Cara Budidaya Porang Di Lahan Terbuka
Cara Budidaya Porang Di Lahan Terbuka
Cara Budidaya Porang Di Lahan Terbuka
Selain itu, porang juga digunakan untuk pembuatan lem dan jelly yang beberapa
tahun terakhir diekspor ke Jepang. Apabila dulur-dulur tertarik untuk memulai
budidaya tanaman porang, berikut kami sajikan informasi mengenai cara budidaya
porang dari awal hingga panen.
B. Kondisi Lingkungan
Tanaman porang memerlukan naungan agar pertumbuhannya baik. Tingkat
kerapatan naungan minimal 40 %.
Naungan yang cocok untuk tanaman porang adalah pepohonan jenis jati, mahono,
dan sono.
Katak dikumpulkan pada masa panen, kemudian disimpan hingga memasuki musim
penghujan untuk langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan.
Satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan
sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.
Untuk umbi yang berukuran besar, umbi dipecah-pecah sesuai ukuran yang
diinginkan selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan.
Adapun persiapan lahan porang yang harus dulur-dulur lakukan adalah sebagai
berikut :
Bersihkan lahan yang akan digunakan dari gulma dan sisa tanaman
Setiap 4 Ha dijadikan 1 blok dan dibuat jalan pemeriksaan selebar 2 m
sebagai batas balok
Pemasangan ajir dengan jarak 1 m x 1 m baik untuk umbi maupun untuk
katak
Buat jalur menggunakan cangkul selebar 0,5 m, untuk bibit yang
menggunakan katak yang ditanam pada jalur yang sudah dicangkul.
Pembuatan lubang tanam untuk bibit yang menggunakan umbi dengan ukuran
lubang sekitar 20x20x20 cm.
Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan pupuk
bokashi sebanyak 0,5 kg/lubang yang dicampur dengn top soil, sedngkan
untuk katak pupuk bokashi dicampur pada tanah sekitar ajir.
Bibit yang telah dipilih dimasukkan satu per satu ke dalam lubang tanam
dengan letak bakal tunas menghadap ke atas
Untuk setiap lubang tanam diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam 1 m x 1 m
Tutup lubang tanam dengan tanah setebal 3 cm
Sedangkan penyakit umum porang adalah: busuk batang semu, layu daun oleh
jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp.
Pengendalian nematoda jenis Heterodera sering menyerang umbi porang dapat
menggunakan Carbofuran, sedangkan pengendalian penyakit dapat gunakan
fungisida Ridomil dan Benlate, dan pengendalian hama dapat gunakan Basudin dan
Thiodan.
Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan,
karena umbi porang banyak mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan
muntah, gatal pada lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah.
Selain itu bakteri yang terkandung di dalamnya akan menghasilkan antibiotik yang
berfungsi untuk melawan jamur dan bakteri pathogen penyebab penyakit pada
tanaman.
Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali
umbinya.
Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke
tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40
ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan
tahun kedua.
Setelah umbi dipanen kemudian dibersihkan dari tanah dan akar, umbi kemudian
dipotong lalu dijemur, memotong umbi tersebut harus benar karena menentukan
kualitas porang yang dihasilkan.