Askep Post Partum
Askep Post Partum
Askep Post Partum
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM
DIRUANGAN EDELWEIS RSUD KABUPATEN MAMUJU
OLEH :
NAMA : LUKMAN
NIM : 012010005
CI LAHAN CI INSTITUSI
(Bobak,2004:493)
2) Vagina dan Perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina. Macam – macam lochia :
a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari pasca
persalinan
b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca
persalinan
c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7 – 14 hari
pasca persalinan
d) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin)
terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke
3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan
lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena
menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering
menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.
b. Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa
sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi
diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selamawaktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian
tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai
kembali setelah tonus usus kembali normal.
c. Sistem Perkemihan
1) Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan
edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
d. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak
hilang seluruhnya.
6. Patofisiologi
7. Pemeriksaan penunjang
a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b. Urine lengkap
8. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada jaringan
terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan atau sesudah
persalinan.
9. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang
senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. SR DENGAN POST PARTUM
Asuhan Keperawatan Pada : Ny. SR
Dengan Diagnosa Medis : Post Partum
DiRuagan : Edelweis
Tanggal : 18 Sesember 2013
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Ny. SR
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Nama suami : Tn. Wahyunta
Umur suami : 29 tahun
Alamat : Samboro
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Diagnosa medik : Post partum
Tanggal masuk RS : 03-11-2004
No. RM : 03 74 77
Tgl Pengkajian : 18/09/2013
2. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.
4. Diagnosa Keperawatan
mandi dengan O:
2. Lokhia rubra.
Memberikan cairan dan
istirahat yang cukup. 3. Involusi uterus baik.
4. TFU 2 jari dibawah pusat.
Menjaga kebersihan dan
5. Tanda-tanda vital: TD:
melakukan perawatan
120/70 mmHg, N: 80
kulit.
kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S:
Melakukan aktivitas dan
36,6 oC.
mobilisasi.
6. Tidak terdapat tanda REEDA.
2. Mengajarkan ibu dan
7. Obat diminum.
keluarga tentang tanda-
A : Tujuan berhasil.
tanda infeksi, cara
P : Monitoring hasil
mencegah infeksi. implementasi.
Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
18/09/2013
1. Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji ulang 1. mengidentifikasi
berhubungan asuhan keperawatan skala nyeri kebutuhan dan
dengan trauma diharapkan nyeri ibu 2. Anjurkan ibu intervensi yang
mekanis , edema / berkurang dengan agar tepat
pembesaran jaringan criteria evaluasi : menggunaka2. untuk mengalihkan
atau distensi efek – skala nyeri 0-1 , ibu n teknik perhatian ibu dan
efk hormonal mengatakan nyerinya relaksasi dan rasa nyeri yang
berkurang sampai distraksi rasa dirasakan
hilang , tidak merasa nyeri 3. memperlancar
nyeri saat mobilisasi ,3. Motivasi : pengeluaran
tanda vital dalam untuk lochea,
batas normal . S = 37 mobilisasi mempercepat
C . N = 80 x/menit , sesuai involusi dan
TD = 120/80 mmHG , indikasi mengurangi
R = 18 – 20 x / menit 4. Berikan nyeri secara
kompres bertahap.
hangat 4. meningkatkan
5. Delegasi sirkulasi pada
pemberian perinium
analgetik 5. melonggarkan
system saraf
perifer sehingga
rasa nyeri
berkurang
19/09/2013
1. Resiko tinggi setelah diberikan 1. Kaji lochea 1. untuk dapat
terhadap askep diharapkan (warna, bau, mendeteksi tanda
kekurangan volume infeksi pada ibu tidak jumlah) infeksi lebih dini
cairan berhubungan terjadi dengan KE : kontraksi dan
dengan penurunan dapat uterus dan mengintervensi
masukan / mendemonstrasikan kondisi dengan tepat.
penggantian tidak teknik untuk jahitan 2. pembalut yang
adekuat , kehilangan menurunkan resiko episiotomi. lembab dan banyak
cairan berlebih ( infeksi, tidak terdapat2. Sarankan darah merupakan
muntah , hemoragi , tanda-tanda infeksi. pada ibu agar media yang
peningkatan mengganti menjadi tempat
keluaran urine ) pembalut tiap berkembangbiakny
4 jam. a kuman.
3. Pantau 3. peningkatan suhu
tanda-tanda > 38C
vital. menandakan
4. Lakukan infeksi.
rendam 4. untuk
bokong. memperlancar
5. Sarankan ibu sirkulasi ke
membersihka perinium dan
n perineal mengurangi
dari depan ke udema.
belakang. 5. membantu
mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.
20/09/2013
1. Resiko tinggi setelah diberikan
1. Ajarkan ibu 1. memberi
terhadap infeksi askep ibu diharapkan agar massage rangsangan pada
berhubungan tidak kekurangan sendiri uterus agar
dengan trauma volume cairan dengan fundus uteri. berkontraksi kuat
jaringan , penurunan KE : cairan masuk
2. Pertahankan dan mengontrol
Hb , prosedur dan keluar seimbang, cairan peroral perdarahan.
invasive , pecah Hb/Ht dalam batas 1,5-2 2. mencegah
ketuban , malnutrisi normal (12,0-16,0 Liter/hari terjadinya
gr/dL) 3. Observasi dehidrasi.
perubahan 3. peningkatan suhu
suhu, nadi, dapat
tensi. memperhebat
4. Periksa ulang dehidrasi.
kadar Hb/Ht.4. penurunan Hb
tidak boleh
melebihi 2
gram%/100 dL.