Rupa Darah Secara Makroskopis Dan Mikros
Rupa Darah Secara Makroskopis Dan Mikros
Rupa Darah Secara Makroskopis Dan Mikros
I. PENDAHULUAN
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme ber sel tunggal maupun
ber sel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua
2017).
Ikan air tawar adalah ikan yang hidup di air tawar seperti danau, sungai,
rawa, serta danau atau sawah yang tergenang air. Ikan air tawar sangat banyak
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
Sel-sel darah atau butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan
trombosit. Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen.
Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk membunuh bibit penyakit
(Syamsuri, 2003). Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel
air tinggi ke larutan yang berkonsentrasi air rendah melalui selaput semi
dan fisiologi tubuh akan sangat membantu dalam pemahaman pato fisiologi serta
di dalam tubuh makhluk hidup, pada sel, jaringan, dan organ. Jadi, dapat
sel sel darah merah yang terdapat pada ikan air tawar yaitu ikan lele (Clarias
gariepinus). dua komponen utama yang menyusun darah ikan adalah sel sel darah
merah dan plasma darah. Sel darah pada ikan terdiri dari eritrosit, leukosit,
mengetahui cara pengambilan darah, proses apa yang terjadi terhadap rupa sel
darah merah ikan ketika diberi aquades dan NaCl 3%, dan mengetahui langkah
menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah pada ikan lele (Clarias
gariepinus) untuk melihat perubahan perubahan yang terjadi ketika NaCl (0,3 %,
mengetahui rupa darah ikan, jenis-jenis sel darah merah ikan dan dapat
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme ber sel tunggal maupun
ber sel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua
2017).
lain (Endang,2006).
kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family
terjadi pada semi permeable yaitu pembuluh yang terdapat pada daerah insang.
Volume darah yang beredar dalam tubuh ikan telostei berkisar antara 1,5 – 3%
Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit
berwarna merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7-36
merah kualitatif sama dengan yang terdapat dalam plasma, hanya kuantitatifnya
ada perbedaan Tekanan osmosis didalam sel sama dengan tekanan osmosis larutan
0,9 % NaCl dalam air. Apabila terjadi perubahan tekanan osmosis pada larutan
diluar sel darah merah akan berpengaruh terhadap besarnya sel tersebut. Larutan
yang hipotonik menyebabkan air masuk kedalam sel dan sel akan bertambah besar
kemudian pecah dan haemoglobin keluar dari sel, roses ini disebut haemolisis.
Sebaliknya apabila larutan sekeliling sel hipertonis, maka air dari dalam sel akan
disebabkan oleh faktor-faktor lain misalnya ada pelarut lain seperti eter dan
kloioform.
Sel darah putih, jumlahnya jauh lebih kurang dari pada sel darah merah,
dan rasio antar kedua tipe tersebut kira-kira 1:700. Sebenarnya ada 5 tipe sel darah
6
putih yang berbeda terdapat dalam darah yang sedang beredar. Semuanya
mempunyai nucleus. Ukurannya berkisar dari limfosit yang tiidak jauh lebih besar
(10µm) dari pada sel darah merah, sampai monosit-monosit yang mungkin tiga
kali lebih besar (25µm). Bentuk sel darah putih sangat bervariasi, terutama bila
fisiologis yang sangat penting. Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal
artinya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Mulai dari jantung ,darah
kecil .Selain itu ,sebagian darah dari insang. Pertama, sebelum dihubungkan ke
sistem vena,peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk
tahanan osmotik sel sel darah merah” ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan lele (Clarias
gariepinus) yang diambil darahnya, aquades, EDTA / heparin, NaCl 3%, ethanol,
larutan Giemsa, NaCl dengan konsentrasi yang berurutan, yaitu 0,3 %, 0,5 %, 0,6
suntik untuk mengambil darah, tabung reaksi sebagai wadah darah yang telah
diambil, objek glass, cover glass, mikroskop untuk mengamati preparat darah,
pipet tetes untuk mengambil larutan, serbat untuk membalut kepala ikan agar ikan
tidak stress dan memudahkan dalam proses praktikum, serta alat tulis untuk
mencatat.
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
8
tama Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes / liter)
sampai pingsan kemudian jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 %
untuk mencegah pembekuan darah. Darah ikan diambil melalui vena caudalis.
Selanjutnya darah ikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah dibasahi
EDTA 10 %.
dibiarkan seperti semula atau tidak ditambah apa-apa. Tabung dikocok, lalu
dibiarkan selama 5 menit. Buatlah preparat ulas / usap darah dari darah yang
sudah diperlakukan tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada
bagian ujung dari objek glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuhkan salah
satu ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek
glass untuk menggeser darah dalam posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat
darah diteteskan). Angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang
pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan
apakah sifat tembus cahaya pada darah di tabung A dan B juga sama.
9
Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah
pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit. Preparat dicelup dalam
larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit. Preparat dicuci dengan air bersih
Gambarlah bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amatilah bentuk inti serta
kondisi sitoplasmanya.
3.4.4. Tata cara saat menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah
Ambil darah ikan mas dengan menggunakan jarum suntik yang telah
dibasahi oleh EDTA. Sediakan 9 buah tabung reaksi dan beri label. Isilah tia-tiap
tabung dengan larutan NaCl dengan konsentrasi yang berurutan, yaitu 0,3 %, 0,5
%, 0,6 %, 0,7 %, 0,8 %, 0,9 %, 1 % dan 3 %. Teteskan 10 tetes darah ikan yang
menit amati kondisi lapisan merah di permukaan air. Perhatikan tabung mana
lapisan merah tersebut lenyap / tidak terlihat lebih cepat. Ambillah dari tiap-tiap
tabung satu tetes campuran darah dan larutan NaCl, teteskan diatas objek glass
dan tutup dengan cover glass. Kemudian lihatlah dibawah mikroskop dan
gambarlah.
10
4.1 Hasil
haemolisis
mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis yaitu diperoleh suatu hasil dari pada
aquades terdapat endapan dibawah yang lebih pekat. Sedangkan ketika darah pada
tabung B ditambahkan larutan NaCL terdapat endapan yang lebih terang dan
mengkerut dan tidak tembus cahaya. Untuk darah pada tabung C yang dijadikan
membengkak karena proses difusi oleh aquades sehingga inti selnya pecah.
NaCL 3 % sel sel darah merah nya menumpuk yang disebabkan karena terjadinya
proses osmosis, pada gambar membuktikan bahwa butir butir darahnya mengisut
karena larutan NaCl yang pekat. Untuk darah pada tabung C yang dijadikan
sebagai kontrol yang tidak diberi aquades dan NaCl 3% pada gambar
menunjukkan bahwa susunan darahnya rapi dan sel pada darah tersebut terlihat
normal karena pada selnya maupun intinya tidak terjadi pengkerutan maupun
pembengkakan.
Gambar 5
12
Gambar 6
Gambar 7
dengan berbagai macam konsentrasi yang berbeda mulai dari 0,3%, 0,5%, 0,6%,
0,7%, 0,8%, 0,9%, 1% dan 3% maka hasil tabung darah yang warnanya tidak
pekat adalah konsentrasi larutan NaCl 0,3%, 0,5%, 0,6%. Hasil tabung darah
yang tidak terjadi endapan adalah NaCl 0, 7 %. Pada tabung darah yang memiliki
13
banyak endapan adalah yang konsentrasi NaCl 0,8%. Hasil tabung darah yang
terdapat endapan dan lapisan adalah yang konsentrasi NaCl 0,9%, 1%, dan 3%.
4.2.Pembahasan
darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis yaitu
endapan lebih pekat warna nya sangat merah. Hal ini berbanding terbalik dengan
membengkak disebabkan karena proses difusi oleh aquades. Ketika sel darah
masuk kedalam larutan yang hipotonis maka sel darahnya akan mengembang dan
kemudian inti sel darah pecah. Peristiwa pecahnya sel darah merah hingga isinya
dijadikan sebagai kontrol bentuk sel dan intinya tidak terjadi pengkerutan maupun
pembengkakan.
darah merah darah yang larutan NaCL 0,3% darah menyatu dengan larutan dan
warnanya tidak pekat dan bisa ditembus oleh cahaya. Pada tabung darah hasil
konsentrasi NaCl 0,5% terdapat endapan dan warnanya tidak pekat. Pada tabung
darah hasil konsentrasi NaCl 0,6 % terjadi endapan dan warna merah belum
begitu pekat. Pada tabung darah hasil konsentrasi NaCl 0, 7 % darah menyatu dan
tidak terjadi endapan. Pada tabung darah hasil konsentrasi NaCl 0,8% terdapat
endapan yang lebih banyak dan warnanya merah kehitaman. Pada tabung darah
15
hasil konsentrasi NaCl 0,9% terdapat endapan dan membentuk 2 lapisan. Pada
tabung darah hasil konsentrasi NaCl 1% terdapat endapan dan lapisan . Dan pada
tabung darah hasil konsentrasi NaCl 3% darah membentuk endapan yang cerah
5.1.Kesimpulan
rupa sel darah ketika ditambahkan aquades, sel darah membengkak karena sel
menyerap aquades (Hipotonis) dan inti sel menjadi pecah terjadi haemolisis
sehingga sel darah merah tembus cahaya. Sedangkan bentuk sel darah yang
ditambahkan NaCl 3% sel darah mengkerut hal ini dikarenakan sifat dari NaCl
yang merupakan garam sehingga menyerap partikel air dan cairan sel dilepaskan
keluar sel dan jarak antar sel menjadi rapat. Dan darah yang tidak tembus cahaya
disebut hypertonis.
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada
osmotik sel-sel darah merah melalui darah setelah ditambahkan larutan NaCL
5.2.Saran
Agar pratikum Fisiologi Hewan Air ini bermanfaat untuk semua praktikan
pengalaman.
17
DAFTAR PUSTAKA
Cipta Ilmu
Mada University.
Windarti et al. 2017. Buku ajar fisiologi hewan air. Fakultas perikanan dan ilmu
LAMPIRAN
19