01TERMARBOD
01TERMARBOD
01TERMARBOD
Oh, hai namaku Dhimas. Hmm, aku adalah anak pertama dari
2 bersaudara, ini pertama kalinya bagiku untuk membuat
sebuah novel, walaupun bisa dibilang saya membuat novel
ini karena tuntutan tugas. Dalam novel kali ini saya akan
menceritakan kisahku, dimulai dengan aku lulus dari SMP
dan melanjutkan di salah satu SMA Favorit di kotaku,
sebenarnya saya tidak perlu menyensor SMA mana sih
karena aku yakin yang membaca karya ini hanya guru. di
novel kali ini memuat banyak cerita mulai dari percintaan
persahabatandan tentunya GAME! Haha. Okay, let’s start the
story.
Bagian I
Kisah ini dimulai saat aku lulus dari salah satu SMP di
kotaku, yah singkat cerita tentang diriku. Aku memiliki tinggi
yang bisa dibilang cukup pendek untuk ukuran seorang laki-
laki yaitu 150 cm, berkulit cokelat dengan poni tipis yang
menambah kesan manis pada diriku. Aku adalah orang yang
pemalas, egois maybe dan suka mengabaikan aturan haha.
Baju tidak rapi, tanpa dasi dan ikat pinggang menjadi style
berpakaianku setiap pergi ke sekolah. Bisa dibilang aku
adalah salah satu badboy di sekolahku. Meski begitu, tentu
aku masih mengetahui batasan untuk tidak melakukan
sesuatu yg melanggar hukum. Oh ya, aku adalah orang yang
paling malas untuk belajar. Aku lebih memilih bermain game
berjam-jam daripada harus membaca buku pelajaran yang
bahkan hanya melihat tebalnya saja sudah membuatku
pusing kepala. Disaat temanku yang lain sibuk belajar,
mengikuti bimbel dan hal-hal lainnya untuk persiapan
mengikuti Ujian Nasional yang akan dilaksanakan sebentar
lagi, aku justru santai saja bermain game di rumah dan
menghabiskan sebagian besar waktuku untuk tidur. Kalian
mungkin heran kenapa orang tuaku tidak mengingatkanku
untuk belajar. Jawabannya sederhana, sebenarnya orang
tuaku selalu mengingatkanku agar tak lupa belajar, mereka
berkata “DHIMMM SINAUUU DOLANAN HAPEE TEROSSS!!!!”
dan aku hanya menjawabnya dengan, “tadi kan udah les,”
yah mungkin orang tuaku sampai bosan untuk
mengingatkanku dan akhirnya mereka membiarkanku, TAPI
jika nilaiku jelek mereka tidak segan akan menyita semua
fasilitas yang diberikan padaku seperti handphone, laptop,
dll. Dengan kata lain semua ada konsekuensinya.
“Halo, Dhimas!”
“Bodo amat deh ah. Btw, ke sekolah yuk. Liat hasil UN dan lo
disuruh ke sekolah sekarang.”
“Enggak ah, aku males, Mah. Mamah ke sana sendiri aja, aku
mau di rumah.”
“Kebiasaan, ya udah Mamah berangkat dulu.”
“Siap!”
“Loh, kok bisa tau? Yah, gagal dong.” Ia terkejut karena aku
mengetahui nilaiku.
“Oh begitu, jadi ini kamu mau masuk mana? SMK atau SMA?
“
“Kalau SMK sih karena SMK 7 gabisa perihal ada batas minus
jadi mungkin lebih baik SMA”
“ SMA 6 aja toh yang deket males jauh jauh juga “ Oh iya
jujur waktu SMP aku hanya mengetahui dua sekolah yaitu
SMK 7 dan SMA 6 selain itu aku tidak mengetahui yang
lain,yah karena aku tidak terlalu muluk harus sekolah
dimana,jadi aku mempunyai prinsip sekolah dimana aja itu
sama yang berbeda adalah bagaimana kamu menyikapi
waktu belajar di sekolah tersebut,jadi sekolah Favorite atau
tidak itu sama saja dimataku
“ Oalahh “
“ Aku 33,80 “
“ JELEK YA “
“ Oke lahh “
“SMAN 6 o dhim”
“Dhim”
“Lo mah pinter dhim tidur aja paham lah kita” Rosa berkata
dan Tiar mengangguk
“Sama gue juga gak tau!!” dia menjawab dengan wajah yang
tengil,benar pikir gue ini gak beres
Selama 2 jam main gue bosen juga, akhirnya gue iseng buka
facebook dan lagi lagi gue melihat maya online, ingin
bertanya dia keterima di SMA mana tapi karena gengsi yang
tinggi, gue mengurungkan niat untuk chat dia.Dan kita pun
pulang jam 5 sore.
Bagian II
Di bagian II ini aku akan menceritakan saat aku
pertama kali masuk SMAN 5 Semarang,aku tidak perlu
bingung karena saudaraku Aziz juga diterima di SMA ini jadi
setidaknya ada orang yang kukenal.Bisa dibilang kisah
utamanya terjadi saat bagian II ini dimana aku bertemu
teman teman seperti yanto,salma,fauzi,dhea,qq dan masih
banyak lagi dan di bagian ini bisa dibilang akan banyak cerita
yang menarik.
“Lah terus buat apaan? Buat lo sendiri? Itu kan jam cewek
semua HAHAHA”
“Yaa bukan buat gue lah, yakali buat gue, udah cepet mana
yang bagus.” Aku berusaha mengalihkan topik.
“Hm kalau menurut gue, yang hitam putih itu bagus simple,
tapi gatau sih ya mungkin beda selera sama pacar lu,”
“Sini ambil sendiri lah masa aku yang kesana.” Kata dia.
“Serah Dhim serah. Jadi oleh-olehnya gak jadi nih?” Tanya dia
“Passnya 2354”
“Lo dimana?”
“Oiya lo ulang tahun kan ya may,HBD ya wish you all the best
aja la,sama cepet jadian sama si itu haha”
“Baru kali ini gue dapet kado tapi kata katanya lucu”
“Yuk lah gue juga mau beli jajan” lalu Aku dan Maya pun
menghampiri Fauzi dan Gita
“Siap”
“Ya gak ngapa ngapain lah,setidaknya kalo gue tau siapa dia
gue bisa cari tau gimana sifat dia,atau mungkin malah gue
kenal sama dia jadi gue bisa bantu lo”
“Lah kan yang chat duluan lo masa gue yang kangen sih”
“Dhim lo tau ga? Dulu gue pernah tidur tapi gue jalan jalan
gitu”
“Itu gue diceritain sama ibu gue dodol! Gue mah gainget apa
apa,sekarang aja kalo nginget cerita ibu tentang hal itu masih
suka ketawa haha” Dia tertawa.
“Hah? Haahhh? Gue cuma heran tadi gue kira liat kuntilanak
soalnya pakainnya putih semua”
“Okeeee”
“Alah yaudah sana baperin siapa tau mau jadi pacar lo!
AHAHAHA”
Aku dan Maya berputar puter menyusuri kita tadi kemana aja
mulai dari parkiran – tempat kita duduk – mushola – tempat
kita makan dan tetap aja gaketemu.
“Makanya kunci itu disimpen!” Maya marah kepadaku
ditengah jalan aku bertemu dengan Naila.
“Oh Nai ini gue nyariin kunci gw,gatau lari kemana” aku
menengok ke Naila
“Oiya kenalin ini Maya temen gue,May ini Naila temen SMP
gue”
Orang Ketiga
HIVI
Kasih maaf bila aku jatuh cinta (maaf bila kau jatuh cinta)
Maaf bila saja ku suka (maaf bila saja kau suka)
Saat kau ada yang punya
“May”
“Apa Dhim?”
“Haha itu dah pasti gausah dibilang lah! Makasih juga Dhim
dah mau jemput dan anterin gue pulang”
“Santai aja gini terus juga gapapa ahaha” Aku bercanda kedia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
penulisan buku Antologi Cerpen Remaja. Dalam penyusunan
Antologi Cerpen Remaja penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai
manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata
bahasa.