Dokumen tersebut membahas mengenai dokumentasi keperawatan berbasis komputer yang memungkinkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara elektronik untuk mengatasi kendala pendokumentasian manual dan meningkatkan kualitas pencatatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komputer.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
128 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai dokumentasi keperawatan berbasis komputer yang memungkinkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara elektronik untuk mengatasi kendala pendokumentasian manual dan meningkatkan kualitas pencatatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komputer.
Dokumen tersebut membahas mengenai dokumentasi keperawatan berbasis komputer yang memungkinkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara elektronik untuk mengatasi kendala pendokumentasian manual dan meningkatkan kualitas pencatatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komputer.
Dokumen tersebut membahas mengenai dokumentasi keperawatan berbasis komputer yang memungkinkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara elektronik untuk mengatasi kendala pendokumentasian manual dan meningkatkan kualitas pencatatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komputer.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5
Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer
Di dunia keperawatan tentunya sudah tidak asing bagi perawat
mengenai tahapan proses keperawatan yang meliputi, pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan, semua itu pada awalnya hanya dilakukan dengan lisan, lalu berkembang melalui pencatatan sederhana sampai dengan pencatatan secara elektronik. Dalam melakukan pendokumentasian secara manual atau tertulis mempunyai banyak kendala, yaitu keterbatasan waktu dalamcmelakukan pencatatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan dan format pendokumentasian yang panjang dan kompleks. Pendokumentasian secara manual atau tertulis juga mempunyai kelemahan yaitu, lembaran-lembaran kertas kemungkinan akan tercecer atau terselip, lembaran-lembaran kertas tadi tentunya memerlukan tempat penyimpanan sehingga menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Perawat tidak dapat menunjukkan bukti legal, yang menyebabkan perawat rentan terhadap gugatan hukum, oleh karena itu sudah saatnya perawat mengenal dan memanfaatkan kemajuan teknologi salah satunya dengan cara dokumentasi keperawatan secara terkomputerisasi. Hal-hal yang berkaitan dengan dokumentasi dengan cara komputerisasi yaitu,
1. Komputer
Perkembangan teknologi yang semakin maju setiap harinya, membawa
pengaruh yang cukup signifikan terhadap berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang kesehatan. Kesehatan merupakan komponen yang tidak pernah luput dari sentuhan masyarakat karena kesehatan individu mencerminkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu penerapan teknologi yaitu di bidang kesehatan khususnya di profesi keperawatan adalah membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan perkembangan teknologi mampu meningkatkan kualitas pencatatan melalui komputer. Penggunaan perangkat lunak sebagai media dalam melakukan dokumentasi sangat beragam. Pada intinya perangkat lunak tersebut menyediakan layanan informasi berkesinambungan dari berbagai profesi kesehatan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit. Informasi tersebut dapat dibaca oleh masing-masing profesi sehingga dapat meningkatkan sistem kolaborasi antar profesi. Di dalam perangkat lunak terjadi proses pemasukan data yang dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data klien dapat terekam secara berkelanjutan dan komprehensif. Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat memasukkan data pengkajian spesifik dan informasi lainnya secara otomatis. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan secara akurat dan lengkap. Lembaga akreditasi seperti JCAHO (Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations) menguraikan pedoman tentang informasi yang harus didokumentasikan. Di bawah sistem pembayaran prospektif, rumah sakit dibayar sejumlah uang oleh medicare untuk setiap diagnosis- related group (DRG). Segala sesuatu yang dilakukan untuk klien harus didokumentasikan dalam catatan medis. Jika dokumentasi tidak lengkap, institusi pelayanan kesehatan tidak akan mendapatkan ganti pembayaran biayanya. Catatan medis harus mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan klien. Kualitas dokumentasi secara konstan berada dibawah tinjauan manajer perawat, tugas manajer perawat untuk mengecek hasil pencatatan informasi dan membantu perawat memperbaiki pencatatan informasi. Komputer dapat dinyatakan sebagai sebuah benda yang terdiri atas “hardware” dan “sofware”, dimana penggunaannya saat ini tidak terbatas pada penggunaan di kantor atau tempat kerja tapi juga di rumah. Secara umum komputer mempunyai 3 karakteristik dasar, yaitu:
a. Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan
secara cepat.
b. Dapat diandalkan karena ketika kita membutuhkan suatu data kita
hanya tinggal menekan tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan muncul.
c. Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar dimana data bisa
dimunculkan secara efisien.
2. Aplikasi Software Asuhan Keperawatan
Adanya peristiwa bahwa pencatatan tindakan keperawatan yang tidak
lengkap disebabkan karena pendokumentasian dengan cara menuliskan di atas kertas dirasa menghabiskan waktu dan membuat jenuh, perlu dilakukan pemecahan masalah dengan menerapkan software yang bisa membantu perawat dalam mendokumentasikan tindakan keperawatan. Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer. Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah program dengan menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat memunculkan diagnosa keperawatan. Selanjutnya dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam mendokumentasikan tindakan keperawatan, perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan selesai dilakukan, perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosanya. Beberapa penggunaan sofware komputer dalam upaya peningkatan kualitas pendokumentasian adalah dengan END-IT (emergency nurse department-improvement tool) aplikasi yang di gunakan di unit gawat darurat. Masih banyak lagi sistem pendokumentasian dengan sistem komputerisasi lainnya seperti elektronic chart (sistem ini dikembangkan di departemen radiologi), computerized whiteboard (yaitu sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di whiteboard). Tayangan yang lebar di whiteboard akan memudahkan setiap tenaga kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk perkembangan kondisi kesehatan klien, computer based patient record melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sistem ini dilengkapi sistem pemantauan klien secara progresif Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing Automatic System for Auto-Supervision (sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi). Ada beberapa contoh pedoman yang perlu dilakukan oleh seorang perawat dalam mendokumentasikan hasil keperawatannya di komputer dan pedoman mengenai berapa lama hasil dokumentasi itu disimpan, contohnya adalah sebagai berikut,
Pedoman yang dapat digunakan oleh perawat dalam menggunakan
dokumentasi elektronik adalah sebagai berikut:
a. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain
menggunakan nomor identifikasi pribadi (password) dan menginformasikan kepada atasan langsung jika ada kecurigaan bahwa kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain. b. Mengubah password pada interval yang teratur (sesuai kebijakan lembaga).
c. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log
off bila tidak menggunakan sistem atau ketika meninggalkan sistem.
d. Menjaga kerahasiaan semua informasi, termasuk semua salinan cetak
dari informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada monitor misalnya dengan penggunaan screen saver, mengatur lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar.
e. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk
membuka informasi klien.
f. Mengakses informasi klien untuk tujuan selain memberikan asuhan
keperawatan merupakan pelanggaran kerahasiaan.
Pedoman penyimpanan dokumen klien antara lain:
a. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus
dipertahankan selama-lamanya.
b. Catatan primer klien misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan,
konsultasi dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10 tahun.
c. Sekunder dokumen misalnya hasil pemeriksaan diagnostik, catatan
pengobatan disimpan selama enam tahun.
d. Catatan sementara misalnya laporan diet, bagan grafik disimpan