2 Maternitas 5 Askep Pre Postmatur - Compress - Compress
2 Maternitas 5 Askep Pre Postmatur - Compress - Compress
2 Maternitas 5 Askep Pre Postmatur - Compress - Compress
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiharjo, 2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Dari survey demograi dan kesehatan Indonesia (sdki) dan data biro pusat staistik
(bps), angka kemaian ibu dalam kehamilan dan persalinan diseluruh dunia mencapai
515 ribu jiwa pertahun. Ini berari seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena
komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kemaian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai
usahaperbaikandalambidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut
dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruratan obstetric pada umumnya
disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,
kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun
pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal kehamilan resiko tinggi
(krt) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
2
BAB II
PEMBAHASAN
PREMATURITAS
2.1 Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiharjo, 2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin
kurang dari 2500 gram.Terdapat 3 subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan
kategori World Health Organizaion (WHO, 2012), yaitu:
3
2.4 Faktor yang Memengaruhi Persalinan Maturitas
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara
muda yang mempunyai predisposisi geneik.Adanya stres isik maupun psikologi menyebabkan
akivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan
terjadinya persalinan prematur.Aksis HPA inimenyebabkan imbulnya insuisiensi uteroplasenta
dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan
peningkatan pelepasan hormon CoricotropinReleasing Hormone (CRH), perubahan pada
Adrenocoricotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix
metaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2,dehydroepiandrosteron sulfate
(DHEAS), estrogen plasenta danpembesaran kelenjar adrenal.
prematur.13 Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator inlamasi seperi pro-inlamatory
sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ). Sitokinakan merangsang pelepasan CRH, yang akan
merangsang aksis HPA janin dan menghasilkan korisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan
menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP)
yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban.
4
pembekuan Xa (protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin
dan pada beberapa peneliian trombin mampu mensimulasi kontraksi miometrium.
Faktor risiko adalah pengalaman, perilaku, indakan, atau aspek-aspek pada gaya hidup,
yang dapat memperbesar peluang terkena atau terbentuknya suatu penyakit, kondisi, cedera,
gangguan, keidakmampuan, atau kemaian. Dalam hal ini, faktor risiko adalah kondisi atau
keadaan pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya
komplikasi pada persalinan yang mengakibatkan terjadinya persalinan prematur.
1) Pendidikan
Pekerjaan isik yang berat, tekanan mental (stress), kecemasan yang inggi dapat
meningkatkan kejadian prematur.Pekerjaan isik yang berat, yang mengkondisikan
ibu hamil untuk berdiri lama, seperi Sales Promoion Girl (SGP), perjalanan panjang
dan pekerjaan yang mengangkat beban berat berisiko melahirkan prematur.Sebuah
studi di University College Dublin, Irlandia mengatakan bahwa wanita hamil yang
pekerjaannya menuntut kekuatan isik lebih beresiko melahirkan secara prematur
atau lahir dengan berat badan di bawah normal. Selain itu ingkat stres serta waktu
kerja yang panjang juga akan berdampak buruk bagi si calon bayi.
5
3) Umur
Umur merupakan faktor pening dalam menentukan waktu yang ideal untuk
hamil.Umur yang paling aman untuk hamil dan melahirkan adalah sekitar 20 – 35
tahun. Pada usia ini wanita dalam keadaan opimal dengan kata lain risiko angka
kesakitan (morbiditas) dan kemaian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat
kehamilan dan persalinan dalam kelompok usia tersebut paling rendah
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Risiko ini akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Pada ibu yang berusia 35 tahun dan lebih
tua adanya risiko mengalami masalah seperi tekanan darah inggi, diabetes
selama hamil (diabetes yang terjadi selama kehamilan), dan komplikasi selama
persalinan.Anak yang dilahirkan oleh ibu remaja mengalami berbagai masalah di
antaranya; perkembangan yang terhambat, prematur, dan BBLR.Hal ini biasanya
disebabkan karena gizi ibu remaja yang buruk.Bayi yang baru lahir dari ibu yang
remaja cenderung untuk lahir prematur, BBLR, dan menderita gangguan
pertumbuhan dan kecacatan.Sehingga risiko kemaian bayi juga lebih inggi bila
ibunya berusia kurang dari 20 tahun. Ibu yang hamil dengan usia di bawah 18
tahun dan lebih 35 tahun, mempunyai risiko inggi untuk melahirkan bayi
prematur dan persalinan premature dengan indakan akan meningkatkan 2-4 kali
lipat atau meningkatkan sekitar 40% pada ibu di atas 40 tahun.
4) Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum
kehamilan atau persalinan. Paritas dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:
- Nullipara: Golongan ibu dengan paritas 0 (ibu yang telah pernah melahiran bayi)
- Mulipara: Golongan ibu dengan paritas 2-5 (wanita yang belum pernah
melahirkan bayi sebanyak dua hingga lima kali)
- Grande Mulipara: Golongan ibu dengan paritas >5 (wanita yang belum
pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari lima kali)
6
Berdasarkan hasil peneliian Irmawai tahun 2010, ibu yang melahirkan anak
pertama akan mengurangi risiko terjadinya persalinan prematur (OR 0,56), jadi
primipara merupakan faktor proteksi terhadap kejadian persalinan prematur. Ibu
dengan paritas inggi (melahirkan lebih dari 3 kali) cenderung mengalami
komplikasi dalam kehamilan yang akhirnya berpengaruh pada hasil
persalinan.Paritas inggi meupakan paritas rawan karena banyak kejadian
obstetri patologi.Hal ini disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami
kehamilan dan persalianan fungsi reproduksi telah mengalami penurunan.
5) Riwayat Abortus
Menurut deinisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan berat
kurang dari 500 gram atau setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan.Aborsi
bisa meningkatkan risiko infeksi yang bisa mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.Aborsi dapat merusak dinding rahim, tempat janin tumbuh dan
berkembang.Dinding rahim merupakan tempat melekatnya plasenta, salah satu
fungsi plasenta ialah tempat pembuatan hormon-hormon dan jika plasenta idak
bekerja dengan baik maka pembuatan hormon terganggu. Jika kadar
progesterone turun akan imbul kontraksi pada rahim. Kejadian abortus diduga
mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada imbulnya penyulit
kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.Wanita dengan riwayat
abortus mempunyai risiko yang lebih inggi untuk terjadinya persalinan prematur,
abortus berulang, dan BBLR. Peneliian Rahmawai (2006) di Rumah Sakit
Dr.Sardjito Yogyakarta pada periode waktu 2003-2005 mendapatkan bahwa ibu
yang mengalami persalinan prematur memiliki peluang 2,5 kali memiliki riwayat
abortus dibandingkan dengan ibu yang mengalami persalinan matur.
6) Antenatal Care
7
badan, pengukuran inggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), inggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin,
skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (ruin dan khusus), termasuk P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi ) serta KB pasca persalinan. Berdasarkan peneliian
yang dilakukan di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh hasil bahwa ibu yang
idak melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) mempunyai risiko mengalami
persalinan prematur sebanyak 3,1 kali (95%CI:2,38-4,07) dibandingkan ibu yang
melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC).
7) Anemia Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin yang menurun.Kategori anemia yaitu jika HB
<11gr/dl.Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabakan oleh
deisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi
yang idak adekuat.Anemia jarang menciptakan krisis kedaruratan akut selama
kehamilan, namun pada hakekatnya seiap masalah kedaruratan dapat diperberat
oleh anemia yang telah ada.Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu
meningkat rata-rata 40 sampai 50 persen di atas keadaan idak hamil.Walaupun
eritropoesis diperkuat oleh volume eritrosit meningkat, namun lebih banya plasma
ditambahkan ke dalam sirkulasi ibu, akibatnya konsentrasi hemoglobin maupun
hematokrit menurun selama kehamilan. Semakin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahiran akan semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin
anemis. Pengaruh anemia pada masa kehamilan terutama pada janin dapat
mengurangi kemampuan metabolism tubuh ibu sehingga menganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim, akibatnya terjadi abortus, kemaian intrauterin,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, terjadi
cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi dan inteligensi rendah. Pada ibu yang
mengalami anemia kehamilan mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi
8
persalinan 1,42 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang idak mengidap
anemia.
8) Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang dari 24 bulan merupakan jarak
kehamilan yang berisiko inggi sewaktu melahirkan.Jarak kehamilan yang dekat
mengakibatkan rahim ibu belum pulih sempurna sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin. Berdasarkan hasil peneliian Irmawai tahun 2010, ibu yang jarak
kehamilan saat ini dengan sebelumnya antara 18-24 bulan berisiko 3,07 kali untuk
melahirkan prematur dibandingkan ibu yang jarak kehamilannya >24 bulan.
9) Hipertensi
3) Terjadinya kontraksi yang terasa nyeri, teratur dan intervalnya kurang dari 10
menit menunjukkan bahwa pasien tersebut berada dalam proses persalinan.
9
2.7 Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan Persalinan Prematur
- Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
• Pemeriksaan kultur urine
• Pemeriksaan gas dan ph darah janin
• Pemeriksaan darah tepi Ibu: jumlah leukosit
• C- reacive protein. CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi
akut dan dideteksi berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi
fraksi polisakarida nonserik kuman pneumococcus yang disebut fraksi.
CRP dibentuk di hepatosit sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6, TNF.
b. Amniosintesis
• Hitung leukosit
• Pewarnaan Gram bakteri (+) pasi amnioniis
• Kultur
• Kadar IL-1, IL-6
• Kadar glukosa cairan amnion
c. Pemeriksaan ultrasonograi
10
prevenif lainnya. Dalam hal ini upaya untuk mencegah wanita yang belum hamil
untuk idak melahirkan premature adalah dengan mempersiapkan kondisi tubuh
baik dari status gizi, kadar Hb, tekanan darah, melakukan pemeriksaan
kesehatan reproduksi dan TORCH.
- Pencegahan Primer
Merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat
atau untuk mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Dengan upaya:
a. Mendapatkan perawatan sejak awal kehamilan
b. Mengetahui risiko diri sendiri seperi merokok, tekanan darah inggi, usia
saat hamil, dan komplikasi kehamilan sebelumnya.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap infeksi saluran kemih
d. Mengunjungi dokter gigi secara teratur
e. Memperhaikan berat badan
f. Memiliki pola makan yang benar dan olahraga
g. Mencegah stress dan depresi
- Pencegahan Sekunder
Pada tahap gejala klinis belum tampak nyata, selagi proses secara patologis
sudah berjalan, upaya pencegahan pada tahap ini dapat menghambat atau
menghenikan proses patologis supaya idak berkembang. Upaya yang dilakukan:
a. Pembatasan akivitas kerja (kerja, perjalanan, dan coitus) pada ibu dengan
riwayat persalinan premature dan mengurangi pekerjaan yang
menimbulkan stress
b. Ibu dengan kehamilan kembar harus lebih banyak isirahat ditempat idur
sejak minggu ke-28 hingga minggu ke-37
c. Melakukan pemeriksaan USG untuk memeriksa kondisi janin
d. Melakukan pemeriksaan cairan ketuban (amnionsintesis)
- Pencegahan Tersier
Merupakan upaya pencegahan persalinan premature pada saat gejala secara klinis
sudah nyata didapatkan.Tahap ini ditujukan untuk memperpanjang masa kehamilan
11
dengan maksud memberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas janin dan
mempersiapkan persalinan yang memadi.
Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, yang
kemungkinan terjadi produksi prostaglandin:
Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperi serviks inkompeten, hidramnion,
kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks dan lain-lain infeksi asenden merupakan teori
yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnioniis dan ketuban pecah.
Persalinan prematur tentunya akan mengakibatkan lahirnya bayi premature yakni bayi
yang lahir pada masa kehamilan kurang dari 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid
terakhir) tanpa memandang berat lahirnya. Prematuritas merupakan masalah besar karena
dengan berat badan janin yang kurang dan belum cukup umur maka organ-organ vital
belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik.Angka kejadian persalinan prematur pada umumnya adalah sekitar 6-10%. Hanya
1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada
kehamilan kuarng dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan duaperiga dari kemaian
neonatal. Kesulitan utama dalam persalinan prematur ialah perawatan bayi prematur, yang
semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas.
Peneliian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan
dengan risiko kemaian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat > 1.500 gram
keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan sama dengan berta janin <
12
1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80%. Pada umur kehamilan < 32 dengan berat lahir <
1.500 gram angka keberhasilan hanya sekitar 59%.Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan
persalinan prematur idak hanya tergantung umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir.
Permasalahan yang terjadi pada persalinan prematur bukan saja pada kemaian
perinatal, melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, baik kelainan
jangka pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah:
RDS (Repository Distress Syndrome), perdarahan intra/periventrikular, NEC (Necroizing
Entero Ciliis),displasi bronko-pulmonar, sepsis, dan paten duktus arterious. Adapun
kelainan jangka panjang sering berupa kelainan neurologik seperi serebral palsi, reinopai,
retardasi mental, juga dapat terjadi disfungsi neurobehavioural dan prestasi sekolah yang
kurang baik. Dengan melihat permasalahan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka
menunda persalinan prematur, bila mungkin, masih memberi suatu keuntungan
1.1 Idenitas
Klien Suami
Umur : 30 th 40 th
13
No.RMK : 10064156
Kistoma ovarii.
14
a. Bernafas
S : Klien merasa agak sesak jika bernafas terutama jika imbul His.
O: RR : 24 x/menit, Wh -/-, Rh -/-, Rales (-), Batuk (-).
b. Makan/minum:
S: Sejak MRS klien idak ingin makan karena takut dengan kondisinya
dan tdk nafsu makan, saat ini perutnya sering sakit. Klien hanya
minum 1 botol aqua (800 cc) & makan Kue saja.
S:Klien belum bab sejak 2 hari yg lalu, klien idak punya keluhan
terhadap baknya. Sejak kemarin klien Bak sebanyak 4 kali dengan
jumlah seiap bak sekitar ± 350 cc dan warnanya kuning jernih.
O: Skibala (+), Blader kosong. Warna urine kuning jernih.
d. Gerak dan akivitas
S: Sejak kemarin klien idak bisa idur nyenyak karena takut dan
sekarang perut terasa nyeri.
Mata: tak ada kelainan; konjunciva merah & bengkak karena kurang idur/
menangis
Telinga: tak ada kelainan
Hidung: tak ada kelainan
Leher: tak ada kelainan, tyroid (N)
a. Dada : Payudara ; agak tegang, puing menonjol, lunak dan bersih kolestrum
(+). areola bersih. S1S2 (N), Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-
Atonia uteri
Robekan jalan lahir
Nyeri
3. DIAGNOSA
KEPERAWATAN Kala I:
- Resiko tinggi terjadi gawat janin sebagai akibat dari pecahnya kista Ovarii
(akut abdomen).
- Resiko terjadi infeksi b.d sekunder pada bayi s.e dari ketuban pecah prematur.
- Resiko tinggi terjadi ruptur uteri b.d dari dinding uterus yang ipis
- Resiko tinggi terjadi sekunder arrest
- Cemas b.d kurangnya pengetahun tentang keadaanya kehamilan dan
persalinannya.
Kala II dan III
- Resiko inggi terjadi injuri pada ibu dan bayi b.d dampak dari indakan persalinan
- Resiko inggi terjadi atonia uteri b.d kelemahan ibu
Kala IV
- Nyeri b.d luka episiotomi pada vagina
- Resiko inggi terjadi infeksi nifas b.d adanya luka episiotomi
4. RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
Jumat, 18 Resiko inggi Setelah dirawat Monitor CHPB seiap 2 jam Untuk
Maret terjadi gawat selama 2 jam idak mengetahui jika
2020, pukul janin sebagai terjadi gawat janin Monitor vital sign ibu seiap 2 terjadi gangguan
08:30 WIB akibat dari jam sirkulasi yang
akut abdomen Criteria kontraksi: Berakibat
Djj 12;11;12, his Monitor kesadaran seiap 2 Terjadinya
terjadi seiap 3-5 jam distress pada
menit Janin
Monitor tanda-tanda akut
abdomen Peningkatan
tensi merupakan
Kolaborasi monitoring NST pre tensi dari
Adanya
ancaman yang
Dapat
Mengancam
keselamatan ibu
dan janin
Penurunan
Kesadaran
Merupakan
tanda dari
hipoksia sebagai
akibat dari
spasme yang
muncul sebagai
akibat lanjut
dari akut
Abdomen
Ancaman
distress pada
janin diketahui
dari perubahan
NST yakni
Terjadinya
Peningkatan
Frekuensi
Sebagai
Propilaksis
untuk mencegah
Imbulnya
infeksi ibu dan
Bayi
Menjaga daya
tahan dinding
sel sehingga
dapat mencegah
kerusakan sel
bayi maupun ibu
serta untuk
mempercepat
Maturitas
perkembangan
paru janin
Jumat, 18 Resiko inggi Setelah dirawat Hindari manipulasi pada uterus Manipulasi yang
Maret terjadi rupture selama 3 jam idak klien terutama pada kala saat Berlebihan
2020, pukul uteri b.d terjadi rupture kala 2 Dapat
08:30 WIB dinding uterus uteri dengan Merangsang
yang ipis criteria: CHPB Monitor his Imbulnya
normal dan rupture pada
pendarahan (-) Uterus
Berkurangnya
his dapat
Menjadi
Pertanda
rupture uteri
His bundle
Sebagai
Pertanda
Adanya
Hambatan
Terhadap
Kemajuan
terutama pada
fase akif
KALA IV
Jumat, 18 Nyeri b.d luka Mengurangi nyeri - Melaih relaksasi nafas Meningkatkan
Maret episiotomi - Melaih mobilisasi duduk di relaksasi dan
2020, pukul pada vagina tempat idur Nyaman
13:45-13:55 - Memberikan Meinter 500 mg
WIB dan anjurkan klien minum
jika terasa nyeri.
Jumat, 18 Resiko inggi Tidak terjadi - Observasi TTV dan tanda-tanda Deteksi dini
Maret terjadi infeksi infeksi infeksi kemungkinan
2020, pukul nifas b.d - He vulva hygiene Terjadinya
13:45-13:55 adanya luka - He tanda-tanda infeksi infeksi sehingga
WIB episiotomi - He minum yang cukup dan segera diatasi
makan yang inggi kalori
Luka kotor
dan protein
memengaruhi
- Kolaborasi: Diet TKTP,
Proses
Amoxicilin 3 X 500 mg
penyambutan
Mengetahui
vulva hygiene
Mengetahui
tanda-tanda
Infeksi
Mengetahui
minum yang
cukup dan
makan yang
inggi kalori dan
Protein
5. TINDAKAN KEPERAWATAN
KALA I
Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret Memonitor CHPB Cont (+), Djj 12;11;12, his
gawat janin sebagai 2020, pukul 08:30 Monitor vital sign seiap 4 m3nit lama 3 dt,
akibat dari akut bundle his (-), GCS:456,
abdomen WITA Memonitor kesadaran kejang (-)
Monitor tanda-tanda
kejang
̊
Resiko terjadi infeksi Jumat, 18 Maret Memonitor Djj Djj 12;11;12, S: 37,1C,
b.d sekunder pada 2020, pukul 08:30 Memonitor suhu rectal reaksi alergi (-)
bayi dari ketuban WIB Melakukan skin test
pecah prematur ampicilin
Monitor reaksi akibat
pemberian Ampicilin
4x1gr IV
Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret Sampaikan kepada ibu Kecurigaan uterus ipis
rupture uteri b.d dari 2020, pukul 08:30 dan sejawat untuk dan mudah rupture
dinding uterus yang WIB menghindari manipulasi sehingga sejawat dan
Ipis pada uterus klien klien mengeri
terutama pada saat kala
2
Alat lengkap
Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret - Lakukan asistensi dalam tanda-tanda injuri pada
injuri pada ibu dan 2020, pukul 12:20- proses persalinan bayi (-), luka epis pada ibu
bayi b.d dampak dari 13:05 WIB klien + 8 cm sudah dijahit,
indakan persalinan - Bersamaan dengan his perdarahan idak ada,
klien di pimpin injuri patologis idak ada
mengejan.Padawaktu
kepalamembuka vulva
dan meregang
perineum dilakukan
eisiotomi
mediolateral sinistra,
tangan kanan
penolong menekan
perinium, tangan kiri
mengatur depleksi
kepala.
- Waktu kepala di dasar
panggul UUK di
bawah simpisis
subociput sebagai
hipomoklion, maka
lahirlah berturut-turut
UUB, dahi, muka dagu
danakhirnya seluruh
kepala. Kepala
mengadakan putar
paksi luar. Kemudian
kepala dipegang
secara biparietal,
ditarik curam
kebawah sampai lahir
bahudepan, dielevasi
keatas sampai bahu
belakang lahir, ditarik
mendatar, maka lahir
bayi laki-laki pada
pukul 13.05
WITA,Bayi di sucion
lewat hidung dan
mulut, diberikan
oksigen dengan kanul
dan selanjutnya tali
pusat di potong.
Resiko inggi terjadi Jumat, 18 Maret - Mengevaluasi kontraksi kontraksi uterus baik ,
atonia uteri b.d 2020, pukul 12:20- uterus perdarahan sedikit, Atonia
kelemahan ibu 13:05 WIB - Mengobservasi uteri idak terjadi
perdarahan pervagina
- Kolaborasi pemberian
uterotonika (Metergin
injeksi IM 1 ampul).
KALA IV
DIAGNOSA SOAP
KALA I
Cemas b.d kurangnya S: klien paham dan menyatakan siap untuk melahirkan
pengetahuan tentang O: klien operaif
keadaannya kehamilan dan A: masalah teratasi
persalinannya P: siapkan partus
Resiko inggi terjadi injuri pada S: Klien tenang karena bayi telah lahir
ibu dan bayi b.d dampak dari O: tanda-tanda injuri pada bayi (-), luka epis pada ibu + 8 cm
indakan persalinan sudah dijahit, perdarahan idak ada.
A: Injuri patologis idak ada
P: Lakukan observasi
Resiko inggi terjadi atonia S:
uteri b.d kelemahan ibu O: kontraksi uterus baik , perdarahan sedikit
A: Atonia uteri idak terjadi
P: Evaluasi hingga 2 jam PP
POSTMATURITAS
2.12 Pengertian Persalinan Postmaturitas
Postmatur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.
Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungan usia kehamilan dengan rumus
Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( KapitaSelekta Kedokteran jilid 1).
Eiologi belum diketahui secara pasi namun faktor yang dikemukakanadalah hormonal,
yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga
kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperi herediter, karena
postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998).
Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan
reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan.Pada
kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensiive terhadap rangsangan,
karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada kehamilan
normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadarprogesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun
setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi
juga spasme arteri spiralis plasenta.Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan
nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intra uterin.Sirkulasi utero plasenta berkurang
sampai 50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-
keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin.Risiko kemaian perinatal pada bayi
post matur cukup tinggi, yaitu30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.
a. Gerakan janin jarang (secara subjektif kurang dari 7x/20 menit atau secara
objekif kurang dari 10x/menit).
b. Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan
adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu
adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO 2/O2 sehingga janin
mempunyai resiko asfiksia sampai kemaian dalam rahim(Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh
panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperi orang tua, kuku panjang, tali
pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada
kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan
posterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin.
Bila keadaan plasenta tidak mengalami insuisiensi maka janin posterm dapat
tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat
menyebabkan distosia bahu.
a. Pengkajian
Data Subjekif:
Keluhan utama: Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam
bukunya Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan (1998; hal 225), yaitu:
2) Riwayat Menstruasi
Inspeksi; Mata: Periksa konjungtiva dan sklera untuk menentukan apakah ibu
anemia atau tidak, Muka: edema atau idak, Leher: apakah terdapat pembesaran
kelenjar baik kelenjar iroid maupun limfe, Dada: bagaimana keadaan
puting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda
kehamilan (cloasma gravidarum, aerolamamae, calostrum), Abdomen:
dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas
operasi, Genitalia: Dilihat genetalia bagian luar oedem atau tidak serta
pengeluaran pervagina, Ekstremitas: Atas maupun bawah tidak oedem
sama sekali (Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998; hal 225).
Dengan menggunakan cara Leopold: Leopold I: Untuk menentukan TFU dan
apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba
kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak
melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin, Leopold II: Untuk
- Penilaianwarnaairketubandenganamnioskopiatauamniotomi
(testanpatekanan, dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes
tekanan oksitosin)
Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%
b. Diagnosa keperawatan
Asuhan Keperawatan
KASUS
Seorang NY. Y G1P0Ab0 umur 21 tahun dengan UK 41+6 minggu datang ke BPS Dwi
Maryai dengan keluhan rasa cemas karena kehamilannya sudah lewat dari hari
perkiraan lahir. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan HPL 13-2-2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN POSTMATURE
No. Register : 045 / BPS/ BUMIL
Dirawat diruang :-
- Keluhan utama: Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari
perkiraan lahir
- Riwayat mensturasi
Menarce: 14 tahun Siklus : 28 hari
Lama: 7 hari Teratur : teratur
Sifat darah: cair Keluhan : idak ada
- Riwayat perkawinan
Status perkawinan: sah Menikah ke: 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama: 20 tahun
- Riwayat obstetrik
- Persalinan Nifas
Hamil
jns peno
- Tgl UK kompl JK BB Laktasi kompl
ke
prsalinan long
1 Hamil ini
-
-
-
- Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Jenis Pasang Lepas
N tangga Ole tempa keluha Tangga ole tempa Alasa
kontraseps
o l h t n l h t N
i
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006
TT III : 23-9-2012
Pola isirahat
Tidur siang
Lama: 2 jam / hari 2 jam / hari
Keluhan: idak ada idak ada
Tidur malam
Lama: 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : idak ada idak ada
Personal hygiene
Mandi: 2x/ hari 2x/ hari
Gani pakaian: 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi: 2x/ hari 2x/ hari
Keramas: 4x/ minggu 4x/ minggu
Pola sexsualitas
Frekuensi: 4x/ minggu 1x/ minggu
- DATA OBYEKTIF
- Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran: composmeis
Status emosional: stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah: 110/70 mMHg Nadi: 81x/ menit
- Pemeriksaan isik
Kepala: mesosepal, idak ada bekas luka, idak ada benjolan, idak nyeri tekan
Rambut: lurus, hitam, idak rontok, dan idak ketombe
Muka: oval, idak pucat, idak odem, idak ada bekas luka
Mata: simetris, idak starbismus, konjungiva merah muda, sklera puih, idak
ada tanda-tanda infeksi
Hidung: simetri, berlubang, idak polip
Mulut: lembab, idak pecah-pecah, gusi idak epulis, idak ada stomaiis, gigi
idak karies
Telinga: simetris, pendengaran baik, idak ada secret, gendang telinga idak pecah
Leher: idak ada pembesaran kelenjar parois, iroid, limfe dan vena jugularis
Dada: simetris,idak ada retraksi dinding dada,idak ada wezing
Abdomen : idak ada bekas operasi, idak ada linea alba, idak ada
striegravidarum Palpasi leopold
Leopold I: teraba bulat, idak melening, lunak, berai letak(bokong)
Ekstremitas atas: jumlah jari lengkap, kuku idak pucat, idak terdapat odem,
gerakan akif
Ekstremitas bawah: jumlah jari lengkap, kuku idak pucat, idak odem, idak
varises, relek patela posiif
Genetalia luar: bersih, idak ada pembesaran kelenjar bartolini, idak varises,
Anus: bersih, belubang, idak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu): -
- Pemeriksaan penunjang
10 gr%
- Data penunjang
Tidak ada
2. INTERPRETASI DATA
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak ada
- KEBUTUHAN
Tidak ada
- Ibu bersedia untuk melakukan isirahat total ditempat idur dan mengurangi
akivitas yang berat.
- Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat
menjelaskan kembali
- Sudah dilakukan pemantuan pda ibu
- Sudah dilakukan pemantauan DJJ
- Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG dan sudah dilakukan dokumentasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin
kurang dari 2500 gram.
B. Saran
Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi yang
cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah mempersiapkan
persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan pemeriksaan ruin baik untuk
mengetahui kesehatan janin dan sang ibu, selain itu juga penting dalam mendeteksi sedini
mungkin umur kehamilan ibu untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia
kehamilan sehingga kehamilan postmatur dapat diakhiri sehingga tidak menimbulkan
komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
htps://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-1-modul-inc-maternitas. Diakses
htps://olhachayo.iles.wordpress.com/2014/05/askep-lengkap-post-
matur.pdf. Diakses pada Sabtu, September 9, 2017 Pukul 18:27 WITA
htp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46994/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses pada Sabtu, September 9, 2017 Pukul 18:36 WITA
htp://digilib.unimus.ac.id/iles/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-
2-babii.pdf diakses pada Rabu, 20 September 2017 11:38
_____. ______. KONSEP DASA ASKEP.
htp://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313003_bab2.pdf
diakses pada
Rabu, 20 September 2017 11:35
_____. ______. PREMATURITAS.
htp://eprints.undip.ac.id/44517/3/Cahya_Suspimantari_22010110120024_BA
B_2_KTI.pdf diakses pada Rabu, 20 September 2017 10:5