Makalah Leasing BLK Kel 1
Makalah Leasing BLK Kel 1
Makalah Leasing BLK Kel 1
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul “Leasing (Sewa
Guna Usaha)” dengan lancar dan tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kepada pembacanya mengenai informasi seputar
leasing. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang telah kami
perbuat di masa yang akan datang.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ............................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leasing (Sewa Guna Usaha) ............................ 5
2.2 Perkembangan Leasing di Indonesia ................................. 6
2.3 Mekanisme Leasing ............................................................ 7
2.4 Tata Cara Leasing .............................................................. 8
2.5 Penggolongan Perusahaan Leasing ................................... 10
2.6 Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing ................................. 10
2.7 Keuntungan Leasing .......................................................... 11
2.8 Kerugian Leasing ............................................................... 13
2.9 Pembayaran Sewa Guna Usaha ......................................... 13
2.10. Fleksibilitas Dalam Leasing .............................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 16
SOAL DAN JAWABAN ........................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak
sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk
menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha
dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh
suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa guna usaha adalah
setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa
uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing, perusahaan
dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung
digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam
bulan sekali kepada pihak lessor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian leasing?
2. Bagaimana perkembangan leasing di Indonesia?
3. Bagaimana mekanisme leasing?
4. Apa sajakah penggolongan perusahaan leasing?
5. Apa sajakah teknik-teknik pembiayaan leasing?
6. Apa sajakah manfaat leasing?
7. Bagaimana pembayaran sewa guna usaha?
8. Apa sajakah Fleksibilitas dalam leasing?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih jauh apa itu leasing
3. Mengetahui konsep dan cara kerja leasing
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Jadi, pengertian leasing (sewa guna usaha) secara umum adalah
perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah)
di mana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan
oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu
tertentu.
6
o Tidak akan memperkejakan wanita asing, keculai atas persetujuan
menteri keuangan
o Dipekerjakan paling sedikit seorang ahli hukum, akuntan, dan
seorang ahli di mana leasing dititikberatkan
o Penutupan asuransi dilakukan perusahaan asuransi indonesia
2 Perusahaan industry leasing dilarang mengambil dana dari
masyarakat baik dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro maupun
memberikan kredit jaminan kepada pihak ketiga
3 Yang diperbolehkan melakukan kegiatan leasing di indonesia
adalah perusahaan leasing yang hanya berkedudukan di Indonesia
7
2. Lessee
Yaitu, perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiyaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Dalam finance lease (sewa keungan),
lessee bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau
peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala.
Sedangkan dalam operating lease (sewa operasional), lesse bertujuan
memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga kerja, perawatan
alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan.
3. Pemasok (Supplier)
Yaitu, perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai
oleh lessor. Dalam finance lease (sewa keuangan) pemasok langsung
menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor.
Sedangkan dalam operating lease (sewa operasional), pemasok
menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan.
4. Bank atau kreditor
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau
kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut tetapi
bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor.
8
leasse (lama kontrak pembayaran sewa lease), setelah ini maka
kontrak lease dapat ditandatangani
Pada yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransi untuk
peralatan yang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui
lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor
dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak
pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier
peralatan tersebut
Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lesse.
Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut,
supplier akan menandatangani perjanjian purna jual
Lesse menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan
kepada supplier
Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada supplier
Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier
Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease
9
Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing
kepada pemohon (Lessee) akan dikenakan berbagai macam biaya yang
dibebankan terhadap lesse tidaklah sama.
10
1. Finance Lease
Finance lease atau capital leasae berbeda dengan operating lease,
yaitu lessor tidak menanggung biaya perawatan, perjanjian kontrak leasing
tidak dapat dibatalkan, dan diangsur secara penuh. Dengan demikian
lessor menerima pembayaran sebesar harga perolehan aktiva ditambah
keuntungan yang disyaratkan. Pada umumnya lessor juga harus membayar
pajak dan suransi yang menjadi obyek leasing tersebut.
2. Operating Lease
Operating lease atau service leases memberikan service baik
mengenai bidang keuangan maupun mengenai pemeliharaannya. Jadi
pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang
keseluruhannya tercangkup dalam pembayaran leasing. Aktiva yang sering
digunakan adalah komputer, mobil, dan truk. Dalam leasing ini biasanya
memberikan hak kepada lessor untuk membatalkan perjanjian leasing dan
mengembalikan peralatan kepada lessor sebelum habis waktu berlakunya.
3. Sale and Lease Back
Pada sale and lease back perusahaan yang memiliki aktiva menjual
aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan kemudian diikuti dengan
perjanjian untuk menyewa kembali aktiva tersebut selama periode tertentu.
Aktiva yang biasanya digunakan yaitu: tanah, bangunan, dan
peralatan pabrik, sedangkan perusahaan yang biasanya bertindak sebagai
pembeli adalah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian,
atau investor individu.
Manfaat dari sale and leasae back adalah penjual atau lessee
menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat
diinvestasikan ke investasi lain, dan bersamaan dengan itu lessee masih
dapat menggunakan aktiva yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian
leasing.
2.7 Keuntungan Leasing
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembiayaan leasing, yaitu:
11
1. Menghemat Modal
Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee
menghemat modal kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak
harus menyediakan kas dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin,
dan sebagainya.
2. Sangat Luwes (Flexible)
Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek yaitu: struktur kontrak,
besarnya sewa, jangka waktu kontrak serta nilai sisa atau residu.
3. Sebagai Sumber Dana
Sumber dana yang tercipta dari usaha leasing adalah dari jenis sale
and lease back.
4. Menguntungkan Cash Flow (Aliran Kas)
Keluwesan dalam penentuan besarnya sewa akan menguntungkan
cash flow (aliran kas) bagi lessee.
5. Menciptakan Keuntungan Dari Pengaruh Inflasi
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau
atau panjang. Oleh karena itu, nilai rill (serta residu) akan turun jika terjadi
inflasi dalam perekonomian.
6. Sarana Kredit Jangka Menengah dan Panjang
Semakin sulitnya mencari kredit jangka menengah dan panjang,
membuat leasing menjadi alternatif pembiayaan.
7. Dokumentasi Sederhana
Dokumentasi leasing biasanya sudah standar, sehingga untuk
melakukan transaksi leasing berikutnya tinggal mengikuti dokumentasi
yang sudah ada.
8. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing lessee dapat terhindar dari kerugian
akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau
sistem yang disebabkan pesatnya perkembangan teknologi.
12
2.8 Kerugian Leasing
1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif
mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi
karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau lembaga
keuangan bukan bank
2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva
lessee untuk tujuan “Collateral Credit” dari Bank, yaitu “Trade Creditor”
mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang
lemah
3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise
antara memiliki barang modal sendiri atau lease
4. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang
menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang
orang lain yang disebabkan oleh “lease property” tersebut, dan juga lessor
belum tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan
seperti “liens” (gadai) “preferences”, “priorities”, “charges” atau
kepentingan-kepentingan lainnya.
13
Pembayaran Sewa di Belakang (payment in arrears)
Angsuran dilakukan pada periode berikutnya setelah realisasi.
Angsuran ini mengandung unsur bunga dan cicilan pokok. Misalnya,
kontrak leasing dilakukan pada tanggal 1 Januari 2019 untuk jangka
waktu 12 bulan, pembayaran sewa pertama dilakukan pada tanggal 1
Februari 2019.
14
2.10 Fleksibilitas Dalam Leasing
Aktivitas sewa guna usaha memberikan banyak kemudahan dan
fleksibilitas bagi pihak lessee. Fleksibilitas tersebut dapat dilakukan
dengan membuat skema-skema khusus dalam pembiayaan sewa guna
usaha, antara lain:
1. Step Lease
Step lease adalah suatu kontrak leasing yang memungkinkan pihak
lease melakukan pembayaran baik dalam rangka untuk meningkatkan
(step up lease) maupun untuk mengurangi atau menurunkan (step
down lease) jangka waktu leasing guna mengatasi keterbatasan arus
kas lessee.
2. Skipped Payment Lease
Skipped payment lease adalah perjanjian atau kontrak leasing yang
menghendaki pihak lessee untuk melakukan pembayaran selama
periode atau bulan-bulan tertentu tahunnya.
3. Swap Lease
Swap lease memungkinkan lessee untuk melakukan penukaran atas
barang yang disewa apabila barang tersebut mengalami kerusakan atau
memerlukan perbaikan dan penggantian komponen tertentu.
4. Upgrade Lease
Upgrade lease memberikan pilihan yang lebih fleksibel bagi lessee
yang memungkinkan untuk meminta tambahan barang leasing guna
meningkatkan kapasitas atau efisiensi.
5. Master Lease
Lessor memberikan lease line credit yang memungkinkan lessee
untuk menambah barang atau peralatan untuk disewa, dengan
persyaratan yang sama seperti kontrak sebelumnya tanpa perlu
dilakukan negosiasi dan perjanjian kontrak leasing baru.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan semakin berkembangnya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang
terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia bisnis,
maka semakin banyak kebutuhan dana dan modal yang harus dipenuhi oleh berbagai
perusahaan. Hal tersebut mendorong industri bisnis yang bergerak dalam bidang pembiayaan
yang disebut lembaga pembiayaan.
Leasing (sewa guna usaha) secara umum adalah perjanjian
antara lessor dengan lessee di mana pihak lessor menyediakan barang dengan
hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka
waktu tertentu. Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karena
yang dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usaha yang di dalam
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan,
untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak
pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang – barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati bersama.
Oleh karena itu, leasing termasuk salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing
membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.
Ada beberapa macam leasing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
penggunanya. Akan tetapi, leasing pun juga memiliki kelebihan dan kekurangannya yang
telah dijabarkan pada makalah di atas yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memilih
jenis leasing yang akan digunakan.
16
SOAL DAN JAWABAN
17
Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee
menghemat modal kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak
harus menyediakan kas dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin,
dan sebagainya.
2. Sangat Luwes (Flexible)
Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek yaitu: struktur kontrak,
besarnya sewa, jangka waktu kontrak serta nilai sisa atau residu.
3. Sebagai Sumber Dana
Sumber dana yang tercipta dari usaha leasing adalah dari jenis sale
and lease back.
4. Menguntungkan Cash Flow (Aliran Kas)
Keluwesan dalam penentuan besarnya sewa akan menguntungkan
cash flow (aliran kas) bagi lessee.
5. Menciptakan Keuntungan Dari Pengaruh Inflasi
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau
atau panjang. Oleh karena itu, nilai rill (serta residu) akan turun jika terjadi
inflasi dalam perekonomian.
6. Sarana Kredit Jangka Menengah dan Panjang
Semakin sulitnya mencari kredit jangka menengah dan panjang,
membuat leasing menjadi alternatif pembiayaan.
7. Dokumentasi Sederhana
Dokumentasi leasing biasanya sudah standar, sehingga untuk
melakukan transaksi leasing berikutnya tinggal mengikuti dokumentasi
yang sudah ada.
8. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing lessee dapat terhindar dari kerugian
akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau
sistem yang disebabkan pesatnya perkembangan teknologi.
18
Kerugian Leasing
1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang
relatif mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal
ini terjadi karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau
lembaga keuangan bukan bank
2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur
aktiva lessee untuk tujuan “Collateral Credit” dari Bank, yaitu “Trade
Creditor” mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisi
keuangan yang lemah
3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise
antara memiliki barang modal sendiri atau lease
4. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab
yang menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas
barang orang lain yang disebabkan oleh “lease property” tersebut, dan
juga lessor belum tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas dari
berbagai ikatan seperti “liens” (gadai) “preferences”, “priorities”,
“charges” atau kepentingan-kepentingan lainnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
ahmad.blogspot.com: https://bagus-
ahmad.blogspot.com/2013/12/makalah-leasing.html#!/tcmbck
Budisantoso, T., & Triandaru, S. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
20