Tgs1 Fitofarmaka
Tgs1 Fitofarmaka
Tgs1 Fitofarmaka
DOSEN PENGAMPU:
Tamara Gusti Ebtavanny, S.Farm., Apt., M.Farm
DISUSUN OLEH:
Siska Anggreini
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................................1
2. Dasar Penelitian......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Bahan Aktif Sediaan...............................................................................................3
B. Metode....................................................................................................................3
C. Hasil........................................................................................................................4
D. Pengembangan Obat Tradisional menjadi Fitofarmaka.........................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam hal
keanekaragaman hayati. Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpeluang besar
untuk menjadi salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisonal dan
kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang peluang pasarnya cukup
besar. Sebagai salah satu alternatif pengembangan fitofarmaka atau lebih dikenal
dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam pengembangan industri obat
tradisional dan kosmetika Indonesia. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan berkembangnya teknologi, baik produksi maupun informasi,
uji praklinik dan klinik dilakukan untuk memperoleh keyakinan khasiat obat
bahan alam.
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,rambut,kuku,bibir, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.
Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Muntingia calabura L yang dikenal dengan tumbuhan kersen atau seri.
Tumbuhan ini memiliki buah kecil dan manis, berwarna hijau ketika masih
mudah dan berwarna merah setelah tua dan matang. Selain bermanfaat sebagai
tumbuhan peneduh, kersen juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
manusia.
2. Dasar Penelitian
1. Membahas dan memberikan informasi mengenai bahan alam yang
berpotensi fitofarmaka untuk pengembangan obat tradisional Indonesia.
Pembahasan ini akan memperkuat dasar ilmu farmasi dalam menghasilkan
1
produk obat tradisional yang aman, berkhasiat, dan berkualitas sesuai
metode ilmiah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Metode
1. etanol 96%
2. asam stearat
3. Trietanolamin
4. adaps lanae
3
5. Paraffin
6. Nipagin
7. Nipasol
8. Parfum
9. Aquadest
10. ekstrak etanol daun kersen
C. Hasil
1. Uji Homogenitas
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim anti
jerawat dari ekstrak etanol daun kersen (Muntungia calabura L.) tidak
diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen.
2. Uji Organoleptis
3. Uji Ph
4
b. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 1%
mempunyai pH 6,6.
c. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 3%
mempunyai pH 6,5.
d. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 5%
mempunyai pH 5,8.
Uji iritasi kulit untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping,
dilakukan dengan cara sediaan di oleskan pada bagian belakang telinga,
kemudian di biarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa
kemerahan, gatal, dan pengasaran pada kulit. Dari data tabel diatas tidak
terlihat adanya efek samping berupa kemerahan, gatal, dan pengasaran pada
kulit yang di timbulkan oleh sediaan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) sebagai anti jerawat
dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan krim untuk penggunaan
topikal.
2. Sediaan krim ek strak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) yang
dibuat tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan bentuk relatif baik.
3. Obat tradisional menuju fitofarmaka harus melewati Seleksi, Uji praklinis,
Uji toksisitas, dan Uji Klinis.
6
DAFTAR PUSTAKA
Alvianti, Noni; Fitri, Khairani. 2018. Formulasi Sediaan Krim Anti Jerawat
Ekstrak Etanol dan Kersen (Muntingia Calabura L.). Jurnal Dunia Farmasi,
Vol.3.
( http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jdf/article/view/4418 )
Arum Yp. Isolasi Dan Uji Daya Antimikroba Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Haki, M. 2009. Efek ekstrak daun Talok (Muntingia calabura L.) terhadap
ektivitas enzim SGPT pada mencit yang diinduksi karbon tetraklorida. Skripsi.
Indones. 2015;2(1).
(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://talenta.usu.ac.id/dentika/article/download/4
63/307&ved=2ahUKEwj-
5uChw7roAhVKAHIKHeHZA_UQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw3dHn5DOY
OGDUqTR6huLJsY)
7
Sulistyaningrum M. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen
Yogyakarta.
Pembelajaran, Vol. 5.
(https://www.researchgate.net/publication/329175073_Kajian_Morfologi_dan_Re
view_Fitokimia_Tumbuhan_Kersen_Muntingia_calabura_L)