Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
256 tayangan18 halaman

Leasing Financing

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 18

MANAJEMEN PAJAK

(Leasing Financing)

Disusun Oleh:

Nurul Azisah Muhlis


0050.04.25.2018
Maksi 4

Magister Akuntansi
Program Pascasarjana
Universitas Muslim Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
beriring salam selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan
beliau dan ridho-Nyalah kita dapat merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang
ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Riset Akuntansi, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman
Mus, SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen Pajak yang telah
memberikan tugas untuk menambah wawasan sesuai bidang studi. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi
terciptanya kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang memerlukan. Terima kasih.

Makassar, 15 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penulissan ............................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengerian Leasing ............................................................................ 6
B. Klasifikasi Perusahaan Leasing ....................................................... 7
C. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Leasing ....................................... 8
D. Manfaat Leasing............................................................................... 9
E. Jenis-jenis Transaksi Leasing........................................................... 10
F. Proses Transaksi Leasing ................................................................. 13
G. Metode Pembayaran Leasing ........................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis pada umummya dan dunia
industri pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama
bagi kalangan pengusaha untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan mutu
produknya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin
banyak orang yang mendirikan lembaga pembiayaan nonbank yang bergerak
dibidang penyediaan dana atau barang. Salah satu lembaga pembiayaan yang
berkembang pada saat ini adalah sewa guna usaha atau biasa disebut juga leasing.
Saat ini leasing merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau
kepemilikan tanpa harus melalui proses berkepanjangan.
Alat-alat produksi merupakan komponen utama atau komponen pokok yang
keberadaannya mutlak diperlukan dalam kegiatan industri. Dilihat dari sisi
investasi, pengadaan alat-alat produksi memerlukan dana yang relative besar. Pada
umumnya pengadaan alat-alat produksi ini dibiayai dengan kredit bank, namun
dalam keadaan tertentu, pembiayaan melalui kredit bank dianggap kurang
menguntungkan.
Jika dibandingkan dengan kredit perbankan, pembiayaan leasing lebih
memberikan keunggulan secara ekonomi diantaranya adalah tidak perlu
menyediakan jaminan, pembiayaan penuh 100% tanpa uang muka dan pembayaran
angsuran relatif fleksibel.
Bahkan leasing juga memunkinkan alternatif lain yaitu menjual alat-alat
produksi yang dimiliki dan kemudian menyewa kembali alat-alat produksi tersebut
untuk digunakan dalam proses produksi. Dengan cara seperti ini perusahaan
memperoleh modal kerja tanpa harus memikirkan jaminan.
Saat ini, leasing merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset
atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah
diatur oleh perusahaan leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing
juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah
disadari oleh para usahawan yang ada.

4
Bila dilihat dari propspek kebutuhan pembangunan, usaha leasing jelas
dapat berkembang pesat dan memainkan peranan aktif sebagai lembaga keuangan
baru, yang khusus bergerak dalam penyediaan barang modal, sebagai alternative
sumber pembiayaan suatu perusahaan bisnis dan mempunyai harapan untuk
memenuhi kebutuhan pasarnya yang luas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas serta untuk mengetahui gambaran yang
lebih lanjut mengenai Leasing Financing, maka penulis mencoba mengidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Leasing (Sewa Guna Usaha)?
2. Bagaimana klasifikasi dari perusahaan Leasing?
3. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam Leasing?
4. Apasajakah manfaat Leasing?
5. Apasaja jenis-jenis transaksi Leasing?
6. Bagaimana Proses Transaksi Leasing?
7. Bagaimana metode pembayaran Leasing?
C. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini, selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Pajak, juga untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis dalam memahami lebih lanjut mengenai Leasing Financing
tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Leasing
Beberapa pengertian sewa guna usaha atau lebih dikenal dengan istilah
Leasing yang dikemukakan oleh beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Financial Accounting Standard Board (FASB 13)
A lease as an agreement conveying the right to use property, plant, or
equipment (land and/or depreciable assets) usually for a stated period of
time. (Leasing adalah suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal
yang digunakan untuk suatu jangka waktu tertentu).
2. The International Accounting Standard (IAS 17)
A lease as an agreement where by the lessor conveys to the lessee in return
of rent the right to use an asset for an agreed period of time. (Leasing adalah
suatu perjanjian di mana pemilik aset atau perusahaan sewa guna usaha
(Lessor) menyediakan barang atau aset dengan hak penggunaan kepada
penyewa guna usaha (Lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk
suatu jangka waktu tertentu).
3. The Equipment Leasing Association (ELA-UK)
A lease is a contract between a lessor and a lessee for the hire of a specific
assets selected from a manufacturer or vendor of such assets by the lessee.
The lessor retains ownership of the asset. The lessee has possession and use
of the asset on payment of spesified rentals over a period. (Leasing adalah
suatu kontrak antara lessor dengan lessee untuk penyewaan suatu jenis
barang atau aset tertentu secara langsung, dari pabrik atau agen penjual oleh
lessee. Hak kepemilikan barang tersebut tetap berada pada lessor. Lessee
memiliki hak pakai atas barang tersebut dengan membayar sewa dengan
jumlah dan jangka waktu yang telah ditetapkan).

6
4. Keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri
Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/TV/74, Nomor 32/M/SK/2174, Nomor
30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Januari 1974
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaranpembayaran
berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 Tanggal 21
November 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara leasing dengan hak opsi (finance lease) maupun leasing
tanpa hak opsi atau sewa guna usaha biasa (operating lease) untuk
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Dari berbagai definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan dalam
makalah ini bahwa leasing merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-
menyewa. Objek sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki
hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.
B. Klasifikasi Perusahaan Leasing
Berdasarkan perkembangan perusahaan leasing dalam menjalankan
kegiatan usahanya, perusahaan leasing dapat diklasifikasikan kedalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Independent Leasing Company
Perusahaan jenis ini terpisah dan independent dari supplier. Untuk
memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya, perusahaan ini dapat
berhubungan dengan berbagai supplier.

7
2. Captive Lessor
Perusahaan sewa guna yang merupakan anak perusahaan supplier.
Pembentukan perusahaan sewa guna ini didasari pemikiran bahwa dengan
dengan adanya captive lessor maka penjualan diharapkan akan meningkat.
3. Lease Broker/Packager
Perusahaan yang hanya melakukan fungsi broker atau packager yaitu
mempertemukan antara perusahaan yang membutuhkan barang modal
dengan pihak lessor. Perusahaan lease broker biasanya tidak memiliki
barang atau peralatan untuk menangani transaksi sewa guna atas namanya.
C. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Leasing
Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik /
penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya:
1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk penyediaan barang modal.
Lessor dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembaali biaya
yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan
mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian
jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang
modal tersebut.
2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari pihak Lessor. Lessee dalam financial lease
bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan
cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee
memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki
hak untuk membeli barang yang dilease dengan harga berdasarkan nilai sisa.
Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya
disamping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi
lessee terhadap kerusakan.
3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada Lessee dengan pembayaran secara tunai atau berkala

8
oleh Lessor. Dalam mekanisme financial lease, suplier langsung
menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lesor sebagai pihak
yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya dalam operating lease, suplier
menjual barangnya langsung kepada lesor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank
yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur
atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk
pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek
sewa guna kepada Lessee atau Lessor.
D. Manfaat Leasing
Leasing sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan sumber-sumber pembiayaan lainnya, antara lain:
1. Menghemat Modal
Dengan modal yang terbatas kita bisa memaksimalkan modal tersebut untuk
keperluan lainnya dan memperoleh aktiva yang diperlukann perusahaan
(lessee) untuk menunjang kegiatannya. Hal ini akan membantu cash flow
terutama pada perusahaan (lessee) yang baru berdiri atau beroperasi dan
perusahaan yang mulai berkembang.
2. Lebih Fleksibel
Perjanjian leasing dapat disesuaikan dengan kemampuan keuangan lessee
dibandingkan dengan perbankan.
3. Persyaratan Tidak Terlalu Ketat
Persyaratan untuk mendapatkan leasing biasanya lebih sederhana bila
dibandingkan dengan perbankan. Dari segi jaminan, leasing tidak menuntut
adanya jaminan tambahan.
4. Di Luar Neraca (Off Balance Sheet)
Tidak ada ketentuan dan keharusan untuk mencantumkan transaksi leasing
dalam neraca. Tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti tidak ada
keharusan mencantumkannya sebagai kewajiban. Hal ini mempunyai
dampak positif terhadap rasio keuangan perusahaan lessee karena transaksi

9
leasing tersebut tidak akan terlihat dalam neraca lessee sebagai komponen
utang.
5. Arus Dana
Fleksibilitas pembayaran leasing dapat disesuaikan dengan perencanaan
arus dana karena dapat membantu keputusan pendapatan lessee.
6. Proteksi Inflasi
Proteksi inflasi terjadi khususnya apabila leasing berdasarkan tarif suku
bunga tetap, maka lessee akan membayar dengan jumlah tetap atas sisa
kewajibannya yang berasal dari pelunasan pembelian yang dilakukan di
masa lalu.
7. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat
barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model dan teknologi
disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.
8. Resiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka
waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko
keusangan (obsolescence) sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan
resiko tahap dini yang mungkin terjadi.
9. Pembiayaan Proyek Skala Besar
Proyek berskala besar yang memiliki resiko tinggi di antara pemberi dana,
dapat diatasi melalui perusahaan leasing selama tersedia jaminan penuh
yang dapat diterima serta kemudahan untuk menguasai barang yang dibiayai
lessor apabila terjadi kelalaian.
E. Jenis-jenis Transaksi Leasing
Bentuk transaksi pembiayaan leasing pada dasarnya dapat dilihat dari jenis
transaksinya dimana transaksi leasing pada umumnya dibagi dalam dua kategori
pembiayaan, yaitu :

10
1. Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah
pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih
barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha,
sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan
serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha.
Finance lease merupakan pembiayaan langsung dengan cara kontrak antara
lessor dengan lessee, dimana :
 Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing yang berupa barang
bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan
masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
 Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan
jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut
merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri atas biaya perolehan
barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan
tingkat keuntungan atau spread yang diinginkan lessor.
 Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara
sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Resiko
ekonomis termasuk biaya pemeliharaan dan biaya lainnya yang
berhubungan dengan barang yang dilease menjadi tanggungan lessee.
 Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang
tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau mengembalikan pada
lessor atau memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-syarat yang
disetujui bersama.
Dalam prakteknya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk
transaksi antara lain sebagai berikut :
a. Direct Finance Lease
Dalam transaksi ini, pihak lessor membeli barang modal atas permintaan
dari lessee dan langsung disewagunausahakan kepada lessee. Lessee dapat
terlibat dalam proses pembelian barang modal dari pemasok.

11
b. Sale and Lease Back
Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian
dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan jangka
waktu yang disepakati bersama. Metode transaksi ini membantu lessee
yang mengalami kesulitan modal kerja.
c. Leveraged Lease
Dalam proses sewa guna usaha ini, pihak yang terlibat adalah lessor, lessee,
dan kreditor jangka panjang dalam membiayai objek leasing.
d. Syndicated Lease
Metode ini terjadi apabila pembiayaan sewa guna usaha dilakukan oleh
lebih satu lessor. Kerja sama antar lessor ini didasarkan pada pertimbangan
risiko atau objek leasing yang membutuhkan dana dalam jumlah besar.
e. Cross Border Lease
Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan diluar batas
suatu negara yaitu negara tempat kedudukan lessor berbeda dengan negara
lessee.
f. Vendor Lease
Vendor program adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh
dealer kepada konsumen dengan mendapatkan fasilitas leasing. Lessor
akan membayar objek leasing kepada vendor/dealer dan selanjutnya lessee
akan membayar angsuran secara periodic langsung kepada lessor atau
melalui dealer.
2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan
lessee yang menyangkut ketentuan:
 Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak
lessee untuk digunakan dalam jangka waktu relative lebih pendek daripada
umur ekonomis barang modal tersebut.
 Lessee membayar sejumlah biaya sewa secara berkala kepada lessor atas
penggunaan barang modal yang jumlahnya tidak meliputi jumlah

12
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya atau disebut
juga non full pay out lease.
 Lessor menanggung segala resiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang
modal tersebut.
 Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease kepada lessor.
 Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-
waktu atau disebut cancellable.
Secara garis besar dapat digambarkan perbedaan antara finance lease
dengan operating lease pada tabel dibawah ini:

F. Proses Transaksi Leasing


Proses transaksi untuk memenuhi persyaratan kontrak dalam leasing dapat
di ilustrasikan sebagai berikut :

13
KETERANGAN GAMBAR :
1. Lesse menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,
spesifikasi, harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas
barang yang akan disewa.
2. Lessee melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan
pembiayaan barang modal. Dalam hal ini, lessee dapat meminta lease
quotation yang tidak mengikat dari lessor. Dalam quotation terdapat syarat-
syarat pokok pembiayaan leasing, antara lain: keterangan barang, harga
barang, cash security deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi,
jaminan uang sewa ( lease rental ), dan persyaratanpersyaratan lainnya.
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau comitment letter kepada lessee yang
berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayaai barang
modal yang dibutuhkan, lessee menandatangani dan mengembalikannya
kepaada lessor.
4. Penandatangan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee,
dimana kontrak tersebut mencakup hal-hal: pihak-pihak yang terlibat, hak
milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan asuransi,
tanggung jawab dan objek leasing, perpajakan jadwal pembayaran angsuran
sewa dan sebagainya.
5. Pengiriman order beli kepada pemasok disertai instruksi pengiriman barang
kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.

14
6. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan serta
menandatangani surat tanda terim dan perintah bayar selanjutnya
diserahkan.
7. Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur dan
bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
8. Pembayaran oleh lessor kepada pemasok.
9. Pembayaran sewa ( lease payment ) secara berkala oleh lessee kepada lessor
selama masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang
dibiayai beserta bunganya.
G. Metode Pembayaran Leasing
Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur
bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga
tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya
pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktorfaktor sebagai berikut:
1. Nilai barang modal, yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai
barang modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai
sisanya pada akhir masa kontrak.
2. Simpanan jaminan atau security deposit, Simpanan jaminan merupakan
semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang
besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.
3. Nilai sisa (residual value), adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang
modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4. Jangka waktu, berkaitan erat dengan jangka waktu kegunaan ekonomis atau
manfaat suatu barang modal yang dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna
di Indonesia berkisar 2 s.d 5 tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin
rendah pula pembayaran sewa.
5. Tingkat bunga, yang digunakan dalam perhitungan pembayarna sewa guna
adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan
oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Perusahaan pembiayaan di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing.
Kegiatan utama perusahaan sewa guna adalah bergerak dibidang pembiayaan
untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah atau lessee.
Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam
memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Leasing sebagai alternatif sumber
pembiayaan memiliki beberapa kelebihan di bandingkan pembiayaan lainnya,
antara lain:
1. Transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka.
2. Pembiayaan sewa guna lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan
dengan kondisi keuangan perusahaan.
3. Sewa guna bersifat off balance sheet, atau berarti sewa guna tidak tercantum
sebagai komponen utang pada neraca perusahaan.
4. Pembayaran sewa guna memberikan kemudahan bagi pihak lessee
dalam penyusunan anggaran tahunan.
B. Saran
Dari pembahasan dalam makalah ini, ada beberapa saran untuk para
pengusaha khususnya :
1. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi
para pengusaha karena saat ini banyak para pengusaha cenderung
menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan.
Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai

16
pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengembalian
antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih.
2. Para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti
kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sukmalana, Soelaiman. 2008. Manajemen Keuangan: “Kebijakan dan Keputusan


Untuk Pengendalian Keuangan Organisasi/Bisnis”. Jakarta: Pusat
Pengembangan Bisnis dan Manajemen PT. Intermedia Personalia Utama.

Rian Bayu Ristian. 2015. ”RESUME LEASING (SEWA GUNA USAHA)”


(online). http://rianbayristian.blogspot.co.id/2015/03/reume-leasing-sewa-
guna-usaha .html, diakses tanggal 10 April 2019

18

Anda mungkin juga menyukai