Motivasi Dan Inovasi Dalam Berwirausaha
Motivasi Dan Inovasi Dalam Berwirausaha
Motivasi Dan Inovasi Dalam Berwirausaha
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin "movere" = to move = memindahkan,
artinya pindah dan suatu kondisi tertentu ke kondisi yang lain. Motif sebagai
sesuatu yang ada dalam diri manusia yang membangkitkan, mengaktifkan,
memindahkan, mengarahkan dan menyalurkan perilakunya menuju tercapainya
tujuan. Seorang individu yang ingin menjadi wirausahawan tapi tidak punya
kegairahan dalam meraihnya, tidak mungkin sukses baik dalam menciptakan
maupun mengimplementasikan sebuah visi. Hampir semua tulisan sepakat bahwa
para wirausahawan mempunyai keinginan yang relatif tinggi untuk meraih
prestasi. Shane et al. (2003) mengemukakan bahwa keinginan untuk berprestasi
merupakan faktor motivasi yang penting di antara para wirausahawan handal.
Collins et al. (2000) mengemukakan bahwa keberhasilan wirausaha sangat
tergantung pada kemauannya untuk menjadi wirausahawan, hal ini karena peluang
usaha didapat dalam proses evaluasi, sementara keputusan dibuat setelah
ditemukannya peluang usaha. Seluruh proses tersebut sangat tergantung pada
kemauan seorang wirausahawan untuk bermain dalam pertandingan tersebut.
Collins et al. (2000) menjelaskan bagaimana motivasi berpengaruh pada berbagai
aspek perilaku manusia. Wirausaha merupakan proses yang dimulai dari
pengenalan peluang usaha dan ditindaklanjuti dengan pengembangan produk.
Keberhasilan dari seluruh proses tersebut sangat dipengaruhi oleh motivasi serta
faktor kognitif seperti pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari seorang
wirausahawan. Kemampuan kognitif memungkinkan seorang wirausahawan
mengembangkan visi yang hidup termasuk strategi untuk berhasil. Motivasi
membantu seorang wirausahawan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan pada kesempatan pertama dan memberikan dorongan serta energi
untuk menetapkan tindakan yang diperlukan.
Kondisi lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan
kondisi ekonomi nasional mempengaruhi wirausaha, tetapi motivasi
wirausahawan akan mengarahkan tindakan wirausaha pada kondisi lingkungan
yang berbeda. motivasi wirausaha (entrepreneurial motivations) dapat merupakan
faktor penting untuk kinerja perusahaan. Motivasi awal untuk menjalankan
aktivitas wirausaha umumnya dikategorikan dalam bentuk faktor-faktor yang
"menarik" (pull) seperti menentukan peluang usaha, keinginan untuk
mengumpulkan kekayaan, atau keinginan untuk "menjadi bos bagi diri sendiri"
dan faktor-faktor yang "mendorong" (push) seperti ketidakamanan pekerjaan
(insecurity) dan kejenuhan bekerja akibat pekerjaan yang berulang-ulang
(redundancy).
Mitchell (1999), seorang peneliti Perilaku Organsiasi yang terkenal,
mengusulkan suatu model konsep yang menjelaskan bagaimana motivasi
mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja. Model tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
Mengintegrasikan berbagai elemen yang pada intinya model itu
mengidentifikasi penyebab dan konsekuensi dari motivasi. Input individu dan
konteks pekerjaan adalah dua kategori kunci dari faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi. Konteks pekerjaan mencakup lingkungan hati, tugas
yang diselesaikan oleh seseorang, pendekatan organisasi terhadap pengakuan dan
penghargaan, cukupnya supervisor pengawasan dan pembimbing, dan budaya
organsiasi. Kedua kategori yang menjadi faktor yang mempengaruhi satu sama
lain sebagaimana proses yang berkaitan dengan motivasi, yaitu meminta,
mengarahkan, dan menetapkan. Lebih lanjut gambar tersebut memperlihatkan
bahwa karyawan lebih cenderung termotivasi pada saat mereka yakin bahwa
prestasi kerja mereka akan diakui dan diberi penghargaan yang setimpal.
Perilaku, secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan
(keterampilan) individu, motivasi, dan suatu kombinasi dari faktor yang
memungkinkan dan membatasi konteks pekerjaan. Sebagai contoh, akan sulit
untuk bertahan pada suatu proyek jika seseorang bekerja dengan bahan baku yang
cacat atau perlengkapan yang rusak. Sebaliknya perilaku yang termotivasi
cenderung meningkat pada saat para manajer memberi para karyawan bahan-
bahan dan pelengkapan yang mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan dan
memberikan bimbingan yang efektif.
Pemberian bimbingan ini mungkin berlanjut pada penyempurnaan model
peran karyawan yang berhasil, dan membantu mereka mempertahankan self-
afficay dan self-esteem yang tinggi. Selanjutnya, prestasi dipengaruhi oleh
motivasi perilaku. Dengan demikian, terdapat empat kesimpulan penting untuk
diperhatikan dalam model tesebut: Pertama, motivasi berbeda dengan perilaku.
Motivasi melibatkan suatu proses psikologis untuk mencapai puncak keinginan
dan maksud seorang individu untuk berperilaku dengan cara tertentu. Perilaku
mencerminkan sesuatu yang dapat kita lihat atau dengar. Hasil dari motivasi
secara umum dinilai dengan perilaku yang ditunjukkan, jumlah usaha yang
dikeluarkan, atau strategi pilihan yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan atau tugas. Usaha yang sesungguhnya atau prestasi adalah hasil
motivasi yang berkaitan dengan perilaku langsung.
Kedua, perilaku dipengaruhi oleh lebih dari sekedar motivasi. Perilaku
dipengaruhi oleh input dari individu, faktor konteks pekerjaan, dan motivasi.
Sebagai contoh, jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dalam menghadapi
ujian dipengaruhi oleh motivasi individu, kemampuan dan tujuan pribadi, serta
kualitas catatan kuliah. Ketiga, perilaku berbeda dengan prestasi. Prestasi
mencerminkan suatu akumulasi perilaku yang muncul dari waktu ke waktu dalam
seluruh konteks dan orang. Prestasi juga mencerminkan suatu standar eksternal
yang biasanya ditetapkan oleh organisasi dan dinilai oleh manajer. Keempat,
motivasi diperlukan tetapi bukan merupakan satu-satunya kontributor yang
mencukupi prestasi kerja. Kesimpulan ini mengungkapkan bahwa persoalan
prestasi disebabkan oleh suatu kombinasi input individu, faktor konteks
pekerjaan, motivasi, dan perilaku motivasi yang sesuai.
2. Inovasi
Inovasi adalah tindakan yang memberi sumberdaya kekuatan dan kemampuan
baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi menciptakan sumberdaya, karena
tidak ada sesuatupun yang menjadi sumberdaya sampai orang menemukan
manfaat dari sesuatu yang terdapat di alam, sehingga memberinya nilai ekonomi.
Hirsch dan Peters, (1992) berpendapat bahwa wirausahawan adalah seorang yang
inovatif. Mereka membuat perubahan melalui introduksi teknologi, proses atau
produk. Menurut Schumpeter hanya orang-orang yang luar biasa saja yang
mempunyai kemampuan menjadi wirausahawan dan mereka mampu melakukan
perubahan-perubahan yang luar biasa. Dengan demikian seorang wirausahawan
juga merupakan orang yang mampu mengembangkan teknologi baru, dimana
dengan perubahan tersebut akan membangkitkan peluang dan mengkonversi
peluang tersebut ke dalam aktivitas-aktivitas produksi. Pengertian seperti ini akan
lebih relevan untuk menggambarkan perusahaan besar. Dalam hal ini seorang
wirausahawan lebih dikenal sebagai orang yang menginisiasi perubahanperubahan
besar. wirausahawan yang inovatif menantang perusahaan-perusahaan yang
sedang jaya dengan cara memperkenalkan penemuan baru yang membuat
teknologi dan produk yang ada waktu itu menjadi ketinggalan jaman. Pengertian
wirausahawan sebagai inovator membedakannya dengan pemilik usaha kecil yang
tidak punya ambisi mengembangkan usahanya tetapi tetap sebagai self employed.
Inovasi yang sukses adalah yang sederhana dan terfokus. Ia harus terarah
secara spesifik, jelas dan memiliki desain yang dapat diterapkan. Dalam
prosesnya, ia menciptakan pelanggan dan pasar yang baru. Kuratko dan Hodges
(1995) mengelompokkan empat jenis inovasi yang bisa dikembangkan, yaitu ;
penemuan (invention), pengembangan (extention), penggandaan (duplication),
dan sintesis. Inovasi merupakan sarana seorang wirausaha untuk mengeksploitasi
perubahan ketimbang membuat perubahan-perubahan. Berikut ini adalah beberapa
hal yang menjadi sumber inovasi (Howel dan Higgins, 1990) :
a. Kejadian yang tidak terduga.
b. Ketidakharmonisan.
c. Proses sesuai kebutuhan.
d. Perubahan pada industri dan pasar.
e. Perubahan demografi.
f. Perubahan persepsi.
g. Konsep pengetahuan dasar (belajar).