Sistem Pereknomian Negara Rusia Serta Perkembangannya
Sistem Pereknomian Negara Rusia Serta Perkembangannya
Sistem Pereknomian Negara Rusia Serta Perkembangannya
perkembangannya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang ekonomi dan permasalahannya, seperti tidak akan
lekang dimakan zaman. Entah itu, dalam tingkat yang paling sederhana ekonomi
rumahtangga, ataupun dalam tataran yang lebih luas, dalam konteks ekonomi
negara misalnya. Sifat dasar manusia yang ingin selalu memenuhi kebutuhannya,
semakin menambah ruang lingkup pembahasan itu semakin luas. Pembahasan
masalah ekonomi berkembang menjadi pembahasan permasalahan manusia itu
sendiri. Dengan kebutuhan yang tidak pernah habis manusia dibuat menjadi sibuk.
Kenyataan inilah yang membuat manusia diliputi masalah-masalah ekonomi.
Perekonomian dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia,
memiliki cerita sejarah yang panjang. Deretan-deretan tulisan yang
menerangkannya pun tak akan habis dibaca, selalu ada bagian-bagian tertentu yang
masih tersisa untuk dibuka dan dipahami.
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara dalam
memecahkan berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara tersebut,
misalnya pengalokasian sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan produksi,
distribusi dan konsumsi baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi
lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara
dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Perkembangan yang cepat dan kesadaran masyarakat yang berubah telah
mempengaruhi perkembangan ekonomi, tidak hanya sebatas lokal tetapi menjadi
internasional. Sebagai Negara terluas di dunia Rusia mempunyai peranan penting
dalam perekonomian dunia. Saat ini Rusia berusaha keras untuk meraih status
sebagai negara adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara penting, tetapi
statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Sovyet dulu. Rusia memilih
melepaskan diri dari Uni Sovyet menjadi Federasi Rusia pada tahun 1992. Rusia
yang baru merdeka ternyata menjadi Negara terutang terbesar di Eropa menurut
versi World Bank. Diperkirakan total hutangnya mencapai 150 milliar USD termasuk
100 miliar USD hutang semasa Uni Sovyet.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul SISTEM PEREKONOMIAN NEGARA RUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
1. liberalisasi perdagangan
2. mekanisme pasar terbuka
3. mengurangi pengeluaran pemerintah
4. menerapkan pajak nilai tambah
5. membuat mata uang baru yang konvartible
Pelaksaan model Terapi kejut tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
sehingga dianggap kurang berhasil. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh adanya
beberapa kendala mendasar, salah satunya adalah belum adanya kesadaran dari
pihak elite yang dahulu menjadi nomenklatura untuk bersama warga reformis
melaksanakan debirokrasi. Padahal dengan peninggalan berbagai faktor masa lalu,
perekonomian Rusia dapat segera ditingkatkan. Tetapi ternyata semua potensi yang
ada menjadi terabaika dengan dilakukannya rekonstruksi model management baru
yang terlalu drastis, radikal dan cepat.
Ekonomi Terapi kejut, maka disusul dengan model Bertahap (Gradualisme).
Model ini yang dianggap mudah diserap dan dampaknya mudah dinetralisir oleh
struktur dan system yang masih tersisa dari model ekonomi berencana yang
terpusat. Kendati banyak perusahaan parsial, cirri ekonomi sentralistik masih dapat
digunakan dan direduksi secara bertahap seperti monopolisasi, ketergantungan
manager perusahaan pada badan partai sehingga menjadi kaku. Jika kondisi
tersebut maka sektor swasta yang ingin diandalkan menjadi sulit bergerak. Harga
yang lebih rendah untuk ekspor utama Rusia penerima (minyak dan mineral) dan
hilangnya kepercayaan investor akibat krisis finansial Asia diperburuk masalah
keuangan. Hasilnya adalah penurunan yang sangat cepat dalam nilai rubel,
penerbangan dari investasi asing, pembayaran tertunda berdaulat dan utang swasta,
suatu uraian transaksi komersial melalui sistem perbankan, dan ancaman
inflasi. Akan tetapi, tampaknya krisis Rusia telah nampak relatif baik. Sebagai PDB
riil tahun 2009 meningkat dengan persentase tertinggi sejak jatuhnya Uni Soviet
pada 8,1%, rubel tetap stabil, inflasi telah moderat, dan investasi mulai meningkat
lagi. Pada 2007, Bank Dunia menyatakan bahwa perekonomian Rusia telah
mencapai stabilitas makroekonomi belum pernah terjadi sebelumnya. Rusia telah
membuat kemajuan dalam memenuhi kewajiban utang luar negeri.Selama 2000-
2001, Rusia tidak hanya bertemu dengan utang eksternal jasa, tetapi juga membuat
kemajuan besar cicilan pokok di IMF pinjaman, tetapi juga membangun Bank Sentral
cadangan dengan anggaran pemerintah, perdagangan, dan current account surplus.
The TA 2002 anggaran Pemerintah Rusia menganggap pembayaran sekitar $ 14
miliar pada layanan resmi pembayaran utang yang jatuh tempo. Current account
surplus besar telah membawa apresiasi yang cepat rubel selama beberapa
tahun. Minyak dan gas mendominasi ekspor Rusia, sehingga Rusia tetap sangat
bergantung pada harga energi. Pinjaman dan suku bunga deposito pada atau di
bawah tingkat inflasi menghambat pertumbuhan sistem perbankan dan membuat
alokasi modal dan resiko yang jauh lebih sedikit efisien daripada itu akan sebaliknya.
Pada tahun 2003, utang telah meningkat menjadi $ 19 milyar yang
disebabkan oleh kenaikan pembayaran Departemen Keuangan dan Eurobond.
Namun, $ 1 miliar ini telah diprabayar, dan beberapa sektor swasta mungkin sudah
membayar hutang.Pada edisi Juni 2002 G8 Summit, para pemimpin dari delapan
negara menandatangani pernyataan setuju untuk mengeksplorasi pembatalan Rusia
beberapa utang Soviet lama untuk menggunakan tabungan untuk mengamankan
bahan-bahan di Rusia yang dapat digunakan oleh teroris. Kesepakatan yang
diusulkan adalah $ 10 milyar dan akan datang dari Amerika Serikat dan $ 10 miliar
dari G-8 negara lain selama 10 tahun.
Pada tanggal 1 Januari 2004, dana Stabilisasi Federasi Rusia didirikan oleh
Pemerintah Rusia sebagai bagian dari anggaran federal untuk menyeimbangkannya
jika harga minyak turun. Sekarang dana Stabilisasi Federasi Rusia sedang
dimodernisasi. Dana Stabilisasi akan dibagi menjadi dua bagian pada tanggal 1
Februari 2008. Bagian pertama akan menjadi dana cadangan sama dengan
10 persen dari PDB (10% dari PDB setara dengan sekitar $ 200 miliar sekarang),
dan akan diinvestasikan dengan cara yang sama sebagai Dana Stabilisasi. Bagian
kedua akan diubah menjadi Dana Kesejahteraan Nasional Federasi Rusia. Deputi
Menteri Keuangan Sergei Storchak perkiraan ini akan mencapai 600-700 billion
rubel pada tanggal 1 Februari 2008.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rusia, seperti Cina, telah melakukan perubahan sistem ekonomi, dari sistem
ekonomi terpusat ke sistem ekonomi berbasis pasar. Proses peralihan sistem
sejak rezim Vladimir Putin tahun 2000 berjalan secara perlahan dan hati-hati.
Sistem ekonomi liberal tidak seutuhnya diamini dan diterapkan oleh Rusia. Sikap
selektif yang demikian selain perlu adaptif dengan proporsi kekuatan ekonomi makro
Rusia, juga mempertimbangkan implikasinya terhadap kontinuitas ekonomi jangka
panjang. Dalam hal ini, Presiden Putin menggariskan kebijakan yang
mengedepankan penguatan ketahanan ekonomi ke dalam tahapan
reformasi(inward), yang diperkuat dengan peningkatan leverage ekonomi politik ke
luar(outward). Rusia memang sangat selektif dalam memaknai nilai-nilai kapitalisme
ke dalam proses reformasi yang sedang dijalankan.
Jadi, secara umum bisa disimpulkan bahwa Rusia pasca reformasi
mengalami berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik. Namun,
Rusia masih tetap mempertahankan ciri khas negara sosialis. Walau sudah mulai
mengadopsi sistem ekonomi pasar, namun kontrol pemerintah tetap ada. Investasi
boleh terjadi, namun tentu dibarengi dengan syarat-syarat yang tidak sedikit. Jadi,
jelas dalam bidang ekonomi, walaupun Rusia mencoba untuk mengadopsi
perekonomian pasar terbuka, namun peran negara tetap saja sangat besar.
Perekonomian pun dibangun bukan atas dasar kapital semata, tapi lebih dari pada
itu juga atas dasar kebijakan pemerintah. Tanggung jawab pemerintah menjadi
sangat besar. Banyak pengamat mengatakan bahwa Rusia mencoba untuk
membangun perekonomian berbasis kerakyatan.