Praktikum 5 Aschelminthes - Loa Loa
Praktikum 5 Aschelminthes - Loa Loa
Praktikum 5 Aschelminthes - Loa Loa
1
Susunan pernafasan dan peredaran darah tidak ada, karena merupakan
hewan air yang sangat kecil
Protonefhridia kadang-kadang ada
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes =
cacing) disebut sebagai cacing gilig/ benang karena tubuhnya berbentuk
bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang
belum memiliki rongga tubuh. Nemathelminthes sudah memiliki rongga
tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu. Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
Ciri-ciri Nemathelminthes:
Berbentuk bulat panjang seperti benang
Hewan pseudoselomata (memiliki rongga tubuh semu)
Tubuh cacing betina lebih panjang dan besar dibandingkan tubuh cacing
jantan
Memiliki kutikula (untuk melindungi cacing dari enzim pencernaan
inangnya)
Memiliki sistem pencernaan lengkap (mulut, faring, usus, anus)
Tidak memiliki pembuluh darah
Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan yang terdapat pada
pseudoselom
Bernafas secara difusi melalui permukaan tubuh
Bersifat parasit dan tidak parasit
Gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu
berbeda)
Reproduksi secara seksual
2
betina) belum mempunyai peredaran darah dan pernapasan. Contoh:
Ascaris lumbricoides dan Wuchereria bancrofti.
Ascaris lumbricoides Wuchereria bancrofti
Ordo gordiodea :
Ciri-ciri
Hidup di air tawar
Parasite pada arthropoda
Kutikula tanpa bulu-bulu kaku
Pseudosela mereduksi
Contoh gordius sp
Ordo nectonematoidea:
Ciri-ciri
Hidup dilaut
3
Parasite pada crustacean
Kutikula dengan dua deretan bulu-bulu kaku
Serabut otot terdapat di ventral dan dorsal
Pseudocela ada
Sub-filum Trochelminthes memiliki ukuran tubuh yang miksroskopis,
reproduksi secara partegonesis, dan habitatnya di air tawar, dan air laut.
Tubuh tidak beruas-ruas, triploblastis, bilateral simetris, tidak bersilia dan
dioceues. Subfilum ini dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: Gastroticha,
Kinorincha, dan Rotifera.
Sejarah
Kasus pertama infeksi Loa loa tercatat di Karibia (Santo Domingo) pada
tahun 1770. Seorang ahli bedah Prancis bernama Mongin mencoba tetapi
gagal untuk menghapus cacing yang lewat di mata seorang wanita.
Beberapa tahun kemudian, pada 1778, ahli bedah Guyot Francois dapat
4
melakukan pembedahan pada cacing di mata seorang budak dari Afrika
Barat pada kapal Prancis ke Amerika.
Identifikasi microfilaria dibuat pada tahun 1890 oleh Stephen dokter
mata McKenzie. Sebuah presentasi klinis umum loiasis, yang diamati
pada tahun 1895 di pesisir kota Nigeria maka terciptalah nama Calabar
swelling.
Pengamatan ini dibuat oleh seorang dokter mata Skotlandia bernama
Douglas Argyll-Robertson, tetapi hubungan antara Loa loa dan Calabar
swelling tidak disadari sampai tahun 1910 (oleh Dr Patrick Manson).
Penentuan vektor lalat Chrysops diketahui pada tahun 1912 oleh British
parasitologist Robert Thompson Leiper.
Nama Penyakit : Loa loa filariasis, loaiasis, Calabar
swelling(Fugitiveswelling), Tropical swelling dan Afrika eyeworm
Hospes: Lalat Crysops silaceae dan C dimidiata sementara di Afrika
disebut deerflies atau mangroveflies. Chrysops sp merupakan lalat yang
berukuran kecil, panjangnya 5-20 mm, dengan ukuran kepala besar dan
betuk mulut yang condong ke bawah. Sayapnya polos atau berbintik
cokelat. Mereka merupakan penghisap darah dan biasanya hidup di
daerah hutan tropis dan habitat berlumpur seperti, rawa-rawa, sungai, dan
waduk. Gigitan lalat Chrysops sangat menyakitkan, dan dapat
mengakibatkan bekas gigitan yang lebih parah dari gigitan lalat biasa.
Daya hidup: 4-17 tahun
Distribusi: terbatas pada hutan dan tepi hutan di daerah katulistiwa afrika
yang sering hujan
Morfologi
1. Cacing dewasa hidup dalam jaringan sub kutan,
2. betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm
3. jantan 30-34 mm x 0,35-0,43 mm. Cacing
4. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah
pada siang hari (diurna).
5
5. Pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah paru-
paru.
Siklus Hidup Loa loa
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar
dalam darah diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam
badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap
ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan
manusia dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing
betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.
Patologis
Gejalanya khas dengan terbentuknya pembengkakan calabar swelling di
sekitar sendi, lengan atas yang dapat menjadi sebesar telur ayam.
Pembengkakan sering kali didahului oleh rasa gatal dan sakit yang
terlokalisasi. Gejala ini disebabkan reaksi alergi terhadap cacing dewasa
yang bermigrasi ke jaringan subkutan; timbul setelah tiga minggu.
Pembengkakan akan berakhir dalam beberapa hari atau seminggu dan
berkurang secara perlahan-lahan sebagai manifestasi supersensitif hospes
terhadap parasit.
Migrasinya ke jaringan subkonjungtiva menyebabkan gejala iritis, mata
sembab, saikit, pelupuk mata menjadi bengkak hingga mengganggu
penglihatan, tetapi tidak sampai menimbulkan kebutaan. Aktifitas cacing
tampak/dapat dilihat di jaringan subkonjungtiva, sedangkan mikrofilarianya
tidak menimbulkan dampak yang serius, hanya ditakutkan timbulnya
ensefalitis bila cacing masuk ke otak. Ketika cacing dewasa berpindah
melintasi jaringan subkutan dan juga hidung, akan menyebabkan rasa sakit,
serta mengalamai Eosinofilia.
Eosinofilia adalah gejala lain yang merupakan karakteristik dari Loa loa.
Eosinofilia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan respon
terhadap suatu penyakit. Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah biasanya
menunjukkan respon yang tepat terhadap sel-sel abnormal, parasit, atau
bahan-bahan penyebab reaksi alergi (alergen).
6
Jika suatu bahan asing masuk ke dalam tubuh, akan terdeteksi oleh
limfosit dan neutrofil, yang akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil
ke daerah ini.Eosinofil kemudian melepaskan bahan racun yang dapat
membunuh parasit dan menghancurkan sel-sel yang abnormal. 50-70%
eosinofilia acap kali ditemukan pada orang yang terinfeksi Loa loa, terutama
bila terjadi pembengkakan.Indikator lain adalah peningkatan jumlah serum
IgE, peningkatan antibodi antifilaria, tetapi orang yang terinfeksi kadang-
kadang asimtomatik. Mikrofilaremia tidak selalu muncul.
Komplikasi
Cacing dewasa yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi
dari tubuh penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar
pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai penyebab granuloma
dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total. Ketika
cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing
sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan
fibrosis sekitar limfe.
Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik
pembuluh limfe bukanlah membentuk kolateral (seperti pembuluh darah),
namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.
Gejala klinis
1. Menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan
menimbulkan:
iritasi pada mata,
mata sendat, sakit,
pelupuk mata menjadi bengkak.
2. Pembengkakan jaringan yang tidak sakit
3. Ensefalitis
Distribusi geografis
Distribusi geografis loaiasis manusia terbatas pada hutan hujan dan rawa
kawasan hutan Afrika Barat, terutama di Kamerun dan di Sungai Ogowe.
7
Manusia adalah satu-satunya reservoir alami. Diperkirakan 12-13 juta
manusia terinfeksi larva Loa loa.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah yang
diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa di
konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan.
Pengobatan dan Pencegahan
Penggunaan dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari, 3 x
sehari selama 14 hari
Pembedahan pada mata
Menghindari gigitan Lalat
Pemberian obt-obatan 2 bln sekali
Jangan sering-sering masuk hutan
8
Bahan:
No Nama Bahan Kegunaan Jumlah
1. Media/ virtual hewan Aschelminthes Sebagai
yaitu Loa loa bahan 1
pengamatan
H. Langkah-langkah Praktikum
1. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, terlebih dahulu anda harus
membuat pertanyaan kritis, pertanyaan tersebut sesuai dengan spesies
yang dibahas dalam LKM
2. Pertanyaan yang dibuat harus mengarah pada aspek morfologi, anatomi,
fisiologi, ekologi dan klasifikasi hewan tersebut
3. Pertanyaan kritis yang telah dibuat harus dijawab, dan dibuktikan melalui
praktikum
4. Hasil praktikum yang diperoleh dielaborasikan dengan teori/ konsep
yang ada (sumber: jurnal dan buku teks), jika hasinya berbeda anda boleh
memberi penjelasan, mengapa hal tersebut bisa terjadi
I. Hasil Pengamatan
Morfologi
1. Bagaimanakah bentuk tubuh Loa loa?
2. Apakah Loa loa memiliki warna yang bermacam-macam?
3. Apakah warna khas dari Loa loa?
4. Berapa ukuran Loa loa jantan dan betina?
5. Berapa ukuran terbesar dari Loa loa?
6. Berapa ukuran larva Loa loa?
7. Bagaimana simetri tubuh dari Loa loa?
8. Apakah Loa loa memiliki spikula?
9. Apakah Loa loa memiliki kutikula?
10. Apakah Loa loa memiliki alat gerak? Jika ya, sebutkan!
11. Bagaimana tekstur permukaan tubuh Loa loa?
9
12. Apakah Loa loa mempunyai bintik mata?
Anatomi
1. Apakah Loa loa memiliki pigmen warna?
2. Lapisan apa yang saja yang menyusun tubuhnya?
3. Apakah Loa loa memiliki spikula?
4. Apakah Loa loa memiliki otot?
Fisiologi
1. Apakah Loa loa memiliki sistem pencernaan? Jika ya, organ apa yang
dimilikinya?
2. Bagaimana mekanisme pencernaannya?
3. Apakah Loa loa memiliki sistem pernafasan? Jika ya, organ apa yang
dimilikinya?
4. Bagaimanan mekanismenya?
5. Apakah Loa loa memiliki sistem reproduksi? Jika ya, organ apa yang
dimilikinya?
6. Bagaimana mekanismenya?
7. Apakah Loa loa memiliki sistem ekskresi? Jika ya, organ apa yang
dimilikinya?
8. Apakah Loa loa memiliki sistem peredaran darah? Jika ya, organ apa
yang dimilikinya?
9. Apakah Loa loa memiliki sistem saraf? Jika ya, organ apa yang
dimilikinya?
10. Apakah fungsi dari kutikula?
11. Apakah fungsi dari spikula?
Ekologi
1. Apa itu Loa-loa ?
2. Bagaimana siklus hidup Loa loa?
3. Apakah hospes dari Loa loa?
10
4. Apakah Loa loa dapat bertahan hidup tanpa hospes?
5. Dimana habitat Loa loa?
6. Apakah Loa loa dapat hidup di air?
7. Karena Loa loa merupakan cacing mata Afrika, apakah persebaran Loa
loa banyak dijumpai di Indonesia?
8. Berapa lama siklus hidupnya sampai Loa loa dapat menginfeksi mata
manusia?
9. Melalui perantara apa Loa loa dapat menginfeksi mata?
10. Apa gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Loa loa?
11. Apakah akibat yang disebabkan dari infeksi Loa loa ke dalam mata?
12. Apakah nama penyakit yang disebabkan oleh Loa loa?
13. Bagaimana pencegahan dari serangan Loa loa?
14. Apakah ada keuntungan yang ditimbulkan oleh Loa loa? Jika ya,
sebutkan!
Klasifikasi
1. Sebutkan klasifikasi dari Loa loa?
2. Mengapa Loa loa dimasukkan ke dalam subfilum Nemathelminthes?
3. Mengapa Loa loa dimasukan kedalam kelas Nematoda?
4. Berapakah jenis spesies dari Loa loa?
11
7. Simetris bilateral
8. Ya, namun hanya jantan yang memiliki sepasang spikula
9. Ya
10. Loa loa bergerak dengan kontraksi otot pada tubuhnya
11. Licin karena permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula
12. Ada
Anatomi
1. Loa loa tidak memiliki pigmen warna
2. Loa loa memiliki lapisan tubuh triploblastik, terdiri dari lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
3. Ya, Loa loa memiliki spikula
4. Ya, otot nya digunakan untuk pergerakan dari Loa loa
Fisiologi
1. Memiliki sistem pencernaan lengkap (mulut, faring, intestine, anus)
2. Makanan masuk melalui mulut kemudian ke faring, intestine kemudian
dikeluarkan melalui anus
3. Loa loa tidak memiliki sistem dan organ pernafasan
4. Bernafas secara difusi melalui permukaan tubuh
5. Gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu
berbeda), pada betina terdapat uterus, vagina, ovari, dan pada jantan
terdapat testis.
6. Reproduksi Loa loa yaitu secara seksual sehingga cacing jantan dan
betina harus ada dalam host yang sama untuk infeksi penuh untuk terjadi.
Setelah reproduksi cacing betina menghasilkan telur berselubung disebut
mikrofilaria
7. Alat ekskresi berupa protonefridia (Tubulus/pembuluh bercabang-cabang
yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan disepanjang tubuh
Sel )
8. Tidak memiliki pembuluh darah
12
9. Iya, organ yang dimilikanya yaitu cincin saraf
10. Merupakan bagian dinding tubuh bagian luar yang berfungsi sebagai
pelindung bagian di bawahnya
11. Fungsi spikula yaitu untuk membuka alat kelamin betina dan memasukan
sperma kedalam alat kelamin betina
Ekologi
1. Loa loa adalah nematoda filarial yang menyebabkan loaiasis (penyakit
mata).
2. Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar
dalam darah diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam
badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap
ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan
manusia dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan
cacing betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.
13
5. Cacing dewasa terdapat di jaringan subkutan manusia. Mikrofilaria
beredar dalam darah pada siang hari (diurna) dan hidup di kapiler darah
paru pada malam hari. Dapat juga diketemukan di urin, dahak dan
terkadang dalam cairan sumsum tulang belakang
6. Tidak, karena umumnya Loa-loa hidup di dalam tubuh manusia
7. Di Indonesia tidak ada karena belum ada yang pernah melihatnya, namun
persebarannya telah mencapai Asia
8. Dalam waktu 1 sampai 4 minggu setelah larva Loa loa masuk kedalam
tubuh manusia berubah menjadi cacing dewasa, dan menginfeksi mata.
9. Melalui gigitan lalat Crysops silaceae dan Crysops dimidiata yang
mengandung larva Loa loa
10. Iritasi pada mata, mata, sembab, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak,
sehingga menganggu penglihatan
11. Jika tidak ditangani lebih lanjut dapat menyebabkan kebutaan
12. Loa loa filariasis, loaiasis, Calabar swelling(Fugitiveswelling), Tropical
swelling dan Afrika eyeworm
13. Menghindari gigitan Lalat, pemberian obat-obatan 2 bln sekali, jangan
sering-sering masuk hutan
14. Loa loa bersifat parasit sehingga tidak menimbulkan keuntungan bagi
manusia.
Klasifikasi
1. Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Filariidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
2. Karena memiliki ciri-ciri
- Berbentuk bulat panjang seperti benang
14
- Hewan pseudoselomata (memiliki rongga tubuh semu)
- Tubuh cacing betina lebih panjang dan besar dibandingkan tubuh cacing
jantan
- Memiliki kutikula (untuk melindungi cacing dari enzim pencernaan
inangnya)
- Memiliki sistem pencernaan lengkap (mulut, faring, usus, anus)
- Tidak memiliki pembuluh darah
- Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan yang terdapat pada
pseudoselom
- Bernafas secara difusi melalui permukaan tubuh
- Bersifat parasit dan tidak parasit
- Gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada m individu
berbeda)
- Reproduksi secara seksual
3. Karena memiliki ciri-ciri dari kelas tersebut
4. Genus Loa memiliki 1 spesies yaitu Loa loa
J. Kesimpulan
Loa loa dewasa berbentuk filamen berwarna putih, tidak memiliki pigmen
oleh karena itu Loa loa tidak memiliki warna yang bervariasi. Warna ciri
khasnya yaitu putih/transparan. Ukuran Loa loa jantan 30-34 mm dengan
diameter 0,35-0,43 mm sedangkan ukuran Loa loa betina 50-70 mm dengan
diameter kurangdari 0,5 mm. Ukuran terbesar dari Loa loa 20 cm. Loa loa
memiliki larva yang disebut mikrofilaria dengan ukuran 250-300 m
panjangnya dan luasnya 6-8 m. Simetri tubuh Loa loa yaitu simetri
bilateral.
Spikula pada Loa loa hanya dimiliki oleh yang jantan saja yang berjumlah
sepasang. Spikula pada Loa loa berfungsi untuk membuka alat kelamin
betina dan memasuka sperma kedalam alat kelamin betina. Loa loa juga
memiliki kutikula yang berfungsi untuk melindungi dinding tubuh bagian
luar. Loa loa bergerak dengan kontraksi otot pada tubuhnya. Tekstur
15
permukaan tubuhnya licin karena dilapisi oleh kutikula, dan memiliki bintik
mata. Lapisan tubuh Loa loa triploblastik yaitu terdiri dari lapisan ektoderm,
mesoderm, dan endoderm. Loa loa memiliki otot yang digunakan untuk
pergerakannya.
Sistem percernaan lengkap terdiri dari mulut, faring, intestin, dan anus.
Mekanismenya dimulai dari makanan masuk melalui mulut kemudian ke
faring, intestin, kemudian dikeluarkan melalui anus. Loa loa tidak memiliki
sistem dan organ pernafasan. Bernafasan secara difusi melalui permukaan
tubuh. Loa loa bersifat Gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah
pada individu berbeda), pada betina terdapat uterus, vagina, ovari, dan pada
jantan terdapat testis. Reproduksi Loa loa yaitu secara seksual sehingga
cacing jantan dan betina harus ada dalam host yang sama untuk infeksi
penuh untuk terjadi. Setelah reproduksi cacing betina menghasilkan telur
berselubung disebut mikrofilaria. Loa loa tidak memiliki pembuluh darah,
memiliki sistem ekresi dengan organ yang dimilikanya yaitu cincin saraf.
Loa loa adalah nematoda filarial yang menyebabkan loaiasis (penyakit
mata). Alat ekskresi Loa loa berupa protonefridia (Tubulus/pembuluh
bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan
disepanjang tubuh Sel ).
Siklus hidupnya dimulai dari Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap
oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga,
mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada hospes
lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dan dalam waktu
1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa
mengeluarkan mikrofilarianya. Hospesnya yaitu lalat Crysops silaceae dan
Crysops dimidiata. Loa loa tidak dapat bertahan hidup tanpa hospes karena
Loa-loa merupakan hewan parasit yang bergantung pada inangnya. Tidak
dapat hidup di air karena umumnya Loa-loa hidup di dalam tubuh manusia.
Di Indonesia tidak ada karena belum ada yang pernah melihatnya, namun
persebarannya telah mencapai Asia. Masa infeksinya sampai meninfeksi
mata dalam waktu 1 sampai 4 minggu setelah larva Loa loa masuk kedalam
16
tubuh manusia berubah menjadi cacing dewasa, dan menginfeksi mata.
Perantara penularan penyakitnya melalui gigitan lalat Crysops silaceae dan
Crysops dimidiata yang mengandung larva Loa loa. Gejala yang timbul dari
penyakit tersebut yaitu iritasi pada mata, mata, sembab, sakit, pelupuk mata
menjadi bengkak, sehingga menganggu penglihatan. Jika tidak ditangani
lebih lanjut dapat menyebabkan kebutaan. Nama penyakit yang
ditimbulkannya yaitu Loa loa filariasis, loaiasis, Calabar
swelling(Fugitiveswelling), Tropical swelling dan Afrika eyeworm.
Pencegahannya dengan menghindari gigitan lalat, pemberian obat-obatan 2
bln sekali, jangan sering-sering masuk hutan. Loa loa bersifat parasit
sehingga tidak menimbulkan keuntungan bagi manusia.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Filariidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Loa loa dimasukan kedalam filum Nemathelminthes karena memiliki
ciri-ciri
- Berbentuk bulat panjang seperti benang
- Hewan pseudoselomata (memiliki rongga tubuh semu)
- Tubuh cacing betina lebih panjang dan besar dibandingkan tubuh cacing
jantan
- Memiliki kutikula (untuk melindungi cacing dari enzim pencernaan
inangnya)
- Memiliki sistem pencernaan lengkap (mulut, faring, usus, anus)
- Tidak memiliki pembuluh darah
17
- Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan yang terdapat pada
pseudoselom
- Bernafas secara difusi melalui permukaan tubuh
- Bersifat parasit dan tidak parasit
- Gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada m individu
berbeda)
- Reproduksi secara seksual
Loa loa dimasukan kedalam kelas Nematoda karena memiliki ciri-ciri
dari kelas tersebut. Genus Loa memiliki 1 spesies yaitu Loa loa
K. Daftar Pustaka
- http://mediblock.blogspot.com/2012/10/ukuran-dan-epidemiologi-
cacing.html
- http://muslimatin.blogspot.com/2013/04/plathyhelminthes-dan-
nemathelminthes.html
- http://nyanyi.biz/cacing-loa-loa-waspadai-penyakit-cacing-pada-mata/
- http://slideshare.net/zaedabdullah/nematelminthes
- http://yoviavianto.blogspot.com/2011/02/cacing-mata-asli.html
18
M. Kolom Responsi Asisten
Bandung,............................2013
19