Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia


Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Residen mencontreng bila memahami / mampu mengenali


1 Lens opacification Termasuk jenis-jenis katarak, hubungan antara kekeruhan lensa
dengan gejala, perannya dalam penurunan penglihatan pada ko
morbiditas, hubungannya dengan penyakit sistemis, Bedah
katarak, dan komplikasinya
2 Pseudoexfoliation of the Termasuk gejala dan tandanya
lens capsule
3 Calculation of
intraocular lens power Sesuai dengan kebutuhan pasien
4 Liaison With contact lens service
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Pembimbing tanda tangan bila dianggap terampil


1 Mampu mengevaluasi adanya kelainan kornea
Mampu melakukan pemeriksaan biometri secara akurat sesuai kondisi bola
2 mata pasien
3 Mampu membaca hasil pemeriksaan biometri, topografi dan pakimetri
Mampu menggunakan keratometer untuk mendeteksi kelainan refraksi kornea
4 kompleks yang advance
Mampu menjelaskan keadaan penyakit serta mendukung pasien untuk
5 berpartisipasi dalam penanganan penyakitnya
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Diberi contreng apabila telah menguasai


1 Menyebutkan penyebab katarak dan jenis katarak
2 Etiologi kasus dislokasi atau subluksasi lensa
3 Menjelaskan indikasi operasi katarak
4 Menyebutkan penyakit sistemis yang berhubungan dengan
persiapan operasi katarak
5 Menyebutkan langkah-langkah persiapan operasi katarak (pre-
op)
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

6 Hubungan kelainan bagian luar bola mata dan kornea yang


mempengaruhi katarak dan operasi katarak
7 Hubungan glaukoma, uveitis, dan kekeruhan kapsuler dengan
katarak
8 Menjelaskan amlisa pemeriksaan Glare
9 Mampu menjelaskna prosedur operasi katarak, indikasi dan
komplikasinya:
- Operasi ekstra kapsuler
- Operasi intra kapsuler
- Fakoemulsifikasi
- Operasi katarak insisi kecil
- Parasentisis
- Insersi IOL
Menjelaskan komplikasi paling sering pada operasi katarak dan
10 operasi segmen anterior
11 Menjelaskan evaluasi dan tata laksana endoftalmitis pasca bedah
12 Menjelaskan indikasi, prinsipdan teknik kapsulotomi YAG
13 Menjelaskan alat diagnostik yang digunakan pada bedah refraksi
termasuk topografi, pakimetri, biometri dan mampu
menginterpretasi hasilnya
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Rotasi di...................................................... Dari .................... Sampai......................

Konsultan yang Mengawasi ...................................... Tanda tangan……………… Tanggal……………….


Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Trainer to sign when Trainee is proficient in each section


i) To draw up a management plan leading to a target post op refraction after
discussion with the patient; this should include at least a theoretical
knowledge of astigmatic management during cataract surgery.
ii) Biometry (keratometry & axial length determination) to indicate IOL
power leading to target post op refraction.
iii) Routine phacoemulsification, to include capsulorrhexis and placement of
PC IOL (including foldable lenses), using a variety of contemporary
forms of anaesthesia.
iv) Management of difficult cataract cases. This should include cases with
hard nuclei (by phacoemulsification and/or ECCE), small pupils, previous
vitrectomy and/or trauma, high myopia, pseudoexfoliation, and mature
and hypermature lenses.
v) Management of intraoperative complications (including vitreous loss by
anterior vitrectomy, and wound leak by suturing).
vi) Implantation of other IOL types (e.g. AC in complicated cases, secondary
AC and PC IOLs).
vii) Management of postop complications, including raised pressure,
endophthalmitis, macular oedema and posterior capsular opacification (by
laser capsulotomy).
viii) Management of cataract in the presence of glaucoma including combined
cataract and glaucoma surgery.
ix) Management of cataract in the presence of retinal disease (e.g. diabetic
retinopathy).
x) Management of adverse refractive outcomes of cataract surgery.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Rangkuman tindakan bedah Katarak dan Bedah Refraksi selama Pendidikan residensi

please insert numbers of procedures in each category M D A O P


Cataract anterior chamber tap for endophthalmitis
vitreous tap for endophthalmitis
extracapsular cataract surgery
phaco-emulsification cataract surgery
lens aspiration / lensectomy
removal, exchange or re-positioning of lens implant
secondary lens implant – anterior chamber
secondary lens implant – posterior chamber
secondary lens implant – scleral sutured
incisional refractive surgery
laser refractive surgery

Lasers
ant. segment Capsulotomy

Other

Tanda tangan Trainer .................................... Tanggal..................................


Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Daftar Pemeriksaan Biometri


(Minimal 40 pasien)
Foto kopi lembar ini sebelum diisi
No Tanggal No. MR Hasil Tanda Tangan
Pembimbing
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Daftar Pemeriksaan Keratometri


(Minimal 40 pasien)
Foto kopi lembar ini sebelum diisi
No Tanggal No. MR Hasil Tanda Tangan
Pembimbing
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Daftar Pemeriksaan Interferometri / Retinometri


(Minimal 20 pasien)
Foto kopi lembar ini sebelum diisi
No Tanggal No. MR Hasil Tanda Tangan
Pembimbing
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Daftar Kapsulotomi NdYAG Laser Kapsulotomi


(Minimal 2 pasien)

No Tanggal No. MR Hasil Tanda Tangan


Pembimbing
1

5
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Daftar Operasi Katarak (Silahkan di foto kopi sebelum


diisi)

(Status – M (Mandiri), D (Didampingi), A (Asisten), P (Pendamping), (VA and refractive data to be recorded
when appropriate)
atau O (Observer))

Tangg No Diagnos Jenis Statu Hasil, Pre- Pre-op Post- Post- Post-op
al MR is Opera s komplika op refractio op op refractio
atau si si, dan BCV n (if unaide BCV n
Tangg komentar A possible) d VA A (catarac
al t&
Lahir corneal
surgery
only)
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Tanda tangan supervisor


Tanggal...................................

………………………………….

Lembar Penilaian Kompetensi Bedah Mata ICO-SICS (ICO-OSCAR:


Tanggal ____________ Belum berpengalaman Pemula Pemula Lanjutan Kompeten
Residen ____________ (Nilai 2) (Nilai 3) (Nilai 4) (Nilai 5)
Penilai ____________

1 Mengakses sklera dan Tidak mampu Mampu mengakses Akses sklera baik, dengan Mengakses sklera
kauterisasi mengakses sklera sklera, namun dengan sedikit kesulitan. Kauterisasi tepat dan terampi
dengan baik. kesulitan dan keragu- cukup. Kauterisasi denga
Kauterisasi tidak raguan. Kauterisasi dan tepat.
cukup atau tidak cukup atau
berlebihan, baik berlebihan dalam lokasi
dalam intensitas atau intensitasnya.
maupun lokasinya.
2 Sclerocorneal tunnel Kedalaman insisi, Salah satu dari berikut Dua dari berikut ini benar: Kedalaman insisi
lokasi, dan ukuran ini benar: kedalaman kedalaman insisi, lokasi, dan ukuran baik.
tidak tepat, diseksi insisi, lokasi, atau atau ukuran. Mengetahui Terowongan
dengan ragu-ragu. ukuran. Mampu bahwa kedalaman dikonstruksikan p
Prolaps iris mungkin melakukan diseksi ke terowongan tidak benar, bidang yang bena
terjadi. depan, namun tidak namun tidak mampu bidang tidak tepa
mampu memperbaikinya. memperbaikinya.
mempersepsikan
kedalaman.
3 Parasentesis dan Bilik mata depan Masuk ke dalam bilik Lokasi, kedalaman, atau Luka parasentesis
insersi viskoelastik dangkal pada saat mata depan, namun panjang tidak tepat. Bilik memiliki panjang
melakukan kesulitan dalam mata depan hampir stabil. kedalaman yang a
parasentesis. memperluas, mengikuti Memasukkan viskoelastik dan lokasi yang b
Kedalaman, panjang, bidang yang berbeda. pada waktu, jumlah, jenis, Viskoelastik dima
dan lokasi tidak tepat. Tempat masuk di dan posisi kanula yang tepat. dalam jumlah yan
Menembus kapsul anterior atau posterior pada waktu yang
anterior saat masuk. dari tempat diseksi. dengan ujung kan
Tidak yakin kapan, Pendangkalan ringan tidak menyentuh
jenis apa, dan bilik mata depan. lensa dan endotel
seberapa banyak Memerlukan perluasan
viskoelastik yang luka atau penjahitan.
digunakan. Kesulitan Kedalaman insisi,
dalam memasuki bilik lokasi, atau panjang
mata depan melalui tepat. Bilik mata depan
parasentesis. sedikit dangkal. Tahu
Ragu-ragu kapan harus memakai
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

memasukkan keratom viskoelastik, namun


ke dalam bilik mata memasukkan jumlah
depan. Tidak mampu dan jenis viskoelastik
memperluas katup yang tidak benar.
interna. Pendangkalan
bilik mata depan yang
signifikan.
Memerlukan
perluasan luka atau
penjahitan.
4 Tempat masuk kornea Ragu-ragu Masuk ke dalam bilik Masuk pada bidang yang Memasuki bilik m
memasukkan keratom mata depan, namun benar. Mampu memperluas, depan dengan fas
ke dalam bilik mata kesulitan dalam namun dengan penggunaan bidang yang tepa
depan. Tidak mampu memperluas, mengikuti viskoelastik yang berulang. luka adekuat tanp
memperluas katup bidang yang berbeda. Katup interna tidak rata. memerlukan perlu
interna. Pendangkalan Tempat masuk di Memerlukan perluasan luka lebih lanjut. Men
bilik mata depan yang anterior atau posterior atau penjahitan. viskoelastik selam
signifikan. dari tempat diseksi. perluasan. Luka k
Memerlukan Pendangkalan ringan menyediakan aks
perluasan luka atau bilik mata depan. baik untuk manuv
penjahitan Memerlukan perluasan bedah.
luka atau penjahitan.
5 Kapsuloreksis: Mencoba-coba, lebih Sesekali kehilangan Terkontrol, sedikit kaku atau Pendekatan halus
memulai flap dan mengejar daripada kontrol reksis, korteks terdapat gerakan mereposisi, mengontrol reksis
melanjutkannya mengontrol reksis, mungkin tercabik-cabik. tidak mencabik-cabik yakin, tidak menc
korteks mungkin korteks. cabik korteks.
tercabik-cabik.
6 Kapsuloreksis: Ukuran dan posisi Ukuran dan posisi Ukuran dan posisi hampir Ukuran dan posis
pembentukan dan tidak adekuat untuk hampir adekuat untuk tepat untuk densitas nukelus, untuk densitas nu
penyelesaiannya densitas nukleus, densitas nukleus, memperlihatkan kontrol, dan tidak ada robekan
robekan mungkin kesulitan mendapatkan membutuhkan sedikit kontrol radialisas
terjadi. reksis yang bulat, instruksi saja. dibantu, mempert
robekan mungkin kontrol flap dan
terjadi. kedalaman bilik m
depan selama
kapsuloreksis.
7 Hidrodiseksi: Cairan hidrodiseksi Memerlukan percobaan Cairan diinjeksikan pada Secara ideal tamp
Gelombang cairan tidak diinjeksikan berkali-kali, mampu lokasi yang tepat, mampu gelombang cairan
tampak dan satu polus dalam jumlah atau membuat polus nukleus membuat satu polus nukleus adekuat untuk
nukleus bebas prolaps pada tempatnya, prolaps setelah usaha prolaps, namun menghadapi hidroprolaps nukl
sehingga nukleus yang berulang kali. hambatan yang lebih dari prolaps mekanik
berputar atau prolaps. Memaksa nukleus minimal. hambatan yang m
prolaps secara mekanik Mengetahui kontr
sebelum hidrodiseksi hidrodiseksi.
yang adekuat; cheese
wiring
8 Prolaps nukleus secara Tidak mampu Membuat nukleus Membuat nukleus prolaps ke Membuat prolaps
komplet ke bilik mata meluksir nukleus ke prolaps setelah berulang bilik mata depan dengan hambatan minima
depan bilik mata depan. kali mencoba, hambatan yang lebih dari merusak pupil da
Mengkait anterior memerlukan instruksi, minimal. Tidak menyentuh
atau posterior mencabik-cabik korteks kornea.
permukaan nukleus, yang menghalangi
nukleus berotasi di pandangan, menyentuh
dalam bag, iris atau kornea, tidak
menyentuh iris dan merusak kapsul atau
kornea, pupil zonul.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

konstriksi, merusak
kapsul atau zonul.
9 Melebarkan tempat Pelebaraan insisi Pelebaran insisi Pelebaran insisi dilakukan Pelebaran insisi d
masuk kornea dilakukan tidak sesuai dilakukan sesuai bidang sesuai bidang insisi dan sesuai bidang ins
bidang insisi, insisi, tapi dilakukan dilakukan minimal 2 kali, dilakukan minima
dilakukan berkali kali, berkali kali dan keratom keratom tidak menyentuh keratom tidak me
keratom menyentuh menyentuh lensa atau iris iris dan lensa
lensa atau iris iris
10 Ekstraksi nukleus Merusak endotelium, Pergerakan Mengeluarkan nukleus Mengekstraksi nu
iris atau kapsul, tidak terkoordinasi, namun setelah berulang kali dengan satu atau
mampu memegang tidak mampu mencoba, lebih dari satu percobaan, ukura
dan mengekstraksi mengekstraksi nukleus, potong, memerlukan tepat sehubungan
nukleus, pergerakan merusak iris atau perluasan luka sebelum densitas nukleus.
tidak terkoordinasi. kornea, tidak mampu ekstraksi.
menilai ukuran luka
sehubungan dengan
densitas nukleus.
11 Teknik irigasi dan Kesulitan besar dalam Kesulitan sedang dalam Kesulitan sedikit dalam Tip asprasi dimas
aspirasi dengan memasukkan tip memasukkan tip memasukkan tip aspirasi di bawah batas beba
pengangkatan korteks aspirasi di bawah aspirasi di bawah bawah kapsuloreksis, lubang kapsuloreksis dal
yang adekuat batas kapsuloreksis, kapsuloreksis dan aspirasi biasanya irigasi dengan lub
posisi lubang aspirasi mempertahankan posisi menghadap ke atas, korteks aspirasi menghad
tidak terkontrol, tidak lubang menghadap ke dibersihkan 360 derajat, atas, aspirasi diak
mampu mengatur atas, mencoba pengangkatan korteks hanya pada saat a
aliran aspirasi mengaspirasi lambat, sedikit kesalahan cukup untuk oklu
sebagaimana tanpaadanya tip yang teknis, terdapat sedikit sisa efisien untuk men
diperlukan, tidak teroklusi, materi korteks. Sedikit semua korteks, m
dapat mengangkat memperlihatkan kesulitan dalam mengangkat korteks dikelupas
materi korteks dengan pengertian yang kurang korteks subinsisional. halus menuju ke p
adekuat, tip aspirasi tentang dinamika pupil, secara tang
menyedot kapsul atau aspirasi, pengangkatan pada kasus kelem
iris. korteks tidak terkontrol zonula. Tidak ada
dengan baik, tersentak- kesulitan dalam
sentak dan lambat, mengangkat korte
kapsul berpotensi subinsisional.
terancam. Usaha yang
lama masih
meninggalkan sedikit
materi korteks.
12 Insersi lensa, rotasi, Tidak mampu Insersi sulit, manipulasi Insersi dan manipulasi LIO Insersi dan manip
dan posisi akhir lensa menginsersi LIO. LIO, mata diperlakukan diselesaikan dengan sedikit LIO dilakukan di
intraokular (LIO) secara kasar, bilik mata ketidakstabilan bilik mata bilik mata depan
depan tidak stabil. depan, haptik inferior capsular bag yan
Percobaan yang ditempatkan dengan dan stabil, dengan
berulang-ulang dalam beberapa kesulitan, haptik yang tepat untuk
menempatkan haptik superior dirotasikan dengan implantasi. Hapti
inferior di kapsul, beberapa penekanan. ditempatkan ke d
percobaan berulang- capsular bag den
ulang dalam merotasi lancar, haptik sup
haptik superior ke dirotasikan atau
tempatnya dengan dibengkokkan sec
tenaga yang berlebihan. dan diinsersikan k
tempatnya tanpa
penekanan yang
berlebihan pada
kapsuloreksis ata
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

serat zonula.

Bila peserta melakukan penutupan luka dengan jahitan maka lanjutkan menilai langkah 13 dan 14

Bila pesertaTIDAK melakukan penutupan luka dengan jahitan maka langsung lanjutkan menilai langkah 15

13 Penutupan luka: Tidak mampu Sedikit kesulitan dalam Mampu menempatkan Tidak ada kesulit
Teknik dan menempatkan jahitan menempatkan jahitan, jahitan secara konsisten. menempatkan jah
penempatan jahitan dengan baik. Instruksi kadang-kadang pada Jahitan ditempatkan dengan konsisten pada bi
diperlukan dan jahitan bidang jaringan yang kesulitan minimal, jaringan yang ben
ditempatkan secara salah, penjahitan ulang umumnya pada bidang Semua jahitan rad
kaku, lambat, pola mungkin diperlukan. jaringan yang benar. Jahitan panjang serta jara
tidak radial dengan Jahitan tidak radial atau sebagian besar radial, jahitan cukup.
banyak kesulitan, tidak dengan jarak yang panjang serta jarak antar-
konsisten pada bidang tepat. jahitan cukup.
jaringan yang salah,
harus mengulang
jahitan yang sama.

14 Penutupan luka: Tidak mampu Tegangan jahitan tidak Jahitan cukup ketat untuk Jahitan cukup ket
Menyimpul benang mendapatkan rata, sedikit striae mempertahankan luka mempertahankan
dan rotasi simpul tegangan yang cukup, kornea, jumlah jahitan tertutup, sedikit distorsi tertutup, namun t
terdapat striae kornea umumnya benar, kornea, jarang simpul tidak terlalu ketat sehin
multipel, jumlah sebagian besar simpul dibenamkan dengan adekuat. menginduksi
jahitan tidak benar, terbenam. Tidak ada striae kornea. astigmatisme. Sem
simpul sering tidak simpul terbenam.
dibenamkan.
15 Penutupan luka: Tidak mampu Viskoelastik telah Viskoelastik dapat terangkat Viskoelastik dian
Pengangkatan mengangkat terangkat semuanya serta secara adekuat dengan secara tuntas, insi
viskoelastik, hidrasi viskoelastik secara manuver ekstra sedikit kesulitan. Insisi diperiksa dan ked
luka, keamanan luka tuntas. Tidak mampu diperlukan untuk diperiksa dan kedap atau akhir operasi.
membuat insisi kedap membuat insisi kedap membutuhkan penyesuaian
atau tidak memeriksa pada akhir operasi. minimal pada akhir operasi.
luka apakah tertutup
rapat.

Indeks umum

16 Netralitas luka dan Pergerakan bola mata Mata sering tidak pada Mata sering pada posisi Mata tetap dalam
minimalisasi mata dan distorsi kornea posisi primer, sering primer, timbul lipatan primer selama op
yang bergulir dan hampir selalu timbul. timbul lipatan distorsi. distorsi kornea ringan. Tidak terdapat lip
distorsi kornea distorsi kornea. P
dan lokasi insisi t
menimbulkan dis
kornea.
17 Mata terletak sentral Memerlukan reposisi Kadang-kadang Sedikit fluktuasi pada posisi Pupil tetap sentra
di dalam lapang secara konstan. memerlukan reposisi. pupil. operasi.
pandang mikroskop
18 Perlakuan terhadap Perlakuan terhadap Perlakuan jaringan Perlakuan jaringan baik, Jaringan tidak rus
jaringan konjungtiva jaringan kasar dan cukup baik, terjadi namun terdapat potensi tidak terdapat pot
dan kornea terjadi kerusakan kerusakan minimal. terjadinya kerusakan. terjadinya kerusa
jaringan.
19 Kesadaran spasial Instrumen sering Kadang-kadang kontak Jarang kontak dengan Tidak terjadi kon
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

intraokular kontak dengan kapsul, dengan kapsul, iris, kapsul, iris, endotelium. dengan kapsul, ir
iris, endotelium endotelium kornea, Sering intrumen kedua endotelium yang
kornea, instrumen kadang-kadang tumpul terletak pada posisi disengaja. Instrum
kedua tumpul tidak instrumen kedua tumpul yang benar. kedua tumpul dija
dijaga pada posisi terletak pada posisi posisi yang benar
yang benar. yang benar.
20 Perlindungan iris Iris secara konstan Iris kadang-kadang Iris secara umum Iris tidak terceder
dalam risiko, dalam risiko. terlindungi. Sedikit kesulitan iris, cincin, atau m
perlakuan kasar. Memerlukan bantuan dengan kait iris, cincin, dan lainnya digunaka
dalam menentukan metode perlindungan iris seperlunya untuk
kapan dan bagaimana lainnya. melindungi iris.
cara menggunakan kait
iris, cincin, atau metode
lain untuk perlindungan
iris.
21 Kecepatan secara Ragu-ragu, sering Kadang-kadang mulai Kadang-kadang terjadi Memnghindari m
keseluruhan dan mulai dan berhenti, dan berhenti, manipulasi manipulasi yang tidak yang tidak efisien
kelancaran prosedur tidak lancar sama yang tidak efisien dan efisien dan/ atau tidak perlu, tidak perlu, duras
sekali. tidak perlu sering durasi operasi sekitar 45 dengan tingkat ke
terjadi, durasi operasi menit. Secara umum, 30
sekitar 60 menit. cukup.

ICO-Ophthalmology Surgical Competency Assessment Rubric Extracapsular


Cataract Extraction
(ICO-OSCAR: ECCE)
Belum Pemula Pemula Kompeten Tidak Nil
Tangg ____________ berpengalam (Nilai = 3) lanjutan (Nilai = 5) diterapka ai
al ___ an (Nilai = 4) n.
(Nilai = 2) Dilakuka
Reside ____________ n oleh
n ___ pengajar.
(Nilai =
Penilai ____________ 0)
___

1 Posisi bola mata Tidak Posisi dan Posisi dan Mampu Tidak
dan stabilitas mampu stabilitas bola stabilitas bola menstabilisasi dilakuka
menstabilisas mata dapat mata baik. bola mata n
i bola mata diterima pada posisi
pada posisi dengan yang baik
yang baik. beberapa secara tepat
kesulitan. dan konsisten
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

2 Akses sklera dan Tidak Mampu Akses sklera Mengakses Tidak


kauterisasi mampu mengakses baik dengan sklera dengan dilakuka
mengakses sklera namun sedikit tepat dan n
sklera dengan kesulitan. terampil.
dengan baik. kesulitan dan Kauterisasi Kauterisasi
Kauterisasi keragu- cukup. sesuai dan
tidak cukup raguan. tepat.
atau Kauterisasi
berlebihan, tidak cukup
baik atau
intensitas berlebihan
maupun dalam lokasi
lokasinya. maupun
intensitas.
3 Insisi sklera atau Kedalaman, Hanya satu Hanya dua Kedalaman, Tidak
korneo-sklera lokasi, dan dari hal dari hal lokasi, dan dilakuka
ukuran insisi berikut yang berikut yang ukuran insisi n
tidak tepat. dilakukan dilakukan baik.
dengan benar: dengan benar:
kedalaman, kedalaman,
lokasi, atau lokasi, atau
ukuran insisi. ukuran insisi.
4 Viskoelastik: Tidak yakin Mengetahui Menggunakan Viskoelastik Tidak
Menggunakan kapan, jenis kapan pada saat yang dimasukkan dilakuka
secara tepat dan apa, dan menggunakan, tepat. Jumlah dalam jumlah n
memasukkan seberapa namun jumlah dan jenis benar dan
dengan aman banyak dan jenis tidak cukup namun pada waktu
viskoelastik benar. Tip kanula yang tepat
yang dipakai. pada posisi dengan tip
Mengalami yang kurang kanula bebas
kesulitan baik. dari kapsul
atau lensa dan
berulang kali endotelium
gagal
mengakses
bilik mata
depan
melalui
tempat insisi
kornea
5 Kapsulotomi Pergerakan Pergerakan Halus namun Pergerakan Tidak
anterior sistotom sistotom baik pergerakan sistotom halus dilakuka
kaku dan kaku atau sistotom tidak dan tepat; n
kasar, terlalu kasar, namun tepat; kedalaman
dalam atau tidak kedalaman dan kontrol
terlalu keduanya; cukup namun kapsulotomi
superfisial, kedalaman tidak optimal baik dengan
pergerakan cukup namun ATAU lensa ukuran yang
lensa tidak optimal, sedikit sesuai.
membahayak lensa sedikit bergerak
an zonul, bergerak, ATAU
kontrol kontrol kontrol
risiko kapsulotomi kapsulotomi
radialisasi kadang- kadang-
buruk. kadang buruk. kadang buruk.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

6 Perluasan luka Arsitektur Iris prolaps, Mungkin Tepi insisi Tidak


luka dan/atau bocor dengan sedikit bocor, sejajar, tepat, dilakuka
ukurannya penekanan memungkinka dan bersudut, n
buruk, iris lokal. Akses n ekstraksi tidak ada iris
dirusak bedah dan nukleus yang prolaps,
selama visibilitas adekuat.. memungkinka
manuver. kapsul serta n ekstraksi
Perluasan bag buruk. nukleus secara
luka tidak mudah.
komplet,
kehilangan
bidang
jaringan, sisa
strands pada
luka insisi.
7 Ekstraksi nukleus Menyebabka Pergerakan Pergerakan Nukleus Tidak
n radialisasi terkoordinasi, tidak dikeluarkan dilakuka
kapsuloreksi namun masih terkoordinasi dengan n
s atau belum mampu dan tidak terampil,
robekan pada mengekstraksi tepat, namun teknik dan
kapsul nukleus. berhasil pergerakan
posterior; melakukan terkontrol
tidak mampu ekstraksi dengan baik
memegang nukleus lensa.
dan
mengekstrak
si nukleus.
8 Teknik irigasi dan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Tip aspirasi Tidak
aspirasi dengan besar dalam sedang dalam minimal dimasukkan di dilakuka
pengangkatan memasukkan memasukkan memasukkan bawah batas n
korteks yang tip aspirasi di tip aspirasi di tip aspirasi di bebas kapsul
adekuat bawah bawah kapsul bawah kapsul anterior dalam
kapsul anterior dan anterior, mode irigasi
anterior, mempertahan lubang dengan lubang
posisi lubang kan lubang aspirasi aspirasi
aspirasi tidak menghadap ke kadang- mengahadap
terkontrol, atas, kadang ke ke atas,
tidak mampu mengaspirasi atas, korteks aspirasi hanya
mengatur tanpa oklusi dibersihkan diaktifkan
aliran tip, 360 derajat, pada saat
aspirasi menunjukkan pengangkatan aliran cukup
sebagaimana pemahaman korteks untuk oklusi
diperlukan, dinamika lambat, sedikit tip, efisien
tidak mampu aspirasi yang kesalahan dalam
mengangkat buruk, teknis, sisa mengangkat
materi pengangkatan materi korteks seluruh
korteks korteks tidak minimal. korteks,
secara terkontrol Sedikit materi korteks
adekuat, dengan baik, kesulitan dikelupas
lubang tersentak- dalam secara halus
aspirasi sentak dan mengangkat ke arah pusat
menyentuh lambat, kapsul korteks pupil, secara
kapsul atau berpotensi subinsisional. tangensial
iris. terancam. pada kasus
Usaha yang kelemahan
lama, namun zonul. Tidak
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

masih ada kesulitan


meninggalkan dalam
materi korteks mengangkat
minimal. korteks
subinsisional.
9 Insersi lensa, rotasi, Tidak Insersi dan Insersi dan Insersi dan Tidak
dan posisi akhir mampu manipulasi manipulasi manipulasi dilakuka
lensa intraokular menginsersi LIO tampak LIO LIO dilakukan n
(LIO) LIO. sulit, mata diselesaikan pada keadaan
diperlakukan dengan bilik mata
secara kasar, ketidakstabila depan dan
bilik mata n bilik mata capsular bag
depan tidak depan yang yang dalam
stabil, minimal, dan stabil,
berulang kali insisi cukup dengan lebar
mencoba adekuat untuk insisi tepat
insisi yang implantasi, untuk
cukup untuk haptik inferior implantasi.
implantasi, ditempatkan Haptik
ragu-ragu dan di dalam inferior
berulang- capsular bag ditempatkan
ulang saat dengan sedikit di dalam
memasukkan kesulitan, capsular bag
haptik inferior haptik dengan lancar;
ke capsular superior haptik
bag dan dirotasikan ke superior
haptik dalam dirotasikan
superior tempatnya. atau
dirotasikan ke dibengkokkan
dalam secara halus
tempatnya. dan
diinsersikan
ke dalam
tempatnya.
10 Penutupan luka: Tidak Sedikit Mampu Tidak ada Tidak
Teknik dan mampu kesulitan menempatkan kesulitan dilakuka
penempatan jahitan menempatka dalam jahitan secara dalam n
n jahitan menempatkan konsisten. menempatkan
dengan baik. jahitan, Jahitan jahitan,
Jahitan kadang- ditempatkan konsisten
dilakukan kadang pada dengan pada bidang
dengan bidang kesulitan jaringan yang
lambat, pola jaringan yang minimal, benar. Semua
tidak radial salah, umumnya jahitan radial,
dengan penjahitan pada bidang panjang serta
banyak ulang jaringan yang jarak antar-
kesulitan, mungkin benar. Jahitan jahitan cukup.
konsisten diperlukan. sebagian besar
pada bidang Jahitan tidak radial,
jaringan radial atau panjang serta
yang salah, tidak dengan jarak antar-
harus jarak yang jahitan cukup.
mengulang tepat.
jahitan yang
sama.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

11 Penutupan luka: Tidak Tegangan Jahitan cukup Jahitan cukup Tidak


Menyimpul benang mampu jahitan tidak ketat untuk ketat untuk dilakuka
dan rotasi simpul mendapatkan rata, sedikit mempertahan mempertahan n
tegangan striae kornea, kan luka kan luka
yang cukup, jumlah jahitan tertutup, tertutup,
terdapat umumnya sedikit distorsi namun tidak
striae kornea benar, kornea, jarang terlalu ketat
multipel, sebagian besar simpul tidak sehingga
jumlah simpul dibenamkan menginduksi
jahitan tidak terbenam. dengan astigmatisme.
benar, adekuat. Semua simpul
simpul Tidak ada terbenam.
sering tidak striae kornea.
dibenamkan.
12 Penutupan luka: Tidak Viskoelastik Viskoelastik Viskoelastik Tidak
Pengangkatan mampu telah terangkat dapat diangkat dilakuka
viskoelastik, hidrasi mengangkat semuanya terangkat secara tuntas, n
luka, keamanan viskoelastik serta manuver secara adekuat insisi
luka secara tuntas. ekstra dengan sedikit diperiksa dan
Tidak diperlukan kesulitan. kedap pada
mampu untuk Insisi akhir operasi..
membuat membuat diperiksa dan
insisi kedap insisi kedap kedap atau
atau tidak pada akhir membutuhkan
memeriksa operasi. penyesuaian
luka apakah minimal pada
tertutup akhir operasi.
rapat.

Indeks Global
13 Netralitas luka dan Pergerakan Mata sering Mata sering Mata tetap
minimalisasi mata bola mata tidak pada pada posisi dalam posisi
yang bergulir dan dan distorsi posisi primer, primer, timbul primer selama
distorsi kornea kornea sering timbul lipatan operasi. Tidak
hampir lipatan distorsi terdapat
selalu distorsi. kornea ringan. lipatan
timbul. distorsi
kornea.
Panjang dan
lokasi insisi
tidak
menimbulkan
distorsi
kornea.
14 Mata terletak Memerlukan Kadang- Fluktuasi Pupil tetap
sentral di dalam reposisi kadang minimal pada sentral selama
lapang pandang secara memerlukan posisi pupil. operasi.
mikroskop konstan. reposisi.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

15 Perlakuan terhadap Perlakuan Perlakuan Perlakuan Jaringan tidak


jaringan terhadap jaringan jaringan baik, rusak atau
konjungtiva dan jaringan cukup baik, namun tidak terdapat
kornea kasar dan terjadi terdapat potensi
terjadi kerusakan potensi terjadinya
kerusakan minimal. terjadinya kerusakan.
jaringan. kerusakan.
16 Pengetahuan Instrumen Kadang- Jarang terjadi Tidak terjadi
spasial intraocular bedah sering kadang terjadi kontak dengan kontak dengan
kontak kontak dengan kapsul, iris, kapsul, iris,
dengan kapsul, iris, atau endotel atau endotel
kapsul, iris, atau endotel kornea yang kornea yang
atau endotel kornea yang tidak tidak
kornea. tidak disengaja. disengaja.
disengaja.
17 Perlindungan iris Iris secara Iris kadang- Iris secara Iris tidak
konstan kadang dalam umum tercederai.
dalam risiko, risiko. terlindungi. Kait iris,
perlakuan Memerlukan Sedikit cincin, atau
kasar. bantuan dalam kesulitan metode
menentukan dengan kait lainnya
kapan dan iris, cincin, digunakan
bagaimana dan metode seperlunya
cara perlindungan untuk
menggunakan iris lainnya. melindungi
kait iris, iris.
cincin, atau
metode lain
untuk
perlindungan
iris.
18 Kecepatan secara Ragu-ragu, Kadang- Kadang- Manipulasi
keseluruhan dan sering mulai kadang mulai kadang terjadi yang tidak
kelancaran dan berhenti, dan berhenti, manipulasi efisien
prosedur tidak lancar manipulasi yang tidak dan/atau tidak
sama sekali. yang tidak efisien perlu
Durasi efisien dan dan/atau tidak dihindari,
operasi lebih tidak perlu perlu, durasi durasi sesuai
dari 60 sering terjadi, operasi sekitar dengan
menit. durasi operasi 45 menit. tingkat
sekitar 60 kesulitan.
menit. Secara umum,
30 menit
cukup.
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Form Evaluasi Sikap Dan Komunikasi Interpersonal


Nilai
No Aspek yang dinilai Sangat Sangat
Kurang Cukup Baik
Kurang Baik
1 Sikap terhadap penderita (Sp)
Sikap terhadap Staf pendidik & Kolega
2
(Ss)
Sikap terhadap paramedis dan non
3
paramedis (Sn)
4 Disiplin dan tanggung jawab (Dtj)
Ketaatan pengisian dokumen medis
5
(Kdm)
Ketaatan pada tugas yang diberikan
6
(Ktg)
Ketaatanmelaksanakan pedoman
7
penggunaan obat dan alat/ modalitas
Komunikasi:
8
Komunikasi efektif:
9 Terhadap penderita (Ktp)

10 Terhadap Staf pendidik & Kolega (Kts)


Terhadapparamedisdan non paramedic
11 (Ktpp)
12 Kerjasama Tim:
Hubungan yang baik antara dokter,
13 perawat dan karyawan kesehatan, dan
Pasien dan keluarga pasien (Kth)
Bisa bekerjasama dalam bentuk tim
14 secara harmonis untuk pelayanan
optimal (Kto)
15
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Lembar Penilaian Perilaku Profesional(1)


Nama Residen :

Nama Penilai :

Periode / Tahap : Pengayaan / Magang / Mandiri

Petunjuk : Isilah ………..

Perilaku Profesional Negatif


No Perilaku Tidak Pernah Lebih Sering
Pernah dari 1 X
1 Tidak hadir atau terlambat pada kegiatan
pendidikan wajib (Laporan pagi, kuliah, dll)
tanpa alasan yang jelas
2 Tidak tepat waktu dalam mengumpulkan
pekerjaan atau tugas akademik
3 Tidak menjawab/ merespon permintaan
bagian dalam waktu yang tepat
4 Kurang perhatian dalam melaksanakan tugas
klinik
5 Melakukan interaksi tidak profesional dengan
sesama residen, mahasiswa, dosen, pegawai,
atau pasien. (Seperti: ketidakpekaan budaya
terhadap pasien maupun sesama pekerja,
ketidakjujuran, atau integritas yang diragukan
6 Tidak mampu menjawab surat-menyurat atau
melengkapi rekam medik dalam waktu yang
ditentukan (24-36 jam)
7 Keterlambatan dalam menyusun daftar dokter
pelayanan emergensi setiap bulannya
8 Menyalahgunakan kebijakan cuti, kebijakan
ijin tidak masuk, dan/ atau seminar yang
dibiayai bagian
9 Ketidakmampuan dalam melengkapi rekam
medis dalam waktu yang ditentukan
10 Penampilan diri yang kurang pantas
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Perilaku Profesional Positif


No Perilaku Tidak Pernah Lebih Sering
Pernah dari 1x
1 Menerima surat pujian atau penghargaan
sukarela dari pasien dan/ atau keluarganya
yang memuji kompetensi, kepedulian,
maupun empati sang residen
2 Menampung pendaftar PPDS pada setiap
musim pendaftaran residen baru
3 Menjadi panitia pada acara peringatan,
perayaan, atau acara penggalangan dana yang
di/bagian.adakan oleh departemen
4 Menjadi panitia atau berpartisipasi dalam
acara pelayanan kesehatan masyarakat
5 Memberikan edukasi kesehatan masyarakat
6 Membantu secara sukarela pada kejadian
tidak terduga baik bencana alam maupun
penyakit

1. Malakoff GL, et al. Accounting for Proffesionalism: an Innovative point system to assess
resident professionalm.Journal of Community Hospital Internal Medicine
Perspective,2014,2:23313. http://dx.doi.org/10.3402/jchimp.v4.23313

Penilaian Perilaku Keselamatan Pasien (Lingkari nilai yang anda berikan)

Nama Residen : Tanggal penilaian :

Nama Penilai:

No Aspek yang dinilai Nilai


Sering >1X Pernah Tidak
pernah
1. Melakukan kesalahan dalam identifikasi pasien 60 70 80 100

2 Melakukan kesalahan dalam diagnosis sehingga 50 60 70 100


menimbulkan kebutaan pasien
3 Melakukan kesalahan dalam pengobatan yang 50 60 70 100
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

menimbulkan kebutaan pasien


4 Melakukan kesalahan dalam tindakan prosedur 50 60 70 100
/pembedahan yang menimbulkan kebutaan
pasien
5 Melakukan kelalaian dalam mendeteksi keadaan 50 70 70 100
alergi pasien sehingga menimbulkan reaksi alergi
6 Melakukan kesalahan dalam diagnosis yang 50 70 80 100
berpotensi menimbulkan kebutaan pasien (tetapi
tidak terjadi kebutaan).
7 Melakukan kesalahan dalam pengobatan yang 50 60 80 100
berpotensi menimbulkan kebutaan pasien
( tetapi kebutaan tidak terjadi)
8 Melakukan kesalahan dalam tindakan prosedur 50 60 80 100
/pembedahan yang berpotensi menimbulkan
kebutaan pasien (tetapi kebutaan tidak terjadi)
9 Melakukan kelalaian dalam mendeteksi keadaan 50 60 80 100
alergi pasien yang berpotensi menimbulkan
reaksi alergi
10 Tidak memberikan penjelasan kepada pasien dan 50 60 80 100
keluarga mengenai indikasi, tujuan, hasil yang
diinginkan, serta kemungkinan efek samping
suatu tindakan medis yang akan diberikan .
Jumlah

Nilai = Jumlah/10=

Penilai

( )
Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Status Pasien KBR (silahkan fotokopi sebelum di isi)

Identitas Pasien: No MR:

Tanggal Pemeriksaan:

Anamnesis:

Pemeriksaan Segmen Anterior dan Segmen Posterior:

Hasil Pemeriksaan Penunjang : (Gonioskopi, Perimetri, OCT)


Portofolio Pendidikan Dokter Spesialis Mata Kolegium Ophthalmology Indonesia

Diagnosis:

Penangnanan:

Feedback:

Anda mungkin juga menyukai