Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang penelitian
kerja insulin, atau keduanya (perkeni, 2011). Penderita diabetes melitus di seluruh
dunia di atas umur 20 tahun berjumlah 180 juta orang dan diperkirakan jumlah ini
bertambah pada tahun 2.030 menjadi 346 juta orang (WHO, 2011). Berdasarkan
berdasarkan umur penduduk indonesia ≥ 15 tahun 2013 sekitar 1,5% dari jumlah
penduduk indonesia dengan jumlah penderita mencapai 3975 orang dan pada
jumlah penderita 5.300 orang. Dari jumlah ini sekitar juta orang dewasa usia ≥ 15
penderita DM di Indonesia sekitar 3.206 orang atau 0,12% dari jumlah penduduk
1
terdiri atas obat hiperglikemik oral, injeksi insulin dan injeksi antidiabetes yang
obat-obat kimia obat-obatan antidiabetik oral atau dengan suntikan insulin yang
yaitu dengan menggunakan bahan alam. Penggunaan bahan alam sebagai obat
tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-
desebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping relatif lebih sedikit
digunakan mulai dari daun hingga rimpang. Kandungan fitokimia bunga, batang,
rimpang, buah dan daun etlingera antara lain mengandung senyawa polifenol,
alkaloid, saponin, tanin, flavanoid, steroid, minyak atsiri yang berperan aktif
sebagai antioksidan.
Flavonoid adalah senyawa organik alami yang ada pada tumbuhan secara
ekstrak etanol batang Wualae (Etlingera alba (Blume) A.D. Poulsen) terhadap
mencit Balb/C model diabetes melitus, maka penulis tertarik untuk melakukan
(Etlingera alba (BLUME) A.D. Poulsen) Pada Mencit Balb/C (Mus musculus
B. Rumusan masalah
bagaimana aktivitas ekstrak etanol batang Wualae (Etlingera alba (Blume) A.D.
Poulsen) memiliki efek antidiabetes pada Mencit balb/c (Mus musculus) yang
diiduksi sterptozotocin.
C. Tujuan penelitian
(Blume) A.D. poulsen) memiliki efek antidiabetes pada Mencit Balb/C (Mus
alba (Blume) A.D. poulsen) memiliki efek antidiabetes pada mencit Balb/C
(Etlingera alba) memiliki efek antidiabetes pada mencit (Mus musculus) yang
3
D. Manfaat penelitian
2. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti lain mengenai efek
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan penelitian
senyawa fenolik dan flavonoid ekstrak buah dan daun E. elatior. Ekstraksi
metanol untuk buah sebesar 1,93% dan daun sebesar 5,17% dengan kadar
fenolik total untuk buah sebesar 2.29 mgGAE/g ekstrak dan daun sebesar 6,29
mgGAE/g ekstrak. Dan kadar flavonoid total untuk buah sebesar 1,7761
untuk mengukur aktivitas radikal bebas dalam ekstrak metanol bunga dan daun
di 1,935% untuk bunga dan daun pada 5.17%. Aktivitas antioksidan ekstrak
5
metanol bunga patikala memiliki aktivitas antioksidan yang rendah dengan
aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 30,65 mg / mL. Potensi ini
Balb/ C. Ekstrak etanol Buah kecombrang yang diberikan secara oral terhadap
mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dengan efektivitas yang tidak berbeda jauh.
ini untuk melihat respon tikus putih (Rattus norvegicus) jantan terhadap
sebanyak 54,8% dengan rincian 21,5% ringan, 11,8% sedang dan 21,5% berat.
6
untuk membuat hewan coba tikus dalam kondisi diabetes mellitus
eksperimental.
dosis yang diencerkan dalam buffer sitrat ph 4,5 oleh intraperitoneal. Hewan
uji yang digunakan adalah mencit 2-3 bulan dan 20-30 g sehat dan berperilaku
normal. Mencit jantan diadaptasi selama satu minggu untuk membuat diabetes
150 mg / kg BB untuk dosis yang diencerkan dalam buffer sitrat ph 4,5 oleh
mencit diukur, jika kadar glukosa darah mencit meningkat >62-175 mg / dL,
7
B. Landasan Teori
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Etlingera
b. Nama lain
salah satu family zingiberaceae yang asli indonesia. Tanaman ini dikenal
menyebut tanaman ini torch ginger atau torch lily karena bentuk
2010).
8
c. Morfologi
sekitar 20-30 cm dan lebar 5-15 cm, pertulangan daun menyirip dan
sari ± 7,5 cm dan berwarna kuning. Putiknya kecil dan putih. Mahkota
kecombrang berbentuk kotak atau bulat telur dengan warna putih atau
d. Kandungan kimia
9
1. Saponin
c. Menghemolisa eritrosit.
lainnya.
2. Flavanoid
yang hanya dibentuk sebagai tanggapan terhadap infeksi atau luka dan
10
2. Tinjauan Diabetes Melitus
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat
tubuh.
(Herlambang, 2013).
11
pankreas. Diabetes Tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan
remaja.
memonitor kadar gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang
12
maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik
terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara
13
sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil, tidak
spesifik, misalnya pada efek genetik fungsi sel beta, efek genetik kerja
(ADA, 2014).
14
DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh
sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung
sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan.
dan kombinasi insulin dan agonis GLP-1. Berdasarkan cara kerjanya obat
15
a) Pemacu sekresi insulin
hipoglikemia.
reseptor inti yang terdapat antara lain di sel otot, lemak, dan
16
glukosa dalam usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan
adalah Acarbose.
dalam bentuk aktif. Contoh obat golongan ini adalah Sitagliptin dan
Linagliptin.
Utama
menambahsensiti laktat
17
vitas terhadap
insulin
glucosidase
sensitifias
terhadap insulin
menghambat
sekresi glucagon
ginjal
hipoglikemik oral gagal untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien
18
insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-
3. Tinjauan Ekstraksi
cair sehingga akan terpisah dari bahan-bahan yang tidak larut (Depkes RI,
b. Pengertian maserasi
digunakan.Cara ini sangat sesuai baik untuk skala kecil maupun skala besar
yang sesuai kedalam wadah inert yang tertutup rapat dan disimpan pada
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga
hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
19
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
b. Morfologi mencit
20
variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomisnya dan fisiologisnya
dari iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup dalam kandang
atau hidup bebas sebagai hewan liar. Bulu mencit liar berwarna abu-abu
dan warna perut sedikit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit
c. Karakteristik mencit
Berat badan
22
5. Glibenklamid
a. Mekanisme kerja
dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. dengan terbukanya kanal Ca maka
ion Ca++ akan masuk sel-β, merangsang granula yang berisi insulin dan akan
(Gunawan, 2009).
b. Farmakokinetik
besar dari generasi I meski masa paruhnya pendek, hanya sekitar 3-5 jam,
sehari. Alasan mengapa masa paruh yang pendek ini memberikan efek
23
tunggal hanya 25% metabolitnya diekskresi melalui urin, sisanya melalui
c. Efek Samping
Insiden efek samping generasi I sekitar 4%, lebih rendah lagi pada
tergantung dari dosis yang diberikan. Reaksi ini lebih sering muncul pada
orang tua dengan gangguan fungsi hati dan ginjal (Gunawan, 2009).
Efek samping lain, reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual, muntah,
diare, gejala hematologik susunan saraf pusat, mata dan sebagainya. Gejala
utama susunan saraf pusat berupa vertigo, ataksia dan sebagainya. Gejala
6. Tinjauan Streptozotosin
efek sitotoksik langsung terhadap sel beta pankreas (Srinivasan dan Ramarao,
2007).
dalam insulin dan konsentrasi glukosa darah. Hiperglikemia terjadi dalam dua
jam setelah injeksi, bersamaan dengan penurunan insulin darah. Enam jam
kemudian, terjadi hipoglikemia dengan kadar insulin darah yang tinggi. Segera
setelah itu, terjadi hiperglikemia dan penurunan level insulin darah. Perubahan
abnormalitas fungsi sel beta pankreas. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
24
bahwa dalam 6 jam stelah injeksi, STZ menyebabkan kerusakan sel beta
(Szkudelski, 2001).
Gambar 3. Mekanisme sitotoksik dari STZ pada sel beta pankreas. MIT -
mitochondria; XOD - xanthine oxidase (Szkudelski, 2012)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
(perubahan pada variabel atau objek penelitian) serta diperlakukan oleh intervensi
B. Desain Penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dengan lima
kali pengulangan.
A1
A2
A3
A4
A5
Keterangan:
A1 = Kontrol positif (Glibenklamid 5 mg)
A2 = Kontrol negatif (Na.CMC 0,5% 100 ML)
A3 = Ekstrak batang Wualae dosis 100 mg/kgBB
A4 = Ekstrak batang Wualae dosis 200 mg/kgBB
26
A5 = Ekstrak batang Wualae dosis 400 mg/kgBB
1. Populasi
Tenggara.
2. Sampel
konsentrasi.
Konsentrasi
Batang
ekstrak Aktivitas diabetes Hasil
Wualae
batang melitus
patikala
(Etlingera
Tabel 2. Konsep penelitian efek ekstrak batang etlingera alba pada mencit
elatior)(Mus musculus L.)
F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Dosis Ekstrak batang Wualae (Etlingera alba (Blume) A.D.
poulsen).
2. Variabel terikat : Penurunan kadar gula darah mencit Balb/c (Mus musculus L.)
27
G. Definisi Operasional
1. Ekstrak Kental adalah zat yang diperoleh dari proses ekstraksi simplisia kering
2. Batang Wualae (Etlingera alba (Blume) A.D. poulsen) merupakan salah satu
3. Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di
dalam darah.
4. Mencit (Mus musculus L.) merupakan hewan uji yang biasa digunakan dalam
dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
H. Hipotesis
memiliki aktivitas antidiabetik pada Mencit Balb/C (Mus musculus L.) yang
I. Prosedur Penelitian
pengaduk, gelas ukur, gelas kimia, glukometer, gunting, kain flanel, rotary
28
Bahan-bahan yang akan digunakan pada penelitian meliputi
aquadest, etanol 96%, glibenklamid 5 mg, ekstrak batang Wualae (Etlingera
alba (Blume) A.D. poulsen) dan glukosa.
c. Subjek penelitian
2. Cara Kerja
29
perbandingan 1 : 7,5 dan didiamkan selama 5 x 24 jam sambil sesekali
diaduk.
2) Disaring ekstrak etanol yang diperoleh dan diperas dengan kain flanel
ke dalam wadah dan direndam dengan etanol 96% dengan jumlah yang
sama.
5) Diberi etiket.
30
5) Ditutup vial hingga rapat dan di kocok hingga homogen (Brosius,
2003).
mencit.
minum.
31
2) Masing-masing mencit diinduksikan dengan streptozotosin dosis 150
3. Analisis Data
a. Data
1) Sifat data
2) Jenis data
merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Ciri-ciri lain data
nominal adalah ia hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit saja.
Data nominal ini diperoleh dari hasil pengukuran dengan skala nominal
(Nazir, 2003).
3) Sumber data
32
b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari literatur yang
dari hasil efek pemberian ekstrak batang Wualae (Etlingera alba (BLUME)
c. Penyajian Data
d. Pengolahan Data
melihat distribusi data dan dianalisis dengan uji levene untuk melihat
dilanjutkan uji beda nyata terkecil (Beda nyata terkecil) (Santoso, 2008).
33
4. Skema Jalannya Penelitian
Pemeriksaan
Ekstrak etanol batang etlingera alba
(Blume) A.D. poulsen
Dipuasakan
Pembuatan Konsentrasi aktivitas DM
Ekstrak Etanol batang Wualae
(Etlingera alba (Blume) A.D. poulsen) Penimbangan hewan uji
Pengelompokkan mencit
Diukur kadar gula darah pada perlakuan hari sampai hari ke-8
Hasil
Pembahasan
34
DAFTAR PUSTAKA
ADA (American Diabetes Association). (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus. Diabetes Care.
Ahmad, A. R., Afrianty, S., Ratulangi, D., Malik, A., & Sm, J. R. M. (2015). Penetapan
Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah dan Daun Patikala (
Etlingera elatior ( Jack ) Abstrak, 2(1), 1–10.
Fatimah, Restyana Noor., 2015, Diabetes Melitus Tipe 2, J Majority, Vol. 4(5),
Lampung.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kemenkes RI.
Jakarta.
Mutiara, E.V. dan Wildan, A. 2014, Ekstraksi Flavonoid Dari Daun Pare
(Momordica charantia L.) Berbantu Gelombang Mikro Sebagai Penentu
Kadar Glukosa Secara In Vitro, Stifa, Semarang.
Rahayuningsih, Nur dan Ameli, Shinta. 2015, Uji Aktifitas Antidiabetik Infusa
Daun Pahpohan (Pilea trinervia Wight.) Pada Mencit Putih Jantan Galur
Swiss Webster, Stikes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya.
Rats, W., & Diabetes, M. (2018). Agen Diabetagonik Streptozotocin untuk Membuat
Tikus Putih Jantan Diabetes Mellitus, 10(2), 116–121.
https://doi.org/10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p02
Santoso, S. 2009, Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS, PT. Elex
media Komputindo, Jakarta.
Srinivasan, S. dan Ramarao. 2007, Free Radical Scavenging Acticity and Total
Phenolic Compounds of Gracilaria Changing, International journal of
Natural and Engineering Science.
Szkudelski, T. 2001, The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in β
Cells of the Rat Pancreas, Phystol, Res.
Taylor, T.C. Francis. (2001). Bioactive compounds from isolation,
characterisation and biological properties. Universitas Dicatania : Italy
36
Wahyuni, Malaka, M. H., Fristiohady, A., Yusuf, M. I., & Sahidin. (2017). POTENSI
IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL BUAH AKTIVITAS
FAGOSITOSIS MAKROFAG MENCIT JANTAN GALUR BALB / C.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 6(3), 350–355.
Wind, Ajeng. 2014. Kitab Obat Tradisional Cina. Yogyakarta: Media Pressindo.
Wulandari, I. 2011, Teknologi Ekstrak Dengan Metode Maserasi Dalam Etanol
70% Pada Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.),
Universitas 11 Maret, Surakarta.
Yusuf dkk, 2018. Potensi Antioksidan dan Antidiabetik Dari Ekstrak Batang
Galing (Cayratia trifolia DOMIN): Universitas Haluoleo, Kendari.
37