Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

879-Article Text-5785-1-10-20211229

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Krim Ekstrak


Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L)

Pegi Erawati1,*, Sunarti2, Desy Nawangsari3


Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
1,2,3
1
Pegierawati19mei@gmail.com*, 2Sunarti@uhb.ac.id, 3DesyNawang9@gmail.com

ABSTRACT

Cream has a high aesthetic value and comfort. Creams containing natural ingredients are now more
desirable because of the trend of back to nature, one of the plants that can be used as an alternative
is guava leaf (Psidium guajava L). Guava leaves contain flavonoids, alkaloids, tannins and saponins.
This study aims to determine the physical properties of guava leaf ethanol extract cream. The type of
research used in this study is an experimental method using guava leaf samples. The results showed
that there were flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins contained in the preparation of guava leaf
ethanol extract cream. The cream preparations showed that the cream met the requirements of
homogeneity, pH (4.5-6.4), dispersion of 5-7 cm, adhesion of more than 4 seconds, and viscosity of
40-40,000 cPs.From this research, it can be concluded that the cream preparation from guava leaf
ethanol extract has good physical properties, so it is feasible to be applied to the skin.

Keywords: cream, guava, physical properties of cream, skin

ABSTRAK

Krim memiliki nilai estetika dan kenyamanan yang cukup tinggi. Krim yang mengandung bahan alam
kini lebih diminati karena adanya tren back to nature, salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif adalah daun jambu biji (Psidium guajava L). Daun jambu bijimengandung flavonoid,
alkaloid, tannin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim ekstrak
etanol daun jambu biji. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental dengan menggunakan sampel daun jambu biji. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat kandungan flavonoid, alakaloid, tannin, dan saponin yang terdapat pada sediaan krim
ekstrak etanol daun jambu biji. Sediaan krim menunjukan bahwa krim memenuhi persyaratan
homogenitas, pH (4,5-6,4), daya sebar 5-7 cm, daya lekat lebih dari 4 detik, dan viskositas 40-40.000
cPs.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan krim dari ekstrak etanol daun jambu biji
memiliki sifat fisik yang baik, sehingga layak unutuk diaplikasikan pada kulit.

Kata kunci : jambu biji, krim, kulit, sifat fisik krim

PENDAHULUAN Daun jambu biji merupakan tanaman


Kemajuan ilmu pengetahuan modern asli Indonesia yang sudah dikenal sejak
yang semakin pesat dan canggih saat ini, dulu oleh masyarakat. Biasanya
tidak dapat mengesampingkan obat alami. masyarakat menggunakan daun jambu biji
Selain itu, masih banyak kurangnya sebagai obat diare, dan digunakan juga
pengetahuan dan informasi mengenai sebagai sabun muka untuk mencegah
berbagai jenis tumbuhan yang dipakai atau mengobati infeksi kulit. Menurut
sebagai obat alami untuk pengobatan penelitian yang dilakukan oleh (Yulianti,
tertentu yang dapat dikembangkan 2015) daun jambu biji mengandung tanin,
menjadi suatu formulasi. Salah satu jenis flavonoid, minyak atsiri dan alkaloid.
tumbuhan yang dipakai sebagai obat Mengingat keberadaan kandungan daun
alami yaitu daun jambu biji (Pratasik et al., jambu biji tersebut, maka daun jambu biji
2019).

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 517


dianggap tepat untuk mencegah atau 2. Persiapan Sampel
mengobati infeksi kulit. Sampel penelitian yang digunakan
Untuk mencegah infeksi kulit biasanya adalah daun jambu biji yang diperoleh dari
masyarakat indonesia menggunakan Purwokerto, Jawa Tengah. Daun jambu
kosmetik. Salah satu kosmetik yang paling biji yang digunakan tidak terlalu tua dan
banyak digunakan adalah krim. Menurut tidak terlalu muda. Sampel daun jambu biji
FI Edisi IV, krim merupakan sediaan yang diperoleh disortasi basah kemudian
setengah padat mengandung satu atau dicuci pada air mengalir untuk
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi menghilangkan kotoran yang menempel
dalam bahan dasar yang sesuai. Krim pada permukaan daun. Kemudian daun
merupakan sediaan yang mudah dirajang dan dikeringkan dengan cara
dioleskan, tidak lengket, kemampuan dijemur pada sinar matahari langsung
penyebarannya yang baik pada kulit, dengan bagian atas ditutupi kain hitam.
memberikan efek dingin karena lambatnya Proses pengeringan berlangsung selama
penguapan air pada kulit, mudah dicuci 4 hari kemudian dilanjutkan pengeringan
dengan air, pelepasan obat yang baik, menggunakan oven pada suhu 40oC
serta tidak terjadi penyumbatan di kulit. hingga hari ke-5. Setelah kering, daun
Krim memiliki nilai estetika yang cukup dihaluskan menggunakan blender lalu
tinggi dan tingkat kenyamanan dalam diayak dengan ayakan no 30 hingga
penggunaan yang cukup baik. diperoleh serbuk simplisia.
Adanya kandungan tannin, flavonoid, 3. Pembuatan Ekstrak
minyak atsiri, dan alkaloid dalam daun Ekstraksi dilakukan dengan metode
jambu biji diperkirakan dapat maserasi menggunakan pelarut etanol
mempengaruhi sifat fisik dari setiap 70%. 500gram serbuk simplisia
formulasi krim yang dibuat (Dewi et al., dimasukkan ke dalam toples kaca yang
2020). Sediaan krim dengan zat aktif daun telah diberi lakban hitam. Pelarut etanol
jambu biji memiliki sifat fisik yang baik. 70% dimasukkan hingga simplisia tersebut
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan terendam seluruhnya. Diamkan selama
krim dengan menggunakan ekstrak etanol 3x24 jam, sambil sesekali diaduk. Setelah
daun jambu biji pada konsentrasi formula 3 hari, maserat dikeluarkan dan
1 (3 gram), formula 2 (6 gram), dan ditampung. Remaserasi dilakukan selama
formula 3 (9 gram). 3 hari hingga maserat menjadi jernih. Hasil
penampungan pelarut dicampurkan
METODE PENELITIAN kemudian dilakukan pemekatan ekstrak
1. Alat Dan Bahan menggunakan alat vacuum rotary
Peralatan yang digunakan dalam evaporator dilanjutkan dengan water bath
penelitian ini antara lain timbangan analitik pada suhu 70oC (Yulianti, 2015).
(kenko), blender (Philips), oven (Binder), 4. Pembuatan Krim
pipet tetes, Viscometer (Atago), pH meter Semua bahan yang digunakan
digital, vacuum rotary evaporator (Eyela), ditimbang sesuai dengan perhitungan.
Hot plate, penangas air, kertas perkamen, Asam stearate dan setil alkohol
mortir, stamper, sendok tanduk, cawan ditempatkan dalam cawan kemudian
porselen, kertas saring, mikroskop, batang dilebur di atas penangas air pada suhu
pengaduk, bejana maserasi, gelas objek, 70°C (fase minyak). Trietanolamin, gliserin,
kaca bening, plastik mika, vial dan alat- propil paraben dan metil paraben
alat gelas (Pyrex). ditempatkan dalam gelas beaker dan
Bahan yang digunakan dalam dilebur diatas penangas air pada suhu
penelitian ini antara lain ekstrak etanol 70°C (fase air). Kemudian fase minyak
daun jambu biji yang diperoleh dari Ledug dan fase air yang telah dilebur dicampur
Kecamatan Kembaran, trietanolamin, dalam mortir dan digerus dengan kuat
asam stearate, setil alkohol, paraffin, hingga terbentuk basis krim. Basis
gliserin, propil paraben, metil paraben dan ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam
aquades. ekstrak daun jambu biji sambil digerus
hingga terbentuk krim yang homogen.

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 518


Tabel .1 Formula krim pH sediaan yang terlalu asam dapat
menyebabkan timbulnya iritasi kulit
Formula (gram)
No
Nama
Fungsi menjadi bersisik (Genatrika et al.,
Bahan
I II III 2016).
1. Ekstrak Bahan 3 6 9 Ditimbang 0,5 g krim ekstrak daun
etanol aktif jambu biji, diencerkan dengan aquades
daun
jambu biji.
sebanyak 5 ml, kemudian dicek pH
2. Trietanola Emulgator 0,09 0,09 0,09 larutan pada masing-masing formula
min (Puspitasari et al., 2019).
3. Asam Emulgator 12 12 12
stearate e. Uji Daya Sebar
4. Setil Stiffing 4 4 4 Uji daya sebar dilakukan untuk
alkohol agent mengetahui kemampuan sediaan krim
5. Gliserin Humektan 18,7 18,74 18,7
4 4 menyebar pada saat diaplikasikan pada
6. Propil Pengawet 0,02 0,02 0,02 kulit. Semakin tinggi daya sebar maka
paraben
7. Metil Pengawet 0,02 0,020 0,02
absorbsi obat ke dalam kulit semakin
paraben 0 0 cepat karena kontak antara kulit
8. Aquadest Pelarut Ad Ad Ad dengan obat menjadi luas (Genatrika et
100 100 ml 100
ml ml al., 2016)
(Dina et al., 2016) dengan modifikasi Uji daya sebar krim dilakukan dengan
meletakkan sebanyak 0,5 g krim
5. Evaluasi Sifat Fisik Krim diletakkan di tengah kaca, lalu ditutup
a. Uji Organoleptik dengan kaca lain yang telah ditimbang
Uji organoleptik dilakukan untuk dan dibiarkan selama 1 menit.
mengevaluasi sifat fisik sediaan Diameter krim yang menyebar (dengan
meliputi bentuk, warna dan bau pada mengambil panjang rata-rata diameter
sediaan krim pada suhu kamar 25°C dari beberapa sisi) diukur, kemudian
(Lumentut et al., 2020) ditambahkan beban anak timbang 150
b. Uji Homogenitas g (Astiti et al., 2015).
Uji homogenitas dilakukan untuk f. Uji Daya Lekat
mengetahui sediaan yang dibuat Uji daya lekat dilakukan untuk
homogen atau tidak yang ditandai mengetahui kemampuan suatu sediaan
dengan ada atau tidaknya butiran kasar melekat pada bagian tubuh tertentu.
yang terlihat pada sediaan. Pengujian Semakin lama waktu lekatnya, semakin
dilakukan dengan cara krim diambil dari lama juga waktu kontak dari zat aktif
masing-masing formula secukupnya yang terabsorbsi, begitu pula
dan dioleskan pada plat kaca diraba sebaliknya (Genatrika et al., 2016).
dan saat di gosokkan massa krim harus Sediaan krim sebanyak 0,5 g
menunjukkan susunan homogeny yaitu diletakkan diatas object glass yang
tidak terasa adanya bahan padat pada telah ditentukan luasnya (oleskan pada
kaca. bagian yang halus) pada alat uji. Object
Pengujian homogenitas ini dilakukan glass yang lain (bagian permukaan
dengan cara mengoleskan krim yang yang halus) diletakkan diatas krim
telah dibuat pada kaca objek, kemudian tersebut, kemudian diletakkan beban
dikatupkan dengan kaca obyek yang 500 g selama 5 menit. Beban seberat
lainnya kemudian dilihat basis yang 80 g dilepaskan sehingga menarik
dioleskan pada kaca obyek tersebut object glass terlepas (Lumentutet al.,
homogen dan merata serta tidak 2020). Syarat daya lekat pada sediaan
adanya butiran-butiran kasar krim adalah >4 detik (Genatrika et al.,
(Lumentutet al., 2020). 2016).
c. Uji pH g. Uji Viskositas
Uji pH pada sediaan krim dilakukan Uji Viskositas Krim Dilakuakan Dengan
untuk mengevaluasi pH sediaan, Alat Viscometer (Atago). Viskometer
apakah sudah memenuhi persyaratan Dipasang Klemnya Dengan Arah
yang baik sehingga sediaan tidak Horizontal Atau Tegak Lurus Dengan
mengiritasi kulit ketika digunakan. Pada Arah Klem. Rotor Dipasang Pada

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 519


Viskotester Dengan Menguncinya No Uji Hasil Pustaka Simpulan
Berlawanan Arah Dengan Jarum Jam. 1. Flavonoid terdapat Uji positif +
warna ditandai
Krim Yang Akan Diuji Dimasukkan
merah, dengan
Dalam Chamber Ampel Lalu Rotor kuning munculnya
Ditempatkan Tepat Ditengah Chamber jingga warna merah,
Ampel Lalu Rotor Ditempatkan Tepat pada kuning jingga
Di lapisan pada lapisan
amil amil alkohol
Tengah Chamber Sampel Dan Alat
alkohol (Girsang et
Dinyalakan. Rotor Mulai Berputar Dan al., 2019)
Jarum Penunjuk Bergerak Menuju 2. Alkaloid terdapat Uji positif +
Angka Tertentu Sesuai Viskositas Krim warna akan ditandai
Hingga Didapat Jarum Penunjuk Stabil putih, dengan
Menunjuk Ke Suatu Angka, Angka coklat, berturut-turut
merah munculnya
Tersebut Menunjukan Viskositas Dari jingga endapan
Krim. Satuan Yang Digunakan Untuk yang
Menyatakan Besarnya Viskositas berwarna
Menurut Jls 28809 Adalah Desipascal- putih, coklat,
Second (Dpas) (Astiti Et Al., 2015). dan juga
merah jingga
Syarat Viskositas Krim Yang Baik Yaitu (Girsang et
Berkisar Antara 40 – 40.000 Cps al., 2019)
(Genatrika Et Al., 2016) 3. Tannin terdapat Uji +
6. Analisis Data warna dinyatakan
hitam positif apabila
Hasil Evaluasi Sediaan Selanjutnya atau biru ditandai
Dianalisis Menggunakan Spss Data Untuk tua dengan
Mengetahui Ada Atau Tidaknya munculnya
Perbedaan Yang Bermakna Pada Tiap warna hitam
Bets Dan Formulanya. Metode Statistik atau biru tua
(Girsang et
Yang Digunakan Untuk Analisa Data Antar al., 2019)
Bets Yang Bersifat Parametrik Dengan 4. Saponin Terbentuk Terbentuknya +
Metode Independent t Test Dan Yang buih buih yang
Bersifat Non Parametrik Dengan Metode stabil
Mann Whitney. Sedangkan Data menunjukkan
ekstrak
Parametrik Antar Formula Dengan Metode tersebut
Oneway Anova Dan Non Parametrik mengandung
Dengan Metode Kruskal Wallis. saponin
(Girsang et
al., 2019)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ekstraksi Daun Jambu Biji 3. Evaluasi Sifat Fisik Krim
Simplisia Daun Jambu Biji Diekstrak a. Hasil Uji Organoleptik
Dengan Metode Maserasi Menggunakan
Pelarut Etanol 70 % Dan Diuapkan Tabel 4.4 Hasil pengamatan uji organoleptik
Menggunakan Evaporator Hingga Pengamatan Formula
Menghasilkan Ekstrak Kental Sebanyak I II III
67,13 Gram. Hasil Persen Rendemen
Sebesar 13,426 %. Bentuk Semipadat Semipadat Semipadat
Warna Hijau muda Hijau tua Hijau tua
Bau Aromatik Aromatik Aromatik
2. Skrinning Fitokimia
Tabel.2 Hasil skrinning fitokimia ekstrak etanol
daun jambu biji
Pada tabel 4.4 menunjukan tingkat
kekentalan dari yang sangat kental
sampai kental di mulai dari F3, F2, dan F1.
Dan ketiga formula memiliki bau yang
sama yaitu aromatik sedangkan untuk
warnanya pada formula 1 berwarna hijau

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 520


muda, formula 2 hijau tua dan formula 3 syarat uji ANOVA dapat dilakukan. Dari
berwarna hijau tua, sehingga semakin hasil Kolmogorov-Smirnov hasil uji pH tidak
tinggi konsentrasinya intensitas warna bisa di uji normalitasnya karena nilai
yang dihasilkan semakin pekat. signifikasi 0,000 (<0,05). Selanjutnya
b. Hasil Pengamatan Uji Homogenitas dilakukan uji One Way ANOVA untuk
Tabel 4.5 Hasil pengamatan uji homogenitas melihat apakah ada perbedaan yang
signifikan kemudian dilanjutkan dengan uji
Formula Homogenitas
LSD test untuk mengetahui ada perbedaan
I Homogen yang signifikan antar kelompok uji daya
II Homogen
sebar krim ekstrak etanol daun jambu biji
III Homogen
dengan nilai signifikan antar kelompok uji
daya sebar <0,05. Hasil uji ANOVA
Homogenitas formula sediaan krim menunjukan nilai signifikasi 0,079 (>0,05)
ditunjukan dengan tidak adanya butiran- yang artinya terdapat perbedaan nyata
butiran kasar pada sediaan yang antara variasi konsentrasi formula krim
dioleskan pada kaca transparan. Hal ini ekstrak etanol daun jambu biji, selanjutnya
menunjukan bahwa pada formula 1, 2 dan dilakukan uji LSD test hasil menunjukan
3 yang dibuat memiliki susunan yang bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
homogen yang artinya ekstrak dan basis antara formula 1, 2 dan 3 dengan nilai
krim tercampur atau terdistribusi merata. signifikasi >0,05. Hal ini disebabkan karena
Persyaratannya harus homogen sehingga masing-masing formula mempunyai
krim yang dihasilkan mudah digunakan konsentrasi zat yang berbeda-beda.
dan terdistribusi merata saat penggunaan d. Hasil Uji Daya Sebar
pada kulit. Krim harus tahan terhadap Tabel 4.8 hasil pengamatan uji daya sebar
gaya gesek yang timbul akibat
pemindahan produk, maupun akibat aksi Replikasi
Formula
P-Value
mekanis dari alat pengisi. I II III
1 6,42 6,10 5,53
c. Hasil Uji pH
2 6,51 5,68 5,62
Tabel 4.6 Hasil pengamatan uji pH
3 6,68 5,53 5,37
Formula
Replikasi P-Value Rerata ± SD 6,53 ± 0,135,77 ± 0,295,50 ± 0,12 0,001
I II III
Kemampuan penyebaran zat aktif yang
1 5 5 4
2 5 5 5 dikandung dalam sediaan krim pada
3 5 5 4 permukaan kulit diketahui dari
Rerata ± SD 5±0 5±0 4,33 ± 0,57 0,079 kemampuan daya sebarnya. Pengujian
Uji pH merupakan faktor yang penting daya sebar bertujuan untuk mengetahui
dalam krim karena krim di aplikasikan kemampuan basis krim menyebar
untuk penggunaan luar yang sehingga dapat dilihat kemudahan
diperuntukkan untuk kulit karena krim pengolesan sediaan ke kulit. Daya sebar
yang terlalu asam akan mengakibatkan yang baik menyebabkan kontak antara
iritasi kulit sedangkan krim yang terlalu obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
basa akan menyebabkan kulit kering dan absorpsi ke kulit berlangsung cepat.
bersisik. Menurut (Pratasik et al., Menurut (Pratasik et al., 2019), diameter
2019)syarat pH sediaan yang baik adalah daya sebar yang baik dalam
sesuai dengan pH alami kulit yaitu 4,5-6,5. penggunaannya untuk sediaan semisolid
Pada sediaan krim yang dibuat didapatkan yaitu 5-7 cm. Daya sebar formula ini
hasil pH dari ketiga formula. Dari ketiga dengan pemberian beban 150gram
formula tersebut memiliki pH yang baik selama 1 menit untuk penyebarannya.
dimana pH dari ketiga formula masuk Hasil uji daya sebar menunjukan dari
kedalam persyaratan pH yaitu 4,5-6,5 ketiga formula tersebut memenuhi
sehingga aman dalam penggunaan dan persyaratan. Pada formula 2 dan 3
tidak mengiritasi kulit. mengalami penurunan tetapi masih
Hasil uji pH dianalisis menggunakan memenuhi persyaratan. Penurunan daya
SPSS dengan uji Kolmogorov-Smirnov sebar ini disebabkan karena adanya
untuk melihat data terdistribusi normal penambahan ekstrak menyebabkan
dengan nilai signifikasi >0,05 sehingga konsistensi krim semakin naik (kental)

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 521


sehingga daya sebar krim semakin kecil Hasil uji daya lekat dianalisis
atau dapat dikatakan semakin tinggi menggunakan SPSS dengan uji
konsentrasi ekstrak semakin sempit atau Kolmogorov-Smirnov untuk melihat data
kecil penyebarannya. terdistribusi normal dengan nilai
Hasil uji daya sebar dianalisis signifikasi >0,05 sehingga syarat uji
menggunakan SPSS dengan uji ANOVA dapat dilakukan. Hasil
Kolmogorov-Smirnov untuk melihat data Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa
terdistribusi normal dengan nilai formula 1 dengan nilai signifikasi (0,677),
signifikasi >0,05 sehingga syarat uji formula 2 dengan nilai signifikasi (0,867),
ANOVA dapat dilakukan. Hasil dan formula 3 dengan nilai signifikasi
Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa (0,266) data terdistribusi normal dan
formula 1 dengan nilai signifikasi (0,664), homogen. Selanjutnya dilakukan uji One
formula 2 dengan nilai signifikasi (0,253) Way ANOVA untuk melihat apakah ada
dan formula 3 dengan nilai signifikasi perbedaan yang signifikan kemudian
(0,694) data terdistribusi normal dan dilanjutkan dengan uji LSD test untuk
homogen. Selanjutnya dilakukan uji One mengetahui ada perbedaan yang
Way ANOVA untuk melihat apakah ada signifikan antar kelompok uji daya lekat
perbedaan yang signifikan kemudian krim ekstrak etanol daun jambu biji
dilanjutkan dengan uji LSD test untuk dengan nilai signifikan antar kelompok uji
mengetahui ada perbedaan yang daya lekat <0,05. Hasil uji ANOVA
signifikan antar kelompok uji daya sebar menunjukan nilai signifikasi 0,003 (<0,05)
krim ekstrak etanol daun jambu biji yang artinya terdapat perbedaan nyata
dengan nilai signifikan antar kelompok uji antara variasi konsentrasi formula krim
daya sebar <0,05. Hasil uji ANOVA ekstrak etanol daun jambu biji, selanjutnya
menunjukan nilai signifikasi 0,001 (<0,05) dilakukan uji LSD test hasil menunjukan
yang artinya terdapat perbedaan nyata bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara variasi konsentrasi formula krim antara formula 1, 2 dan 3 dengan nilai
ekstrak etanol daun jambu biji, selanjutnya signifikasi <0,05. Hal ini disebabkan
dilakukan uji LSD test hasil menunjukan karena masing-masing formula
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan mempunyai konsentrasi zat yang berbeda-
antara formula 1, 2 dan 3 dengan nilai beda.
signifikasi <0,05. Hal ini disebabkan f. Hasil Uji Viskositas
karena masing-masing formula Tabel. 4.12 Hasil pengamatan uji viskositas
mempunyai konsentrasi zat yang berbeda-
Formula (mPa.S) P-Value
beda. Replikasi
I II III
e. Hasil Uji Daya Lekat 1 2,749,6 3,344,2 4,098,3
Tabel 4.10 Hasil pengamatan uji daya lekat 2 2,428,3 3,231,5 3,857,8
Formula (detik) 3 2,394,0 3,102,3 3,782,6
Replikasi P-Value
I II III Rerata ± SD 2,52 ± 3,22 ± 3,91 ± 0,16 0,000
1 10,32 11,14 12,21 0,19 0,12
2 10,57 11,54 13,06
3 11,03 12,02 13,21
Rerata ± 10,64 ± 11,56 ± 12,82 ± 0,003 Pengujian viskositas bertujuan untuk
SD 0,36 0,44 0,53 mengetahui tingkat kekentalan dari
Pengujian daya lekat bertujuan untuk sediaan. Pengujian dilakukan dengan
mengetahui waktu yang dibutuhkan krim menggunakan kecepatan 20 rpm. Menurut
untuk melekat pada kulit. Daya lekat yang (Genatrika et al., 2016), persyaratan pH
baik memungkinkan krim tidak mudah yang baik pada sediaan semisolid adalah
lepas dan semakin lama melekat pada sebesar 40-40.000 cPs. Dari uji tersebut
kulit, sehingga dapat menghasilkan efek didapatkan hasil formula 1 memiliki
yang diinginkan. Menurut (Pratasik et al., kecepatan 2,5389 cp, formula 2 memiliki
2019), persyaratan daya lekat yang baik kecepatan 3,266 cp dan formula 3
untuk sediaan topikal adalah lebih dari 4 memiliki kecepatan 3,9129 cp setelah
detik. Hasil uji daya lekat menunjukan dari dilakukan 3 kali replikasi. Berdasarkan
hasil ketiga formula tersebut memenuhi hasil pengujian menunjukan dari ketiga
persyaratan pH yang baik. formula tersebut memenuhi persyaratan.

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 522


Hasil uji viskositas dianalisis Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan,
menggunakan SPSS dengan uji Analis Kesehatan dan Farmasi, 17(2), p.
Kolmogorov-Smirnov untuk melihat data 321. doi: 10.36465/jkbth.v17i2.259.
terdistribusi normal dengan nilai
Amalia, A. and Sulistiyowati, S. (2019) ‘The
signifikasi >0,05 sehingga syarat uji Effect of Banana Skin on Acne Vulgaris’,
ANOVA dapat dilakukan. Hasil Jurnal Keperawatan, 10(1), p. 1. doi:
Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa 10.22219/jk.v10i1.6061.
formula 1 dengan nilai signifikasi (0,167),
formula 2 dengan nilai signifikasi (0,925) Arina, Y., Nuria, S. and Ningsih, C. (2020) ‘Uji
dan formula 3 dengan nilai signifikasi Aktivitas Ekstrak Dan Fraksi Daun
(0,439) data terdistribusi normal dan Jambu Biji ( Psidium guajava L . )
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
homogen. Selanjutnya dilakukan uji One
Propionibacterium acnes Pendahuluan
Way ANOVA untuk melihat apakah ada Kulit merupakan benteng pertahanan
perbedaan yang signifikan kemudian pertama dari berbagai ancaman yang
dilanjutkan dengan uji LSD test untuk dating dari luar seperti kuman , virus ,
mengetahui ada perbedaan yang dan ba’, 12, pp. 140–156.
signifikan antar kelompok uji daya lekat
krim ekstrak etanol daun jambu biji ASTITI NOER CAHYATI, DEWI EKOWATI, R.
dengan nilai signifikan antar kelompok uji H. (2015) ‘Optimasi Kombinasi Asam
Stearat dan Trietanolamin dalam
daya lekat <0,05. Hasil uji ANOVA
Formula Krim Ekstrak Daun Legetan
menunjukan nilai signifikasi 0,000 (<0,05) (Spilanthes acmella L.) sebagai
yang artinya terdapat perbedaan nyata Antioksidan secara Simplex Lattice
antara variasi konsentrasi formula krim Design Optimization of The Combination
ekstrak etanol daun jambu biji, selanjutnya Stearic Acid and Trietanolamine in A
dilakukan uji LSD test hasil menunjukan Cream Formulation Extr’, Maret, 12(1),
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pp. 60–69. Available at: http://farmasi
antara formula 1, 2 dan 3 dengan nilai indonesia. setiabudi.ac.id/.
signifikasi <0,05. Hal ini disebabkan
Dewi, N. P. Y. A. et al. (2020) ‘Formulasi Dan
karena masing-masing formula Uji Pelepasan Krim Ekstrak Etanol Daun
mempunyai konsentrasi zat yang berbeda- Jambu Biji Dengan Potensi Antijerawat’,
beda. Jurnal Kimia, 14(2), p. 119. doi:
10.24843/jchem.2020.v14.i02.p03.
SIMPULAN
Ketiga formula krim ekstrak etanol daun Dina Mailana, Nuryanti and Harwoko (2016)
jambu biji (Psidium guajava L) dengan ‘Formulasi Sediaan Krim Antioksidan
variasi formula 1 (3 gram), formula 2 (6 Ekstrak Etanolik Daun Alpukat (Persea
americana Mill.)’, Acta Pharmaciae
gram), dan formula 3 (9 gram) memenuhi Indonesia, 4(2), pp. 7–15.
persyaratan sifat fisik krim yang baik.
Sediaan krim yang mengandung ekstrak Fadilah Ahmad, A. and Hidayati, N. (2018)
etanol daun jambu biji (Psidium guajava L) ‘Pengaruh Jenis Mordan dan Proses
dari ketiga formula tersebut tidak Mordanting Terhadap Kekuatan dan
mengalami perubahan warna, bau, tekstur Efektifitas Warna Pada Pewarnaan Kain
dan penampilan pada tiap formula. Katun Menggunakan Zat Warna Daun
Sediaan formula krim yang dihasilkan Jambu Biji Australia’, Indonesia Journal
of Halal, 1(2), p. 84. doi:
homogen, memiliki nilai pH (4,5-6,5) yang 10.14710/halal.v1i2.4422.
baik pada kulit, memiliki daya sebar dan
daya lekat yang baik serta memiliki Fisik, S. et al. (2015) ‘Physical Stability And
viskositas yang baik. Activity Of Cream W/O Etanolik Fruit
Extract Mahkota Dewa (Phaleria
DAFTAR PUSTAKA macrocarph (scheff.) Boerl,) AS A
SUNSCREEN’, Majalah Obat
Afifi, R. (2018) ‘Uji Anti Bakteri Ekstrak Daun Tradisional, 18(2), pp. 109–117. doi:
Jambu Biji (Psidium Guajava L) 10.22146/tradmedj.8041.
Terhadap Zona Hambat Bakteri Jerawat
Propionibacterium acnes Secara In Genatrika, E., Nurkhikmah, I. and Indri Hapsari
Vitro’, Jurnal Kesehatan Bakti Tunas (2016) ‘No Formulasi Sediaan Krim

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 523


Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa L.) squamatum Vahl.)’, Pharmacon, 8(2), p.
Sebagai Antijerawat Terhadap Bakteri 261. doi: 10.35799/pha.8.2019.29289.
Propionibacterium acnes Formulation’,
Pharmacy, 13(2), pp. 192–201. Puspitasari, D., Pratimasari, D. and Andriani, D.
(2019) ‘Penentuan Nilai Spf (Sun
Girsang, G. E., Rini, D. I. and Rahel Rara Protection Factor) Krim Ekstrak Etanol
Woda (2019) ‘Uji Aktivitas Antibakteri Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Secara
Ekstrak Etanol Daun Jambu Bakteri
in Vitro Menggunakan Metode
Escherichia Coli’, pp. 450–455.
Spektrofotometri’, Jurnal Insan Farmasi
Hidayati, Tri. (2015). Penentuan Fraksi Aktif Indonesia, 2(1), pp. 118–125. doi:
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium 10.36387/jifi.v2i1.304.
guajava) sebagai Antioksidan.
Departemen Kimia Fakultas Matematika Qa’dan, F. et al. (2005) ‘The antimicrobial
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut activities of Psidium guajava and
Pertanian Bogor: Bogor. Juglans regia leaf extracts to acne-
developing organisms’, American
Juwita, A. P., Yamlean, P. V. Y. and Edy, H. J. Journal of Chinese Medicine, 33(2), pp.
(2013) ‘Formulasi Krim Ekstrak Etanol 197–204. doi: 10.1142/
Daun Lamun’, Parmachon Jurnal Ilmiah S0192415X05002783.
Farmasi – UNSRAT, 2(02), pp. 8–13.
Suryani, Andi, E.P., Wa Ode, H. (2015). Uji
Kalangi, S. J. R. (2014) ‘Histofisiologi Kulit’, Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik
Jurnal Biomedik (Jbm), 5(3), pp. 12–20. Gel Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu
doi: 10.35790/jbm.5.3.2013.4344.
Biji (Psidium guajava L.). Pharmauho
Lumentut, N., Edi, H. J. and Rumondor, E. M. Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan.
(2020) ‘Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik 1(2), 43-48.
Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah
Pisang Goroho (Musa acuminafe L.) Tranggono,R. dan Latifah, F., (2015). Buku
Konsentrasi 12.5% Sebagai Tabir Surya’, Pegangan Kosmetikologi Edisi 2.
Jurnal MIPA, 9(2), p. 42. doi: Jakarta: Sugeng Seto.
10.35799/jmuo.9.2.2020.28248.
Yulianti, R. (2015) ‘Formulasi Krim Anti
Luthfiyana, N., Nurhikma, N. and Hidayat, T. Jerawat Kombinasi Ekstrak Daun Sirsak
(2019) ‘Characteristics of Peel Off Gel (Annona muricata L.) Dan Daun Jambu
Mask From Seaweed (Eucheuma Biji (Psidium guajava L.)’, Jurnal
cottonii) Porridge’, Jurnal Pengolahan Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal
Hasil Perikanan Indonesia, 22(1), p. 119. Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis
doi: 10.17844/jphpi.v22i1.25888. Kesehatan dan Farmasi, 14(1), p. 158.
doi: 10.36465/ jkbth.v14i1.125.
Ningsih, K. S. U., Darsono, F. L. and Wijaya, S.
(2019) ‘Formulasi Sediaan Krim
Pelembab Ekstrak Air Buah Pepaya
(Carica Papaya L.)’, Jurnal Farmasi
Sains dan Terapan, 6(1), pp. 51–58. doi:
10.33508/jfst.v6i1.2013.

Nurwaini, S. and Nasihah, R. H. (2018)


‘Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri
Sediaan Hand Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji ( Psidium guajava L .)’, STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta, pp. 24–30.

Nuryani, S. (2017) ‘Pemanfaatan Ekstrak Daun


Jambu Biji (Psidium guajava Linn)
Sebagai Antibakteri dan Antifungi’,
Jurnal Teknologi Laboratorium, 6(2), p.
41. doi: 10.29238/ teknolab
journal.v6i2.95.

Pratasik, M. C. M., Yamlean, P. V. Y. and


Wiyono, W. I. (2019) ‘Formulasi Dan Uji
Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Daun Sesewanua (Clerodendron

Erawati, Sunarti, & Nawangsari 524

Anda mungkin juga menyukai