Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah SPH 2 Semester 3

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Makalah

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan yang
diampu oleh Dr. Djuna Lamando,M.Si

OLEH:

KELOMPOK 4 :

1. Ayun Hamunta

2. Greysti Kurniawati Thaib

3. Nurhayati S Pua

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya bayi hingga dewasa? Dari bayi
kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang, hal ini disebabkan karena sel-sel di dalam
tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui suatu proses pembelahan sel yang
disebut cleavage. Pada organisme multiseluler, proses pembelahan tersebut biasanya
dimulai dengan penyatuan dua heterogamet yaitu sperma dan sel telur dalam sebuah proses
yang dikenal dengan istilah fertilisasi. Fertilisasi merupakan suatu proses kompleks yang
melibatkan penetrasi lapisan-lapisan pelindung sel telur oleh sperma yang motil sampai
terjadi penyatuan dua pronuklei (masing-masing nucleus gamet disebut pronukleus) untuk
menghasilkan nucleus tunggal yang diploid. Secara sederhana fertilisasi ini merupakan
penggabungan dari sel telur dan sperma sehingga menghasilkan telur yang telah
difertilisasi atau dibuahi (zigot).
Kehidupan organisme multiseluler ini dalam suatu generasi baru dimulai dari
zigot yang melakukan pembelahan secara mitosis. Setelah fertilisasi sel akan langsung
mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu menjadi empat,
delapan dan seterusnya. Pembelahan itu berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi,
sambil berjalan menuju uterus. Sungguh suatu keajaiban mengingat manusia yang berasal
dari satu sel telur yang kemudian dibuahi oleh sperma dan merupakan hal yang mustahil
apabila suatu zigot dapat tumbuh menjadi individu multiseluler tanpa adanya pembelahan
sel. Organisme multiseluler tumbuh karena adanya kenaikan jumlah sel melalui
pembelahan sel, juga menghasilkan sel-sel baru yang berfungsi mengganti sel-sel yang
mati atau rusak. Frekuensi pembelahan sel bervariasi pada setiap organisme, contohnya
bakteri kolera akan membelah setiap 20 menit, sementara sel-sel pada manusia
membutuhkan waktu sekitar 18-22 jam untuk membelah. Pembelahan sel juga penting
untuk reproduksi suatu organisme. Dalam proses pembelahan tersebut, bahan genetis
berupa kromosom selalu diwariskan kepada anak.
Lain halnya dengan organism uniseluler. Pada organisme bersel satu (uniseluler),
seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk
berkembang biak. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses pertumbuhan
pada makhluk hidup baik dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola
prilakunya. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat
dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta
pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. Pertumbuhan dan perkembangan
embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di
dalam tubuh induk betina. Sedangkan Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik
adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat
kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan pembelahan sel (cleavage)?
2. Apakah ciri-ciri dari pembelahan sel (cleavage)?
3. Apakah factor yang mempengaruhi pola pembelahan sel (cleavage)?
4. Apa saja bidang-bidang pembelahan
5. Bagaimanakah sifat pembelahan (cleavage)?
6. Bagaimanakah bentuk atau tipe-tipe dan variasi pola pembelahan sel (cleavage)?
7. Apa saja tipe-tipe telur ?
8. Bagaimanakah proses blastulasi?
9. Bagaimanakah proses pembelahan (cleavage)?
10. Bagaimanakah cleavage terjadi pada hewan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui arti pembelahan atau cleavage.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri cleavage
3. Mahasiswa dapat mengetahui factor yang mempengaruhi pola cleavage
4. Mahasiswa dapat mengetahui bidang pembelahan
5. Mahasiswa dapat mengetahui sifat pembelahan
6. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe variasi pola cleavage
7. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe telur
8. Mahasiswa dapat mengetahui proses blastulasi
9. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembelahan
10. Mahasiswa dapat mengetahui cleavage pada hewan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cleavage atau Pembelahan


Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat
diploid. Di dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu fertilisasi sel
sperma membawa setengah informasi genetic dari ayah dan setengan dari ibu yang
sama-sama bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki 2 kutub yaitu kutub animal
dan kutub vegetal.

Animal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut mikromer dan banyak
mengandung sitoplasma. Vegetal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut
makromer dan banyak mengandung yolk yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi
sel-sel yang sedang membelah. Peranan zigot dalam pembelahan sangatlah penting
karena zigot adalah bahan dasar yang menyebabkan pembelahan itu terjadi, sehingga
organism multiseluler ini bisa terbentuk.

Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur setelah
fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses
kedewasaan. Cleavage ini menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari
zigot. Pembelahan atau cleavage juga disebut segmentasi dan proses pembelahannya
diaktivasi oleh enzim MPF, dengan pembelahan tersebut zigot yang mulanya uniseluler
berubah menjadi multiseluler.

Gambar 1: Serangkaian pembelahan sel secara mitosis yang mengubah zigot


(unisel) menjadi blastomer (multisel)

B. Ciri-ciri pembelahan atau cleavage


Menurut Balinsky, pembelahan sel memilki beberapa ciri diantaranya:
1. Zygot ditransformasi melalui serangkaian pembelahan mitosis dari keadaan
uniselluler ke multiselluler
2. Ukuran embrio relatif tidak bertambah
3. Bentuk umum embrio tidak berubah kecuali terbentuknya rongga blastocoel
4. Transformasi dari bagian subtansi sitoplasma menjadi subtansi inti Perubahan-
perubahan kualitatif komposisi telur terbatas
5. Bagian-bagian utama sitoplasma telur tidak digantikan dan tetap pada posisi yang
sama seperti telur pada awal pembelahan.
6. Rasio sitoplasma inti pada awal pembelahan sangat rendah, dan pada akhirnya
hampir sama dengan rasio sel somatik.

Pembelahan zygot berbeda dengan pembelahan mitosis biasa yang berlangsung


pada stadium lanjut perkembangan dan pada organisme dewasa. Pada stadium lanjut
perkembangan, sebelum sel membelah mereka mengalami perubahan ukuran kira-kira
sama dengan ukuran sel sebelum membelah. Jadi pada stadium lanjut perkembangan atau
pada organisme dewasa ukuran sel rata-rata dipelihara pada setiap jaringan. Selama
pembelahan zygot, urutan pembelahan blastomer tidak dipisahkan oleh pertumbuhan,
dalam hal ini ukuran blastomer-blastomer tidak meningkat hingga pembelahan berikutnya
dimulai. Akibatnya setiap pembelahan menghasilkan blastomer-blastomer dengan ukuran
setengah dari blastomer asal. Jadi pembelahan zygot dimulai dari suatu sel yang
ukurannya amat besar, dan berakhir dengan sejumlah sel dengan ukuran yang kecil.
Dengan demikian berbeda dengan sel-sel yang telah berdifferensiasi pada organisme
dewasa, sebab differensiasi selluler biasanya diiringi dengan peningkatan ukuran sel
(Balinsky, 1966). Pada bintang laut pembelahan berlangsung cepat an sebelum satu siklus
pembelahan selesai, pembelahan berikutnya sudah dimulai (Carlson, 1988)
Gambar 1. Perbandingan siklus sel pada sel dewasa dan awal pembelahan (Carlson,
1988)

C. Factor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan atau cleavage


Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan sel diantaranya:
1. Jumlah dan distribusi yolk, yolk akan mempengaruhi polaritas pada zigot yang
mengakibatkan pembelahan menjadi tidak sempurna. Sel telur yang mengandung
kuning telur yang banyak dan persebarannya tidak merata akan menyebabkan
terhalangnya pembelahan sel. Contohnya pada sel telur burung yang memiliki kuning
telur yang berlimpah, maka pembelahan selnya hanya terjadi pada satu kutub yaitu
animal pole, akibatnya blastomere yang dihasilkan ukurannya tidak seragam dan
akan berdampak pada letak blastocoels dari spesies hewan tersebut.
2. Adanya sitoplasma (ribosom dan sentriol), yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel. Pada beberapa zigot hewan-hewan multiseluler sitoplasma juga
terdapat pada satu kutub zigot (animal pole), sehingga pembelahan sel pada kutub ini
berjalan lebih cepat jika dibandingkan dengan kutub yang lain (vegetal pole).

D. Macam-macam Bidang Pembelahan


Selama proses pembelahan, bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika
zigot mengalami pembelahan berbeda-beda. Ada empat macam bidang pembelahan, yaitu
:
a. Meridian, adalah bidang pembelahan yang melewati poros kutub, yang
mengakibatkan dihasilkannya dua blastomer dengan ukuran yang sama.

b. Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak dari animal
pole sampai vegatal pole.
c. Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal pole-vegatal pole.
Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi empat anakan dan empat blastomer
vegetal.

d. Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang mirip dengan bidang ekuator, tetapi
terjadi sejajar.

Gambar 1.1 (a) Meridian; (b) Vertikal; (c) Ekuator; (d) Longitudinal
E. Sifat pembelahan atau cleavage
1. Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati pembelahan. Karena itu
pembelahan hanya berlangsung di daerah germinal disc pada telur megalecithal
2. Habis pembelahan kedua, sel anak yang terjadi sama besar.

F. Tipe-tipe dan pola pembelahan atau cleavage


Macam – macam pembelahan ada 3, yaitu :
1) Holoblastik
Merupakan pembelahan mengenai seluruh daerah
zigot. Terdapat pada telur homolecithal dan medio
lecithal. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Holoblastik teratur (equal)
Merupakan pembelahan yang berlangsung
secara teratur baik dalam bidang pembelahan
maupun tahap – tahap pembelahan. Terdapat pada Asterias (bintang laut),
Amphioxus, dan Anura (katak).
Pembelahan melewati bidang meridian saling tegak lurus , terbentukalah 4 sel
yang sama besar, kemudian melewati bidang latitudinal, diatas bidang ekuator.
Terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil yang disebut micromere, dan 4 sel
sebelah bawah disebut macromore.
Pembelahan keempat lewat bidang- bidang meridian yang secara serantak
membagi dua ke delapan sel. Terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8 micromore dan 8
macromore. Setelah itu pembelahan melewati bidang latitudianal, atas dan bawah
didang ekuator secara serantak.
b. Holoblastik yang tidak teratur (unequal)
Merupakan pembelahan yang tidak sama masa pembelahanya terjadi pada
berbagai zigot. Terdapat pada mamalia. Pembelahan melalui bidang latitudinal
sedikit diatas ekuator. Membagi zigot menjadi 2 sel yang satu sebelah kutub animal
lebih kecil. Kemudian pembelahan yang selanjutnya melewati bidang meridian,
tetapi hanya berlangsung pada micromere kutub vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel
kemudian menyusul micromere, lewat bidang meridian juga.
Terbentuklah tingakat 4 sel. Terjadi pembelahan pada salah satu macromere
sehingga tertbentuk tingkat 5 sel dan 6 sel. Salah satu micromere membelah
terbentuk tingkat 7 sel dan satu lagi membentuk tingkat 8 sel. Pembelahan
selanjutnya tidak serentak, dan akhirnya terbentuk blastomere yang terdiri dari 60-70
sel yang berupa gumpalan masif, disebut morula.

2) Meroblastik
Merupakan pembelahan yang hanya pada zigot di
sebagian kecil kutub animal, yakni bagi seluru germinal
disc dan mengenai sedikit yolk. Pembelahan diawali
melalui bidang meridian sehingga terbentuklah
tumpukan sel di daerah germinal disc yang dari sekitar
8 sel ditengah dan 12 sel dipinggir sel tengah masih
berhubungan dengan yolk dibawah, sedang sel yang di pinggir sebagian besar sudah lepas
dasri yolk kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur mencapai uterus, dan sudah
dilapisi oleh albumen dan shell.
3) Perantaraan Holo dan Meroblastik
Yaitu pembelahan yang tak seluruhnya mencapai
ujung kutub vegetal, tedapat pada telur megalesital.

Pola-pola Segmentasi
Berdasarkan simetri dan tipe pembelahannya,
pembelahan pada zygot dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Pembelahan radial holoblastik

Pembelahan radial holoblastik adalah pembelahan dimana blastomer-blastomer yang


terdapat pada bagian kutub anima telur terletak tepat di atas blastomer yang ada pada
bagian vegetatif, sehingga pola blastomer adalah radial simetris, misalnya pembelahan
pada echinodermata dan amphioxus
2. Pembelahan spiral holoblastik

Pembelahan spiral holoblastik dijumpai pada annelida, turbellaria, dan semua jenis
molluska kecuali cephalopoda. Pada pembelahan spiral, orientasi spindel mitosisbukan
paralel atau tegak lurus dengan sumbu anima-vegetatif telur, tetapi orientasinyaadalah
miring sehingga blastomer-blastomer yang dihasilkan tidak terletak tepat di atasatau di
bawah blastomer-blastomer yang lain. Akibat bergesernya posisi dari spindelmitosis,
menyebabkan sel-sel blastomer bagian atas berada di atas pertemuan duablastomer yang
berada di bawahnya.Pada pembelahan spiral dikenal dua tipe yaitu pembelahan dekstral
danpembelahan sinistral. Pembelahan disebut dekstral apabila arah putaran spiran searah
dengan jarum jam, dan disebut sinistral apabila arah putaran spiran berlawanan dengan
arah jarum jam.
3. Pembelahan bilateral holoblastik

Pembelahan bilateral holoblastik dijumpai terutama pada ascidian (tunicata) dan


nematoda. Pada tipe pembelahan ini, dua dari empat blastomer yang dihasilkan dari dua
kali pembelahan berukuran lebih besar dari dua sel lainnya, sehingga membentuk sebuah
bidang bilateral simetris. Pada pembelahan pertama, menghasilkan dua se lyang tidak
sama besar. Sel yang besar diberi notasi sel AB, sedangkan sel-sel yang lebih kecil diberi
notasi Pi . Kedua sel kemudian membelah secara simultan pada bidang yang saling tegak
lurus, menghasilkan empat belastomer dalam bentuk sepertu huruf T. Susunan blastomer
yang berbentuk huruf T berubah menjadi suatu bentuk rhomboid. Pembelahan ketiga
menyebabkan susunan blastomer semakin bilateral simetris.Dua blastomer yang
berukuran besar membelah membentuk dua blastomer lainnya di sisi kiri dan kanan sel
blastomer tersebut, sedangkan dua blastomer lainnya membentuk suatu kelompok empat
sel yang letaknya saling membelakangi.Pada ascaris (nematoda), blastomer-blastomer
menunjukkan bagian-bagian yang khusus dari embrio. Bagian A, B, dan C membentuk
kulit hewan, blastomer D membentuk endoderem dan saluran pencernaan, blastomer Mst
membentukmesoderem dan stomodeum, dan blastomer P3 pada akhirnya menghasilkan
sel-sel reproduksi.

4. Pembelahan rotasional holoblastik

Pembelahan rotasional holoblastik dijumpai pada mamalia, misalnya mencit dan manusia.
Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah: (i) pembelahannya relatif lambat,
(ii) orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertama adalah
pembelahan secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbeda dengan
pembelahan pada embrio lain, dimana pada pembelahan awal embrio mamaliatidak
sinkron. Blastomer-blastomer pada embrio mamalia tidak semua membelah pada waktu
yang sama. Jadi blastomer pada embrio mamalia tidak bertambah dari stadium 2 sel ke 4
sel, dan 4 sel menjadi 8 sel. Pada stadium 16 sel, embrio mencapai stadium morula.Pada
morula, blastomer-blastomer mensekresikan cairan internal untuk pembentukan rongga
blastocoel.
Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua
perubahan yaitu:
 Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
 Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.
5. Pembelahan Diskoidal Meroblastik

Pembelahan diskoidal meroblastik dapat dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
Pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima telur,
sedangkan yolk tidak turut membelah (Gilbert, 1985). Pada burung, pembelahan
berlangsung di dalam saluran reproduksi.Pada pembelahan pertama, blastodisk
membentuk dua blastomer yang tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan kedua tegak
lurus pembelahan pertama, dan menghasilkan 4 blastomer yang juga tidak terpisah secara
sempurna. Pembelahan ketiga, dua bidang pembelahan simultan sejajar dengan
pembelahan pertama menghasilkan 8 blastomer.Pembelahan keempat merupakan bidang
pembelahan yang melingkar dan memotong semua bidang pembelahan
terdahulu.Pembelahan kelima adalah pembelahan radial, memotong bidang pembelahan
keempat dan menghasilkan blastomer-blastomer tepi yang juga tidak terpisah secara
sempurna.Sedangkan pembelahan selanjutnya sukar diikuti.
6. Pembelahan Superfisial Meroblastik

Pembelahan superficial meroblastik dapat dijumpai pada serangga danarthropoda lainnya.


Inti zigot pada bagiabn tengah telur membelah secara mitosis beberapa kali tanpa diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. PadaDrosophila sp dihasilkan inti sebanyak 256. Inti-inti
tersebut dinamakan energid. Energid-energi selanjutnya bermigrasi ke bagian tepi telur.
Masing-masing inti dikelilingi oleh sebagian kecil sitoplasma asal. Embrio pada saat ini
disebut stadium Syntial blastoderm. Massa sitoplasma pada bagian tengah telur menjadi
hancur dan hilang. Inti yang bermigrasi ke bagian posterior telur kembali ditutupi oleh
membran sel yang baru untuk membentuk pole cell pada embrio. Sel-sel tersebut kelak
akan menjadi sel kelamin pada saat dewasa. Setelah pole cell terbentuk, membran oosit
melipat kedalam diantara inti, sehingga pada akhirnya setiap inti menjadi satu sel tunggal
dan menghasilkan blastoderm seluler (Gilbert, 1985)

G. Distribusi Yolk dan pengaruhnya Terhadap Pembelahan.


Secara morfologis, cleavage atau pembelahan berbeda pada sejumlah kelompok-
kelompok hewan. Beberapa faktor yang penting yang berpengaruh terhadap pembelahan
adalah:
a. faktor-faktor di dalam sitoplasma telur yang mempengaruhi sudut spindel mitosis dan
waktu pembelahannya.
b. Distribusi protein yolk yang terdapat di dalam sitoplasma (Gilbert, 1985)
Berdasarkan kandungan yolk dan tipe pembelahannya, telur dapat dikelompokkan menjadi:
1. Isolechital atau oligolechital adalah telur dengan kandungan yolk sedikit dan
menyebar. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, artinya blastomerblastomer hasil
pembelahan terpisah secara sempurna. Pola pembelahannya terdiri atas:
 radial, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat di tengah.
Dijumpai pada echinodermata dan amphioxus.
 bilateral, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat di tengah.
Dijumpai pada ascidian
 Spiral, blastula berbentuk bundar, rongga besar dan terdapat ditengah.
Dijumpai pada molusca.
 Rotasional, blastula berbentuk bundar, rongga besar, dan terdapat ditengah.
Dijumpai pada mamalia.
2. Mesolechital adalah telur dengan kandungan yolk yang sedang, dan biasanya
terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, pola
pembelahan adalah radial, blastula bulat, rongga blastula kecil dan lebih
terkonsentrasi ke kutub anima. Dijumpai pada amphibia, dan ikan paru-paru.
3. Telolechital adalah telur yang memiliki kandungan yolk yang banyak. Tipe
pembelahannya adalah meroblastik, yaitu blastomer-blastomer hasil pembelahan
tidak terpisah secara sempurna. Blastula berbentuk cakram, rongga blastula
terbentuk diantara epiblas dan hipoblas. Dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
4. Centrolechital adalah telur dengan kandungan yolk terpusat pada bagian tengah
telur. Tipe pembelahannya adalah meroblastik, pola pembelahannya adalah
superfisial, blastula berbentuk bundar hingga selindris, rongga blastula tidak ada.
Dijumpai pada serangga dan arthropoda lainnya. Selama berlangsungnya
pembelahan zygot, bidang-bidang yang ditempuh selama mitosis secara umum
adalah bidang meridian, bidang vertikal, bidang ekuator dan bidang latitudinal.

H. Blastulasi
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun
kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap
jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya
blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Pembelahan
zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk
seperti buah arbei disebut Morula.
Blastomere terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Jaringan embryo, merupakan jaringan yang akan tumbuh menjadi embryo.
b. Jaringan periblast, merupakan jaringan yang menyalurkan makanan dari yolk di
bawah.
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang
tidak beraturan.

Sementara sel –sel morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah rongga di
tengah, yang makin lama makin membesar dan berisi cairan. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula. Embryo yang memiliki rongga tersebut disebut blastula. Blastula
adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastocoel.

 Macam-macam Blastulasi
Melihat pada bentuk dan susunan blastomernya blastula dibagi atas :
1. Coeloblastula. Berbentuk bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur
homolechital dan mediolechital. Yang homolechital ialah yang mengalami
pembelahan secara holoblastik teratur (Amphioxus). Misalnya blastula pada
Synapta sp. , Asterias sp. , Amphioxus dan Amphibia. Rongga blastula terdapat
di tengah atau eksentrik ke arah kutub anima.
2. Discoblastula. Berbentuk cakram disebut juga blastula gepeng. Berasal dari telur
homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tidak teratur, dan telur
megalichutal yang membelah secara meroblastik. Blastula berada di atas yolk
atau jaringan penyalur makanan. Pada Reptilia, aves dan monotremata blastula
disebut germinal disc.

3. Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memilikimassa


sel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi oleh
tropoblas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.
4. Stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh telur
sentrolesital. Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.

Pada blastula terdapat 2 daerah utama yang disebut :


1) Epiblast, bagi blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal.
2) Hypoblast, bagi blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah kutub vegetal.
Pada blastula epiblast sebagian besar menumbuhkan ectoderm (kulit luar), sedangkan
hypoblast menumbuhkan endoderm (kulit dalam).
I. Proses pembelahan atau cleavage
Dalam pertumbuhan selanjutnya morula menjadi blastula. Blastula adalah bentuk lanjutan
dari morula yang terus mengalami pembelahan. Blastula di tandai dengan adanya
perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Pada blastula terdapat
cairan sel yang disebut blastocoel.
Selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim dan sampainya di rahim zigot
yang aktif membelah akan menembus lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim.
Proses penembusan rahim ini berlangsung 4-5 hari kemudian blastula akan tertanam pada
dinding rahim yang disebut dengan implantasi. Embrio multiseluler yang dikenal dengan
blastula ini mengakhiri proses cleavage untuk selanjutnya berlanjut ke tahapan kedua dari
pertumbuhan dan perkembangan embrio yaitu pada fase gastrulasi dan organogenesis.

Gambar 2.6 yang memperlihatkan tahapan pembelahan sel dari tahap pembelahan pertama
sampai terbentuk blastula dan bagian-bagiannya.

J. Pembelahan/cleavage pada hewan


Pada dasarnya proses pembelahan sel (cleavage) pada hewan-hewan multiseluler dan
manusia adalah sama karena selalu diawali proses fertilisasi yang kemudian menghasilkan
sel tunggal zigotik. Zigot yang bersipat uniseluler ini kemudian melakukan pembelahan
mitosis berulang-ulang sehingga menghasilkan sel yang banyak dan berukuran kecil.
Sebagai contoh yaitu tahapan pembelahan pada hewan vertebrata khususnya katak dimulai
dari hewan betina yang melepaskan sel telur ke air dan hewan jantan melepaskan sperma ke
sekitarnya. Fertilisasi bersipat eksternal kemudian zigot yang terbentuk mengalami
pembelahan mitosis berulang membentuk blastula yang mengandung ribuan sel.
Cleavage pada hewan-hewan multiseluler mengalami perbedaan pada pola pembelahan
selnya. Detail pembelahan bervariasi antara spesies ini dimulai pada pembelahan pertama
yang menetukan apakah dua sel pertama pembelahannya merata atau tidak dalam hal
ukuran dan jenis bagian sitoplasma sel yang akan diterimanya. Pola pembelahan sel yang
tidak merata ini disebabkan karena adanya kuning telur yang tersimpan dalam sel telur.
Ketika terdapat sedikit kuning telur maka pembelahannya sempurna sedangkan pada hewan
yang kuning telurnya melimpah maka pembelahannya menjadi tidak sempurna.
a. Pola pembelahan sel pada sel telur dan zigot bulu babi memiliki polaritas yang jelas
yang dimantapkan saat sel telur berkembang di dalam tubuh induk betina selama
oogenesis. Proses pembelahan pada organism semacam itu bidang-bidang
pembelahannya mengikuti pola spesifik yang relative terhadap kutub-kutub zigot.
Telur bulu babi ini memiliki yolk dengan konsentrasi sedikit sehingga
pembelahannya termasuk dalam pembelahan yang sempurna artinya semua
blastomere yang dihasilkan ukurannya mirip.
b. Pola pembelahan pada katak dan amphibi juga mengalami pembelahan sempurna,
tetapi prosesnya lebih lambat di kutub vegetal yang kaya kuning telur daripada di
kutub animal akibatnya sel bervariasi sedikit dalam ukurannya.
c. Pola pembelahan sel pada reptilian, burung, dan beberapa jenis ikan tidak sempurna
karena banyak mengandung kuning telur sehingga pemotongan sangat lambat atau
terblokade seluruhnya kecuali di daerah lempeng kecil yang mengandung paling
sedikit kuning telur.
Pada akhirnya walaupun pola pembelahan pada berbagai hewan bervariasi, secara
kolektif sel yang dihasilkan melalui pembelahan ini menyusun blastula. Blastula yang
terbentuk strukturnya bervariasi menurut pola pembelahan spesies. Pada bulu babi laut
pembelahan sempurna menghasilkan blastula berupa sel berbentuk bola yang berlubang
di bagian tengah. Pada hewan dengan telur yang kaya kuning telur seperti burung dan
banyak ikan blastulanya berbentuk lempeng yang disebut blastodis. Blastula mamalia
ialah blastosis dengan sel terluar yang menyekresikan cairan ke rongga bola dan sel lain
terkumpul dalam massa terhadap dinding rongga. Sel bagian dalam kemudian akan
berkembang menjadi embrio.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Fase Pembelahan (cleavage) Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi,
terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel
kecil, yang disebut blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya
pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis, meskipun terkadang juga
diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti sitoplasma.
2. Macam-macam bidang pembelahan yaitu Meridian, Vertikal, Ekuator, dan Latitudinal.
Macam-macam pembelahan yaitu Holoblastik, Meroblastik , dan Perantaraan Holo dan
Meroblastik
3. Terdapat faktor yang mempengaruhi pembelahan yaitu jumlah yolk, faktor sitoplasma dan
faktor keturunan
4. Pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul
membentuk seperti buah arbei disebut Morula.
5. Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun
kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.
6. Macam-macam blastula Coeloblastula, Discoblastula, blastiokista, dan streoblastula.

Saran
Adapun saran dari penulis yaitu Penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari para
pembaca, agar dalam pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik dari sebelumnya, selain
itu kami mengharapkan agar para pembaca khususnya, ini menjadi tambahan ilmu atau imfomasi
pula.
DAFTAR PUSTAKA

Balinsky. 1976. An Introduction to Embryology. W.B. Saunders, Co.


Philadelphia.
Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books.
New York.
Gilbert, S.F. 1985. Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.
Massacussetts.
Huettner, A. F. 1949. Fundamental of Comparative Embryology of the
vertebrates. The Mc. Milla Co. New York.
Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill
Publ.Co. New Delhi.
Partodihahardjo, S., 1992. Ilmu Reproduksi hewan. Jakarta : Mutiara,.

Saunders J. W. 1970. Pattens and Principles of animal Development. The Mc.


Millan Co. New York.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit
ITB

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

Yatim, Wildan. 1994. Embryologi. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai