Referat Pseudofakia Bulosa Keratopati Gege
Referat Pseudofakia Bulosa Keratopati Gege
Referat Pseudofakia Bulosa Keratopati Gege
Disusun oleh:
Putri Shabrina Amalia
1102013235
Pembimbing:
dr. Hj. Elfi Hendriati Sp.M
Kornea di persarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf
siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan ke
suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane bowman
melepaskan selubung schwannya. Seluruh lapis epitel di persarafi sampai pada
kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin
ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah di potong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.3
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem
pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema
kornea.3
Gambar 4. Pseudofakia bulosa keratopati; pada pasien ini memiliki loop tertutup lensa intraocular
ruang anterior (Sumber : Medscape.com)
3.2 Epidemiologi
Angka kejadian dari pseudofakia bulosa keratopati sampai saat ini belum
diketahui. Namun, diperkirakan bahwa 0,1% dari pasien yang menjalani operasi
katarak akan mendapatkan masalah ini. Dari tahun 1984-1989, pseudofakia bulosa
keratopati dan afakia bulosa keratopati menyumbang banyak transplantasi kornea
(sekitar 33%) yang dilakukan di Amerika Serikat. sejak saat itu, jumlah kasus
mengalami penurunan, meskipun terjadi peningkatan jumlah operasi katarak secara
keseluruha. Pasien usia tua dengan disfungsi endotel kornea memiliki risiko tinggi
terjadinya penyakit tersebut.5
Angka kejadian penyakit tersebut pernah di data pada daerah Canada, UK,
Scandinavia dan Australia. Belum ada data yang menyebutkan apakah angka
kejadian pseudofakia bulosa keratopati berhubungan dengan jenis kelamin atau
tidak.5
3.3. Patofisiologi
Sebab utama dari keratopati bulosa adalah hilangnya sel endotel karena
trauma operasi katarak, terutama pada pasien berusia >60 tahun dengan atau tanpa
implantasi lensa.1
Keratopati bulosa adalah salah satu gangguan kornea yang disebabkan oleh
dekompensasi endotel yang menyebabkan kegagalan endothelium kornea untuk
mempertahankan keadaan normal kornea. Lapisan endothelium dan epitelium
kornea adalah lapisan sel tunggal yang membentuk barrier antara lapisan stroma
kornea dan aquous humour. Kedua lapisan tersebut merupakan membrane
semipermeable. Barier tersebut akan mengalirkan air dan elektrolit ke kornea.
Barier dan fungsi pompa ion dari endotel kornea akan membantu regulasi hidrasi
lapisan stroma. Namun, hal terpenting dari deturgescence kornea ialah pompa ion
di endotel yang akan memelihara keseimbangan antara pembengkakan tekanan
lapisan stroma dan kelebihan ion dari tekanan aquous humour.5
Deturgescence kornea dipertahankan oleh Na-K-ATP-ase dan tight
junctions di antara sel endotel yang membatasi masuknya cairan. Kejernihan kornea
dipertahankan dengan mengeluarkan cairan dari stroma dan membatasi masuknya
cairan, dan susunan kolagen yang teratur. Jika terjadi defisiensi endotel, maka akan
terjadi kelonggaran tight junctions yang akan mengakibatkan peningkatan aliran
cairan kedalam stroma. Namun, konsentrasi Na-K-ATP-ase akan tetap tinggi
sebagai mekanisme kompensasi untuk mengeluarkan cairan.1
Dalam beberapa penelitian di ketahui bahwa pada penyakit ini
menimbulkan peningkatan produksi mRNA untuk interleukin (IL) -1 alpha dan IL-
8.6
Faktor usia, trauma, glukoma, implantasi tipe lensa intraocular tertentu,
penyakit sistemik, operasi katarak dapat mengurangi kepadatan sel endotel dan
menyebabkan edema pada lapisan stroma dan ketajaman penglihatan akan
berkurang serta menimbulkan gejala lain seperti fotofobia, nyeri, epifora,
neovaskularisasi kornea.7 Kadang-kadang bula dapat pecah , menyebabkan rasa
sakit dan sensasi benda asing . Bakteri dapat menyerang sebuah bula yang pecah ,
yang dapat menyebabkan ulkus kornea.6
Keratopati bulosa
3.4 Etiologi
Terdapat beberapa penyebab terjadinya keratopati bulosa, terdiri dari :
a. sindrom endotel herediter kongenital
b. distrofi polimorf posterior
c. sindrom chandler & sindrom cogan-reese
merupakan contoh perubahan klinis yang di tandai dengan abnormalitas
endotel kornea yang menyebabkan iris atropi, secondary angle-closure
glaucoma, dan edema kornea.
d. glukoma sudut sempit
e. Herpes zoster ophthalmicus, endotheliitis, uveitis, and keratitis
f. Epstein-Barr virus keratitis
g. Penolakan transplantasi kornea
h. Trauma bedah pada saat katarak , glaukoma , atau prosedur bedah
intraocular lainnya
i. Implantasi lensa
j. Keratoplasti
k. Trauma tumpul
l. Uveitis kronis dengan keratitis presipitasi
m. Trauma endotel
n. Komplikasi Myopic intraocular contact lens (ICL)
o. Sindrom toksik segmen anterior
p. Chamber anterior datar. 5
Gambar 7. Pasien yang memiliki pseudofakia bulosa keratopati selama 3 tahun. (Sumber :
Histological Evaluation of Corneal Scar Formation in Pseudophakic Bullous Keratopathy.)
a) pada pemeriksaan slitlamp terdapat neovaskularisasi dan jaringan
parut yang padat.
b) Pada pemeriksaan histologi terdapat jaringan parut yang terlihat
makin jelas, neovaskularisasi dan sel yang mengalami inflamasi
c) Pewarnaan masson’s trichrome
d) Pewarnaan Van Gieson.
Pada pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi bekas luka
dengan pewarnaan trichrome Masson dan pewarnaan Van Gieson
untuk mengkonfirmasi hubungan antara keparahan perubahan
patologis lapisan stroma dan durasi klinis penyakit. Peningkatan
skor pada bekas luka di lapisan stroma, sel yang mengalami
inflamasi meningkat sejak lebih dari 1 tahun pada grup pseudofakia
bulosa keratopati.12
3.8 Tatalaksana
Tujuan terapi medis dari pseudofakia bulosa keratopati adalah
mencoba untuk menimalisir edema kornea dan gejala yang terkait dengan
penurunan penglihatan pada pasien.5 Adapun tatalaksananya sebagai berikut:
-
Penggunan cairan hipertonik seperti Natrium klorida 5% berfungsi untuk
membantu menarik cairan dari kornea. 5.8
-
Terapi anti glukoma yang berfungsi untuk menurunkan tekanan intraocular
(jika lebih dari 20 mmHg) serta untuk menimalkan pembengkakan kornea.
Hindari penggunaan derifat epinefrin dan analog prostaglandin karena
beresiko menimbulkan CME (cystoid macular edema).8
Agonis alfa-2-adrenergik : dapat menurunkan tekanan
intraocular dengan mengurangi produksi humor aquous.5
Beta-adrenergic blockers : dapat menurunkan tekanan
intraokular dengan atau tanpa glaucoma. Contoh : Timolol
ophthalmic. 5
-
Bula epitel yang ruptur / pecah dapat di obati dengan menggunakan salep
antibiotic (contoh : eritromisin), cycloplegic (contoh: scopolamine 0,25%),
larutan Na klorida 5%. 8
-
Operasi transplantasi kornea (termasuk reposisi lensa intraocular,
pemindahan , penggantian atau vitrektomi) yang di indikasikan ketika
penglihatan makin memburuk atau keluhan di rasakan semakin nyeri.8
Transplantasi kornea masih merupakan baku emas untuk tatalaksana bulosa
keratopati, karena dapat menghilangkan gejala dan perbaikan penglihatan.1
Pada beberapa penelitian, L-sistein sitemik dapat memfasilitasi
remisi dari edema kornea ketika diberikan pada pasien post-operasi
katarak.1
Terdapat beberapa teknik untuk operasi transplantasi kornea, yakni
Penetrating Keratoplasty (PKP) dimana seluruh lapisan kornea diganti
dengan donor kornea, dan Lamellar Keratoplasty (LK) dimana hanya
sebagian lapisan kornea yang diganti. LK terdiri dari dua tipe yaitu Deep
Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) yang hasilnya adalah untuk
menggantikan sebagian lapisan anterior kornea termasuk bagian lebih
dalam dari kornea dan Descements Stripping Automated Endothelial
Keratoplasty (DSAEK) yang hasilnya adalah untuk menggantikan lapisan
tipis terdalam dari kornea melalui lubang kecil disertai jahitan sesudahnya.
10
Selain itu, ada pula teknik lain yang disebut Descemet Membrane
Endothelial Keratoplasty (DMEK) dimana hanya membrane Descemet dan endotel
yang digantikan. DMEK menawarkan pemulihan yang lebih cepat, koreksi
penglihatan yang lebih baik dan resiko penolakan organ yang rendah dibandingkan
DSAEK.5
3.9 Komplikasi
Faktor yang membatasi visi dengan edema cystoid macular , Silindris pasca
operasi , uveitis , dan glaukoma.5
3.10 Prognosis
Prognosis berupa pemulihan visual pada pseufofakia bulosa keratopati PBK
umumnya baik. Sekitar 90 % dari pasien yang menjalani prosedur ini
mempertahankan cangkok kornea secara baik.5
IV. Kesimpulan
Pseudophakic bullous keratopathy / Pseudofakia bulosa keratopati adalah
penyakit yang di sebabkan oleh komplikasi dari operasi katarak dengan implantasi
lensa intraokuler dan merupakan indikasi untuk transplantasi kornea. Penyakit ini
ditandai dengan terdapat edema kornea kronis yang di sebabkan oleh disfungsi sel
endotel kornea dan terdapat bula (lepuh) pada subepitel.
Penyakit ini di sebabkan oleh kegagalan endothelium kornea untuk
mempertahankan keadaan normal kornea. Dalam beberapa penelitian di ketahui
bahwa pada penyakit ini menimbulkan peningkatan produksi mRNA untuk
interleukin (IL) -1 alpha dan IL-8. Penyakit ini juga ditandai dengan fibrosis yang
luas dengan abnormal deposisi protein matriks ekstraselular, tenascin–C dan
fibrilin. Terdapat pula peningkatan kadar IL-2, IL-8, TGF-β dan bone marrow
factor-4 (BMP-4). Selain itu , pseudofakia bulosa keratopati sering disertai dengan
jaringan parut dan neovaskularisasi.
Manifestasi klinis yang muncul di antaranya adalah penglihatan penderita
menjadi kabur, yang paling buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan membaik
pada siang hari. Edema, nyeri dan fotofobia.
Prinsip tatalaksana adalah untuk menimalisir edema kornea dan gejala yang
terkait dengan penurunan penglihatan pada pasien. Tatalaksana pseudofakia bulosa
keratopati terbagi kedalam medikamentosa dan operatif yakni dengan transplantasi
kornea. Transplantasi kornea masih merupakan tatalaksana baku emas. Teknik
untuk transplantasi kornea terbagi ke dalam Penetrating Keratoplasty (PKP) dan
Lamellar Keratoplasty (LK). LK terbagi lagi menjadi teknik Deep Anterior
Lamellar Keratoplasty (DALK) dan Descements Stripping Automated Endothelial
Keratoplasty (DSAEK). Ada pula teknik Descemet Membrane Endothelial
Keratoplasty (DMEK) dimana hanya membrane Descemet dan endotel yang
digantikan.
Prognosis pada pseudofakia bulosa keratopati umumnya baik, dimana
sekitar 90 % dari pasien yang menjalani prosedur ini mempertahankan cangkok
kornea secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Stefan, P., Sanziana, I., Liliana, V., et al. Pseudophakic bullous keratopathy.
Romanian Journal of Ophtalmology. 2017. Volume 61. Page 90-94
2. Tsai, JC., Denniston, A., Murray, P., et.al. Oxford American Handbook of
Ophtalmology. 1st ed. USA: Oxford University Press. 2011. Page 160-161
3. Jogi, Renu. Basic Ophtalmology. 4th ed. India: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2009. Page 107-108
4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.
5. Taravella, M., Director of Cornea and Refractive Surgery, Rocky Mountain
Lions Eye Institute; Professor, Department of Ophthalmology, University
of Colorado School of Medicine. [online]
http://emedicine.medscape.com/article/1193218-overview. Diakses tanggal
24 November 2018.
6. Fust, A., Csuka D., Suveges, I., et.al. Complement Activation in the Aqueous
Humor of Pseudophakic Bullous Keratopathy Patients. Ophthalmic
Research. 2013. Page 161-166
7. Feinbaum, C., Barisic, A. Temporary Relief of Pain and Improved Vision in
Patient with Bullous Keratopathy by Increasing Micro-Environment with a
Specially Designed Soft Contact Lens Resulting in Decrease of Corneal
Oedema and Pain Relief. EC Opthalmology. 2016. Vol. 3.4. Page 339-342
8. Kunimoto, DY., Kanitkar, KD., Makar, MS. Office and Emergency Room.
Diagnosis and Treatment of Eye Disease. In: The Wills Eye Manual. Fourth
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2004. Page 79-82
9. Elhalis, H., Azizi, B., Jurkunas, UV. Fuchs Endothelial Corneal Dystrophy.
Boston : NIH Public Access. 2010. Page 173-184
10. Mathur, CV., Parihar, BJKS., Srivastava, BVK., et,al. Clinical evaluation
of Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) for stromal corneal
opacities. Medical Journal Armed Forces India. 2013. Page 21-26
11. Kanski, JJ., Bowling, B. Clinical Ophtalmology: A Systemic Approach. 7th
ed. UK: Elsevier. 2011. Page 240-241
12. Liu, T., Xu, Y., Sun, D., Xie L. Histological Evaluation of Corneal Scar
Formation in Pseudophakic Bullous Keratopathy. PLos One. 2012. VOL
7.6.
13. Price, MO., Gorovoy, M., Benetz, BA.,et al. Descemet’s Stripping
Automated Endothelial Keratoplasty Outcomes Compared with
Penetratring Keratoplasty from the Cornea Donor Study. Ophtalmology.
2010. Page 438-444