan mengkritik pasien dan
keluarganya yang dapat menambah berat penyakitnya.
i. Setiap perawat harus memiliki sifat memandirikan pasien agar pasien
tidak bergantung pada perawat.
j. Setiap perawat harus memiliki sikap menghindari ucapan kasar yang
dapat menyinggung perasaan pasien.
k. Setiap perawat harus memiliki sikap penuh pengertian dan pengabdian.
l. Setiap perawat harus memiliki sikap yang riang gembira , tidak
cemberut didepan pasien.
m. Setiap perawat harus memiliki sikap kooperatif atau mudah diajak kerja
sama dengan pasien dan tim kesehatan lain demi kesembuhan pasien yang
dirawatnya.
n. Setiap perawat harus memiliki sikap yang dapat membantu dalam
mengatasi kesulitan pasien dan keluarganya.
o. Setiap petawat harus memiliki sikap humoris, sesuai situasi dan kondisi
pasien sekedar untuk menghibur.

2.9 Pengukuran Sikap


Cara Mengukur Sikap

11
Salah satu aspek yang sangat penting guna mempelajari Sikap dan perilaku
manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran
(measurement) Sikap. Berbagai teknik dan metode telah dikembangkan oleh para
ahli guna mengungkap Sikap manusia dan memberikan interprestasi yang valid.
Menurut Azwar (2005:87-104) terdapat beberapa metode pengungkapan
(mengukur) Sikap, diantaranya:

1) Observasi perilaku

Untuk mengetahui Sikap seseorang terhadap sesuatu dapat diperhatikan melalui


perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator Sikap individu.

2) Pertanyaan langsung

Ada dua asumsi yang mendasari penggunaan metode pertanyaan langsung guna
mengungkapkan Sikap. Pertama, asumsi bahwa individu merupakan orang yang
paling tahu mengenai dirinya sendiri. Kedua, asumsi keterusterangan bahwa
manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya. Oleh karena
itu dalam metode ini, jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai
dijadikan indikator Sikap mereka. Akan tetapi, metode ini akan menghasilkan
ukuran yang valid hanya apabila situasi dan kondisinya memungkinkan kabebasan
berpendapat tanpa tekanan psikologis maupun fisik.

3) Pengungkapan langsung

Pengungkapan langsung (directh assessment) secara tertulis dapat dilakukan


dengan menggunakan item tunggal maupun dengan menggunakan item ganda.

4) Skala Sikap

Skala Sikap (attitude scales) berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai


suatu objek Sikap. Salah satu sifat skala Sikap adalah isi pernyataannya yang
dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan pengukurannya akan tetapi
dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tampak kurang jelas tujuan
pengukurannya bagi responden.

12
5) Pengukuran terselubung

Dalam metode pengukuran terselubung (covert measures), objek pengamatan


bukan lagi perilaku yang tampak didasari atau sengaja dilakukan oleh seseorang
melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi di luar kendali orang yang
bersangkutan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek
atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar pada kepada orang tersebut untuk membuat respons atau
berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Struktur sikap di bagi menjadi kognitif, afektif, dan konatif.
Fungsi sikap di bagi menjadi lima, yaitu :
1. Fungsi Instrumental
2. Fungsi Pertahanan Ego
3. Fungsi Ekspresi
4. Fungsi Pengetahuan
5. Fungsi Penyesuainam Sosial
Tingkatan sikap di bagi menjadi menerima, menghargai, merespon, dan
bertanggung jawab.
Determinan sikap di bagi menjadi empat, yaitu :
1. Faktor Fisiologis
2. Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap

13
3. Faktor Kerangka Acuan
4. Faktor Komunikasi Sosial
Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Dan Pengubahan Sikap

Faktor internal

1. Faktor faktor Genetik dan Fisiologik


2. Pengalaman pribadi
3. Kebudayaan
4. Faktor Emosional

Faktor Eksternal

1. Pengaruh orang tua

2. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat


3. Media massa

4. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Sikap perawat dalam merawat pasien harus memiliki sifat memberi kasih
sayang terhadap sesama, terutama bagi orang yang membutuhkan , misalnya pada
pasien yang dirawatnya.
Cara Mengukur Sikap :

1. Observasi perilaku
2. Pertanyaan langsung
3. Pengungkapan langsung
4. Skala Sikap
5. Pengukuran terselubung

3.2 Saran
Sebagai mahluk paling sempurna sudah sepantasnya kita sebagai manusia
yang di ciptakan dengan akal dan pikiran untuk menjaga sikap kita di lingkungan
masyarakat, agar kita dapat di terima dengan baik di lingkungan masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku Psikologi Untuk Keperawatan Edisi 2 oleh Drs. Sunaryo, M.Kes

Ahmadi. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Alisuf, Sabri. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Pendoman Ilmu Jaya, 1996.

Bimo, Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi, 2002.

Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Surya Brata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2006. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Gerungan, W.A. 1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT Eresco.

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Shalahudin, Makhfudh. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina


Ilmu.

15

Anda mungkin juga menyukai