BAB II Tipus
BAB II Tipus
BAB II Tipus
Disusun Oleh :
1. Dina Melinda (08061381722091)
2. Hibsah (08061181722015)
3. Jessica Amelia (08061281722057)
4. Mutiara Larasati (08061281722065)
5. Prantara Ardi Prasetyo (08061383722099)
Kelompok : 9 (Sembilan)
Dosen Pembimbing : Dina Permata Wijaya, S.Far., M. Si., Apt
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat secara tradisional adalah daun Kelor
(Moringa oleifera). Secara tradisional Kelor banyak ditanam sebagai tapal batas
atau pagar di halaman rumah atau lading. Hasil penelitian menunjukkan tumbuhan
ini memiliki potensi untuk diteliti sebagai antibakteri dan antijamur, karena
tanaman Kelor mengandung flavonoid dan saponin yang memiliki potensi sebagai
antibakteri dan antijamur (Kasolo dkk., 2011).
Gambar 2.2 Struktur molekul flavonoid: (a) myricetin, (b) quercetin, (c)
kaemferol, (d) isorhamnetin, (e) rutin (leone et al., 2015).
ISI
Formula Gel
Sampel
F1 F2 F3 KN
Ekstrak (g) 9 9 9 -
HPMC (%) 2 3 4 2
Propilen Glikol (g) 6 6 6 6
Aquadest ad (g) 50 50 50 50
Tabel 1. Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L)
Keterangan:
F1 = Formula mengandung ekstrak etanol daun kelor dan basis gel HPMC 2%
F2 = Formula mengandung ekstrak etanol daun kelor dan basis gel HPMC 3%
F3 = Formula mengandung ekstrak etanol daun kelor dan basis gel HPMC 4%
KN = Formula tidak mengandung ekstrak etanol daun kelor tetapi mengandung basis gel
HPMC 2%
KP = gel ketokonazol 2% yang ada dipasaran
Daun kelor yang dipilih utuh, segar, dan hijau untuk menghindari rusak
atau berkurangnya kandungan kimianya. Kondisi tanaman saat pengambilan
sebaiknya tanaman sedang tidak berbunga maupun berbuah dan pengambilannya
dilakukan pada tanaman yang sama agar hasil kandungan seragam. Daun kelor
dipilih telah dilakukan determinasi untuk mengetahui kebenaran identitas simplisa
tanaman yang digunakan benar-benar tanaman yang diinginkan. Determinasi
tanaman daun kelor (Moringa oleifera L) dilakukan di Laboratorium Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Galuh, Ciamis dengan
membandingkan karakterikstik morfologi tanaman dengan kunci determinasi
diacu dari pustaka. Hasil determinasi menunjukkan bahwa sampel yang digunakan
benar daun kelor dengan nama latin M. oleifera L.
Flavonoid +
Saponin +
Tanin +
Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L)
Keterangan:
+ = ekstrak mengandung senyawa
- = ekstrak tidak mengandung senyawa
Karakteristik
Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptik gel ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L)
Tabel 4. Hasil evaluasi gel ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L)
KN - -
KP 28,3 Sangat kuat
F1 24,3 Sangat kuat
F2 18,7 Kuat
F3 15,3 Kuat
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Anti jamur Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kelor (Moringa oleifera) tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai di ketinggian ± 1000 dpl, dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5
hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan,
mengandung banyak senyawa terpenoid, tannin, saponin, dan polifenol.
2. Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari
suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan
3. Pembuatan ekstrak etanol daun kelor dilakukan dengan metode maserasi
dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Penampisan fitokimia dari
ekstrak etanol daun kelor ini meliputi penampisan pada flavonoid, saponin
dan tanin.
4. Komposisi dari formulasi sediaan gel ekstrak daun Kelor terdiri dari
ekstrak daun kelor, HPMC, Propilen glikol dan aquadest, perbedaan
konsentrasi basis HPMC sebesar 2%, 3% dan 4%.
5. Cara membuat sediaan yaitu dengan membuat basis gel dengan
mengembangkan HPMC menggunakan sedikit dan dicampurkan dengan
ekstrak, propilen glikol dan sisa aquadest sesuai dengan resep. Campuran
ini diaduk hingga homogen dan terbentuk sediaan gel.
6. Pengujian aktivitas antijamur sediaan gel ekstrak etanol daun kelor ini
dilakukan dengan menggunakan metode difusi padat.
7. Gel ekstrak daun Kelor memiliki aktivitas antijamur M.furfur dan gel yang
mengandung HPMC 2% memiliki sifat fisik gel dan aktivitas antijamur
lebih baik jika dibanding dengan gel konsentrasi HPMC 3% dan 4%.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
perbedaan konsentrasi propilenglikol terhadap stabilitas fisik sediaan Gel
Ekstrak daun Kelor ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rogers, T. L., 2009, Hypromellose, in : Rowe, R. C., Sheckey, P. J., & Quinn, M.
E. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, 326-
328, London,Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association.
Suardi, M., Armenia, & Maryawati, A., 2008, Formulasi dan Uji Klinik Gel
Antijerawat Benzoil Peroksida-HPMC, Laporan Penelitian: Fakultas
Farmasi Universitas Andalas, Sumatra Barat
Yusuf, A.L., Nurawaliah E, Harun N. 2017, Uji efektivitas gel ekstrak etanol daun
kelor (Moringa oleifera L.) sebagai antijamur Malassezia furfur,
Prodi D3 Farmasi. STIKes Muhammadiyah Ciamis, Jurnal Ilmiah
Farmasi, Des 2017, 5(2), 62-67.