Makalah Pemeriksaan Penunjang Fisioterapi
Makalah Pemeriksaan Penunjang Fisioterapi
Makalah Pemeriksaan Penunjang Fisioterapi
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat Menyelesaikan makalah mata kuliah
laboratorium pemeriksaan infeksi, telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan, baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami mempersilahkan pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat mempunyai hikmah dan manfaat sehingga dapat
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 SIMPULAN............................................................................................ 15
PENDAHULUAN
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel
darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri
atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah
yang dipadatkan yang berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah
konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah
dan dalam jaringan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemeriksaan Laboratorium dari Leukosit.
2. Mengetahui jumlah nilai Leukosit normal pada manusia.
3. Mengetahui pemeriksaan Laboratorium dari Laju Endap Darah
4. Mengetahui jumlah nilai Laju Endap Darah normal pada manusia.
5. Mengetahui pemeriksaan Laboratorium dari HbsAg.
6. Mengetahui interpretasi hasil dari pemeriksaan HbsAg.
7. Mengetahui pemeriksaan Laboratorium untuk penyakit TBC.
8. Mengetahui interpretasi hasil dari pemeriksaan TBC.
BAB II
PEMBAHASAN
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5
liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah.
Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan
yang berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai
batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.
Fungsi Darah :
a. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan keseluruh jaringan / alat tubuh.
Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
Mengedarkan hormon yaitu hormon untuk membantu proses fisiologis.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi / zat-zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
d. Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari
kerusakan.
Karakteristik Darah :
Volume darah : 7% - 10% BB (5 Lt pada dewasa normal)
Komponen darah : Eritrosit, Leukosit, trombosit →40% - 45% volume
darah; tersuspensi dalam plasma darah
PH darah : 7,37 – 7,45
Temp : 38°C
Viskositas lebih kental dari air dengan BJ 1,041 – 1,067
Merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya 0.007 mm, tidak bergerak,
banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm³, warnanya kuning kemerah-merahan karena
didalamnya mengandung hemoglobin (hemoglobin adalah protein pigmen yang meberi
warnamerah pada darah. Hemoglobin terdiri atas protein yang di sebut globin dan
pigmen non-protein yang disebut heme.), setiap eritrosi mengandung sekitar 300 juta
molekul hemoglobin, sifatnya kenyal sehingga dapat berubah bentuk sesuai dengan
pembuluh darah yang dilalui.
Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino.
Mereka juga memerlukan zat besi wnita memerlukan lebih banyak zat besi karena
beberapa diantaranya dibuang sewaktu menstruasi. Sewaktu hsmil diperlukan zat besi
dalam jumlah yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.
Sel darah merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek,
pipih, dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum
dalam batang iga-iga dan dari sternum.
Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte)
adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan
normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter
kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam
kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel
polimorfonuklear yaitu:
Basofil.
Eosinofil.
Neutrofil.
dan dua jenis lain tanpa granula dalam sitoplasma:
Limfosit.
Monosit.
% dalam
Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan
manusia
3. Cara Kerja
a. Membuat Pengenceran.
b. Mengisi kamar hitung.
c. Menghitung Jumlah Sel.
d. Perhitungan.
Jumlah L = jumlah L yang dihitung X F Pengenceran vol yang dihitung (ul)
= N/4 X 1 X 0,1 ul X 20
= N X 10/4 X 20
= N X 50
NILAI NORMAL LEUKOSIT
a. Neonatus : 9.000 – 30.000 Sel / mm³
b. Bayi Balita : 5.700 – 18.000 Sel / mm³
c. Anak 10 tahun : 4.500 – 1.500 Sel / mm³
d. Ibu Hamil : 6.000 – 17.000 Sel / mm³
e. Post Partum : 9.700 – 25.700 Sel / mm³
f. Dewasa : 5.000 – 10.000 Sel / mm³
Fase kedua , pada fase ini pengendapan eritrositterjadi cepat(kecepatan maximal) karena
telah terjadi agregasi atau pembentukan Rouleaux.
Fase ketiga , pada fase ini kecepatan pengendapan eritrosit mulai berkurang seiring
dengan pemadatan pengendapan eritrosit.
a) Faktor yang berasal dari dalam tubuh (bersifat patologis dan fisiologis)
1. Sel eritrosit
Viskositas Darah , Viskositas meningkat , LED menurun dan
sebaliknya.
Jumlah eritrosit, jumlah eritrosit menurun , LED meningkat dan
sebaliknya.
Bentuk eritrosit , penyakit sickle cell , LED lambat turun
Ukuran eritrosit , ukuran eritrosit besar , LED lambat turun , ukuran
eritrosit kecil, LED meningkat.
2. Faktor Plasma
Konsentrasi Fibrinogen
Konsentrasi Globulin
3. Metode sediplast
CARA PEMERIKSAAN :
Hisap darah dengan pipet Westergen sampai tanda 0.Letakkan secara vertikal di suhu 18-
25°C LED setelah 1 jam dalam mm/jam.
BAHAN :
1. DARAH SITRAT
0.3 ml Na-sitrat 0.109 M % 1.2 ml darah lengkap.
2. Darah EDTA
2mg EDTA untuk 2.1 ml darah
0.3 ml Na-sitrat 0.109 M dengan 1.2 ml darah EDTA.
Biasanya tes darah ini dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis penyakit yang dapat
menyebabkan peradangan di tubuh seperti infeksi, rheumatoid arthritis (rematik), lupus, penyakit
autoimun, atau bahkan kanker.
Virus Hepatitis B adalah virus DNA (Deoxyribo Nukleat Acid) terkecil berasal
dari genus Orthohepadnavirus famili Hepadnaviridae berdiameter 40-42mm. Masa
inklusi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata inkubasi 60-90 hari. Bagian luar
dari virus ini adalah protein envelope lipoprotein, sedangkan bagian dalam berupa
nukleokapsid atau core. Genom virus hepatitis B merupakan molekul DNA sirkular
untai-ganda parsial dengan 3200 nukleotida. Genom berbentuk sirkular dan memiliki
empat open reading frame (OFR) yang saling tumpang tindih secara parsial protein
envelope yang dikenal sebagai selubung HbsAG seperti large HBs (LHBs), medium
HBs (MHBs), dan small HBs (SHBs) disebut gen S,yang merupakan target utama
respon imun host, dengan lokasi utama pada asam amino100-160.
B. EPIDEMIOLOGI
Infeksi virus Hepatitis B merupakan penyebab utama hepatitis akut,hepatitis
kronis,sirosis dan kanker hati didunia. Infeksi ini endemis di daerah timur
jauh,sebagian besar kepulauan pasifik,banyak negara di afrika, sebagian timur tengah
dan dilembah amazon.center for disease control and prevention (CDC) memperkirakan
bahwa sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang ( terutama dewasa muda) terinfeksi
oleh VHB setiap tahunnya. Hanya 25% dari mereka yang mengalami ikterus,10.000
kasus memerlukan perawatan dirumah sakit, dan sekitar 1-2% meninggal.
Sepertiga penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi oleh VHD dan sekitar 400
juta orang merupakan pengidap kronik hepatitis B,prevalensi di indonesia dilaporkan
berkisar 3-17%. Virus hepatitis B telah menginfeksi lebih dari 2 milyar orang yang
hidup saat ini selama kehidupan mereka, 75% dari semua pembawa kronik hidup di
asia dan di pesisir pasifik barat, pengidap VHB tertinggi ada di asia dan afrika. Hasil
riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukan bahwa hepatitis klinis terdeteksi di
seluruh provinsi di indonesia dengan prevalensi sebesar 0,6%. Hasil riskesdas
biomedis tahun 2007 dengan jumlah sample 10.391 menunjukan presentasi HbsAG
positif 9,4%. Hepatitis B tertinggi pada kelompok umur 45-49 tahun ( 11,92%), umur
>60 tahun (10,57%) dan umur 10-14 tahun (10,02%).HbsAg positif pada kelompok
laki-laki dan perempuan (9,7% dan 9,3%).
C. CARA PENULARAN
Penularan VHB, melalui parenteral dan menembus membran mukosa terutama
berhubungan seksual. Penanda HbsAG di identifikasikan pada hampir setiap cairan
tubuh dari orang yang terinfeksi yaitu, saliva, air mata, cairan seminal, cairan
serebrospinal, asites, dan air susu ibu.
Jalur penularan VHB terbanyak di Indonesia adalah secara parenteral yaitu secara
vertikal ( transmisi ) mateRNAI-neonatal atau horisontal. Virus Hepatitis B dideteksi
pada semua cairan tubuh manusia, dengan konsentrasi tertinggi serum.Infeksi VHB
berlangsung dalam dua fase. Selama fase proliferatif, DNA VHB terdapat dalam
bentuk episomal, dengan pembentukan virion lengkap dan semua antigen terkait.
Selama fase integratif, DNA virus meyatu kedalam genom pejamu. Seiring dengan
berhentinya replikasi virus dan munculnya antibodi virus, infektivitas berhenti dan
kerusakan hati merada. Namun risiko terjadinya karsinoma hepatoselular menetap. Hal
ini sebagian disebabkan oleh disregulasi pertumbuhan yang diperantarai protein X
VHB.
D. GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis VHB pada pasien hepatitis akut cenderung ringan. Hepatitis B
sulit dikenali karena gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama
sekali tidak muncul. Karena itulah,banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya
telah terinfeksi.virus ini berkembang selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap
virus sampai kemunculan gejala pertama.
E. METODE PEMERIKSAAN
Pemeriksaan HbsAg metode rapid test
Cara kerja :
Siapkan alat bahan yang akan digunakan
Dilakukan pengambilan sample
Dimasukan darah kedalam tabung reaksi, diamkan selama 30 menit,
kemudian di sentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Sample/plasma terbentuk kemudian dipindahkan ke tabung kosong
lainnya.
Celupkan reagen strip ke dalam tabung yang telah di isi sample tadi
sampai tanda batas pada strip, biarkan selama 15 menit.
Pengamatan hasil tidak boleh dibaca lebih dari 20 menit.
Positif (+)
Selain timbul garis merah pada daerah control (C), akan muncul 1 (satu)
garis merah yang nyata didaerah test (T),hasil positif menyatakan adanya
HbsAg
Negatif (-)
Timbul 1 (satu) garis merah pada daerah control (C), dan tidak ada garis
merah di daerah test (T)
Invalid
sama sekali tidak muncul warna merah baik pada daerah control (C) ataupun pada daerah
test (T), merupakan adanya indikasi kesalahan prosedur atau reagen test yang rusak
5. TBC (TUBERCULOSIS)
A. DEFINISI
Adalah penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru. Agen infeksiusnya adalah
Mycobacterium tubercolusis yang merupakan batang aerobik yang tahan asam, tumbuhnya
lambat dan agak sensitif dengan panas dan sinar ultraviolet. Penyakit tubercolusis bisa
ditularkan ke bagian tubuh lainnya seperti meninges, tulang, ginjal, dan nodus limfe.
B. EPIDEMIOLOGI
Kemenkes melaporkan ada 351.893 kasus TBC di Indonesia per tahun 2016, meningkat
dari tahun 2015 sebesar 330.729 kasus. TBC lebih banyak menyerang laki-laki (60%)
daripada perempuan (40%)
C. PEMERIKSAAN TBC
1. WHO 1990 : DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) Menitik beratkan
penegakkan diagnosis dengan menggunakan pemeriksaan Diagnosis dengan
menggunakann pemeriksaan mikroskopis.
PEMERIKSAAN SPUTUM
1. SEWAKTU
Saat pasien yang diduga tuberkulosis berkunjung pertama kali.
2. PAGI
Pasien diminta mengambil dahaknya di rumah pada pagi hari ke dua setelah bangun
tidur.
3. SEWAKTU
Pasien diambil lagi dahaknya saat pasien mengumpulkan dahak paginya di hari
kedua yaitu satu hari setelah kunjungan pertama (hari kedua).
PEWARNAAN BTA
Langkah Utama :
D. DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
Diagnosa TB bergantung pada hasil radiologi serta pemeriksaan mikroskpik dan
pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang
disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah
secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55
persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan
dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang berkisar anatara 40-47.
Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.
Adanya pemeriksaan ini guna menunjang data kita sebagai calon fisioterapi untuk pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut terhadap pasien nantinya.
B. SARAN
Dari pemaparan diatas, kami memberi saran agar dalam ilmu keshetan maupun ilmu alam
lainnya penitng sekali untuk memahami anatonomi sistem hematologi secara tepat agar terhindar
dari kesalahan dalam tindakan kita sebagai calon fisioterapi.
DAFTAR PUSTAKA