Laporan Kangkung
Laporan Kangkung
Laporan Kangkung
TUJUAN
Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung secara organik
2. DASAR TEORI
Klasifikasi tanaman kangkung
Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir
Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar
menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm,
dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku,
banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar
(Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama
fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama
jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan
daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.
Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah
tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur
buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat.
Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis
kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara
generatif (Maria, 2009).
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea
reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-
5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat
cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga
kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun
(Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah
membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang
air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum : cangkul, gambor, tali rapia,
benih kangkung, gunting, rol, pupuk kandang.
4. PROSEDUR KERJA
Kegiatan Pratikum
1. Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan
dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya
dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,5 M x 1,5 M dan lebar drainase 60 cm.
(gambar 3.3.1)
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah
untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati
terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan
cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem berkelompok kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap
lubang.
4. Pemeliharaan
a) Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar
ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam
pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak
dilakukan penyiraman. (gambar 3.3.4)
b) Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar
tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan
tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman. Penyiangan ini bertujuan agar
tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam
penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
5. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen ini dilakukan sekali saja, setelah
kangkung tinggi,sehat dan layak dipanen
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Table jumlah batang.
Perlakuan ULANGAN
I II
P1 8,9 0
P2 10,8 11,2
P3 9,4 10,2
P4 11,2 9,4
b. Pembahasan
1. Pertama proses pembuatan lahan
2. Lahan yang kelompok 4 miliki kurang lebih sama dengan kelompok lain punya,
pembuatan lahan hingga penggemboran tanah hampir memerlukan waktu seharian untuk
membentuk lahan yang tertata rapi.
3. Setelah penggemboran tanah, kemudian melakukan pemupukan menggunakan pupuk
kandang. proses pemupukan ini juga terjadi pada minggu pertama, sampai ketahap
penyiraman tanah, agar pupuk menyatu dengan tanah.
4. Penyiraman pada lahan tersebut, tidak terjadi hanya seminggu sekali. Namun penyiraman
pada lahan kami lakukan setian hari setelah pulang sekolah kecuali hari minggu.
Walaupun tanah sama sekali belum ditumbuhi bibit.
5. Berikutnya proses pumbuatan papan nama ditempat lahan sekaligus penyebaran bibit
serta tidak lupa juga penyiraman agar bibit cepat tumbuh. Penyebaran bibit ini kami
lakukan melebar mengikuti alur 1,5 meter pada lahan.
6. Setelah beberapa hari kemudian, kangkung pun mulai tumbuh, ini lah fase fase
pertumbuhan kangkung tsb.
Dalam pratikum ini tanaman yang dibudidaya sama yaitu kangkung setiap orang namun
dalam penggunaan pupuk kandang, jarak tanam dan perlakuan penggunaan pupuk berbeda-beda
tiap kelompoknya. Pada bagian ini penggunaan pupuk kandang sebanyak 5 kg, jarak tanam 5 cm
dan jarak antar tanaman 20 cm.
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu
pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka pertumbuhannya akan lambat dan
batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan
tanaman seperti penyiraman sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan
pertumbuhannya akan lebih bagus.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat, wereng, bakteri
(kutu), kumbang. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman
karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya.
Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.
Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari.
Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung
organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik,
yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya.
Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per
hektar.
Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut
dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar
dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan
tersengat sinar matahari langsung.
Berbeda dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organik akan
menghasilkan produk organik yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena itu,
produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung
kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan. Apabila strategi
pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.
7. KESIMPULAN
Dari hasil pratikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman
kangkung darat perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat
memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen
karena batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
Adapun dalam penggunaan pupuk kandang 1 kg dalam satu petakan mengahasilkan
tanaman kangkung yang lebih bagus dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang 0.5 kg.
8. DAFTAR PUSTAKA
Sutria Iradini, devi, 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman
kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK
Negeri 4 Dumai.
Rahayu, sri 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung
dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4
Dumai.
Valentin, veronoca 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman
kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK
Negeri 4 Dumai.
Rizqi rahmawati, vuti 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman
kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK
Negeri 4 Dumai.
Wulandari, windy 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman
kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK
Negeri 4 Dumai.