Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Fungsi Refraksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Refraksi

Mata memiliki berbagai mekanisme kerja agar dapat menghasilkan bayangan yang
baik pada pandangan kita. Salah satu kemampuannya adalah kemampuan refraksi. Refraksi
ini adalah kemampuan mata untuk membiaskan cahaya pada saat mata tidak dalam keadaan
akomodasi.2,5,8 Kegiatan refraksi ini bertujuan agar kornea dapat memfokuskan bayangan.
Ukuran daya bias/ daya fokus lensa yang digunakan adalah dioptri, yang dinyatakan dalam
meter. Secara numeric, dioptri adalah satu meter dibagi jarak fokus yang diukur dalam
satuan meter  D = 1/f.8 Orang yang memiliki kemampuan refraksi mata dengan normal
disebut emetrop, sedangkan orang dengan gangguan fungsi refraksi disebut ametrop.9
Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu
medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.
Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya
air dan kaca. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih
tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku). Berkas cahaya mengubah arah
perjalannya jika mengenai permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.
Dua faktor berperan dalam derajat refraksi: densitas komparatif antara dua media
(semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya
berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).
Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan,
semakin besar derajat kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat
lensa. Ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan yang melengkung dengan densitas
lebih besar, arah refraksi bergantung pada sudut kelengkungan. Suatu lensa dengan
permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi (penyatuan) berkas-berkas
cahaya, yaitu persyarafan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan semikian,
permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung)
menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya; suatu lensa konkaf berguna
untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu, misalnya berpenglihatan dekat.4

Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan
lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang
melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan
densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar daripada perbedaan densitas antara lensa
dan cairan yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan
karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraksi lensa
dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat
atau jauh.
Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di
retina agar penglihatan jelas. Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina
atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Berkas-
berkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada
berkas-berkas dari sumber jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter
dianggap sejajar saat mencapai mata. Untuk kekuatan refraktif mata tertentu, sumber cahaya
dekat memerlukan jarak yang lebih besar di belakang lensa agar dapat memfokuskan
daripada sumber cahaya jauh, karena berkas dari sumber cahaya dekat masih berdivergensi
sewaktu mencapai mata.4

Untuk mata tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk membawa
sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang sama), harus dipergunakan
lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kekuatan lensa dapat disesuaikan dengan proses
akomodasi.

Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat


Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat
maupun jauh dapat difokuskan di retina sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada
bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa,
sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi,
garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur.
Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil
bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan
lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas-berkas cahaya
lebih dibelokkan.
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh,
tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih
kuat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat
saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem
saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.4

Anda mungkin juga menyukai