Filum Euglenophyta
Filum Euglenophyta
Filum Euglenophyta
Struktur Sel
Gambar 1. Euglena
Anda sekarang sudah mengetahui mengenai Filum Euglenophyta. Terima kasih anda sudah
berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.
BAB l
PENDAHULUAN
Tumbuhan ganggang (Algae) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar
maupun air laut, merupakan jenis tumbuhan aquatik. Tumbuhan talus ialah tumbuh tumbuhan
yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya, yang disebut akar, batang dan daun.
Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar.
Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk talus dimasukkan ke dalam Divisi Thallophyta.
Untuk mempelajari Tumbuhan talus yang dalam hal ini Divisi Algae, baik secara
morfologi maupun habitat, perlu diadakannya pengamatan secara langsung terhadap objek yang
akan diteliti dengan PKL (Praktik Kerja Lapangan), sehinggga mahasiswa dapat lebih mudah
untuk mengidentifikasi baik ciri–ciri mofologi (penampakan luar) maupun habitatnya, dalam hal
ini maka Praktik Kerja Lapangan dengan mengamati spesies–spesies tumbuhan dari Divisi
Algae di pantai kondang merak Malang, sebagai Prakyik Kerja Lapangan (PKL) secara
terorganisir.
secara terorganisir adalah agar mahasiswa mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari
Sub Divisi Algae secara langsung untuk diamati bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian
digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi. Selain itu agar mahasiswa mengetahui warna,
bentuk dan habitat asli dari Sub Divisi Algae, karena pada waktu praktikum di laboratorium
warna dan bentuk preparat sudah berubah karena sudah diawetkan, sehingga kami harus melihat
Berdasarkan pengamatan yang kami yang lakukan. Spesies alga ini merupakan spesiaes
dari kelas clorophyta. Dengan nama spesies ulva lactuca. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
warna thallus hijau, bentuk thallus lembaran seperti daun selada karna itu ulva lactuca sering
disebut selada laut, sebagai bentos (melekat pada batu) pada perairan yang dangkal.
Ulva latuca berhabitat di air laut dan air payau. Warnanya hijau, bentuknya berupa
helaian atau lembaran-lembaran tipis. Susunan tubuhnya foliaceaus atau parenkimatis,
yaitufilamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang. Sifat khusus Ulva
latuca, bentuknya yang berupa helaian atau lembaran-lembaran tipis dan mengahasilkan zat
alginat untuk kosmetik. Ulva lactuca sering disebut sebagai selada laut karena thallus dari alga
ini berbentuk lembaran yang menyerupa selada. Lembaran daun berwarna hijau karena pengaruh
dari kandungan klorofil a dan b. Biasa hidup berkoloni dengan melekat pada substrat dengan
bantuan holdfast (Taylor, 1960).
Ulva lactuca termasuk kedalam kelas chlorophyceae. Alaga ini merupakan kelompok
terbesar dari vegetasi alga. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang
elas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen khlorofil a dan klorofil b
lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofil. Hasil asimilasi dari beberapa amilum,
penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu amilose dan amilopektin
(Nontji, 1993).
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, spesies ini merupakan alga dari kelas
rhodophyceae. Spesiesnya Porphyra sp mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : warna thallus
merah (berubah menjadi hijau karena proses pengawetan), mempunyai thallus berbentuk
lembaran, terdapat bintil-bintil pada thallusnya, hidup sebagai bentos (melekat pada batu)
pada perairan dangkal yang cukup akan cahaya matahari.
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang jugalembayung atau pirang
kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dankarotenoid, tetapi warna itu tertutup
oleh zat warna merah yang mengandungfluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi
terdapat sejenis karbohidratyang disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi
glukosaberbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhiyodium
berwarna kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof danheterotrik, hidup dalam air
laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatusubstrat dengan benang-benang pelekat atau
cakram pelekat (Indah, 2009).
Alga dari Divisi Rhodophyta memiliki karakteristik, yaitu multiseluler, hanya beberapa
dari mereka uniseluler, memiliki tubuh yang disebut talus karena itu tidak memiliki akar, batang,
atau daun. Talus berbentuk filamen bercabang-cabang terbuka atau pseudoparenkimatis,terdapat
holdfasts untuk melekatkan diri pada batu, memiliki pyrenoiddalam kloroplas, inti tunggal,
berbentuk cincin, haploid atau diploid, tidak ada flagella dan sentriol, memiliki pigmen yang
memungkinkan mereka untuk menggunakan cahaya yang menembus ke dalam air untuk
fotosintesis (mungkin merah, biru, dll), terdapat fikobilin untuk menyerap cahaya, habitat dilaut
yang dalam, tumbuh di habitat air asin hangat (Taylor, 1960).
BAB lV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan, dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Ulva lactuca merupakan alga dari kelas chlorophyceae mempunyai cirri-ciri yaitu ; thallusnya
berwana hijau, berbentuk lembaran, hidup sebagai bentos.
b. Caulerpa racemosa merupakan alga dari kelas chlorophyceae yang mempunyai cirri-ciri yaitu ;
thallusnya berwarna hijau, berbentuk tubular dengan bintil-bintil bulat, hidup sebagai bentos.
c. Phorphyra sp merupakan alga dari kelas rhodopyceae yang mempunyai cirri-ciri yaitu ;
thallusnya berwarna merah, berbentuk lembaran dengan bintil-bintil kecil tersebar yang
merupakan airblader
DAFTAR PUSTAKA
Dodge, J. D. 1973. The Fine Structure of Algae Cells. London: Academic Press.
Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the Americas. New
York : Ann Akbor the University of Michigan Press.
1. Teori dasar
Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga.
Diameternya antara 3-30 nanometer, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh
wilayah perairan tawar maupun laut yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikroba,
mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau
(klorofil), cokelat (fikosantin), dan merah (fikoeritin), (Haryoto, 2004). Morfologi mikroalga
berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel
komponennya. Hal itulah yangmembedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi.
Kandungan lemak mikroalga tergantung dari jenis mikroalga dan rata-rata pertumbuhan dabn
kondisi kultur mikroalga. Lemak mikroalga pada umumnya terdiri dari asam lemak tidak jenuh.
Beberapa mikroalga menyajikan spectrum asam lemak yang lebih besar, ketika dibandingkan
dengan tanaman yang mengandung minyak.
Terdapat empat kelompok mikroalga, antara lain : diatom (Bacilariophyceae), alga hijau
(chlorophyceae), alga emas (chrysophyceae), dan alga biru (cyanophyceae). Penyebaran habitat
mikroalga biasanya di air tawar (limpoplankton) dan air laut (haloplankton), sedangkan sebaran
berdasarkan distribusi vertikal di perairan meliputi : plankton yang hidup di zona euphotik
(ephiplankton), hidup di zona disphotik (mesoplankton), hidup di zona aphatik (bthyplankton)
dan yang hidup di perairan (hypoplankton), (Iriani, 2005).
Haryoto. 2004. Kinetics Chlorella sp. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 5, No. 2,
2004: 89 – 103. Hal. 92.
Kusmiati. 2005. Aktivitas Antibakteri dari Mikroalga Chlorella sp. Jurnal Natur
Indonesia 9 (2): 109 – 116.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Pleczar (1989), Algae berukuran beragam dari beberapa mikrometer sampai
bermeter-meter panjangnya. Organisme ini mengandung klorofil serta pigmen- pigmen
lainnya. Algae hidup di air. Algae renik yang terapung-apung merupakan bagian dari
fitoplankton (flora laut tersuspensi). Dan berguna sebagai sumber makanan yang penting
bagi organisme lain. Algae berkembangbiak secara seksual. Algae mempunyai peranan
dalam kehidupan yaitu sebagai suplemen makanan kesehatan, sebagai bahan makanan,
untuk membuat agar-agar, menghasilkan iodium, bahan membuat kapsul, dan bahan
membuat es krim.
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif
tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau
ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta
yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai
hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan
mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang
kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh di bumi,
kebanyakan diantaranya hidup dilaut, species yang hidup diair tawar kelihatannya
mempunyai arah perkembangan yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk
yang hidup didarat (Tjitrosoepomo, 1983).
Menurut Nontji (1981), Chlorophyceae merupakan kelompok terbesar dari vegetasi
Algae. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti
pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih
dominan dibangkan karotin dan xantofil. Hasil
asimilasi dari beberapa amilum, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkattinggi
yaitu amilose dan amilopektin. Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berba
gai jenis Algae yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat
bergerak aktif merupakan penyusun fitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah
anggota Algae hijau, pigmen klorofil yang demikian efektif melakukan fotosintesis
sehingga Algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Algae hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air
payau. Algae hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada
umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian
yang hidup di air laut merupakan mikro Algae seperti Ordo Ulotrichales dan Ordo
Siphonales. Jenis yang hidup di air tawar biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang
hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan
pada air mengalir (air sungai, selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi
akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab
(Taylor, 1960).
Menurut Ciremai (2008), bahwa sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae,
yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae).
Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil,
berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani
mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst
menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi
nama Chlorophyllaceae. Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae
pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas
Xanthophyceae. Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi
dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme
yang bersifat Algae sejati. Semua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi
daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena
mempunyai sel-sel dengan platida yang mengandung klorofil-a dan -b. kebanyakan hidup
di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa.
1. HASIL
A. SUB DIVISI ALGAE (Ganggang)
1) Ganggang Hijau
a. Nama Lokal : Ganggang Hijau
b. Nama Ilmiah : Enteromorpha sp.
c. Foto (Preparat Asli) :
d. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Chlorophycea
Ordo : Ulotrichales
Familia : Ulvaceae
Genus : Enteromorpha
Species : Enteromorpha sp.
e. Deskripsi
Ganggang Hijau (Enteromorpha sp.) termasuk dalam Classis Chlorophyceae karena
kenampakan talusnya yang berwarna hijau yang mengandung klorofil a dam klorofil
b serta karotenoid. Enteromorpha sp (Ganggang Hijau) termasuk Ordo Ulotrichales
karena sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Yang masih sederhana
membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu selalu
bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi
tingkatannya berbentuk talus yang lebar dan melekat pada suatu alas. Koloni dari
Enteromorpha sp ini berbentuk pipa atau pita mempunyai daun yang masih berbentuk
talus. Talusnya berongga seperti pipa. Habitatnya di laut dan melekat pada batu
karang dengan alat pelekat berupa rhizoid
2) Ganggang Hijau
a. Nama Lokal : Ganggang Hijau
b. Nama Ilmiah : Ulva sp.
c. Foto (Preparat Asli) :
d. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ulotrichales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp.
e. Deskripsi
Ulva sp. (Ganggang Hijau) merupakan salah satu jenis ganggang hijau yang hidup di laut.
Termasuk dalam kelas Chlorophyceae karena talusnya berwarna hijau yang mengandung
klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.
Talusnya menyerupai daun selada. terdiri dari dua lapis sel yang membentuk struktus
seperti perenkim. Habitatnya adalah di laut dan menempel pada batu karang yang terletak
diperairan pantai. Kira-kira 0-10 meter dari tepi pantai.
Termasuk dalam Ordo Ulotrichales karenasel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu
kloroplas. Yang masih sederhana membentuk benang yang bercabang atau tidak,
sedangkan yang tinggi tingkatannya contohnya saja Ulva sp. (Ganggang Hijau)
mempunyai talus yang lebih lebar dan melekat pada suatu alat.
3) Ganggang Hijau
a. Nama Lokal : Ganggang Hijau
b. Nama Ilmiah : Halicystis sp.
c. Foto (Preparat Asli) :
d. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Siphonales
Familia : Halicystidaceae
Genus : Halicystis
Species : Halicystis sp.
e. Deskripsi
Ganggang Hijau (Halicystis sp.) termasuk dalam kelas Chlorophyceae karena
kenampakan talusnya yang berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan klorofil
b serta karotenoid. Habitatnya di laut dan melekat pada batu karang dengan alat pelekat
berupa rhizoid. Talusnya hanya terdiri dari dari satu sel. Bagian atas bentuknya seperti
gelembung-gelembung berwarna hijau dan mengandung banyak inti.
Spesies ini termasuk dalam Ordo Siphonales karena talusnya tidak mempunyai dinding
pemisahyang melintang sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma yang
mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat berkembang biak saja yang terpisah
oleh suatu sekat. Ganggang ini menyrupai Protosiphon, tetapi hidup di laut
4) Ganggang Hijau
a. Nama Lokal : Ganggang Hijau
b. Nama Ilmiah : Caulerpa sp.
c. Foto (Preparat Asli) :
d. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub Divisi : Algae
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Siphonales
Familia : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Species : Caulerpa sp.
e. Deskripsi
Ganggang Hijau (Caulerpa sp.) merupakan salah satu jenis ganggang hijau yang hidup di
laut. Termasuk dalam kelas Chlorophyceae karena talusnya berwarna hijau yang
mengandung klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan
lemak.
Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya mencapai beberapa desimeter, berguna
untuuk asimilasi disebut dengan assimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang
merayap, tidak berwarna yang mengandung leukoamiloplas dan rhizoid. Caulerpa sp.
(ganggang hijau) berbentuk seperti anggur.
Termasuk dalam ordo Siphonales karena thallusnya tidak mempunyai dinding pemisah
yang melintang, sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung
banyak inti dan kloroplas.
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Ciremai. 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia.
Hackle. 1999. Tumbuhan Paku. Bandung: CV. Duta Permana.
Haspara. 2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta.
Iqbal, Ali. 2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerak Tropik 2. Jakarta: Gramedia.
Notji, A. 1981.Biologi Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Pollunin, Nicholas. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Plezar, Michael, J. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. Jakarta: UI. Press.
Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sarwuni. 2003. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Malang: CV. Aditama.
Soeratman. 1999. Penggelompokan Tumbuhan Bryophyta. Jakarta: Erlangga.
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact.