Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Uji Kualitatif Urine Praktikum 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Urine adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan
sulfur, garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna
kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai
bau yang khas untuk species yang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap
harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan,
musim dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2003).

Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan


(filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat zat
(augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses
reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di tubulus distal.
Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel.
Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam
sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai
untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam
plasma.

Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikeluarkan dari


tubuh lewat ginjal bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme
protein yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu,
ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu
tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak racun-racun dan obat-
obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak diubah maupun
dalam hasil-hasil pemecahannya.

Senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik,


senyawa anorganik, dan zat-zat lain. Zat organik dalam urine yakni sel epitel,

1
leukosit, spermatozoa, eritrosit, dll. Zat anorganik dalam urine normal yakni
natrium, kalium, klorida, fosfat, sulfat, amoniak, dll. Analisa kualitatif yaitu
menyelidiki dan mengetahui kandungan senyawa-senyawa apa saja yang
terdapat dalam sampel uji. Uji kualitatif urine adalah mengetahui kandungan
senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine. Pada laporan praktikum uji
kualitatif urine ini membahas tentang zat anorganik dalam urine berupa kalsium,
fosfat, sulfat, dan amoniak.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
- untuk mengetahui adanya zat-zat anorganik yang terkandung di dalam
urine berupa kalsium, fosfat, sulfat, amoniak.
- untuk mengetahui cara uji kalsium, fosfat, sulfat, amoniak dalam urine.
- untuk dapat menginterpretasikan hasil uji kalsium, fosfat, sulfat dan
amoniak.
2. Manfaat
Membuktikan zat anorganik dalam urine yang berupa kalsium, fosfat, sulfat
dan amoniak dengan uji kualitatif urine.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Urine adalah cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat perantaraan ginjal.
Kompenen urin terdiri dari sebagian besar air dan produk akhir dari deaminasi asam
amino dalam bentuk urea, metabolisme purine dalam bentuk asam urat, muscle
breakdown dalam bentuk kreatinin, sintesis heme forfirin, katabolisme hormon, obat
dan bahan kimia. Konsentrasi zat-zat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti makanan, aktivitas sehari-hari, metabolisme tubuh fungsi endokrin dan
sebagainya.

Urine terbentuk sebagai hasil dari 3 tahapan proses yaitu filtrasi di


glomerulus, reasorbsi dan sekresi di tubulus guinjal. Untuk mengetahui gambaran
fungsi ginjal atau metabolisme terkait lainnya maka perlu dilakukan analisis urin.
Agar hasilnya representatif maka diperlukan langkah-langkah yang benar mulai dari
pengumpulan sampel sampai penyimpanan sampel dan pengujian serta pelaporan
hasil. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine yang mengandung
senyawa-senyawa organik maupun anorganik.

Senyawa-senyawa anorganik yang terdapat dalam urine antara lain natrium,


kalium, karbonat, klorida (klorin), fosfat, sulfat, flourida, nitrat, silikat, hidrogen
peroksida, amoniak. Natrium dan kalium selalu terdapat dalam urine terutama
sebagai klorida, bikarbonat, sulfat dan fosfat. Banyaknya kalium yang dieksresi per
hari pada orang dewasa adalah sekitar 3,2 g K2O dan natrium sekitar 5,2 g Na2O.

Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) lebih banyak diekskresi tiap hari sangat
bervariasi, normal 10-200 mg Ca dan Mg antara 80-100 mg. Kalsium urin adalah
kalsium yang berada dalam urine yang berasal dari pengendapan garam, kalsium
didalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih yang berbentuk kristal
yang tidak dapat larut. Analisa kalsium dalam urine bisa dilakukan tepat bila semua
endapan kalsium dilarutkan terlebih dahulu.

3
Klorida (klorin) adalah anion utama dalam urine dan umumnya diperkirakan
dalam bentuk NaCl (dengan asumsi bahwa semua klorin sebagai NaCl) walaupun
terdapat juga klorida dari kalium, ammonium, dan magnesium. Banyaknya klorida
yang dieksresi setiap hari sekitar 12 g NaCl atau sekitar 7 g klorin.
Asam fosfat terdapat dalam urine sebagai fosfat dari Na, NH4 (fosfat alkali),
serta Ca dan Mg (fosfat tanah). Asam fosfat membentuk 3 macam garam, yaitu
garam normal, garam monohidrogen, dan garam dihidrogen. Dalam bentuk
kombinasi organik, fosfor terdapat sebagai asam gliserolfosfat. Fosfat dalam urine
merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alkali fosfat) serat kalsium dan
magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada urine dapat bervariasi secara
ekstrim, tetapi rata-rata dalam sehari adalah 1,1 gram. Ion fosfat dalam urine dapat
berwujud dua bentuk, yaitu asam fosfat nonbasic dan asam fosfat dibasic. Rasio
keduanya mempengaruhi pH dan buffer urine.
Sulfat dieksresi melalui urine dalam bentuk sulfur yang tak teroksidasi atau
sulfur netral. Sulfur teroksidasi seperti sulfat dari Na, K, Mg, Ca, dan sejumlah kecil
sebagai sulfat etereal yaitu dalam bentuk kombinasi dengan senyawa-senyawa
aromatic seperti phenol, indol, skatol, kresol, dan lain-lain. Dalam keadaan normal,
sekitar 2,5 g H2SO4 (dalam bentuk SO3) dieksresi per hari. Dalam keadaan
patologis, ekskresi sulfat meningkat pada penderita yang mengalami demam akut
dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh stimulasi metabolisme. Ekskresi
sulfat menurun pada penyakit-penyakit yang disertai dengan penurunan nafsu
makan dan pada aktifitas metabolisme yang menurun.
Amoniak merupakan senyawa nitrogen terpenting dari hasil metabolisme
protein selain dari urea. Amoniak diekskresi rata-rata sekitar 0,7 g/hari. Urine
normal mengandung amoniak sebagai klorida, sulfat, dan fosfat dari amoniak.
Dalam bentuk ini nitrogen tidak diubah menjadi urea dalam tubuh organisme, oleh
sebab itu setelah pemasukan garam-garam ammonium, ekskresi amoniak juga
meningkat.

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Identitas probandus

1. Nama : Muryani

2. Umur : 37 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. TB : 152 cm

5. BB : 50 kg

6. Suku : Banjar

B. Alat dan Bahan

1.Alat

- rak tabung reaksi

- tabung reaksi

- penjepit tabung teaksi

- gelas ukur

- api spritus

- pipet tetes

- kertas penyaring

- tisue

- kertas label

- botol sampel urine

- korek api

2.Bahan

- sampel urine

5
- larutan NH3 pekat

- larutan asam asetat

- larutan kalsium oksalat

- larutan HNO3

- larutan HCL

- larutan Bacl

- larutan fenolplatin

- larutan NaOH

A. Cara kerja

1. Uji Kalsium

- Masukan 7,5 ml urine kedalam gelas ukur

- Masukan urine yang telah diukur kedalam tabung reaksi

- Tambahkan 1 ml (20 tetes) NH3 pekat, lalu di didihkan

- Setelah itu saring endapan dengan menggunakan kertas penyaring

- Hasil endapan dicampur dengan larutan asam asetat 2 ml

- Ambil 1 ml larutan tersebut dan ditambahkan 1ml kalsium oksalat

2. Uji Fosfat

- Masukan 1 ml larutan (dari endapan pada uji kalsium yang dilarutkan

asam asetat encer) kedalam tabung reaksi

- Tambahkan 1 ml larutan NHO3 pekat dan 3 ml larutan NH3

- Panaskan larutan hingga mendidih

3. Uji sulfat

- Masukan 2 ml urine kedalam gelas ukur

- Lalu masukan kedalam tabung reaksi

6
- Tambahkan 1ml larutan HCl pekat dan 2 ml larutan Bacl2

- Amati perubahan yang terjadi pada larutan ditabung reaksi.

4. Uji Amoniak

- Masukan 7 ml sampel urine kedalam gelas ukur

- Lalu masukan kedalam tabung reaksi

- Tambahkan 4 tetes larutan fenolplatin

- Kemudian tambahkan larutan NACL sebanyak 5 tetes lalu didihkan

- Ambil tabung lain beri larutan fenolplatin pada bagian luar tabung

- Letak kan tabung yang sudah diberi larutan fenolplatin diatas uap yang di

didihkan tadi

- Amati perubahan yang terjadi pada luar tabung yang diberi larutan

fenolplatin.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Uji Kalsium

Terdapat endapan putih dalam

larutan yang menunjukkan adanya

kalsium

2. Uji Fosfat

Terbentuk endapan dalam larutan

yang menunjukan adannya fosfat

8
3. Uji sulfat

Terbentuk endapan putih seperti air

susu pada larutan BaCl2 dengan

urine yang tidak larut dalam larutan

HCL pekat, hal ini menunjukan

adannya sulfat pada urine tersebut.

4. Uji Amoniak

Pada ujung tabung yang telah diberi

fenolptalin tidak ditemukan warna

merah muda

9
B. Pembahasan

Pada analisis urine ini, terdapat beberapa eksperimen. Eksperimen -


eksperimen ini dilakukan untuk menguji apakah sample urine mengandung zat
anorganik seperti kalium, fosfat, sulfat dan amoniak. Berdasarkan hasil praktikum
untuk menguji adanya kalium, fosfat, sulfat dan amoniak pada urine.

Pada percobaan yang dilakukan kali ini, yakni menganalisis sample urine
yang mengandung zat anorganik seperti kalium, fosfat, sulfat dan amoniak. Tujuan
percobaan ini adalah untuk membuktikan zat anorganik dalam urine yang berupa
kalsium, fosfat, sulfat dan amoniak dengan uji kualitatif urine.

Dalam percobaan yang dilakukan, hasil yang didapat bahwa:

1. Pada uji kalsium terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya


kalsium di dalam urine.
2. Pada uji fosfat terbentuk endapan dalam larutan yang menunjukan
adannya fosfat.
3. Pada uji sulfat terbentuk endapan putih seperti air susu pada larutan
BaCl2 dengan urine yang tidak larut dalam larutan HCL pekat, hal ini
menunjukan adannya sulfat pada urine tersebut.
4. Pada uji amoniak tidak ditemukan warna merah muda pada ujung tabung
yang telah diberi fenolptalin.

Pada uji kalsium ditambahkan kalium oksalat, warna larutan akan menjadi
putih keruh. Warna keruh pada tabung menandakan adanya endapan kalsium
oksalat. Endapan terbentuk karena urine pecah bertemu dengan kalsium oksalat,
oksalat mengikat kalsium yang ada pada urine sehingga menjadi kalium oksalat.
Pada uji fosfat ditambahkan larutan HNO3 pekat dan ammonium molibdat
lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan. Terbentuknya endapan disebabkan
warna kuning dari urine dengan HNO3 pecah dan ada unsur fosfor yang terikat oleh
ammonium molibdat menjadi ammonium fosfo molibdat. Dari percobaan yang telah
dilakukan hasilnya telah sesuai dengan teori yang ada karena terdapat endapan
seperti butiran.

10
Pada uji sulfat dilakukan untuk menentukan adanya sulfat dalam urine.
Menunjukkan hasil positif ditandai dengan terbentuknya hasil endapan seperti air
susu atau endapan putih tebal yang disebabkan terbentuknya BaSO4 yang tidak larut
dalam HCL pekat. Dari percobaan yang telah dilakukan hasilnya sesuai dengan teori
yang ada karena terdapat endapan putih seperti air susu.
Pada uji amoniak digunakan indikator fenolptalin (PP) yang ditambahkan
pada urine. Dalam percobaan ditambahkan NaOH yang bertujuan agar tercipta
suasana basa. Karena urea baru mengalami dekomposisi dan menghasilkan amoniak
pada PH diatas 8,5. Kriteria adanya amoniak pada urine yaitu terdapat lapisan tipis
berwarna merah muda pada tabung yang dengan fenolptalin. Tetapi pada percobaan
praktikum yang dilakukan tidak ditemukan adanya warna merah muda pada ujung
tabung reaksi yang telah dilapisi fenolptalin. Hal ini disebabkan adanya
kemungkinan kesalahan berupa kurangnya keterampilan praktikan dalam
memanaskan sampel pada uji amoniak, dan kurangnya ketelitian praktikan dalam
menambahkan beberapa tetes sampai beberapa mL larutan pereaksi sehingga
konsentrasi di dalamnya dapat berbeda-beda dan menghasilkan hasil yang kurang
sesuai.

11
BAB V
KESIMPULAN

A. Simpulan
1. Dari semua percobaan yang dilakukan pada urine terdapat senyawa
anorganik seperti kalsium, fosfat, sulfat dan amoniak.
2. Pada uji kalsium, urine ditambahkan larutan NH3 pekat, asam asetat encer,
dan kalium oksalat. Dikatakan terdapat kalsium apabila terbentuk endapan
putih
3. Pada uji fosfat, endapan pada uji kalsium ditambahkan, HNO3 pekat dan
ammonium molibdat. Dikatakan terdapat fosfat jika terjadi warna kuning
jernih atau endapan.
4. Pada uji sulfat, sample urine ditambahkan BaCl pekat dan BaCl2.
Terbentuknya endapan putih seperti air susu yang menunjukkan adanya
sulfat.
5. Pada uji amoniak, urine ditambahkan fenolptalin dan NaOH melalui proses
pembakaran. Pada ujung tabung lain yang telah dioleskan fenoptalin
diletakkan di atas uap pada saat proses pembakaran. Warna merah muda
pada ujung tabung menunjukkan adanya amoniak dalam urine.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Dari praktikum yang sudah dilakukan diharapkan mohon ditambah
persediaan alat praktikum sehingga setiap kelompok tidak saling menunggu
satu sama lain dan waktu yang ditentukan bisa tercapai tepat waktu.
2. Para praktikan hendaknya mengerjakan dengan baik dan sungguh-sngguh
dalam melaksanakan praktikum.

12

Anda mungkin juga menyukai