Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Karakteristik Guru Efektif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF

DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Psikologi Pendidikan yang diampu
oleh :
Gemala Nurendah, S.Pd. , M.A.

Oleh Kelompok 11 :

 Laras Anjari (1400576)


 M. Sodiq (140
 Nisrina Athirah (1404206)
 Riffat Q. S. (140
 Zainudin M. Z. (140

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Karakteristik Guru Efektif dalam Perspektif Psikologi Pendidikan” ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”, dan juga untuk menambah wawasan kami sebagai penulis
khususnya, serta pembaca pada umumnya mengenai Karakteristik Guru Efektif
dalam Perspektif Psikologi Pendidikan.
Terselesainya makalah ini adalah berkat dukungan dan bantuan dari semua
pihak, untuk itu kami ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Gemala Nurendah S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
2. Ibu Dian Ramadhani S.Pd. selaku asisten dosen yang telah membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis.
3. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan,serta
4. Teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak
retak”, hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini.
Sekian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya untuk memperkaya ilmu pengetahuan mengenai
psikologi pendidikan.

Bandung, Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….……………..….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……..………2
C. Tujuan Masalah………..……………………………………………………………….…..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru………….…………………………………………………………………3
B. Peran dan Fungsi Guru….………………………………………………..…………….4
C. Pengertian Guru Efektif…………………..……………………….………………….10
D. Konsep Guru Efektif…………………………………….………………………………11
E. Ciri-ciri Guru Efektif…………………………………..………………………………...18
F. Cara Menjadi Guru Efektif…………………………………………………………….19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………..………………………..22
B. Saran…………………………………….……………………………..……………….......22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran identik dengan pendidikan, dalam setiap kegiatan pendidikan
adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan sangat bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh murid sebagai anak didik. Suatu kondisi yang optimal dalam
pengajaran dapat tercapai jika guru mampu mengendalikan siswa dan sarana
pengajaran dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar
mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
pengorganisasian lingkungan dalam hubunganya dengan anak didik dan bahan
pengajar yang menimbulkan proses belajar. (Uzer Usman, 1998).
Dari kutipan di atas mengandung makna bahwa gurulah yang mengatur,
mengawasi dan mengelola kelas agar tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif. Utamakan susunan yang sistematis, pengajaran yang tidak bersistem
bagaikan sebuah lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi
orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami
dan sulit diingat. Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak
dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya sendiri
banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri
sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara
yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara
teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada
kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk mengajar. Mengajar
adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di
mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan
kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui
kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu
mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek mengajar
sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar. Oleh sebab itu inti
pengajaran harus disusun dengan teratur dan sistematis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian guru ?
2. Bagaimana peran dan fungsi guru ?
3. Apa pengertian guru efektif ?
4. Bagaimana konsep guru efektif ?
5. Apa saja ciri-ciri atau karakteristik guru efektif ?
6. Bagaimana cara menjadi guru yang efektif ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian guru.
2. Mengetahui peran dan fungsi guru.
3. Mengetahui pengertian guru efektif.
4. Mengetahui konsep guru efektif.
5. Mengetahui ciri-ciri atau karakteristik guru efektif.
6. Mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI


PENDIDIKAN

A. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya
segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini
sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus
menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu
kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator
anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan
kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru
mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

B. Peran dan Fungsi Guru


Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran
guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji
oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik
(nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih
lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan
orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan,
pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan
hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal
dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak
harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak
menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta
didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan
kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan
media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode
pembelajaran, Memberikan nada perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru
harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi
yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai.
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan
yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan
belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat
secara psikologis.
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pemimpin
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu
pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan
menjadi imam.
5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru harus mampu menguasai berbagai metode
pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan
yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan
yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk
ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan
gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera,
keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.
Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta
didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap
merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
7. Sebagai Anggota Masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan
disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapatmengembangkan
kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui
kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan
kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak
pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang
bisa diterima oleh masyarakat.
8. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi
juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru
akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena
itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
9. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk
membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar
guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat
secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan
ilmu kesehatan mental.

10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)


Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat
jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,
demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak
daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara
psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami,
dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman
yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima
oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi
muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi
yang terdidik.
11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan
menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu
yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di
sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu
yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik
akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu
secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya.
12. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta
didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan
merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta
didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari
perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai
emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan
mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang
percaya diri.
13. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan tindak lanjut.
14. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta
didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan
setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran
kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan
serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada
muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak
didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran
yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan
calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus
menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari
bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak,
maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh
ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju
kehancuran.
C. Pengertian Guru Efektif
Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar
dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri peserta
didik, bukan karena takut pada gurunya. Istilah guru yang baik dulu lebih banyak
digunakan. Tetapi kini istilah guru efektif yang sering kali digunakan karena
sifatnya lebih terukur. Bila menggunakan istilah guru yang baik maka sifatnya
sebagai kemampuan personal guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
pengajaran. Guru efektif (effective teacher) mempunyai seperangkat karakter dan
ciri tertentu untuk menggambarkan guru professional, guru professional dituntut
untuk memiliki kompetensi sebagai berikut :
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dalam memproses belajarnya. Ini
berarti komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswa
b. Guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para peserta didik. Bagi
guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan.
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik efaluasi mulai pengamatan sampai teshasil belajar
d. Guru mampu berpikir yang sistematis tentang apa yang dilakukannya dan
belajar dari pengalamannya
e. Guru seyogyanya adalah bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya
Apabila guru memiliki kelima kompetensi tersebut maka guru tersebut
dapat dikatakan sebagai guru yang telah menjalankan tugasnya secara professional
terutama berkaitan dengan tenaga fungsional. Dengan lima karakter tersebut maka
guru tersebut memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan hasil
belajar siswa. Dan harapan yang tinggi ini dapat dilihat dari semangat dan kinerja
dalam menjalankan tugasnya.
Ada beberapa hal yang seharusnya selalu menjadi cerminan para guru,
yaitu senantiasa untuk tidak lupa memberikan pendidikan, bukan hanya sekedar
memberikan pengajaran. Seringkali masalah mendidik kadang terlupakan oleh
sebagian guru, karena mayoritas yang tercermin saat kegiatan belajar mengajar
guru hanya mengajar dan terpaku pada materi kurikulum.

D. Konsep Guru Efektif


Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa inti permasalahan
psikologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan
psikologis seorang pendidik, namun dalam seseorang yang telah menjadi seorang
pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis
sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi
pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Beberapa konsep guru
efektif adalah sebagai berikut :
1. Guru yang efektif memulai hari-hari pertama sekolah dengan efektif
Kiat ini nampak sangat sederhana namun sebenarnya dampak
positifnya luar biasa. Apa yang kita lakukan pada hari-hari pertama
sekolah akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan sisa waktu dalam
satu semester atau satu tahun ajaran. Apa yang terjadi pada hari-hari
pertama sekolah bisa menjadi indikator kesuksesan pembelajaran
selanjutnya. Sayangnya tidak semua guru menyadari bahwa hari-hari
pertama sekolah merupakan faktor penting sehingga masih banyak guru
yang tidak merencanakan dengan baik pembelajaran minggu-minggu
pertama. Bahkan sangat menyedihkan apabila masih terdapat guru yang
mengosongkan pembelajaran pada minggu-minggu pertama karena
menganggap tidak efektif.
Yang terpenting untuk diciptakan pada hari-hari pertama
pembelajaran adalah konsistensi. Siswa biasanya menginginkan
lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif. Guru efektif harus bisa
menciptakan kelas yang aman, nyaman, menarik, dan menantang. Guru
harus dapat memberikan suasana yang bisa memotivasi siswa. Pada hari-
hari pertama sekolah memotivasi siswa akan sangat efektif. Setelah liburan
siswa biasanya mempunyai ‘couriosity’ yang amat tinggi. Mereka ingin
tahu bagaimana tentang guru baru, pembelajaran, dan suasana baru.
Momen ini akan efektif apabila guru menggugah motivasi siswa.
Tumbuhkan motivasi instrinsik siswa agar mereka termotivasi, memahami
pentingnya sekolah, tangguh, dan mempunyai daya juang untuk mencapai
cita-cita. .
Untuk melaksanakan kegiatan pada hari-hari pertama sekolah
dengan efektif maka guru harus menyusun perencanaan pembelajaran
sebelum mulainya tahun ajaran atau semester baru. Perencanaan
pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan
pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa
dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses
pembelajarannya. Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena
kalau tidak ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang tidak terarah
dalam proses belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa
salah arah dalam proses belajar yang dikembangkannya pada siswa.

2. Guru efektif memiliki harapan yang positif pada siswa


Apabila guru memiliki harapan yang positif berarti bahwa guru
percaya siswa bisa. Harapan yang positif akan menghasilkan kesuksesan
atau prestasi karena guru memberikan kepercayaan pada siswa bahwa
setiap siswa dapat belajar dan mencapai potensi yang penuh. Guru yang
mempunyai harapan positif pada siswa biasanya juga mempunyai harapan
positif bagi dirinya sehingga dia termotivasi dan rajin melakukan kegiatan
pengembangan profesional. .
Harapan positif guru terhadap siswa dapat disampaikan mulai pada
hari-hari pertama sekolah. Menurut K.Wong (2000), the most important
day of a person’s education is the First Day of School, not Graduation
Day. Hari yang paling penting dalam pendidikan seseorang adalah hari
pertama sekolah, bukan hari kelulusan. Guru perlu meyakinkan siswa
bahwa mereka semua bisa sukses. Guru harus memberikan keteladanan
pada siswa mulai hari pertama sekolah. Ketepatan waktu, konsistensi,
kesiapan, dan komitmen guru yang ditangkap oleh siswa akan memberikan
kepercayaan dan hormat pada guru, dan sebagai akibatnya siswa akan
terbangun motivasinya.

3. Guru efektif memanggil siswa dengan menyebut namanya


Pepatah mengatakan “Apabila engkau memanggil seseorang
dengan namanya, engkau memperlakukan orang tersebut dengan martabat
dan hormat.” Nama sangatlah penting karena mengidentifikasi seseorang.
Dalam hal pembelajaran seorang guru efektif menggunakan nama siswa
dengan ramah, penuh hormat. Jangan pernah memanggil siswa dengan
nada tinggi atau marah. Pengucapan nama yang benar harus dilakukan
karena nama merupakan sesuatu yang bernilai. Penyebutan nama siswa
akan memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa. Ketika guru
menyebut nama siswa maka siswa akan merasa bahwa guru menaruh
perhatian dan kepedulian. Mengenal nama siswa merupakan salah satu
bukti guru mengenal karakteristik siswa.

4. Guru efektif terampil berkomunikasi


Raka Joni (1993) menyatakan ketrampilan berkomunikasi guru
dalam kegiatan pembelajaran mencakup 4 kemampuan pokok yaitu :
a. Kemampuan guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan
pembelajaran. Guru mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri
siswa dalam kegiatan pembelajaran membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri dalam kegiatan pembelajaran, membantu memperjelas
pikiran dan perasaan sehingga dapat dipahami orang lain dan dapat
bertukar pikiran dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari menunjukkan sikap terbuka
terhadap pendapat siswa, menunjukkan sikap luwes dalam
menyesuaikan diri, menerima siswa sebagaimana adanya, menunjukkan
sikap sensitif, responsif dan simpatik terhadap perasaan kesukaran
siswa dalam kegiatan pembelajaran, menunjukkan sikap ramah, penuh
pengertian dan sabar terhadap siswa; Komunikasi antara guru dan siswa
sebaiknya dihiasi senyum, dan kata-kata santun misalnya silahkan,
terimakasih.
c. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-
sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari
menunjukkan kegairahan dalam memberi materi atau mengajar,
merangsang minat siswa untuk belajar, memberi kesan kepada siswa
bahwa guru menguasai bahan materi yang diajarkan dan menguasai
bagaimana mengajar (metode/strategi).
d. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari mengembangkan hubungan
yang sehat dan serasi dalam kegiatan pembelajaran, memberikan
tuntutan agar interaksi antar siswa serta antar guru dengan siswa
terpelihara dengan baik dalam kegiatan pembelajaran, dan menguasai
perbuatan yang tidak diinginkan atau menyimpang dalam kegiatan
pembelajaran.

5. Guru efektif mengelola kelas dengan baik


Pengelolaan kelas merujuk pada semua yang dilakukan guru untuk
mengorganisasi siswa, waktu, ruang, dan materi sehingga pembelajaran
dapat terjadi. Guru efektif dapat menciptakan kelas yang efektif pula.
Dalam kelas efektif siswa terlibat aktif dalam kegiatan yang berarti. Siswa
memahami prosedur yang harus dikerjakan dan memahami fungsi kelas.
Guru berkeliling kelas dalam melaksanakan tugas membantu, menjawab,
memotivasi, dan mengendalikan kelas dengan tetap tersenyum dan penuh
kasih sayang.
Salah satu prinsip penting dalam pembelajaran adalah keaktifan
siswa untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Bila guru
menggunakan metode mengajar yang efektif, maka aktivitas siswa dalam
pembelajaran akan tampak secara nyata. Keaktifan mereka dapat dalam
bentuk mental, fisik,psikis, atau kombinasi dari keduanya atau ketiganya.
Dengan aktifnya siswa baik secara mental, fisik, maupun psikis, siswa
akan belajar penuh kebermaknaan dan hasil belajar yang mereka dapatkan
akan bertahan lebih lama. Kelas yang tidak efektif biasanya gaduh karena
siswa mendapatkan tugas yang sulit namun tidak bermakna. Dalam hal ini
guru sering menyalahkan siswa karena gadu dan terpaksa harus
mendisiplinkan siswa.

6. Guru efektif menguasai metode dan strategi pembelajaran


Untuk mengetahui apakah pembelajaran itu efektif dan efisien,
dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran seyogyanya tahu bagaimana
membuat kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kegiatan pembelajaran dicirikan dengan adanya interaksi yang
terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru,
teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar
lainnya. Selain interaksi, ada komponen lain dalam pembelajaran yaitu
tujuan, materi / bahan ajar, metode pengajaran, media, evaluasi, siswa dan
guru. Strategi dan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen
di dalam sistem pembelajaran, tidak dapat dipisahkan dari komponen lain
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tujuan pembelajaran,
materi ajar, peserta didik / siswa, fasilitas, waktu, dan guru. Strategi dan
metode pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik siswa
dan materi pembelajaran. Mengimplentasikan suatu strategi atau metode
bukanlah hal yang mudah, oleh karenanya guru harus belajar terus
menerus untuk meningkatkan keprofesionalannya.

7. Guru efektif melakukan pengajaran reflektif


Guru yang tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan dapat dikatakan guru yang tidak efektif. Makna pengajaran
reflektif menurut John Dewey (1916) “Reflective teaching involves active,
persistent, and careful consideration of any belief or practice in light of
reasons that support it and the further consequences to which it leads.”
Apabila diterapkan dalam pengajaran maka dapat diartikan bahwa
pengajaran reflektif adalah penggunaan kesempatan oleh guru dalam
tugasnya sehari-hari untuk secara sistematis mengeksplorasi, menanyakan,
dan membingkai kembali praktek pengajarannya untuk dapat membuat
interpretasi secara benar berdasarkan keadaan lapangan dan kemudian
dapat menetukan pilihan yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya
(Nurkamto, 2009).
Menurut John Dewey (1916) untuk dapat melakukan pengajaran
reflektif guru harus memiliki kesadaran akan praktek pengajarannya dan
bersedia untuk berubah kearah yang lebih baik. Hal ini akan melahirkan
sikap-sikap keterbukaan (open-mindedness), keterlibatan secara penuh
(whole-heartedness), dan tanggung jawab (responsibility). Keterbukaan
mengacu pada kesediaan mempertimbangkan masalah dari berbagai
perspektif yang berbeda, dan bersikap terbuka terhadap gagasan baru yang
belum difikirkan sebelumnya. Keterlibatan secara penuh mengacu pada
keterlibatan guru dalam pengalaman dan pemikiran tentang pembelajaran.
Tanggung jawab mengacu pada kesediaan seorang guru untuk
menanggung segala akibat dari apa yang telah difikirkan, dipilih, dan
dialami di lapangan (Nurkamto, 2009).
Guru reflektif mau melaksanakan refleksi dan introspeksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan, dan mau mendengarkan saran dan kritik dari
teman sejawat, kepala sekolah, dan pengawas bahkan siswa. Seorang guru
reflektif akan bersikap positif dalam menerima saran dan kritik dan
menjadikannya sarana untuk perbaikan pembelajarannya. Guru reflektif
berani jujur terhadap kekurangannya dan mempunyai kemauan untuk
memperbaiki kekurangannya.
Pengajaran reflektif dapat dilakukan guru mulai dari hal yang
paling sederhana yaitu membuat agenda harian atau jurnal yang kemudian
ditindaklanjuti dengan solusi terhadap kekurangan dan permasalahan yang
ditemukan dalam pembelajarannya. Lesson study juga merupakan kegiatan
yang sangat positif. Lesson study yang dikenalkan oleh Makoto Yoshida
dari Jepang merupakan upaya pembinaan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif
dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang mendorong
terbentuknya komunitas belajar dan menciptakan iklim akademis guru.
Secara sederhana dapat dibayangkan bahwa ketika guru melaksanakan
pembelajaran tidak ada cermin di kelas sehingga dia tidak bisa melihat
kekurangannya sendiri. Melalui kegiatan lesson study guru model
melakukan tugas pembelajaran sedangkan guru yang lain berperan sebagai
obsever yang bisa menggantikan cermin di kelas. Observer akan
memberikan saran dan kritik tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar (Slamet Mulyana, 2007).
Tindakan refleksi guru dapat dilakukan juga melalui penelitian
tindakan kelas (PTK). PTK adalah tindakan reflektif yang berawal dari
mengidentifikasi permasalahan, mencari solusi pemecahan terhadap
permasalahan tersebut, menganalisa hasil. PTK sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekaligus meningkatkan
profesionalisme guru.
E. Ciri-ciri Guru Efektif
Guru yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses
pemanusiaan manusia.
2. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik,
berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa.
3. Memiliki kelas yang senantiasa terbuka dan dapat menumbuhkan
kepercayaan siswa.
4. Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain.
5. Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam bidangnya.
6. Respek pada pengetahuan, selalu mendorong siswa agar selalu belajar agar
mereka memiliki kekuatan, semangat, kebahagiaan, dan produktif.
7. Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi
untuk memaknai pendapat.
8. Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan
memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik.
9. Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun
dengan contoh nyata.
10. Mengajar secara urut dan runtut yang meliputi semua aspek yang harus
diajarkan.
11. Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi
bertanya dengan suasana rileks.
12. Menggunakan berbagai metode pembelajaran.
13. Mengantisipasi apa yang akan terjadi di kelas.
14. Mengenal perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan aktivitas yang
sedang berlangsung di kelas.
15. Memiliki kepekaan atas kebutuhan peserta didik dan mampu menasehati
dengan tepat.
16. Tahu bagaimana cara mencapai tujuan kelas.
17. Tenang dalam menghadapi masalah.
18. Menghindari perilaku marah yang berlebihan.
19. Memanfaatkan ruangan kelas secara optimal dalam mengajar tidak hanya
berdiri di depan kelas saja.
20. Lebih menekankan apresiasi daripada hukuman dalam mendisiplinkan
murid.

F. Cara Menjadi Guru Efektif


Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu
bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua
hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa
mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu:
a. Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau
keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi
pengejaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan,
perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana
memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan
murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga
mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas.
Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas :
1. Penguasaan materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami
materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup
fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan
dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara
berpikir dan berargumentasi.
2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi
dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional)
terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif
dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan
tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu
menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun
pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju
dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda
menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus
diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang
efektif.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia
menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas.
Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun
rencana untuk mencapai tujuan itu.
4. Keahlian manajemen kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah
mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas
ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan
belajar yang kondusif.

5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi
murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan
termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan
minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk
berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam
berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal,
memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu
memecahkan konflik secara konstruktif.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan
latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap
kebutuhan mereka.
8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara
mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi.
Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar
murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang
sesuai dalam pengajaran.
b. Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan
motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada
murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran, bagaimana guru
memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat
diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai
kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan
emosi negatif melunturkan motivasi mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar
dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri peserta
didik, bukan karena takut pada gurunya.
Guru efektif (effective teacher) mempunyai seperangkat karakter dan ciri
tertentu untuk menggambarkan guru professional, guru professional dituntut
untuk memiliki kompetensi sebagai berikut :
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dalam memproses belajarnya.
b. Guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para peserta didik.
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik efaluasi mulai pengamatan sampai teshasil belajar
d. Guru mampu berpikir yang sistematis tentang apa yang dilakukannya dan
belajar dari pengalamannya
e. Guru seyogyanya adalah bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya
Apabila guru memiliki kelima kompetensi tersebut maka guru tersebut
dapat dikatakan sebagai guru yang telah menjalankan tugasnya secara professional
terutama berkaitan dengan tenaga fungsional. Dengan lima karakter tersebut maka
guru tersebut memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan hasil
belajar siswa.

B. Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan
pahlawan tanpa tanda jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai
seorang guru harus selalu menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik agar
menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang
nantinya akan menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang efektif dan
berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara
lain: sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa,
pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa
menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan
matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan
memprioritaskan guru yang benar-benar professional dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Fatah. 2012. Makalah Peran dan Fungsi Guru, (online),


(http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/, diakses 8 Desember 2014).

Carter, M, et al. 2007. On Becoming Reflective Teacher. Teaching Young


Children Journal Vol 3 No 4.

Conny Semiawan, A.F.Tangyong, S.Belen, dan Yulaelawati Matahelemual. 1985.


Pendekatan Ketrampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Peserta Didik dalam
Belajar. Jakarta: PT Gramedia.

Dewey, J. 1916. Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of


Education. New York : Macmillan.

Harry, K.Wong. 2007. The First Days of School. New York: Wong Publication.

Http://aprianipitrielsa.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan-ciri-ciri-guru-
efektif.html

Jamaluddin, Noor Popoy. 1978. Ilmu Pendidikan. Bagian Proyek Mutu PGAN,
DPAG.

Joni, Raka. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Konsorsium Ilmu


Pendidikan, Ditjen, Dikti, Depdikbud.

Nurkamto, Joko. 2009. Peningkatan Profesionalisme Guru melalui Reflective


Teaching. Solo: UNS.

Manan. 1990.

Mulyana, Slamet. 2007. Makalah: Lesson Study. Kuningan : LPMP Jawa Barat

Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR.


Ruzz Media Group.

Pullias, Earl V. and James D. Young. 1998. A Teachers is Many Things. America
: Fawcett

Ratnasari, Amelia. 2012. Makalah Guru Profesional, (online), (http://amalia-


ratnasari.blogspot.com/2012/06/makalah-guru-profesional.html#ixzz2MsiGLk1L,
diakses 8 Desember 2014)
Santrock, John, W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media
Group.

Usman, Uzer. 1998. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja, Rosda
Karya

Yelon dan Weinstein. 1997.

Anda mungkin juga menyukai