Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Anatomi Tumbuhan Jaringan Tumbuhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Sabtu, 25 oktober2018

Jaringan tumbuhan dan organ tumbuhan

Jaringan Tumbuhan mengalami 3 proses antara lain:


-          Pembelahan sel: Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk
menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan
mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik
secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang
(siklik)
-          Pembesaran sel : proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak
-          Diferensiasi  : proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak
pada posisi tertentu di dalam jaringan.  Proses pertumbuhan dan terbentuknya kumpulan sel yang
berbeda
Jenis-jenis jaringan tumbuhan
1.      Jaringan Meristem
        Jaringan Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis
secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan
        Jaringan meristem adalah sel-sel penyusun jaringan meristem sangat
aktif membelah untuk menghasilkan sel baru. Karena ini jaringan
meristem juga biasa disebut jaringan embrional.
        Ciri-ciri dari jaringan meristem
  Bentuk dan ukuran selnya sama
  Dinding selnya tipis
  Selnya penuh dengan protoplasma
  Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi
  Protoplasma banyak
  Vakuola kecil
  Inti besar
  Plastid belum matang
  Berbentuk sama ke segala arah
         Fungsi jaringan meristem yaitu untuk berkembangbiak.,namun fungsi utamanya yaitu
mitosis "pengangkutan makanan dan hormon keseluruh tumbuhan".
        Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu
  Meristem apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang
serta ujung akar
  Meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya pada pangkal ruas batang
  Meristem lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ,
misalnya kambium dan kambium gabus
        Berdasarkan asalnya jaringan meristem dibagi menjadi dua yaitu
  Meristem primer berasal dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara mitosis
dan menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan dapat
bertambah tinggi. Meristem primer biasanya terdapat pada ujung (pucuk) batang dan ujung akar
  Meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih lanjut
(terdiferensiasi), biasanya pada tumbuhan dikotil. Dari jaringan meristem sekunder akan
menghasilkan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat
misalnya aktivitas kambium pada batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu
(xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium
gabus (felogen) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm
        Kambium vaskuler adalah cambium yang terdapat pada bekas pengankutan ( antara xylem
dengan floem)
        Kambium intravaskuler adalah cambium yang terdapat di luar berkas
pengankutan atau antara dua  berkas pengangkutan
2.      Jaringan permanen / Jaringan dewasa
        Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
        Ciri-ciri jaringan permanen yaitu
  Sel-selnya tidak membelah lagi
  Bentuknya relative permanen
  Rongga selnya besar
  Dinding selnya sudah mengalami penebalan
        Berdasarkan bentuk dan fungsi jaringan dewasa dibagi menjadi empat yaitu
  Jaringan epidermis adalah Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh
tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi
jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.  Ciri-ciri jaringan epidermis
antara lain
        Sel-selnya berlapis tunggal, rapat dan tidak memiliki ruang antar sel
        Berfungsi melindungi biasanya dilapisi lilin atau kutikula
        Epidermis bermodifikasi menjadi sisik atau bulu
        Umumnya sel-sel epidermis tidak memiliki klorofil kecuali tumpuhan paku dan sel sel penutup
pada stromata
        Sel epidermis daun bermodifikasi menjadi trikoma, epidermis batang
bermodifikasi menjadi lentisel
        Epidermis akar akan membentuk bulu bulu akar
        Tersusun dari sel-sel hidup.
        Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
        Tidak memiliki klorofil.
        Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara
mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian
dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
        Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal
stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel
kipas, sel kersik (sel silika).
  Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat diseluruh
organ tumbuhan. Disebut sebagi jaringan dasar karena sebagai penyusun
sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
        Ciri-ciri jaringan parenkim yaitu
a.      Terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding tipis.
b.      Bentuk sel parenkim segi enam.
c.       Memiliki banyak vakuola.
d.      Mampu bersifat meristematik.
e.      Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak rapat.
        Jaringan parenkim dibagi menjadi 4 yaitu
a.      Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung
klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
b.      Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan
makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel
padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
c.       Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan
epifit, dan tumbuhan sukulen.
d.       Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu
menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar.
Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
  Jaringan penyokong atau penguat berfungsi untuk menguatkan bagian
tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
        Jaringan kolenkim yaitu jaringan penyokong  atau penguat pada organ
tubuh muda. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma
yang aktif. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas, makin sederhana
deferensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai
parenkim.
        Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada
organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun
oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan
sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel
sklerenkim tidak dapat  memanjang. Sel sklerenkim dibedakan menjadi 
dua bentuk yaitu serat (fiber) dan sklereid.
  Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
         Ada 2 macam jaringan yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
lapis/pembuluh kulit kayu.
a.      Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
b.      Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
  Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim
gabus. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium
gabus atau felogen dan terletak disebelah bawah dari jaringan
epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam disebut
feloderm yang merupakan sel-sel hidup, sedangkan sel gabus yang
dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan
bentuk sel kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta
bersifat impermeabel (tidak tembus air ).
Organ Tumbuhan
      Akar
o   Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang
akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
o   Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-
butir amylum, dinamakan kolumela.
o   Fungsi akar antara lain
  Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
   Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
   Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
o    Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
  Epidermis : Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air.
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam
mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
  Korteks: Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak
memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim
  Endodermis : Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis
dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik,
dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada
dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti
hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel
endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
  Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium : Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis : Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut
arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur : Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim.

      Batang
o   Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.

o    Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :


a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis
untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder,
lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah
antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung,
tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan
sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder
tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang
pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang
tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-
lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
o   Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain
tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang

      Daun
o   Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak
mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
o   Anatomi daun
  Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk
mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran
gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
  Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga
karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan
bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan
fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan
bunga karang.
  Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun
dan urat-urat daun.

Kultur jaringan
Kultur jaringan adalah
suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan
bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi
aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman sempurna kembali.

KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN


• Pengadaan bibit tidak tergantung musim
• Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyakdengan waktu yang relatif lebih cepat (darisatu mata
tunas yang sudah respon dalam 1tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam
• Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
Salah satu landasan kultur jaringan adalah totipotensi

 Totipotensi adalah
potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai.

Implikasi dari totipotensi adalah


bahwa semua informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat
di dalam sel. Walaupun secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang
mengekspresikan keberhasilan terbaik adalah sel yang meristematik.

Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah
seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.
Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan
mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu
wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan
oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Copyright (c) 2010 Pusat Presentation(PPT) dan Materi Pembelajaran. Design by Template Lite
Download Blogger Templates And Directory Submission.

Anda mungkin juga menyukai