Jiptummpp GDL Fungkyheri 49802 3 Babii
Jiptummpp GDL Fungkyheri 49802 3 Babii
Jiptummpp GDL Fungkyheri 49802 3 Babii
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konstruktivisme
a. Pengertian Konstruktivisme
manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk
diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba
6
7
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan
b. Tujuan Konstruktivisme
awal siswa guna menanamkan konsep yang benar, dan (3) sebagai proses
mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan mungkin salah (Karfi,
khusus, diperlukan penggunaan metode yang tepat yang sesuai dengan materi yang
menggunakan metode yang tepat agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yang
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri
c. Langkah-Langkah Konstruktivisme
awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing
hari oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas.
telah ditetapkan. Guru juga memberikan arahan atau solusi yang tepat dalam
dan teori belajar kognitivisme lebih memperhatikan tingkah laku belajar dalam
memproses informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari peserta didik tanpa
dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada peserta didik. Artinya, bahwa
didik tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap di isi dengan
kesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan
dilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untuk
suatu cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru dalam
adalah alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode makin baik pula
terhadap materi pengajaran secara baik dan optimal. Oleh karena itu seorang
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
(Abimanyu,2008:22).
melaksanakan dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa
inquiry dan sosial. Jadi ciri model ini adalah kerja kelompok yang didasarkan
2. Aktivitas Belajar
peranan penting dalam proses belajar karena dengan aktivitas belajar akan
menghasilkan perubahan. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa
ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal ini sesuai
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. aktivitas dalam
melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab
kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam
aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman,
keinginan untuk belajar secara mandiri. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai
tujuan yang diharapkan. Interaksi dalam proses belajar mengajar seorang guru
untuk belajar lebih aktif dan kreatif di dalam kegiatan belajar mengajar yang
seorang guru harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga guru
mengajar yang mempunyai arti dan ruang lingkup yang lebih mendalam.
adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen lainnya
dalam proses pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam
(Russeffendi, 1980:148).
mendua arti, karena itulah simbol, notasi dan semacamnya yang padat
matematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam
matematika modern hal itu diperjelas, misalnya saja, beda antara bilangan dan
lambangnya, beda antara sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antara
garis dan ruas garis, beda antara bentuk geometri dengan bendanya, beda
antara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara konsep dan
yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi
matematika apabila telah didasari pada apa yang telah dipelajari orang itu
tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata
eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model
pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol,
metode Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus
terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaa, tahap tindakan, tahap observasi,
dan tahap refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Hasil penelitian
hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika yaitu dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada nilai awal diperoleh nilai rata- rata kelas
yaitu 52. Setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan menjadi 63,2 dan
dengan tindakan siklus II terjadi peningkatan kembali menjadi 80, sedangkan pada
Konsep Cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir. Data instrumen tes dianalisis
menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai thitung sebesar 3,15 dan
ttabel adalah 2,00. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai thitung >ttabel, sehingga
hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Nilai posttest kelompok
eksperimen lebih besar 5,83 dibanding kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan
terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya. Penelitian terdahulu lebih
menekankan pada upaya untuk peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model
sekolah dasar.
B. Kerangka Pikir
Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Teori yang digunakan dalam
dalam penelitian ini, yaitu dalam penelitian ini, penelitian ini yaitu tentang
pedoman observasi, yaitu reduksi data, kontruktivisme, aktivitas
pedoman wawancara, dan penyajian data, dan belajar dan pembelajaran
pedoman dokumentasi. penyimpulan. matematika.