Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tgs1 Fitofarmaka

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia


calabura L) MENUJU FITOFARMAKA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah sinonim obat

DOSEN PENGAMPU:
Tamara Gusti Ebtavanny, S.Farm., Apt., M.Farm

DISUSUN OLEH:
Siska Anggreini

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
Jl. PROKLAMASI No. 54 GRESIK, JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................................1
2. Dasar Penelitian......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Bahan Aktif Sediaan...............................................................................................3
B. Metode....................................................................................................................3
C. Hasil........................................................................................................................4
D. Pengembangan Obat Tradisional menjadi Fitofarmaka.........................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam hal
keanekaragaman hayati. Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpeluang besar
untuk menjadi salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisonal dan
kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang peluang pasarnya cukup
besar. Sebagai salah satu alternatif pengembangan fitofarmaka atau lebih dikenal
dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam pengembangan industri obat
tradisional dan kosmetika Indonesia. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan berkembangnya teknologi, baik produksi maupun informasi,
uji praklinik dan klinik dilakukan untuk memperoleh keyakinan khasiat obat
bahan alam.
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,rambut,kuku,bibir, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.
Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Muntingia calabura L yang dikenal dengan tumbuhan kersen atau seri.
Tumbuhan ini memiliki buah kecil dan manis, berwarna hijau ketika masih
mudah dan berwarna merah setelah tua dan matang. Selain bermanfaat sebagai
tumbuhan peneduh, kersen juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
manusia.

2. Dasar Penelitian
1. Membahas dan memberikan informasi mengenai bahan alam yang
berpotensi fitofarmaka untuk pengembangan obat tradisional Indonesia.
Pembahasan ini akan memperkuat dasar ilmu farmasi dalam menghasilkan

1
produk obat tradisional yang aman, berkhasiat, dan berkualitas sesuai
metode ilmiah.

2. Untuk memformulasikan sediaan krim yang mengandung ekstrak etanol


daun kersen sebagai antijerawat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahan Aktif Sediaan

(Gambar 1.Susunan daun kersen)

Daun Kersen memiliki senyawa tanin, saponin dan flavonoid, Flavonoid


merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri
dan antiinflamasi. Dengan demikian dilakukan penelitian formulasi krim ekstrak
etanol daun kersen (Muntingia calabura L.). Kersen termasuk ke dalam
tumbuhan tahunan dengan tinggi mencapai 12 m. Batang tumbuhan ini berkayu,
tegak, bulat dan memiliki percabangan simpodial. Percabangannya mendatar,
menggantung ke arah ujung, berbulu halus, daun tunggal berbentuk bulat telur
sampai lanset. Lembaran daunnya memiliki pangkal yang nyata dan tidak
simetris dengan ukuran mencapai 14 cm x 4 cm, tepi daun bergerigi, bagian
bawah berbulu, daun-daunnya terletak mendatar dan berseling (Gambar 1.).
(Haki, 2009; Tjitroseopomo, 2016).

B. Metode

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian


eksperimental. Pengumpulan sampel dilakukan sebelum pembuatan ekstrak daun
kersen, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak daun kersen secara
maserasi, formulasi krim dari ekstrak daun kersen. Lalu dilanjutkan Evaluasi
Formula.Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. etanol 96%
2. asam stearat
3. Trietanolamin
4. adaps lanae

3
5. Paraffin
6. Nipagin
7. Nipasol
8. Parfum
9. Aquadest
10. ekstrak etanol daun kersen

C. Hasil

Hasil pemeriksaan sediaan krim ekstrak etanol daun kersen (Muntingia


calabura L.) yang didapatkan dari beberapa pencampuran bahan dasar krim
dengan ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) ada beberapa uji
penelitian sebagai berikut: Pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan organoleptis,
pemeriksaan pH sediaan, uji iritasi terhadap sukarelawan.

1. Uji Homogenitas

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim anti
jerawat dari ekstrak etanol daun kersen (Muntungia calabura L.) tidak
diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen.

2. Uji Organoleptis

Dari hasil uji organoleptis, didapatkan kesimpulan bahwa semakin


besar konsentrasi ekstrak dalam tiap formula akan mempengaruhi perbedaan
bentuk dan warna. Bentuk formula basis krim setengah padat, krim dengan
konsentrasi ekstrak yang rendah berbentuk setengah padat dan semakin
besar konsentrasi ekstrak maka bentuk tiap krim akan agak cair.
Konsentrasi ekstrak juga memberikan perbedaan warna pada tiap formula,
semakin besar konsentrasi ekstrak maka warna tiap formula akan semakin
hijau tua hal ini di karenakan adanya kandungan senyawa flavonoid pada
daun kersen. Sedangkan pada aroma tidak memberi pengaruh karena
dicampur dengan parfum.
Setelah di lakukan pengamatan selama 1 bulan bentuk krim tetap
konsisten dengan bentuk awal pembuatannya, baik dari bentuk, warna dan
bau. Dengan demikian krim dikatakan stabil.

3. Uji Ph

Nilai pH dari beberapa formula adalah sebagai berikut :


a. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 0%
mempunyai pH 6,8.

4
b. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 1%
mempunyai pH 6,6.
c. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 3%
mempunyai pH 6,5.
d. Formula krim ekstrak etanol daun kersen dengan konsentrasi 5%
mempunyai pH 5,8.

Uji pH bermaksud untuk mengetahui pH larutan dari sediaan krim


ketika krim dilarutkan kedalam air. Berdasarkan tabel hasil uji pH dapat di
simpulkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak maka pH tiap formula
akan semakin asam. Hal ini di karenakan adanya senyawa flavonoid yang di
kandung daun kersen. Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa
fenol yang bersifat agak asam.

4. Uji iritasi (Sukarelawan)

Uji iritasi kulit untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping,
dilakukan dengan cara sediaan di oleskan pada bagian belakang telinga,
kemudian di biarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa
kemerahan, gatal, dan pengasaran pada kulit. Dari data tabel diatas tidak
terlihat adanya efek samping berupa kemerahan, gatal, dan pengasaran pada
kulit yang di timbulkan oleh sediaan.

D. Pengembangan Obat Tradisional menjadi Fitofarmaka

Pengembangan obat tradisional menjadi fitofarmaka melewati Tahap


Seleksi, Tahap Uji Preklinis, Uji Tosisitas, Tahap Uji Klinis yang dilakukan
pada manusia untuk dapat menjadi fitofarmaka dengan dibuktikan khasiat dan
keamanannya.
BPOM RI telah mensyaratkan bahwa pe-nandaan bahan alam yang
terdiri dari jamu, obat her-bal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu harus meme-
nuhi kriteria yaitu aman sesuai persyaratan ditetap-kan, klaim khasiat dibuktikan
berdasarkan data em-piris dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Obat
herbal terstandar harus memenuhi kriteria yaitu aman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah /preklinis, dan
dilakukan standardisasi bahan baku yang digu-nakan dalam produk jadi.
Fitofarmaka harus meme-nuhi kriteria yaitu aman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan secara uji klinis, dilakukan
standardisasi bahan baku yang di-gunakan dalam produk jadi, dan memenuhi
per-syaratan mutu dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) sebagai anti jerawat
dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan krim untuk penggunaan
topikal.
2. Sediaan krim ek strak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) yang
dibuat tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan bentuk relatif baik.
3. Obat tradisional menuju fitofarmaka harus melewati Seleksi, Uji praklinis,
Uji toksisitas, dan Uji Klinis.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Alvianti, Noni; Fitri, Khairani. 2018. Formulasi Sediaan Krim Anti Jerawat

Ekstrak Etanol dan Kersen (Muntingia Calabura L.). Jurnal Dunia Farmasi,

Vol.3.

( http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jdf/article/view/4418 )

 Arum Yp. Isolasi Dan Uji Daya Antimikroba Ekstrak Daun Kersen (Muntingia

Calabura). J Mipa. 2012;35(2).

 Haki, M. 2009. Efek ekstrak daun Talok (Muntingia calabura L.) terhadap

ektivitas enzim SGPT pada mencit yang diinduksi karbon tetraklorida. Skripsi.

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

 Handayani V. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen

(Muntingia Calabura L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat. J Fitofarmaka

Indones. 2015;2(1).

 Reni, E. Y; dkk. 2016. Standarisasi Farmasetikal Bahan Alam Menuju

Fitofarmaka Untuk Pengembangan Obat Tradisional Indonesia. Dentika Denal

Jurnal.Yani, Vol. 19.

(https://www.google.com/url?

sa=t&source=web&rct=j&url=https://talenta.usu.ac.id/dentika/article/download/4

63/307&ved=2ahUKEwj-

5uChw7roAhVKAHIKHeHZA_UQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw3dHn5DOY

OGDUqTR6huLJsY)

7
 Sulistyaningrum M. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen

(Muntingia Calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella Pneumoniae. 2014;

 Tjitrosoepomo, G. 2006. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

 Zahara, Meutia; Suryady. 2018. Kajian Morfologi dan Review Fitokimia

Tumbuhan Kersen (Muntingia Calabura L). Jurnal Ilmiah Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol. 5.

(https://www.researchgate.net/publication/329175073_Kajian_Morfologi_dan_Re

view_Fitokimia_Tumbuhan_Kersen_Muntingia_calabura_L)

Anda mungkin juga menyukai