Organ
Organ
Organ
Dilihat dari segi jumlah sel, hewan dapat dibagi menjadi Protozoa (hewan bersel satu)
dan Metazoa (hewan bersel banyak). Pada hewan bersel banyak (termasuk manusia),
kumpulan sel-sel yag memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan,
jaringan jaringan yang berbeda akan bergabung membentuk organ tubuh, organ-organ
tubuh akan bergabung membentuk sistem organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya
akan bergabung membentuk organisme (hewan).
1. Jaringan Embrional
Jaringan embrional, merupakan jaringan dari hasil pembelahan sel zigot. Jaringan
embrional mengalami spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan (triploblastik), lapisan luar,
ektoderm, lapisan tengah, mesoderm dan lapisan dalam entoderm.
Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca, Arthropoda, Chordata.
Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan endoderm.
Contoh hewan diploblastik : Coelenterata.
Lapisan-lapisan jaringan tersebut di atas kemudian akan berkembang menjadi organ-
organ tubuh dari suatu hewan.
2. Jaringan Epitelium
Jaringan epithelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh sebelah luar
maupun sebelah dalam. Contoh permukaan sebelah luar yang memiliki jaringan
epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung
epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga
tubuh. Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma,
mesoderma, atau endoderma.
Jaringan epitelium dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan
bentuknya, dan
berdasarkan struktur dan fungsinya.
1. 1. Epitelium sederhana
1. Epitelium selapis pipih (squanos) bentuk sel-selnya pipih.
Epitel ii sebenarnya terusun atas satu lapis sel tetapi memiliki ketinggian yang tidak
sama, sehingga terlihat berlapis
Epithelium batang berlapis semu pada dinding trakea
1. 3. Epitelium berlapis
1. Epitelium berlapis pipih, misalnya terdapat pada permukaan kulit, vagina
dan esophagus, permukaan epitelnya selalu basah.
1. Epitelium berlapis kubus terdapat pada saluran kelenjar keringat, folikel ovarium
yang sedang berkembang, dan kelenjar ludah.
1. 1. Uniseluler
1. 2. Multiseluler
Tersusun atas banyak sel
Macam dan contoh kelenjar eksokrin
1. 1. Tubuler 1. 2. Tubuler
sederhana bergulung
sederhana
1. 3. Tubuler 1. 4. Alveolar
bercabang sederhana
sederhana
1. 5. Alveolar 1. 6. Tubuler
bercabang majemuk
1. 7. Alveolar 1. 8. tubulo-
majemuk alveolar
majemuk
1. 3. Jaringan ikat
Jaringan ikat atau jaringan penyambung merupakan jaringan yang selalu berhubungan
dengan jaringan lainnya atau organ-organ. Jaringan ilat memiliki fungsi antara lain:
1) Sel
Macam sel penyusun jaringan ikat terdiri antara lain fibroblast, makrofag, sel mast, sel
lemak, sel plasma, dan leukosit.
a) FIbroblas adalah sel yang mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
b) Makrofag adalah sel yang bentuknya tidak beraturan, umumnya terletak dekat
pembuluh darah dan bergerak jika ada luka.
c) Sel mast adalah sel yang mem[roduksi heparin yang berfungsi mencegah
pembekuan sel darah dan histamin yang dapat mengatur permeabilitas kapiler darah.
d) Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.
e) Leukosit adalah sel darah putih.
2) Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat tediri atas tiga macam, yaitu serabut kolagen,
serabut elastin, dan serabut reticulum
a) Serabut kolagen ( serabut putih )
Liat, ulet, paling banyak ditemukan,tidak berwarna tetapi dalm jumlah banyak berwarna
putih
b) Serabut elastin ( serabut kuning )
Kenyal,tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna kuning
c) Serabut reticulum
Berbentuk seperti jala, halus dan becabang, berfungsi meghubungkan jaringan ikat
dengan jaringan lain
3) Zat dasar
Zat dasarnya bersifat amorf ( tidak berbentuk), tidak berwarna, dan homogeny, yang
tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan mengisi ruang
antar sel dan serabut jaringa ikat.
Berkas kolage menyebar membentuk anyaman kuat mis: dilapisan bawah ( dermis) kulit
Kuat, lentur, berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan
lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang sendi.
Berdasarka matriksnya tulang rawan dibedakan menjadi tiga:
Tulang sejati adalah mineralisai dari tulang dewasa, mineralisasi merupakan proses
perubahan penyusun materi organic menjadi materi anorganik.Jaringan Tulang sejati
disusun oleh sel-sel tulang(osteosit). Osteosit berasal dari sel induk tulang(osteoblas),
osteosit terletak di lakuna dan saling berhubungan melalui kanalikuli. Osteosit tersusun
dalam lapisan konsentris yang disebut lamella. Jaringan tulang mengandung osteoklas
yaitu sel berukuran besar dengan jumlah inti 6-50. Osteoklas menghasilkan enzim
kolagenase dan proteolik lain yang berfungsi merombak tulang serta mengatur bentuk
tulang
1. Tulang kompak
Terdapat system havers yang tersusun konsentris, system havers merupakan unit
penyusun tulang yang mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai
nutrient untuk menghidupi tulang. Didalam system havers terdapat saluran Volkman
yaitu saluran yang menghubungkan dua saluran havers
1. Tulang spons
Tidak terdapat system havers, terdiri dari trabekula tulang yang saling berhubungan
satu sama lain. Trabekula adalah struktur penyusun tulang spons yang berbentuk
seperti jarum atau lempengan
Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi sebagai penghasil
atibodi
4. Plasma
Bagian darah yang cair dan mengandung larutan elektrolit dan protein(
albumin,globulin,fibrinogen)
Limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran
darah
MACAM-MACAM JARINGAN PADA HEWAN
A. Jaringan Epitel/epithelium
Adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga
tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Berfungsi untuk melindungi permukaan
luar dan dalam organ. Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam
telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus
jantung, dan selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.
Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung,
esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.
berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.
Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum),
adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam
lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.
Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah
dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan.
Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h. Epitel Transisional
B. Jaringan Ikat
Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk
jaringan dan mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat
tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.
Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat. Sel-sel jaringan ikat meliputi:
1.Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk
membentuk matriks
2.Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
3.Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
4.Sel plasma : berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
5.Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya:
• Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin.
Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian
dari jaringan lainnya.
• Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna
putih dan padat sehingga cairannya berkurang.
Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung,
kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.
C.Jaringan Otot
Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Jaringan
otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang
apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis gelap dan terang berselang-seling.
Otot polos bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak. Sel otot polos terdapat pad
organ dalam,
misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis
gelap dan terang. Sel otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu.
2. Otot Jantung
Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang seperti otot lurik,
tapi bekerja di luar kehendak kita. Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.
Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat
berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
3.Otot lurik
Sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel
otot rangka mempunyai banyak inti. Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja
dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada
rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
D.Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron dan sreabut saraf. Tiap
neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson,
cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk
jaringan saraf. Jaringan saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa
rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot.
Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.
Lapisan otot tersusun atas jaringan otot polos yang di dalamnya terdapat pembuluh
darah limfa dan saraf. Lapisan submukosa tersusun oleh pembuluh darah limfa, saraf,
dan jaringan ikat longgar. Sedangkan, lapisan mukosa tersusun atas jaringan epitel,
jaringan ikat longgar, dan jaringan otot polos. Berbagai jaringan penyusun organ
pencernaan (usus) menjalankan fungsi yang sama, yaitu mencerna dan menyerap
makanan.
Organ-organ bergabung menjalankan fungsi fisiologis tertentu untuk tujuan yang sama
dalam suatu sistem organ. Masing-masing organ merupakan suatu komponen yang
tidak terpisahkan dalam sistem tersebut. Dalam tubuh hewan vertebrata terdapat 9
sistem organ, yaitu:
1. Sistem Pernapasan
Sistem pernafasan terdiri atas hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Fungsi sistem
pernafasan adalah mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk memperoleh energi
dengan menyederhanakan senyawa organik.
3. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut (di dalamnya terdapat gigi, lidah, dan
kelenjar ludah), saluran pencernaan (dimulai dari kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum, dan anus), kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas. Sistem
pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan agar bisa diserap tubuh.
4. Sistem Rangka
Sistem rangka pada hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi skeleton aksial dan
skeleton apendikular. Skeleton aksial terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang,
tulang dada, tulang iga, dan tulang selangka.
Rangka apendikular terdiri atas tungkai atas yang tersusun oleh tulang belikat, tulang
lengan atas, tulang lengan bawah, tulang pengupil, tulang hasta, tulang pergelangan
tangan, tulang telapak tangan, dan tulang jari.
Sedangkan, tungkai bawah terdiri atas tulang paha, tulang tempurung, tulang
pergelangan kaki, tulang telapak kaki, jari kaki dan tulang tumit. Sistem rangka
berfungsi memberikan bentuk tubuh, melekatkan otot-otot, melindungi bagian-bagian
lunak, dan menyimpan berbagai mineral.
5. Sistem Otot
Sistem otot tersusun atas otot rangka (sebagai alat gerak aktif karena menggerakkan
tulang), otot polos (terdapat pada organ-organ tertentu seperti lambung), dan otot
jantung. Sistem otot berfungsi menentukan postur tubuh, sebagai alat gerak, dan
menyimpan glikogen.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat, yaitu otak besar, batang otak, otak kecil,
dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, saraf tepi terdiri atas 12 pasang saraf otak
dan 31 pasang saraf punggung. Saraf tepi ini berhubungan dengan alat-alat indera.
Sistem saraf berfungsi menerima dan merespon rangsang dari luar.
7. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada jantan terdiri atas testis, vas deferens, duktus epididimis,
kelenjar prostat, dan uretra. Sedangkan, sistem reproduksi pada betina terdiri atas
indung telur, rahim, oviduk, dan vagina. Sistem reproduksi berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.
8. Sistem Ekskresi
Organ sistem ekskresi, meliputi kulit (kelenjar keringat mengeluarkan keringat), paru-
paru (mengeluarkan CO2 dan uap air), ginjal (terdiri atas berjuta-juta nefron, ureter,
kantung kemih, dan uretra), dan hati.
9. Sistem Hormon
Beberapa organ dalam tubuh menghasilkan hormon, seperti ovarium, testis, pankreas,
kelenjar anak ginjal, hipofisis, dan kelenjar gondok. Dinding usus halus dan lambung
juga mengeluarkan hormon untuk merangsang pengeluaran enzin.
Bab 4
SISTEM GERAK MANUSIA
Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat
mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara
nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam
sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata
karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga
melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau
rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak
pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak
pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja
sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut
sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya
sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang
pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang
sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai
peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan
myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah
otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak
dengan otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi)
dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton.
Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
1. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat
tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
1. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat
pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia
(PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada
hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-
cumi.
Fungsi rangka :
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak
mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat
kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada
cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang
rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit.
Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium.
Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena
banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung
condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
1. a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen,
transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat
dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi
terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
1. b. Cartilago Fibrosa/serabut
1. c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang
bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati
bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
Osteon berfungsi :
1. Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang
keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat
perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan
membuat tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan
terisi oleh Calcium dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon
menjadi keras.
1. Kalsifikasi
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii
yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh
darah dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang
merupakan kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris
terdapat rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang
telah mati hanya akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan
dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi
untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini
tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.
Pembagian tulang :
© Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua
bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan
dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang
yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut
diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih
mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah
pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os.
Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.
© Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah
lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang
tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium,
dll.
© Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga
tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal,
ruas-ruas Os. Carpal, dll.
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya
celah tanpa matriks dalam rongga tulang ini.
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat
dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.
1. A. Tulang Tengkorak :
1. B. Tulang Pendengaran :
1) Tulang martil = 2 buah
1. C. Tulang badan :
1. D. Tulang dada :
1. E. Tulang rusuk :
© Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
CATATAN :
Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada
artikulasi yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.
1) SINARTHROSIS
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini
tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada
hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini
dihubungkan dengan cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang,
tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) DIARTHROSIS
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak
terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian
terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai
pelumas sendi.
a) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja.
Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi
pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada
lutut.
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua arah. Dijumpai pada
hubungan antara Os. Carpal dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap
tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus
dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
d) Sendi peluru/endartrosis
e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada satu bidang saja atau
gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal
dan ruas-ruas Os. Metacarpal.
f) Sendi luncur
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang
lain. Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak
ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan
belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang
berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
1. Otot Polos/Licin
Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan
lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah
pada sel otot.
Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan
rangka.
4) Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga
sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
5) Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
1. Otot Jantung/myocardium
1) Otot sinergis
Ex :
2) Otot antagonis
Macamynya :
1 Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil
pada saat kontraksi.
2 Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah
posisi pada saat kontraksi.
1 Kontraksi
Impuls sel otot ujung saraf asetilkolin sel otot membebaskan ion Ca 2+ protein aktin +
myosin aktomiosin serabut otot memendek kontraksi.
2 Relaksasi
Impuls plasma sel otot menyerap Ca 2+ aktomiosin aktin + myosin serabut otot
memanjang relaksasi.
Genetis
Kuman penyakit.
Kurang gizi.
Kecelakaan.
-> Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang.
Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan
Calcium secara normal.
Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
-> Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada
daerah lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
-> Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah
lateral. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
-> Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu
membengkok ke belakang.
-> Hipertrofi
Yaitu kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan
kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.
-> Atrofi
Yaitu kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan
adanya penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
Yaitu kelainan otot karena adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang
menghentak secara tiba-tiba/salah gerak.
-> Tetanus
Yaitu kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga
menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
1. Struktur Tulang
Pada tulang pipa bagian yang membesar tersebut dinamakan epifisis. Bagian tulang
yang berada di antara epifisis dinamakan diafisis. Pada bagian epifisis berbentuk bulat
serta terdapat titik-titik kasar pada bagian ujung, terdapat lekukan, tonjolan, dan
lubang. Masing-masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Lekukan dan
tonjolan berfungsi sebagai tempat menempelnya otot. Lubang berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Antara diafisis dan epifisis
terdapat cakra epifisis, yang terdiri atas tulang rawan dan mengandung osteoblas
(calon osteosit). Cakra epifisis inilah yang berperan dalam proses bertambah
panjangnya tulang pipa.
Permukaan tulang yang panjang ditutup membran yang menempel dengan kuat, yang
disebut periosteum. Pembuluh-pembuluh darah kecil pada periosteum membawa zat-
zat makanan ke dalam tulang. Membran ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan
tulang. Pada bagian bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang
keras, yaitu suatu lapisan tulang yang keras dan kuat. Tulang kompak mengandung sel-
sel tulang, pembuluh-pembuluh darah, zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis.
Kerasnya tulang disebabkan karena tulang mengandung zat kapur dan fosfor.
Sedangkan serabut-serabut elastis mempertahankan tulang agar tetap kuat, tidak
mudah rapuh atau patah.
Tulang spons dalam tulang pipa terdapat di daerah ujung tulang. Tulang spons kurang
kompak dan mempunyai banyak ruang-ruang kecil terbuka yang membuat tulang
menjadi ringan. Tulang panjang mempunyai lubang atau saluran yang besar. Saluran-
saluran itu terdapat di tengah tulang panjang dan diisi oleh jaringan berlemak yang
disebut sumsum.
Sumsum merah berada di daerah tulang panjang bagian ujung di antara tulang spons,
sedangkan sumsum kuning berada di tulang panjang bagian tengah yang sebagian
besar berisi lemak. Pada orang sehat, sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel
darah merah dengan kecepatan sampai tiga juta sel per detik. Sumsum merah juga
menghasilkan sel-sel darah putih dengan jumlah yang lebih sedikit.
Ujung tulang panjang ditutup dengan suatu lapisan jaringan tebal, lunak dan lentur,
yang disebut dengan tulang rawan (kartilago). Tulang rawan tersusun atas sel-sel yang
dikelilingi oleh matriks protein yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Selain di ujung-
ujung tulang panjang, tulang rawan juga dapat ditemukan di ujung-ujung tulang rusuk,
dinding saluran pernapasan, hidung, dan telinga.
Tulang pipa berbentuk panjang dan bulat seperti pipa. Contohnya tulang lengan
atas, tulang paha, dan tulang hasta.
Tulang tak beraturan mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Tulang ini
terdapat di wajah dan tulang belakang
2. Tulang belikat - √ - -
4. Tulang pipi - - - √
5. Tulang dada - √ - -
7. Tulang paha √ - - -
9. Tulang rusuk - √ - -
Tulang Anggota Gerak terdiri atas dua lengan dua tungkai. Lengan disebut
anggota gerak atas dan tungkai (kaki) disebut anggota gerak bawah, Tulang
lengan atas (humerus) berhubungan dengan gelang bahu pada ujung atasnya
dan berhubungan dengan lengan bawah pada ujung lainnya. Tulang rawan
bawah terdiri atas tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna). Kedua
macam tulang tersebut (radius dan ulna) berhubungan dengan tulang-tulang
pergelangan tangan. Tungkai (kaki) bagian atas berupa tulang paha (femur)
yang berhubungan dengan gelang panggul. Ujung bawah tulang paha
berhubungan dengan tungkai bawah yang tersusun atas tulang kering (tibia) dan
tulang betis (fibula). Di antara kedua tulang tersebut dan tulang paha terdapat
tulang tempurung lutut (patela).
Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang dikelompokkan dalam 3 bagian besar, yaitu
Diartosis, Amfiartrosis dan Sinartrosis.
Tipe Persendian
Pada sistem gerak kita terdapat beberapa tipe persendian. Berbagai macam sistem
persendian antara lain sebagai berikut.
Sendi peluru/sendi lesung. Sendi ini menghubungkan antara satu tulang yang
mempunyai satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang berongga
seperti mangkok. Sendi ini dapat membentuk gerakan paling bebas di antara
sendi-sendi lain. Contoh sendi peluru adalah sendi antara tulang pinggul dengan
tulang paha, antara tulang lengan atas dengan tulang belikat.
Sendi engsel. Tipe sendi ini mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan
dan ada yang ke belakang seperti engsel pintu. Contoh sendi engsel yaitu
sendisendi pada siku, lutut, dan jari.
Sendi putar. Tipe persendian ini memiliki prinsip kerja ujung tulang satu yang
berfungsi sebagai poros dan ujung tulang yang lain berbentuk cincin yang dapat
berputar pada poros tersebut. Contohnya adalah persendian yang terdapat di
antara tulang tengkorak dengan tulang leher.
Sendi pelana Sendi ini merupakan pertemuan antara dua tulang yang berbentuk
seperti pelana. Sendi ini dapat menggerakkan tulang ke dua arah, yaitu
mukabelakang dan ke samping. Contoh sendi ini adalah pada pangkal ibu jari.
Sendi geser. Sendi ini menghubungkan antara dua tulang yang memiliki
permukaan yang datar. Prinsip kerja sendi ini adalah satu bagian tulang bergerak
menggeser di atas tulang lain. Sendi geser juga memungkinkan tulang bergerak
ke depan dan ke belakang. Contoh sendi geser berada pada tulang-tulang
pergelangan tangan dan pergelangan kaki dan di antara tulang belakang.
Ketiga jenis otot rangka, jantung, dan otot polos. Otot rangka melekat pada kerangka
dan menggerakkan tubuh dan komponen-komponennya. Ini muncul lurik (bergaris) di
bawah mikroskop dan berada di bawah kontrol sukarela.
Bisep lengan adalah contoh dari otot rangka. Otot jantung hanya terletak di jantung.
Otot jantung juga lurik, tapi biasanya tidak di bawah kontrol sukarela. Otot polos
mengelilingi pembuluh darah dan jalan lain dan mengubah ukuran bukaan atau lorong-
lorong dan mendorong materi melalui tabung tubuh.
Otot polos didistribusikan ke seluruh tubuh. Ini tidak memiliki striations dan tidak
disengaja. Saluran pernapasan dan pencernaan memiliki lapisan otot polos di dinding
mereka.
Ultrastruktur otot
Sebuah serat otot rangka terbentuk dari fusi banyak sel embrio selama perkembangan
untuk membentuk sel-sel ramping yang membentang dari satu ujung otot yang lain.
Setiap serat otot biasanya memiliki satu serat saraf yang meluas ke membran sel,
membentuk sambungan neuromuskuler. Ada ruang 100-nanometer, celah sinaptik,
antara serat saraf dan serat otot.
Bentuk membran sel otot ke dalam proyeksi, tubulus transversal, terkait dengan
retikulum endoplasma halus sel (di sini disebut retikulum sarkoplasma). Retikulum
sarkoplasma menyimpan kalsium dan mengelilingi bundel protein kontraktil.
Protein kontraktil, yang melakukan pekerjaan kontraksi, sejajar dan diatur dalam pola
tumpang tindih yang menimbulkan striations otot. Pola striations diulang berkali-kali di
sepanjang serat otot pada segmen yang disebut sarkomer.
Protein dari sarkomer yang dikelompokkan dalam filamen tebal dan filamen tipis.
Kontraksi terjadi ketika filamen tebal dan tipis meluncur melewati satu sama lain,
menarik otot berakhir lebih dekat bersama-sama. Sebuah filamen tebal adalah bundel
dari sekitar dua ratus protein myosin. Sebagian dari masing-masing proyek myosin
protein luar untuk membentuk kepala myosin.
Filamen tipis tumpang tindih filamen tebal dan terdiri dari tiga jenis molekul protein.
Protein utama adalah aktin. Tiga 100-400 molekul aktin globular (G aktin) link seperti
manik-manik dalam kalung untuk membentuk untai yang disebut aktin berserat (F
aktin). Dua seperti “kalung” kemudian terjalin ke dalam double helix longgar. Dalam alur
antara dua actins F, seperti string, adalah tropomysin protein.
Setiap aktin G berisi situs aktif untuk mengikat kepala myosin. Ketika otot sedang
beristirahat, tropomysin mencakup situs aktif aktin. Terlampir untuk tropomysin adalah
troponin, sebuah kompleks kecil dari tiga polipeptida. Susunan struktur ini
memungkinkan otot untuk kontrak.
Kontraksi otot
Dalam gerakan ratchetlike, myosin menarik filamen tipis melewati myosin sebagai
kepala myosin berulang kali flexes, melepaskan aktin, meluas dan menempel ke situs
aktif baru, dan flexes lagi. Sebagai banyak kepala myosin terus mengulangi proses ini,
filamen tipis meluncur melewati filamen tebal dan sarkomer yang dipersingkat.
Memperpendek semua sarkomer dalam hasil serat otot kontraksi seluruh serat.[
Struktur Dan Fungsi Otot dalam Tubuh
Otot rileks dan kembali ke bentuk aslinya ketika tropomysin menutupi situs aktif aktin,
mencegah pembentukan lintas-jembatan. Relaksasi juga melibatkan penghancuran
asetilkolin oleh acetylcholinesterase di celah sinaptik, berakhir stimulasi otot, dan re-
uptake kalsium ke dalam retikulum sarkoplasma. Tanpa kalsium, troponin kembali ke
bentuk aslinya, menarik tropomysin kembali atas situs aktif aktin. Myosin tidak lagi
membentuk cross-jembatan, sehingga otot rileks.
Myosin kepala dalam myosin tebal filamen cluster untuk luar, dengan ekor berbaris
dalam. Kepala di kedua titik akhir dalam arah yang berlawanan. Selama kontraksi otot,
kepala menarik filamen aktin bersama-sama menuju zona telanjang tengah, kontraktor
serat otot.
Perhatikan bahwa otot secara aktif dapat berkontraksi tetapi tidak bisa aktif
memperpanjang sendiri. Untuk melepaskan, otot biasanya hadir berpasangan, masing-
masing bekerja terhadap satu sama lain.
ATP tambahan dapat dihasilkan melalui anaerobik dan metabolisme aerobik. Respirasi
aerobik memberikan produksi yang lebih besar dari ATP, tetapi tergantung pada
pengiriman oksigen yang cukup. Mioglobin, suatu protein dalam sel-sel otot yang
mengikat oksigen, kontribusi beberapa oksigen untuk respirasi aerobik. Produksi ATP
aerobik juga memerlukan mitokondria. Otot dikemas dengan mitokondria memberikan
daging warna yang lebih gelap (“daging gelap”) dibandingkan dengan otot mitokondria
lebih sedikit (“daging putih”). Fermentasi anaerob memberikan sedikit energi, tetapi
dapat menghasilkan ATP tanpa adanya oksigen. Sebuah kelemahan serius fermentasi
anaerob adalah produksi asam laktat, sebuah produk yang dapat mengubah pH sel.
Kedua proses dapat menggunakan glukosa dilepaskan dari glikogen, yang disimpan
dalam otot sebagai bahan bakar cadangan.
Kelelahan otot
Penurunan kemampuan otot untuk kontrak kelelahan otot. Kelelahan otot dapat hasil
dari ledakan pendek upaya yang maksimal, seperti berenang 50 meter, atau
berkelanjutan kegiatan jangka panjang seperti lari marathon. Penyebab kelelahan
tergantung pada aktivitas. Kelelahan dari pendek, meledak luas aktivitas dapat hasil
dari penipisan ATP atau penumpukan asam laktat. Kelelahan otot dari kegiatan yang
berkelanjutan dapat hasil dari penipisan molekul bahan bakar atau penipisan asetilkolin
pada sambungan neuromuskuler.
Melalui pelatihan, otot dapat menjadi lebih besar (hipertrofi) dan memiliki daya tahan
yang lebih besar. Sebuah otot tumbuh terutama dengan meningkatkan jumlah filamen
tipis dan tebal di dalam serat. Hasil pertumbuhan dari kontraksi berulang otot, seperti
dalam latihan angkat berat. Pendingin otot adalah peningkatan kemampuan otot untuk
melakukan tugas, baik karena kekuatan yang lebih besar atau lebih baik kelelahan
resistensi. Banyak perubahan dalam kinerja otot, bagaimanapun, hasil dari perubahan
dalam sistem kardiovaskular dan pernapasan, memungkinkan mereka untuk
memberikan bahan bakar dan oksigen ke serat otot lebih efisien. Banyak perubahan
khusus untuk serat otot melibatkan meningkatkan produksi energi, termasuk
peningkatan jumlah mitokondria dan mioglobin dan penyimpanan yang lebih besar dari
glikogen.
Penyakit otot
Penyakit yang mempengaruhi otot dapat hasil dari hilangnya neuron yang merangsang
otot, seperti polio; perubahan sambungan neuromuskuler yang mengakibatkan
hilangnya kemampuan untuk merangsang otot, seperti myasthenia gravis (penyakit
autoimun); atau hilangnya integritas struktural dari serat otot, seperti distrofi otot.
Semua hasil di menurunnya kemampuan otot untuk berkontraksi dan terkadang
hilangnya lengkap fungsi otot itu.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang
beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.
Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk
silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut
yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon)
tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya
jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.
Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia Å 600) menyambungkan tulang ke
tulang; ada yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya
kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak menolak.
Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya berpasangan,
disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan, otot biseps
mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps mengendur (m.s.1039 Campbell;
m.s. 846 Audesirk & Audesirk). Bagaimanakah pasangan otot antagonis dikawal?
Maklumat eferen somatik merangsang otot pertama (melalui neurotransmiter
perangsang) dan merencat otot kedua (melalui neurotransmiter perencat). Otot rangka
kelihatan berjalur dan tersusun dalam keadaan selari.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki
satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi
dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya
pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti
otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-
sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus
elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung terselaras untuk
mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun tiada rangsangan
diterima dari sistem saraf pusat.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang
bekerja tidak menurut kehendak.
2. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan
karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga
memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus
yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut tetanus.
Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan
suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa
seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot
merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot
putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih
terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi
tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak
tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan
yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik
napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah
atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila
otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang
tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras,
dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula,
otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup.
Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon
traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan
tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula,
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan
kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab
itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa otot sinergis dan otot antagonis
merupakan aplikasi dari gerakan alamiah yang dapat dititmbulkan oleh mekanisme
gerak tubuh kita, sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menunjang gerakan
yang ditimbulkan oleh tubuh kita terutama pada saat kita sedang beraktivitas.
Kelainan pada sistem gerak manusia dapat berupa bawaan sejak lahir maupun
kelainan yang disebabkan karena kecelakaan.
Kedutan
Kedutan diakibatkan serabut saraf di dalam otak mengalami kontraksi sesaat sehingga
pembuluh darah mendapat rangsang dan membangkitkan aliran listrik yang
menyebabkan kejang sesaat.
b. Hipertropi otot
Merupakan keadaan otot yang lebih kuat dan besar dari otot normal. Biasanya
dimilikioleh para binaragawan dan olahragawan.
c. Distrofi otot
Merupakan kelainan otot yang dibawa sejak lahir.
Penyakit pada sistem gerak manusia umumnya disebabkan oleh kuman dan bakteri.